Pages

Sabtu, 03 Maret 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 03 Maret 2018
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Mikha (7:14-15.18-20)
(Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
Lukas (15:1-3.11-32)
“Misericordes sicut Pater - Murah hati seperti Bapa.”
Inilah tema besar Gereja Semesta yang dicanangkan Paus dalam Tahun Kerahiman yang lalu (8 Des 2015 – 20 Nov 2016) dan saya kupas dalam buku “SKI” - “Sekolah Kerahiman Ilahi” dan “MERCY’S WAY”.
Mengacu pada buku "The Return of The Prodigal Son" (Henri Nouwen) tentang lukisan Rembrandt dan “lukisan” Lukas (15:11-32), adapun kisah “Kembalinya Anak yang Hilang" sarat dengan nilai nilai Kerahiman Ilahi yang mempunyai tiga lakon pokok, antara lain:
1. Anak bungsu:
Kita mencintai hidup yang dinamis: "terbang" – pergi dan sibuk ke banyak tempat - bertemu dengan banyak orang dan banyak soal tapi pada akhirnya kita tersungkur "jatuh".
Dengan kata lain: Kita menjadi anak yang "hilang", yakni ketika kita "sibuk", pergi ke banyak tempat dengan banyak orang dan aneka gerakan, tapi pada akhirnya, karena kekurang hati-hatian, "sayap" kita menjadi rapuh, kita jatuh dan merasa lelah, letih, “habis” dan tidak mempunyai "rumah". Kita rindu pulang dan menantikan sambutan hangat Sang Bapa.
2. Anak sulung:
Kita mencintai hidup yang statis. Kita menjadi "anak manis" - yang taat, yang baik, yang tidak hanyut dalam “pesta-pora" tapi “kerasan di rumah”. Di balik itu, kita selalu merasa paling benar/paling baik. Kita sok dan terkena kesombongan rohani. Kita mudah mencibir, mempergunjingkan dan mencap buruk orang lain.
Dengan kata lain: Kita menjadi si sulung yang "akar"nya keropos karena mudah iri dan tinggi hati. Kita merasa menjadi orang yang patuh dan taat kepada orangtua, guru, uskup bahkan kepada Tuhan. Kita seakan menjadi seorang yang “kerasan di rumah”.
Tapi kita lupa bahwa "akar" kita keropos karena kita mudah iri hati: tersinggung, keras kepala,mudah menggerutu dan sulit bersekutu terutama sikap selalu merasa paling benar dan paling baik yang kadang ditunggangi oleh rasa dengki dan kesombongan.
3. Sang Bapa:
Inilah panggilan hidup yg sejati, menjadi Bapa yang menyambut "anaknya" dengan hangat dan bersahabat. Bapa yang berbelas kasih: menerima dan menghargai kerapuhan orang, yang mengasihi-menghargai dan mengampuni. Ia tidak menghakimi dan tidak mudah menuding. Ia adalah gambaran Allah yang penuh kasih bagi kita, entah kita sulung yang akarnya keropos atau bungsu yang sayapnya rapuh.
Kita diajak untuk berubah, tidak lagi menjadi "anak hilang": tidak menjadi anak sulung yang iri hati atau anak bungsu yang tidak berhati-hati, tapi mau terus belajar menjadi "sang bapa" yang tulus dan iklas menyambut anaknya pulang, yang tidak mudah menghakimi tapi selalu mengampuni, yang penuh kerahiman dan belas kasihan terhadap setiap orang yang bersalah, selalu terbuka untuk menerima dan menghargai kerapuhan setiap orang dengan hati yang hangat, yang penuh damai dan kebaikan.
"Pulau Galang punya banyak cerita - Mari pulang ke rumah Bapa yang penuh cinta."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa:
“Di mana hati orang, di sana hartanya juga, sebab Tuhan tidak biasa menolak orang mohon pemberian baik.” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 145(144):8-9)
Tuhan pengasih dan penyayang, sabar dan lembut hati. Tuhan pemurah bagi semua orang, penuh kasih sayang akan ciptaan-Nya.
The Lord is kind and full of compassion, slow to anger, abounding in mercy. How good is the Lord to all, compassionate to all his creatures.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami sumber cahaya mulia, di dunia ini kami sudah Kau perkenankan mencicipi hidup surgawi. Semoga terang-Mu membimbing kami seumur hidup hingga akhirnya kami memasuki cahaya-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Mikha memperlihatkan Allah yang begitu baik. Ia adalah Allah yang pengasih dan penyayang. Ia siap mengampuni dan memaafkan pelanggaran umat-Nya. Tuhan akan selalu menunjukkan kebaikan-Nya di tengah umat.
Bacaan dari Nubuat Mikha (7:14-15.18-20)
"Semoga Tuhan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."
Nabi berkata, “Ya Tuhan, dengan tongkat-Mu gembalakanlah umat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri. Mereka terpencil, mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka merumput di Basyan dan Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Perlihatkanlah kepada kami tindakan-tindakan ajaib seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir. Adakah Allah lain seperti Engkau, yang mengampuni dosa-dosa dan memaafkan pelanggaran yang dilakukan oleh sisa-sisa milik-Nya sendiri, yang tidak murka untuk selama-lamanya, melainkan berkenan pada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham sebagaimana telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Atau Tuhan adalah penyayang dan pengasih.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.9-10.11-12; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tidak terus-menerus Ia murka, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Luk 15:18)
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya, "Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa".
Tuhan menjadi sahabat orang-orang berdosa. Ia menjadikan mereka anggota keluarga-Nya dan makan bersama mereka. Ia sendiri menyambut dan menerima kita kembali apa adanya. Yang diminta dari pihak kita adalah bertobat dan merasakan betapa baiknya Tuhan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (15:1-3.11-32)
"Saudaramu telah mati dan kini hidup kembali."
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka. “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya, ‘Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.’ Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskan harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: ‘Betapa banyak orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa; aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.’ Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, “Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, dan pakaikanlah kepadanya; kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.’ Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruing dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, ‘Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan selamat’. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, ‘Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.’ Kata ayahnya kepadanya, ‘Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Allah kita itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Allah yang demikian kita alami secara nyata dalam pribadi Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dari dosa dan maut. Kisah anak yang hilang adalah kisah kasih Tuhan atas orang-orang berdosa. Ia rindu anak-anak-Nya yang hilang karena dosa dan memberi pengampunan melimpah pada mereka yang bertobat. Kita semua adalah para pendosa. Maukah kita bertobat dan kembali kepada Bapa yang penuh kasih?
Antifon Komuni (Luk 15:32)
Kamu patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.
You must rejoice, my son, for your brother was dead and has come to life; he was lost and is found.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar