Ads 468x60px

Di Penghujung Tahun 2013

Dum spiro spero - Aku berharap selagi aku masih bernafas. Ya, jalani hidup ini dengan penuh harapan, walau hidup tak selalu bahagia dan ceria, tak selalu penuh suka dan tawa.
Bagikanlah harapan dengan belajar memberi senyuman, walau hati kadang tak lagi mampu untuk bertahan.
Bagikanlah harapan dengan belajar memaafkan, walau dirimu sangat terluka.
Bagikanlah harapan dengan belajar berhati iklas karena dalam hidup ini, kadang yang kita rencanakan berjalan tidak seperti apa yang kita harapkan.

Selasa 31 Des 2013

1 Yoh 2:18-21; Mzm 96:1-2.11-12.13; Yoh 1:1-18.

"Tempo-Waktu! Inilah kata yang sering dicerap dan cecap menjelang malam pergantian tahun seperti hari ini. Yang pasti, sang waktu terus berjalan maju, tak pernah mundur. Ia begitu cepat berlalu dan lewat begitu saja sehingga kerap orang latin bilang, "tempus fugit - times flies - waktu itu terbang." Nah, di tengah waktu yg terus berjalan ini kerap kebaikan bisa ditolak- ketulusan bisa diingkari dan cinta kurang dihargai tapi di hari terakhir di tahun 2013 ini kita disadarkan bahwa "Firman telah menjadi Daging" ("Kai ho logos sarx egeneto"). Firman itu adalah Allah, sumber cinta, kebaikan dan ketulusan. Ia berkemah di antara kita. Ia hadir dan mengalir dalam ruang dan waktu. Dengan kata lain: Ia dekat dengan pergulatan hidup dunia kita yg penuh dengan "gaudium et spes - kegembiraan dan harapan", terlebih pada waktu menjelang akhir tahun ini.

Adapun 3 "resolusi sederhana" kita menjelang awal tahun baru, al:

Senin 30 Des 2013

Hari Ke-6 dlm Oktaf Natal
Yoh 2:12-17; Mzm 96:7-8a.8b-9.10; Luk 2:36-40.

"Filius Dei - Putra Allah." Inilah salah satu gelar Yesus yang ditegaskan kembali ketika Yesus kecil dipersembahkan di Bait Allah. Adapun "Putera Allah" yang tinggal di kota Nazaret di Galilea itu mempunyai 3 ciri mendasar, antara lain:

Minggu 29 Des 2013

Pesta Keluarga Kudus.
Sirakh 3:2-6,12-14; Mzm 128:1-2.3.4-5; Kol 3:12-21; Mat 2:13-15,19-23.

"Familiaris et Consortio - Kekeluargaan dan kebersamaan." Inilah dua semangat dasar yang diharapkan Gereja untuk setiap keluarga kristiani sebagai "ecclesia domestica, Gereja lokal". Adapun hari ini bersama Pesta Keluarga Kudus yang kita kenangkan, setiap keluarga kristiani yang siap memiliki semangat "kekeluargaan dan kebersamaan" diajak mempunyai mesin iman "3 tak", yakni: otak (untuk berpikir), watak (untuk berbagi) dan akhlak (untuk beriman) dengan 4 jalan sederhananya, al:

Sabtu 28 Des 2013

Pesta Kanak-Kanak Suci, Martir.
Yoh 1:5-2:2; Mzm 124:2-3.4-5.7b-8; Mat 2:13-18.

"Marturia-Kesaksian." Inilah yang dilakukan oleh Kanak-Kanak di Betlehem. Walaupun masih balita (children), mereka menjadi pahlawan ("hero") di bawah kebengisan raja yg kekanak-kanakan (childish) bernama Hero-des.
Adapun 3 sikap iman yang bisa kita petik dari bacaan injil hari ini, al:

Jumat 27 Des 2013

Pesta St.Yohanes Rasul/Penginjil
1 Yoh 1:1-4; Mzm 97:1-2.5-6.11-12; ; Yoh 20:2-8

"Ubi caritas Deus ibi est - Dimana ada kasih disitu hadir Tuhan". Inilah salah satu semangat dasar Santo Yohanes Rasul yang kita kenangkan hari ini. Lewat tulisannya (Injil Yohanes, Srt Yohanes dan Wahyu), ia mewartakan Yesus. Adapun nama Yohanes adalah nama Yunani (Ioannes) yang diturunkan dari nama Ibrani (Yeyohanan) yang berarti "diberkati Allah".

Kamis 26 Des 2013

Pesta St. Stefanus, Martir.
Kis 6:8-10;7:54-59; Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17; Mat 10:17-22.

"Sentire cum Christus - Sehati dengan Kristus." Inilah semangat iman yang ditampakkan oleh Stefanus, martir ("saksi") pertama yang mati dirajam oleh Saulus dkk.

Adapun 3 sikap dasar Stefanus ("mahkota"), al:

1."Pelayanan": St. Stefanus adalah salah satu dari 7 diakon ("pelayan") yang dipilih para rasul untuk melayani orang-orang miskin.

Inspirasi Khotbah Hari Raya Natal 25 Desember 2013

Yes 9:1-6; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14


Pesan Natal KWI dan PGI tahun ini mengambil tema "Datanglah, ya Raja Damai" (Bdk. Yes. 9:5). Fokus utamanya memang himbauan untuk menciptakan damai dan mengharapkan rahmat Tuhan agar meganugerahkan rahmat damai dan keadilan di dunia, khususnya di Indonesia. Empat gelar utusan Allah yang diharapkan datangnya adalah Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai (bdk. Bacaan I). Keempat gelar tersebut dikenakan pada "seorang putera" yang telah lahir bagi kita, yang memegang lambang pemerintahan. Bagi kita umat Katolik dan umat kristiani pada umumnya, tokoh yang disebut oleh nabi Yesaya itu adalah Yesus Sang Mesias. Dengan empat gelar tersebut, Yesus tampil sebagai seorang yang datang dari Allah, misi-Nya adalah menegakkan Kerajaan Allah yaitu pemerintahan Allah di dunia.

Senin 23 Des 2013

Mal 3:1-4;4:5-6; Mzm 25:4b-5b.8-9.10.14; Luk 1:57-66.

"Gratia Plena - Penuh rahmat." Inilah yang dialami oleh Zakaria dan Elisabeth yang boleh memiliki anak bernama Yohanes ("Allah yang memberkati") di masa tuanya. Mereka semakin diberkati ketika saudara-saudara dan tetangga-tetangganya pada hari yang ke-8 ikut datang dan turut bersukacita. 

Adapun hari ini, saya juga merasakan "penuh rahmat"Nya lewat 3 kalimat yang kembali saya jumpai, al:

Minggu 22 Des 2013


Minggu Adven IV
Yes 7:10-14; Mzm 24:1-2.3-4b.5-6; Rom 1:1-7; Mat 1:18-24


"Sacra Familia-Keluarga Kudus." Ini adalah nama salah satu gereja besar karya Gaudi di tengah kota Barcelona ("Sagrada Familia") yang sampai sekarang belum selesai proses pembangunannya.
Adapun pada minggu advent ke-4 ini, bersama dengan "Hari Ibu", kita juga diajak belajar beriman dari Bapak Keluarga Kudus, yakni St Yusuf. Ia menjadi "suami" Maria, "SUAra yang mengayoMI", yang selalu hadir untuk "mengayomi" dan tidak "menghakimi" karena memiliki pola hidup "TTS", yakni:

Sabtu 21 Des 2013

Kid 2:8-14/Zef 3:14-18a; Mzm 33:2-3.11-12.20-21;Luk 1:39-45
 
"Veni Veni Venite-Datang datang datanglah!" Inilah harapan Gereja universal b
ahwa Raja Damai sudi datang dan lahir kembali di "Betlehem, Rumah Roti" kita masing-masing. Belajar dari Maria ("dikasihi Allah") yang datang dan mengunjungi Elisabeth ("dikuduskan Allah"), adapun 3 sikap dasar yang bisa kita petik dalam menyiapkan kedatangan Raja Damai, al: 

Jumat 20 Des 2013

Yes 7:10-14; Mzm 24:1-2. 3-4ab. 5-6 ; Luk 1:26-38

"Praebe mihi cor Tuum, Maria-Berikan aku hatiMu ya Maria." Inilah sepenggal harapan St. Alfonsus de Ligouri yang juga merupakan harapan kita pada masa ini. Ya, ketika masuk ke rumah Maria, malaikat berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. Jangan takut, hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau." Dengan kata lain: Maria menjadi figur yang dikasihi dan diberkatiNya. Ia menjadi figur yang "admiranda et amanda, dikagumi sekaligus dicintai dengan 3 dimensi hatinya, al:

Kamis 19 Des 2013

Hakim 13:2-7.24-25a; Mzm 71:3-6ab.16-17; Luk 1:5-25 

"Ecclesia Domestica-Gereja domestik." Itulah harapan Gereja terhadap semua keluarga bahwasannya keluarga menjjadi "seminari dasar" atau "gereja basis", tempat tumbuh-mekarnya iman kristiani pertama kali. Adapun dua tokoh yang diangkat hari ini, yakni Zakharia dan Elisabeth dengan tiga karakteristik dasarnya, antara lain:
 

Selasa 17 Des 2013


Hari Biasa Pekan III Adven

Kej 49:2.8-10; Mzm 72:1-4ab.7-8.17; Mat 1:1-17

"Sensus historicus-Citarasa kesejarahan." Inilah yang ditampakkan hari ini ketika Matius memapar-tebarkan silsilah Yesus : Ada 14 keturunan dari Abraham s/d Daud, 14 keturunan dari Daud s/d pembuangan ke Babel, dan 14 keturunan dari pembuangan ke Babel s/d Kristus. 

Senin 16 Des 2013


Hari Biasa Pekan III Adven

Bil 24:2-7.15-17a; Mzm 25:4bc-5ab.6-7c.8-9; Mat 21:23-27

“Verbum est Signum - Kata adalah Tanda." Ia bisa menjadi tanda yang baik ("bonum") ketika digunakan untuk memuji dan menguatkan tapi ia juga bisa menjadi tanda yang buruk ("malum") ketika dipakai untuk mencaci dan mempergunjingkan. Ya, betapa banyaknya peran kata-kata sehingga filsuf eksistensialis Prancis, Jean Paul Sartre pernah membuat novel dengan judul "Kata Kata." Hari inilah, di pekan Gaudete (Minggu Sukacita), kita diajak lebih berhati hati sehingga membuat kata-kata kita bisa menjadi "berkat" dan bukan "kutuk", "verbum" yang menjadi "evangelicum", kata yang menjadi warta gembira seperti tutur kata Bileam bin Beor, yakni: tutur kata orang yang melihat Allah karena "terbuka matanya", tutur kata orang yang mendengar firman Allah karena "terbuka telinganya dan tutur kata orang yang memperoleh pengenalan akan Allah karena "terbuka hatinya." 

Mengenangkan Tujuh Gelar Yesus

MAO - Misa Antifon O: Riwayatmu Dulu, Kini dan Nanti


Meskipun sejarah Adven kadang tersingkirkan oleh gegap gempita natalan para umat Kristen dengan pelbagai gereja denominasi sebelum 25 Desember yang terkesan "pre-mature", makna Masa Adven bagi segenap umat Katolik tetap terfokus pada kedatangan Kristus (Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”). Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua” (no. 524).

Natal: Kultus dan Kultur.


Natal identik dengan sukacita bagi kita. Perayaan sering diekspos mengacu kepada gaya Barat. Padahal ada banyak sekali cara Natal dirayakan di berbagai belahan dunia, tentu tergantung pada ragam budaya di negeri masing-masing. Diantaranya:

Misa Ayam Jantan di Filipina.
Mayoritas penduduk Katolik. Selama sembilan hari berturut-turut sebelum hari Natal, mereka menhadiri Misas de Gallo alias Misa Ayam Jantan. Misa ini berlangsung pagi-pagi sekali, semua warga berparade di jalan-jalan sambil membawa parols, yaitu lentera-lentera warna warni yang berbentuk bintang. ada parols tergantung juga di jendela rumah-rumah penduduk.

Natal: Holy Feast


Dalam liturgi resmi Gereja Katolik rangkaian Perayaan Natal kerap dirayakan dengan tiga kali Misa Natal:
• Misa tengah malam, 
• Misa subuh dan 
• Misa siang. 

Misa tengah malam, yang juga disebut “misa para malaekat” menandai dimulainya Hari Natal. Dalam misa ini diingat peran para malaekat dengan “gloria in excelsis Deo”. Penyelenggaraannya pada tengah malam sudah menjadi tradisi atau kebiasaan lama di dalam Gereja dan penuh makna. Pertama-tama, hal ini berkaitan dengan keyakinan tradisional bahwa Kristus lahir pada tengah malam. Kedua, dari kegelapan material di sekitar kita, kita diingatkan akan kegelapan rohani yang hanya dapat dihalau oleh Kristus, Sang Terang Sejati. 

Hari Minggu Adven 3 A

INSPIRASI HOMILI MINGGUAN
Yes. 35:1-6a.10; Yak. 5:7-10; Mat 11:2-11

I.BERFOKUS PADA HARAPAN, BUKAN KERAGUAN
01. Berhadapan dengan tantangan hidup yang semakin berat dan sulit serta alam semesta yang rusak dan kacau balau akibat ulah manusia yang melenceng dari kehendak Sang Pencipta, hampir di setiap suku bangsa muncul harapan akan kehadiran sosok pemimpin yang bisa membawa solusi untuk menyelesaikan krisis kehidupan yang terjadi. Dalam tradisi Jawa harapan semacam itupun ada. Di tengah kegalauan adanya krisis kepemimpinan, ketika para pemimpin kehilangan kredibilitas karena mengabaikan nilai-nilai etika dan moral serta melakukan kebohongan publik demi pencitraan, dambaan datangnya seorang pemimpin yang mampu membawa perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, lebih damai, lebih adil dan menyejahterakan semakin menguat. Tokoh penyelamat yang akan membawa negeri ini keluar dari krisis multidimensi yang berkepanjangan serta membawa kepada kejayaan diberi nama Ratu Adil atau Satria Piningit. Ratu Adil ini digambarkan sebagai sosok pemimpin politis dengan tiga karakter kepemimpinan : Pertama, berkarakter Satria Bhayangkara yaitu berwibawa, bersikap tegas, adil, pengayom rakyat dan tepo seliro. Kedua, berkarakter Satria Pinandhita maksudnya menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral, religius dan tidak korup. Ketiga, berkarakter Satria Raja yakni berjiwa negarawan yang mengabdi hanya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

Sabtu 14 Des 2013

PW. ST.YOHANES DARI SALIB, Imam dan Pujangga Gereja
Sirakh 48:1-4.9-11; Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19; Mat 17:10-13.

"Sacra crux sit mihi lux-Salib suci menjadi cahaya hidupku." Inilah salah satu kalimat pada salib Benediktus yang saya ingat ketika mengenangkan Yohanes dari Salib pada hari ini. Seperti Yesus, Elia dan Yohanes Pembaptis, Yohanes Salib juga mengajak kita untuk membawa semangat perubahan dengan berani mencintai salib.

Jumat 13 Des 2013

PW. St. Lusia, Perawan+Martir
Yes 48:17-19; Mzm 1:1-2.3.4.6;
Mat 11:16-19

"Deus illuminatio mea-Tuhan cahaya hidupku."
Inilah motto kampus Oxford yg dikutip dari Mazmur 22. Yg pasti, bersama dengan peringatan St Lucia (Lat: "cahaya") yg kita kenangkan hari ini, kita diajak juga belajar menjadi cahaya yg setia "CAri Tuhan - HAdapi cobaan+YAkini iman" dgn 3 poros dasarnya, al:

Kamis 12 Des 2013

Pekan Adven II 
Yes 41:13-20; Mzm 145:1.9-13ab; Mat 11:11-15

"Laudate-Pujilah." Inilah salah satu pesan iman yg diwartakan oleh Yesus+Yohanes pd hari ini. Pujian juga mrpkan slh satu dari 5 bhs cinta kita, yakni: "kehadiran-pelayanan-hadiah+sentuhan. 

Adapun arti nama dua org yg terpuji ini: Yesus adl "yang diurapi" dan arti nama Yohanes adl "yang diberkati". Berangkat dari hal inilah, kita jg diajak mjd org "yg diberkati" sekaligus "yg diurapi" dgn terbiasa berbagi pujian dan bukan gosipan dengan 3 cara sederhananya: 

Rabu 11 Des 2013

Pekan II Adven
Yes 40:25-31; Mzm 103:1-2.3-4.8-10; Mat 11:28-30

"Christus Omnibus- Kristus menjadi segalanya." Bersamaan dengan ajakan ilahi hari ini, kita disadarkan dan disandarkan untuk menjadikan Kristus di dalam segalanya, dalam suka duka dan pahit getir kehidupan kita. 

Adapun 3 ajakan dasarNya, al: 

1. Datang kepada Tuhan: 
“Datanglah kepadaKu, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Ia mengajak kita untuk datang kepadaNya dalam hidup doa dan harian kita. 

Selasa 10 Des 2013

Pekan Adven II
Yes 40:1-11; Mzm 96:1-3.10ac.11-13; Mat 18:12-14

"Pastor Bonus - Gembala Baik." Inilah slh satu strategi pastoral yg byk dikagumi+mengilhami byk gereja universal yg sibuk mencari bentuk. 

Adapun 3 ciri dasar gembala yg baik, al: 

1. "Mengenali kawanannya": 
Yesus menekankan perlunya praksis komunikasi. Ia mengenali 100 ekor dombanya, bahkan jika ada 1 ekor di antaranya sesat. Ia punyai "cura personalis", pemeliharaan scr personal trhadap domba dombaNya shg Ia juga dikenal+dekat dg smua dombaNya. 

Senin 9 Des 2013

Pekan II Adven
Yes 35:1-10; Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14; Luk 5:17-26

"Homo Laborens-Manusia Pekerja." Inilah slh satu ungkapan khas Filsafat Manusia yg juga sy ingat ketika pernah diminta memberi sesion di kompleks Polda Metro Jaya bhw eksistensi manusia jg hadir ktika mrk bekerja dg cipta rasa, karya+karsanya. Inilah juga yg dibuat ktika Yesus+org byk berkarya u/menyembuhkan orang lumpuh. 

Oleh-Oleh Refleksi Menjelang Natal.


Belajar dari si kecil:
Ma…..Papa,,,, gendonggg……
Sepenggal kalimat lugas di atas nongol dari mulut centil seorang gadis manis, ceriwis, berwajah agak melankolis. Bening manis-klasik garis wajah manjanya. Mata bening cerdasnya seperti burung gelatik zaman Adam Hawa. Segar canda tawanya, pecicilan-lincah penuh improve. Dialah sosok bayi belia jenaka yang penuh gaya ceria. Anastasia Larasati namanya. Atik-panggilannya. Nama yang indah. Ia kini tinggal di panti asuhan di selatan kota Jakarta. 

Bicara seputar si Atik kecil dan teman-teman seumurannya kerap tak ada habisnya. Misalnya, ditilik dari sejarah: Dahulu, Kaisar Barbarosa (Kaisar Jerman: Friedrich, si janggut merah, 1152-1190) pernah bermaklumat agar setelah lahir, para bayi, langsung dirawat oleh para perawat. Instruksi mutlaknya: Bayi-bayi itu harus dijaga agar jangan sampai mendengar suara atau bahasa manusia. Kaisar berharap agar para bayi berbincang dengan bahasa ilahi-khas taman firdaus, bahasa yang seasli-aslinya: “yang asli lengket di hati,” mungkin begitu gumamnya dulu. Perkiraan kaisar, bahasa yang akan muncul dari para bayi itu datang langsung dari ilham Tuhan sendiri. Survey membuktikan:…..gatot alias gagal total! Bayi-bayi itu malahan berbicara tak keruan, bahkan ada yang sakit. 

Dari cerita tersebut, sepakat dengan Philippe Aries dalam Centuries of Childhood, kita (termasuk juga si Barbarosa) meyakini bahwa wajah dan hati anak yang baru lahir adalah wajah dan hati tanpa dosa. Bahasanya hadits nabi: “setiap anak lahir dalam keadaan suci (fitrah).” Bahkan Yesus dari Nazaret pernah berujar: “Biarlah anak-anak datang padaKu. Barangsiapa tidak bisa menjadi seperti anak-anak, tidak bisa masuk ke dalam Kerajaan surga.” 

Antologi Mini Lagu Natal

Bene cantat bis orat 
Bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali
(St.Agustinus). 

Jingle bells, jingle bells, 
jingle all the way!
O what fun it is to ride
In one-horse open sleigh.

Auld Lang Syne
Two verses written by Robert Burns, the others are traditional 

Should auld acquaintance be forgot,
and never brought to mind?
Should auld acquaintance be forgot
and days of auld lang syne? 
For auld lang syne, my dear, For auld lang syne,
We'll take a cup o' kindness yet
For auld lang syne 
We twa hae run aboot the braes
And pou'd the gowans fine;
we've wander'd mony a weary foot
Sin' auld lang syne 
We two hae paidled i' the burn,
Frae mornin' sun till dine;
But seas between us braid hae roar'd
Sin' auld lang syne 
And here's a hand, my trusty friend,
And gie's a hand o' thine;
We'll take a cup o' kindness yet
For auld lang syne 
Should auld acquaintance be forgot,
and never brought to mind?
Should auld acquaintance be forgot
and days of auld lang syne? 
For auld lang syne, my dear,
For auld lang syne,
We'll take a cup o' kindness yet
For auld lang syne 
For auld lang syne, my dear,
For auld lang syne,
We'll take a cup o' kindness yet 
For auld lang syne

MAO - MISA ANTIFON “O”



05.15- 06.00.
17 – 23 Desember 2013
@Gereja St Maria Fatima Sragen. 
Rm Rob. Hardiyanto, Rm FX Suyamto, Rm Jost Kokoh Prihatanto. 

PENGANTAR
“Antifon O” menunjuk pada ketujuh antifon yang mesti didaraskan (atau dimadahkan) sepanjang periode khusus dalam Masa Adven yang dikenal sebagai Hari Biasa Khusus Adven, yakni pada tanggal 17 Desember hingga 23 Desember. Asal mula “Antifon O” ini secara tepat tidak diketahui. Boethius (± 480-524) membuat sedikit catatan mengenainya, dengan demikian memberikan gambaran mengenai keberadaannya pada masa itu. Dalam Biara Benediktin Fleury (sekarang Saint-Benoit-sur-Loire), Antifon O ini didaraskan oleh abbas dan pemimpin biara lainnya dengan urutan menurun, dan kemudian sebuah hadiah diberikan kepada masing-masing anggota komunitas. Pada abad kedelapan, Antifon O dipergunakan dalam perayaan-perayaan liturgi di Roma. Sebab itu orang dapat menyimpulkan bahwa dalam suatu cara tertentu, Antifon O telah menjadi bagian dari tradisi liturgis kita sejak masa awali Gereja.

“Jadikan Dirimu Betlehem”

@ St. Bernardus dari Clairvaux

Renungkan… bahwa di Betlehem di tanah Yudea, Yesus dilahirkan; dan renungkan bagaimana kamu juga dapat menjadikan dirimu suatu Betlehem di tanah Yudea, sehingga Ia tidak enggan dilahirkan di dalam engkau. Betlehem artinya “rumah roti”, Yudea artinya “pengakuan”. Sebab itu, jika kamu mengisi jiwamu dengan santapan Sabda Tuhan; jika dengan setia, walaupun tak layak, dan dengan segala sembah sujud terbaik yang mampu kamu lakukan, kamu menerima roti yang datang dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia, yaitu, tubuh Yesus Kristus, agar daging kebangkitan yang telah dimuliakan dapat memperbaharui serta memperkuat kantong anggur tua yang adalah tubuhmu, yang dengan diperbaharui akan mampu menyimpan anggur di dalamnya; jika pada akhirnya, kamu hidup menurut imanmu dan kamu tidak pernah harus mengakui dengan bercucuran air mata bahwa kamu lalai menyantap rotimu; maka kamu akan menjadi Betlehem, sungguh layak menerima Kristus dalam dirimu. Hanya saja, perhatikan juga bahwa Yudea, pengakuan, tidak engkau abaikan. Semoga Yudea, menjadi sarana yang memurnikan engkau; mempercantik dirimu dengan pengakuan dan kebenaran, inilah jubah yang paling menyenangkan Kristus dalam diri mereka yang melayani Dia. Sang Rasul menasehatkan dua hal ini kepadamu: “Dengan hati,” katanya, “kita percaya akan kebenaran; tetapi dengan mulut, pengakuan dinyatakan demi keselamatan.” Kebenaran dalam hatimu sama pentingnya dengan roti dalam rumahmu. Kebenaran sama seperti roti, karena “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”