HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 09 Maret 2018
Hari Biasa Pekan III Prapaskah (Hari Pantang)
Hari Pertama "24 Jam untuk Tuhan"
Hosea (14:2-10)
(Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)
Markus (12:28b-34)
“Si vis amari, ama - Jika ingin dicintai, cintailah!”
Itulah kutipan dari karya Publilius Syrus yang juga saya tulis pada buku “Carpe Diem” (RJK, Kanisius) dan merupakan pesan pokok hari ini yang merupakan hari Jumat yang penuh rahmat.
Ya, Yesus sang KASIH menegaskan bahwa esensi semua hukum terbagi menjadi dua matra besar, yakni relasi dengan Allah/dimensi vertikal serta relasi dengan sesama/dimensi horisontal: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati-jiwa-akal budi dan kekuatan" serta “Kasihilah sesamamu seperti dirimu”.
Adapun 3 ciri dasarnya, al:
1. "Caritas adalah dasarnya":
Kasih untuk Tuhan dan kasih untuk sesama berarti “ngasih”, mau memberi karena kasih juga bisa berarti “Ketika Allah Selalu Ingin Hadir”? Ya karena percaya bahwa Allah telah mengasihi kita, maka juga diajak untuk selalu menghadirkan Allah dengan hidup ber-nada dasar C, "Cintakasih".
Yang pasti, bisa saja kita memberi tanpa mencintai tapi mustahil kita
mencintai tanpa memberi bukan?
2. "Totalitas adalah semangatnya":
Kasih itu harus segenap hati (pusat rasa), segenap jiwa (pusat kehendak), segenap akal budi (pusat pemikiran) dan segenap kekuatan (pusat tindakan). Kasih adalah kasih yang utuh menggumpal bukan yang abal-abal, kasih yang tulus bukan yang penuh akal bulus, kasih yang sepenuh hati bukan yang setengah hati, kasih yang asli bukan yang basa-basi karena kasih itu bisa dirasakan hati-diresapkan jiwa-dipikirkan akal budi dan diwartakan dalam tindakan nyata lewat karya yang murah hati, ucapan yang memberkati dan doa yang semakin sepenuh hati.
3. "Vitalitas adalah buahnya":
"Dimana ada kasih disitu ada kehidupan - where there is love there is life". Ya, kasih itu jelas menghidupkan. Ia tegas memberi kehangatan laksana matahari setelah hujan. Ia membuat kita “vital” (hidup) karena hidup tanpa kasih ibarat pohon tanpa bunga. Dengan tindakan kasih, hidup kita semakin bernilai, “losta masta - bikin hidup lebih hidup”, menjadi "giver" dan bukan "taker".
Yang pasti, dialog kasih Yesus dan ahli Taurat hari ini memperlihatkan bahwa mereka akrab dan tahu banyak tentang isi kitab suci dan hukum agama. Tapi, ada hal yang lebih penting daripada sekedar tahu yaitu pelaksanaannya. Mari kita laksanakan kasih itu. Human change by acting on it!
“Cari pita di balik dipan - Wartakanlah cinta dalam kehidupan.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Deus caritas est - Allah adalah kasih!”
Inilah ensiklik kepausan dari Paus Emeritus Benediktis XVI yang kembali mengggema di hati ketika Yesus bersabda: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu" (Markus 12:30).
Hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan rupanya merangkum seluruh diri kita. Dengan kata lain: kasih mengandaikan totalitas, sebuah sikap yang utuh penuh-menyeluruh dan tidak mudah luruh.
Tentu saja hal ini tidak mudah untuk dilakukan, karena dalam kenyataannya kasih kepada Tuhan mungkin menjadi nomer ke-sekian dalam hidup kita, bukan?
Arus modernitas: materi dan teknologi menyebabkan kita lebih menyembah dan mencintai hal-hal indrawi daripada Tuhan yang ilahi.
Lebih lanjut, kasih yang penuh dan utuh itu ternyata tidak hanya berpola vertikal tapi mesti berpola "salib" (vertikal+horisontal).
Artinya?
Kasih kepada sesama merupakan wujud nyata dari kasih kita kepada Allah dalam hidup kita: “Dan hukum yang kedua ialah: 'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri'" (Markus 12:30-31).
Itu berarti kita tidak bisa mengasihi Tuhan (yang tidak kelihatan), jika tidak mengasihi saudara/orang-orang di sekitar (yang kelihatan). Sepanjang hidupnya, Yesus menampakkan kasihNya kepada Allah dengan pelbagai tindakan kasihNya yang nyata terhadap sesama, bukan?
Akhirnya, jadikanlah kasih sebagai jantung dalam hidup kita. Jantung yang dapat membuat hidup kita lebih hidup. Kasih ilahi dan kasih insani akan membuat hidup kita menjadi lebih damai, karena dengan menghadirkan dan membagikan kasih, tidak ada lagi pintu yang terbuka bagi masuknya dendam dan kebencian karena kasih sejatinya adalah jalan masuk untuk hidup bersama Allah, "sebab Allah adalah kasih" (Yoh 4, 8.16).
"Ada selasih ada di Pasar Turi - Andalkan kasih setiap hari."
2.
“Amor vincit omnia – Cinta mengalahkan segalanya.”
Itu sebabnya Yesus mewartakan bahwa kita mesti memiliki "KTP" antara lain:
A.K: Karitas:
Perintah utama adl “karitas" (kasih): "Kasihilah Tuhan Allahmu dan sesamamu. Inilah kasih yg berpola salib, vertikal dan horisontal.
B.T: Totalitas:
Kasih itu mesti total, dg segenap hati-segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
C.P: Prioritas:
Kita diajak mengutamakan Tuhan 100 % krn inilah landasan dan ringkasan dari keseluruhan hukum dan perintah Allah.
Adapun pertanyaan mengenai hukum terutama ini diajukan oleh seorang ahli Taurat, dimana jawaban Yesus tdk mengacu kpd tradisi para ahli Taurat tp kepada hukum tertulis (Ul 6:4,5).
Hukum yang kedua juga dikutip dari Imamat 19:18, dimana terdapat landasan dan ringkasan dari kewajiban manusia terhadap sesamanya yg melandasi ajaran ttg seluruh Hukum Taurat dan kitab para Nabi (Mat. 22:40).
Pastinya, kedua hukum utama yg mengajak kita memiliki "KTP" ini ada untuk saling melengkapi karena hukum itu meringkas hukum yang tertulis pada dua loh batu yang diterima Musa.
Hukum itu menyatakan kewajiban manusia kepada Allah dan tanggung jawab kepada sesama.
Dengan sabda ini, Yesus mengajarkan kepada kita supaya saling mengasihi seperti Dia mengasihi.
Jelasnya, Allah adalah kasih dan segala yang dilakukan-Nya mengalir dari kasih-Nya kepada kita semua. Allah telah lebih dahulu mengasihi kita. Kita pun mengasihi-Nya sebagai jawaban atas rahmat dan kebaikan yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita.
"Dari Goa Maria Sriningsih ke Kaliori - Andalkanlah kasih setiap hari."
3.
Kutipan Teks Misa:
Gereja Katolik dengan jelas mengajarkan bahwa aborsi merupakan pelanggaran serius terhadap kehendak Allah. Sepanjang tahun saya sebagai Uskup Agung New York, saya telah mengulangi ajaran ini dalam khotbah, artikel, saat wawancara tanpa ragu-ragu atau kompromi apapun. --- Edward Michael Cardinal Egan (2 April 1932 – 5 Maret 2015)
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 86(85):8-10)
Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah
Among the gods there is none like you, O Lord, for you are great and do marvelous deeds; you alone are God.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber segala rahmat, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami. Kami ini sering lemah. Maka, bila kami menyeleweng, bimbinglah kami kembali, agar kami selalu setia kepada perintah-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
"Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami."
Beginilah firman Allah, "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Ayat.
(Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)
1. Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, "Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
2. Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
4. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mat 4:17)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut
Markus (12:28b-34)
"Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu."
Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Akar dari berbagai masalah di dunia ini adalah cinta diri atau egoisme. Karena itu ajaran tentang cinta kasih tetap relevan di segala zaman. Masalah-masalah di dunia ini akan terselesaikan jika orang kembali kepada cinta kepada Allah dan sesama. Yang mengakui kebenaran akan hukum cinta ini, oleh Yesus, disebut tidak jauh dari Kerajaan Allah. Itu artinya, orang yang tidak mengakui ini dan tidak melaksanakannya, ia tetap jauh dari Kerajaan Allah, jauh dari suasana dan lingkungan di mana Allah meraja. Dengan demikian ia tidak bisa menangkap Allah sendiri, yang adalah sumber cinta kasih.
Sesungguhnya ajaran cinta kasih yang terdapat dalam perikop Injil ini berasal-usul dari Perjanjian Lama. Namun prinsip dari pendirian Yesus yang khas atas hukum cinta kasih tampak dalam cinta-Nya sendiri yang tanpa syarat dan melampaui sekat-sekat primodial. Cinta-Nya yang paling agung terjadi di Kalvari. Karena itu Yesus berkata, "Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu hendaklah kamu saling mengasihi sama seperti Aku mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yoh 13:34)
Mencintai sesama anggota keluarga, teman atau seagama tentu bukan sesuatu yang sulit. Tetapi, mencintai orang yang bukan sekeluarga, bukan teman dan bukan seagama adalah sesuatu yang tidak mudah, apalagi orang itu kita anggap jahat. Cinta Yesus menantang kita untuk juga bisa mencintai tanpa syarat. Jika kita hanya mencintai orang-orang yang mencintai kita, apa bedanya kita dengan orang-orang yang tidak beriman kepada Yesus?
Antifon Komuni (Lih. Mrk 12:33)
Mencintai Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri sendiri jauh lebih utama daripada segala kurban.
Doa Malam
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, hukum-Mu telah tertanam dalam hati kami dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Kami mohon, berilah kami Roh-Mu, Roh kebenaran dan kedamaian, agar kerajaan-Mu semakin berkembang di dalam diri kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar