SENSUS HISTORICUS:
Kita Bhinneka, Kita Indonesia".
"PADUAN SUARA" ANAK "MOENTILAN"
"Man for God & Man for Others".
Foto dari 70an tahun silam.
Sejumlah lulusan & jebolan HIK (sekolah guru, "Holandsche Indische Kweekschool") Xaverius College di Muntilan, Jawa Tengah (sekarang SMA Van Lith).
Mereka membentuk paduan suara (a cappella) menyanyikan lagu-lagu kebangsaan di RRI (Radio Republik Indonesia) Yogyakarta.
Mereka semuanya perantau dari luar Jawa. Misalnya, ayah dari seniman YR. Landung Simatupang yakni: WJP Simatupang (yang memegang papan nama 'Pemuda Nusantara' itu) kelahiran Tarutung, Sumut, 1922. Di belakangnya, sebelah kiri dari WJP Simatupang ialah FX Seda (Frans Seda, yang antara lain pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Menteri Perkebunan RI) kelahiran Maumere, Flores. Ada juga yang dari Manado, Ambon, dan tempat-tempat lain di Nusantara.
Lulusan KKS Muntilan selain
WJP Simatupang dan Frans Seda adalah Rm Satiman (Imam pribumi pertama) Mgr Soegijapranata (Uskup pribumi pertama) Justinus Kardinal Darmajuwono (Kardinal pertama di Indonesia), Mgr A. Djojoseputra SJ (Uskup Agung KAJ).
Ada juga beberapa tokoh publik antara lain IJ Kasimo, Cornel Simanjuntak, R.A.J. Sudjasmin, Binsar Sitompul, Liberty Manik, dan Suwandi.
Ada juga Sartono Kartodirdjo (Sejarawan, Pendiri Angkatan Muda Katolik Republik Indonesia), Moenadjat Danoesapoetra (Pendiri Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), Lo Siang Hien Ginting (Pendiri Ikatan Sarjana Katolik Indonesia dan Universitas Atmajaya Jakarta bersama Frans Seda), WJS Poerwadarminta (Pakar Bahasa Indonesia). Yos Sudarso juga bersekolah disini, hanya saja tidak sampai tamat karena berpindah sekolah.
Dan setelah K.H.A. Dahlan mengujungi Muntilan, beliau terinspirasi mendirikan sekolah guru sejenis khusus bagi orang Islam yaitu Muallimin yang didirikan di Yogyakarta tahun 1918.
GLOSARIUM:
1. Kweekschool adalah salah satu sistem pendidikan sekolah guru zaman Hindia Belanda yang terdiri atas HIK (Holandsche Indische Kweekschool) atau Sekolah Guru Bantu dan HKS (Hoogere Kweek School) atau Sekolah Guru Atas. HIK dan HKS ini didirikan untuk memenuhi keperluan guru saat keluarnya peraturan pendidikan tahun 1848 tentang pendirian Sekolah Dasar di seluruh pelosok Hindia Belanda.
2. HIK (Holandsche Indische Kweekschool) adalah Sekolah Guru Bantu yang terdapat di semua Kabupaten. Sekolah guru ini mula-mula diselenggarakan di Ambon tahun 1834. Kemudian meluas ke Minahasa (1852), Surakarta (1852), Bukittinggi (1856), Tapanuli (1864), Tondano (1873), Magelang (1875), Probolinggo (1875), Banjarmasin (1875), Makassar (1876), dan Padang Sidempuan (1879). Biasanya bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Melayu.
3. HKS (Hoogere Kweek School) adalah Sekolah Guru Atas yang hanya terdapat di Jakarta, Medan, Bandung, dan Semarang. Salah satu lulusan HKS Bandung adalah Ibu Sud pencipta lagu-lagu nasional seperti Bendera Merah Putih, Berkibarlah Benderaku, Desaku, Indonesia Tumpah Darahku, Merah Putih, dan Tanah Airku.
4. EKS (Europeesche Kweek School) adalah jenis sekolah guru atas yang hanya diperuntukkan bagi orang Belanda, Arab, dan pribumi yang mahir berbahasa Belanda karena bahasa pengantar sekolah ini adalah bahasa Belanda. Jenis sekolah ini hanya terdapat di Surabaya.
5. HCK (Hollandsche Chineesche Kweekschool) adalah sekolah guru favorit bagi masyarakat keturunan Tionghoa karena selain berbahasa pengantar Belanda, sekolah ini juga menggunakan bahasa Tionghoa. Salah satu lulusan HCK adalah P.K. Ojong, pendiri Harian Kompas.
6. KKS (Katholieke Kweek School) adalah sekolah dan sekaligus asrama khusus untuk guru beragama Katolik yang didirikan tahun 1911 di Muntilan dengan nama Kolese Xaverius Muntilan.
====
Mulai awal tahun ini, seluruh Gereja Katolik di KAJ konon memulai pastoral evangelisasi 2018 yang bertajuk "TAHUN PERSATUAN".
Fokus tema yang akan dihayati dan disuarakan terinspirasi dari Sila Ketiga Pancasila: Persatuan Indonesia. Seluruh nilai-nilainya akan diamalkan sepanjang 2018 ini dengan tema "Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia".
Dari sinilah, ditampil-kenangkan beberapa tokoh kebangsaan, yang tentunya bersemangat dasar "Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia" dengan mengingat sebuah pesan Founding Father, Bung Karno yang kembali terbaca ketika saya berkunjung ke rumah pembuangannya yang kini disebut "Taman Pancasila" di kota Ende: "Bersatu karena kuat. Kuat karena bersatu."
Ya. Semangat persatuan dalam keberagaman Inilah juga yang saya rasakan ketika "napak tilas": berkunjung ke rumah pembuangan Bung Karno dan sekaligus "Taman Pancasila", tempat dia dulu menemukan inspirasi soal Pancasila di bawah pohon sukun, di dekat biara para pastor SVD di Ende.
Kita sendiri jelas diajak menjadi orang yang bercahaya karena hidupnya penuh dengan pelbagai keutamaan. Ia tidak menjadi "batu sandungan" tapi terus berjuang menjadi "batu loncatan" bagi bangsa dan rakyatnya dengan cucuran airmata-darah dan keringat, menjadi orang yang benar-benar bercahaya dengan "pancasila" keutamaan iman setiap harinya, antara lain:
1."Ketuhanan":
Kita diajak menjadi orang yang selalu menekankan dimensi keberimanan secara utuh-penuh dan menyeluruh.
2."Kemanusiaan":
Kita diajak sadar bahwa kita hidup di dunia real jadi tetap menjadi orang beriman yang sesuai konteksnya, karena bukankah menjadi suci juga berarti menjadi manusiawi? Beriman lewat dan bersama hal-hal insani setiap hari.
3."Persatuan":
Kita diajak untuk hidup rukun dan bersatu dengan semua orang yang berkehendak baik, demi suatu kosmos/keteraturan yang lebih bermutu, tidak mudah terpecah oleh gosipan/"adu domba".
4."Keterbukaan":
Inilah sebuah semangat demokrasi, berani menuntut hak juga berani untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai orang beriman sekaligus warga bangsa.
5."Keadilan":
Kita diajak untuk hidup "jurdil-jujurd dan adil", mentaati pelbagai aturan hukum yang berlaku dan tidak menjadi "parasit" bagi gereja dan bangsa, sesama dan dunia.
"Cari arang di Gunung Kelimutu - Jadilah orang yang benar-benar bermutu."
Merah darahku
Putih tulangku
Katolik imanku
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar