HOMILI PAUS FRANSISKUS
DALAM MISA KUDUS
DI PAROKI SANTO GELASIUS I, ROMA (ITALIA) 25 Februari 2018 :
"APA YANG SEDANG DIKATAKAN YESUS KEPADAKU SAAT INI?:
Bacaan Ekaristi :
Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18;
Mzm. 116:10,15,16-17,18-19;
Rm. 8:31b-34;
Mrk. 9:2-10.
"Apa yang sedang dikatakan Yesus kepadaku saat ini?" Itulah pertanyaan yang diajukan Paus Fransiskus kepada umat yang hadir untuk ditanyakan kepada diri mereka, saat beliau merayakan Misa di Paroki Santo Gelasius I, Roma (Italia), pada hari Minggu sore, 25 Februari 2018.
Dalam homilinya, Paus Fransiskus merenungkan peristiwa perubahan rupa Yesus yang dikisahkan Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk. 9:2-10), yang mempersiapkan murid-murid-Nya untuk menghadapi "skandal salib", menunjukkan bahwa Ia akan berada dalam kemuliaan setelah sengsara-Nya. Murid-murid membayangkan Mesias yang "jaya", tetapi "Yesus berjaya oleh hinaan, oleh hinaan salib", Paus Fransiskus menekankan.
Allah "selalu mempersiapkan kita, dengan satu atau lain cara, untuk menghadapi pencobaan. Ia "memberi kita kekuatan untuk melewati saat-saat pencobaan dan mengatasinya", Bapa Suci menegaskan. "Yesus tidak meninggalkan kita sendirian dalam pencobaan-pencobaan hidup ... tak pernah".
Paus Fransiskus mencatat bahwa dalam Injil, Bapa mendesak untuk "mendengarkan Yesus". "Tidak ada saat dalam kehidupan di mana kita dapat hidup sepenuhnya tanpa "mendengarkan Yesus", baik pada saat-saat yang indah maupun pada saat-saat yang sulit", beliau menekankan. "Yesus berbicara kepada kita dalam Injil, dalam Liturgi ... atau dalam hati kita. Tanyakanlah kepada diri kalian sendiri dalam kehidupan sehari-hari, "Apa yang sedang dikatakan Yesus kepadaku saat ini? ... Ia mengatakan kepada kita apa yang harus kita lakukan - senantiasa".
(PS)
Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18;
Mzm. 116:10,15,16-17,18-19;
Rm. 8:31b-34;
Mrk. 9:2-10.
"Apa yang sedang dikatakan Yesus kepadaku saat ini?" Itulah pertanyaan yang diajukan Paus Fransiskus kepada umat yang hadir untuk ditanyakan kepada diri mereka, saat beliau merayakan Misa di Paroki Santo Gelasius I, Roma (Italia), pada hari Minggu sore, 25 Februari 2018.
Dalam homilinya, Paus Fransiskus merenungkan peristiwa perubahan rupa Yesus yang dikisahkan Bacaan Injil liturgi hari itu (Mrk. 9:2-10), yang mempersiapkan murid-murid-Nya untuk menghadapi "skandal salib", menunjukkan bahwa Ia akan berada dalam kemuliaan setelah sengsara-Nya. Murid-murid membayangkan Mesias yang "jaya", tetapi "Yesus berjaya oleh hinaan, oleh hinaan salib", Paus Fransiskus menekankan.
Allah "selalu mempersiapkan kita, dengan satu atau lain cara, untuk menghadapi pencobaan. Ia "memberi kita kekuatan untuk melewati saat-saat pencobaan dan mengatasinya", Bapa Suci menegaskan. "Yesus tidak meninggalkan kita sendirian dalam pencobaan-pencobaan hidup ... tak pernah".
Paus Fransiskus mencatat bahwa dalam Injil, Bapa mendesak untuk "mendengarkan Yesus". "Tidak ada saat dalam kehidupan di mana kita dapat hidup sepenuhnya tanpa "mendengarkan Yesus", baik pada saat-saat yang indah maupun pada saat-saat yang sulit", beliau menekankan. "Yesus berbicara kepada kita dalam Injil, dalam Liturgi ... atau dalam hati kita. Tanyakanlah kepada diri kalian sendiri dalam kehidupan sehari-hari, "Apa yang sedang dikatakan Yesus kepadaku saat ini? ... Ia mengatakan kepada kita apa yang harus kita lakukan - senantiasa".
(PS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar