Pages

Kamis, 14 Juni 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 14 Juni 2018
Hari Biasa Pekan X
1 Raja-Raja (18:41-46)
(Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13)
Matius (5:20-26)
"δικαιοσυνη – diakosune – veritas - kebenaran."
Inilah kata Yunani yang menjadi motto kampus Harvard yang sebenarnya mengartikan istilah 'hidup keagamaan' dimana orang kristiani diajak hidup sebagai "orang benar."
Yesus sendiri mengharapkan bahwa "hidup keagamaan" (kebenaran) kita haruslah lebih benar daripada "hidup keagamaan" ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang kerap melupakan inti hukum Taurat. Kebenaran ala orang Farisi dan ahli Taurat hanya bersifat lahiriah dengan mentaati banyak aturan tapi tidak punya kasih yang berpola salib (vertikal kepada Tuhan dan hortisontal pada sesama).
Mereka tampaknya memuliakan Allah dengan bibir, sedangkan nyatanya hati mereka jauh daripada Dia; dari luar tampaknya benar, tetapi hatinya sama sekali tidak mengasihi Allah.
Jelasnya, motivasi mereka untuk menaati Allah tidak bersumber dari iman yang "asli": hidup dan tulus tapi iman yang "palsu": mati dan penuh akal bulus(Mat 6:1-7; Yoh 14:21).
Disinilah, Yesus mengatakan bahwa kebenaran yang dikehendakiNya adalah yang bukan sekedar tindakan lahiriah/formalitas belaka tapi harus selaras dengan hidup yang berkualitas, dimana doa-ucapan dan karya nyata kita penuh dengan “hik”, harapan iman dan kasih kepada sesama.
Di lain segi, kita diajak untuk menghidupi hukum yang sempurna, yaitu:
"hukum yang memerdekakan" (Yak 1:25),
"hukum utama" (Yak 2:8),
"hukum Kristus" (Gal 6:2) dan
"hukum Roh" (Roma 8:2)
dimana harapan keselamatan itu terpadu antara iman & perbuatan kasih kepada sesama dimana perbuatan kasih itu menjadi wujud syukur dan kesaksian sebagai orang beriman (Yak 2:17).
"Dari Matraman ke Pangkalan Jati - Jadilah orang beriman yang sejati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
PAUS DAN "PARA KORBAN":
PAUS FRANSISKUS BERTEMU DAN MERANGKUL TOMASZ KOMENDA YANG SELAMA HAMPIR 20 TAHUN BERADA DI DALAM PENJARA PADAHAL IA TIDAK BERSALAH
Setelah Audiensi Umum 13 Juni 2018 di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Paus Fransiskus bertemu dan memeluk Tomasz Komenda, seorang pria berusia 41 tahun yang menghabiskan hidupnya di dalam penjara selama hampir 20 tahun karena dituduh memperkosa dan membunuh seorang gadis, padahal ia tidak melakukannya.
Dalam pertemuan tersebut, Tomasz Komenda didampingi oleh kedua orang tuanya. Mereka datang bersama-sama ke Roma untuk berdoa di makam Santo Yohanes Paulus II, pada akhir mimpi buruk yang mengerikan tersebut.
Seorang anak laki-laki berusia dua puluh tahun, dituduh memperkosa dan membunuh seorang gadis berusia lima belas tahun, yang menghabiskan dua dekade berikutnya dari hidupnya di sebuah sel.
Pada tahun 2000, dua ahli dari Universitas Wroclaw mengatakan bahwa gigi Tomasz cocok dengan tanda yang tertinggal di tubuh korban. Itu tidak benar, tetapi bocah tersebut harus menunggu lama sebelum dinyatakan tidak bersalah, dan dapat meninggalkan penjara.
Di dalam penjara, seperti yang sering terjadi dengan orang-orang yang dinyatakan bersalah atas kejahatan yang melibatkan anak di bawah umur, Tomasz telah mengalami penghinaan dari sesama tahanan.
Pria itu, sekarang akhirnya bebas, dan keluarganya pergi ke Roma untuk berdoa di depam makam paus dan santo asal Polandia tersebut.
Tetapi seorang imam, yang telah mengetahui kehadirannya, menemani Tomasz untuk menghadiri Audiensi Umum dan kemudian bertemu Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus tampak mendekat. Beliau memberikan sebuah rosario untuk Tomasz dan satu lagi untuk kedua orangtuanya. Beliau sendiri berfoto dengan mereka. Dan Tomasz diundang untuk makan siang di kediaman Mgr Konrad Krajewski, pejabat badan amal kepausan, yang baru-baru ini diangkat sebagai kardinal.
Makan siang disiapkan oleh Enzo, mantan narapidana yang melayani dua puluh tahun di dalam penjara dan sekarang bekerja sama dengan badan amal kepausan.
Ketika ia diberitahu kisah Tomasz Komenda, Enzo, yang setiap minggu menyiapkan makanan untuk dibagikan kepada orang miskin dan tunawisma di stasiun-stasiun Roma, merasa iba : “Aku tahu apa artinya berada di dalam penjara karena kejahatan ini dan aku tahu apa yang dilakukan para tahanan lain terhadap kamu”, katanya.
Ia kemudian memastikan, “Aku akan menyiapkan makan siang untuk Tomasz seperti yang belum pernah dia rasakan sebelumnya”. (PS)
2.
"Homo homini lupus - Manusia adalah serigala bagi sesamanya!"
Inilah kenyataan yang kadang terjadi di negara kita yang katanya beragama. Kita senang melihat setiap jumat: banyak mesjid penuh, setiap minggu: pelbagai gereja hiruk pikuk oleh pelbagai ritus dan kultus keagamaan.
Tapi kita juga gamang melihat di balik kemegahan perayaan keagamaan: yang suka ke gereja tapi malas kerja, yang suka berkata halus ternyata penuh akal bulus, yang suka sholat tapi suka menghojat, yang bawa kitab suci ternyata juga getol korupsi, yang suka bicara pelayanan tapi malahan penuh dengan skandal dan ke-irihati-an.
Jelaslah bahwa "sensus fidelium/citarasa iman" kerap kalah oleh "sense of markets/citarasa pasar", dimana beragama tidak menjamin orang menjadi beriman, karena beragama kadang penuh dengan "tata lahiriah" sedangkan beriman lebih pada "tata laku": cara pikir dan cara hidup.
Mengacu pada bacaan injil hari ini, Yesus berkata: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Disinilah, kita diajak untuk jujur melihat dan menelanjangi seperti apa kualitas iman kita sebagai orang beragama selama ini, jangan-jangan agama hanya menjadi kosmetik belaka, karena kita sibuk dengan tampilan lahiriah dan permukaan saja.
Adapun 3 mentalitas buruk yg kadang dibuat org farisi dan ahli taurat yang juga kadang kita buat, antara lain:
A."Tomat - sekarang TObat besok kumat":
Kita menjadi pribadi yang labil, yang terus suka berkubang dalam kegelapan dosa dan tidak tegas bertobat secara total.
B."Dele - esuk DEle sore tempe lambe domble mencla mencLE":
Kita tidak bisa menjadi orang yang berkomitmen dan mudah berdusta demi kepentingan sendiri.
C."Blangkon - Bisa kotBah tidak bisa nglakoni":
Kualitas hidup kita hanya pada perkataan tapi tidak dalam kenyataan. Ini bisa terjadi ketika iman terpisah dari hidup harian, kita hanya sibuk berkata-kata baik tapi lupa untuk menjadi orang yang benar-benar baik. Bertobatlah!
"Cari baju di Pasar Semanan - Mari maju sebagai orang beriman."
3.
Providentia divina – Penyelenggaraan Ilahi”.
Bersama dengan datangnya hari baru, saya terkenang ketika saya berkarya di Paroki St Maria Fatima Sragen di Kevikepan Surakarta, kadang sehabis mempersembahkan misa harian, saya diajak menyantap seporsi soto kwali (“kwalitas ilahi - quales dives”).
Nah, tiga syarat mendasar yang diajukan Yesus supaya kita juga bisa menyadari penyelenggaraan ilahi sekaligus memiliki kualitas ilahi, al:
A.Integritas: Keutuhan
Hari ini, Yesus berkata: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga!"
Ya, bukankah orang Farisi dan ahli Taurat (yang terkenal sebagai orang yang taat dan tertib dalam hukum Taurat), cenderung merasa diri paling benar dan suci sehingga mudah merendahkan dan memandang buruk orang lain, bahkan selalu mencari-cari kesalahan orang lain (Mat 12:10; Mrk 12:13-17)?
Pastinya, kecakapan budi tidak menjamin keutuhan hati dan kebijaksanaan diri. Ibadat dan pengetahuan suci tidak menjamin kita menjadi benar-benar suci.
Disinilah, kita diajak untuk beriman secara penuh-utuh dan menyeluruh, menyeimbangkan hidup doa dan karya, studi dan tugas mengabdi secara integral, dimana hidup doanya menjadi dasar dalam semua hidup karya, dan hidup karya menjadi buah-buah nyata dari hidup doanya.
B.Sanctitas: Kesucian
Seperti Yesus yang mengajak kita untuk selalu hidup suci dan berdamai dengan sesama sebelum berdoa kepada Tuhan, kita juga dipanggil untuk hidup suci
C.Veritas: Kebenaran
Yesus pernah mengatakan dirinya sebagai “Via Veritas Vita-Jalan Kebenaran dan Hidup”, bukan? Nah,kitapun juga diajak mewartakan kebenaran ilahi.
“Cari angsa di Pasar Baru - Kalahkan dosa dengan hati yang baru.”
4.
"Beati pauperes spiritu - Berbahagialah mereka yang rendah hati."
Bersama dengan bacaan hari ini, kita diajak untuk menjadi orang beriman yang rendah hati, yang sepenuh hati dan tidak suka mencari perhatian.
Adapun, Yesus mengangkat 3 bentuk olah rohani yang hendaknya secara khusus kita tingkatkan dan kita hayati dengan penuh kerendahan hati, yakni "PDA", Puasa Doa Amal.
Secara khusus, ketiga hal tersebut kita hayati sebagai bentuk pertobatan sebagaimana diserukan untuk dilakukan terlebih pada setiap jumat ini sebab bertobat bukan sekedar menyesal dan tidak mengulangi lagi dosa-dosa yang telah kita lakukan tetapi "ber-metanoia", berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati" (Yl 2, 12-13).
Yang pasti, prinsip dasar yang dinyatakan pada masa prapaskah adalah ttg motivasi kita dalam ber-"PDA" secara tulus, asli dan tidak basa-basi.
Nah, apabila kita ber-“PDA” agar dipuji orang lain atau karena alasan yang meninggikan diri sendiri, kita akan kehilangan pahala/berkat Allah.
Kita malah dinilai sebagai orang "munafik" yang berkedok hendak memuliakan Allah, namun sesungguhnya mencari kemuliaan untuk diri sendiri.
Cacian/teguran ini sendiri mengenai semua orang "saleh gadungan" yang semata mencari-cari pujian. Dalam hal ini, Yesus khususnya teringat akan golongan orang Farisi (Mat 15:7; 22:18; 23:13-15) yg sarat dengan akal bulus dan selalu menganggap diri paling suci.
Bagaimana dengan kita?
"Buah pepaya di Kalibata - Mari bercahaya dg tindakan cinta yg nyata."
Tuhan,
bila aku tersenyum bahagia biarlah namaMu yang kusebut
bila aku menangis meratap biarlah hatiMu yang kucari
bila aku memandang ke surga biarlah wajahMu yang kulihat.
*****
Tuhan,
jiwaku milikMu
cintaku untukMu
usahaku berkatMu
kematianku undanganMu
*****
Tuhan,
aku bahagia
karena Engkau memberi aku hidup
karena Engkau memberi aku harapan
karena Engkau memberi aku kematian
agar dapat bersatu denganMu di surga
*****
Tuhan,
saat kupandang jemari tanganku yang tidak lagi selincah dulu,
aku menyadari kematian semakin mendekat karena roda hidup berputar
Tuhan, jangan redupkan pelitaku
karena aku masih ingin hidup memperbaiki diri membersihkan dosa agar aku menjadi putih melebihi salju dan setelah itu panggillah aku menghadapMu
*****
Tuhan, seharusnya aku memandang kematian dengan bahagia tapi kecintaan pada dunia membuat aku takut untuk melepaskannya
Tuhan, peganglah tanganku ini saat aku bimbang dan saat aku mati kelak.
******
5.
Kutipan Teks Misa:
“Kita ini limpah dengan kata-kata tetapi kosong dalam perbuatan” (St. Antonius dari Padua)
“Seluruh Kitab Suci itu semerbak oleh hembusan Roh Tuhan” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 85:13)
Kasih dan kesetiaan akan bertemu keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakudus, utuslah kiranya Sabda-Mu dan siramilah bumi dengan hujan keselamatan. Baruilah kami selalu seturut citra Yesus, Adam Baru. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (18:41-46)
"Elia berdoa, dan langit menurunkan hujan."
Sesudah peristiwa di Gunung Karmel, Elia berkata kepada Raja Ahab, “Pergilah, makan dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.” Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak Gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah dengan mukanya di antara kedua lutut. Sesudah itu ia berkata kepada hambanya, “Naiklah ke atas, pandanglah ke arah laut!” Hamba itu naik ke atas, ia melihat ke arah laut dan berkata, “Tidak ada apa-apa.” Kata Elia, “Pergilah sekali lagi!” Demikianlah sampai tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah hamba itu, “Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.” Lalu kata Elia, “Pergilah dan katakan kepada Raja Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.” Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel. Tetapi kuasa Tuhan berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 846 (MTA hal 118)
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
atau Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13)
1. Engkau mengindahkan tanah, lalu mengaruniainya kelimpahan; Engkau membuatnya sangat kaya. Sungai-sungai Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka.
2. Ya, beginilah Engkau menyediakannya: Engkau mengairi alur bajaknya, dan membasahi gumpalan-gumpalan tanahnya; dengan derus hujan Engkau menggemburkannya dan memberkati tumbuh-tumbuhannya.
3. Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak; tanah-tanah padang gurun mengalirkan air, bukit-bukit berikat pinggangkan sorak-sorai.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
"Barangsiapa marah terhadap saudaranya, harus dihukum."
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Di dalam hidup beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diberlakukan aneka tata tertib atau aturan tertulis. Apa yang tertulis pada umumnya cukup terbatas jika dibandingkan dengan maksud atau tujuan apa yang tertulis tersebut, dan menghayati apa yang tertulis saja sulit, apalagi yang menjadi maksud atau tujuan utama. Memang ketika kita mampu menghayati apa yang tertulis dengan baik, maka ada kemungkinan kita sampai pada penghayatan maksud atau tujuan utama. Sabda Yesus hari ini mengajak dan mengingatkan kita semua untuk menghayati maksud atau tujuan utama aneka tata tertib atau aturan.
Ahli Taurat dan Orang Farisi, adalah orang-orang yang sangat menguasai isi Taurat serta bentuk dan tata-cara peribadatan. Meski demikian, itu bukan jaminan untuk menjadi "benar" dan tiket atau karcis masuk dalam Kerajaan Surga. Yesus dengan tegas mengatakan: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar." Yesus menginginkan punya nilai lebih, nilai plus, nilai magnus, daripada hanya sekedar "benar." Nilai kekrtistenan, nilai kristianitas terletak pada nilai "lebih" yang ada pada kita. Maka jika kita hanya mampu berbuat baik kepada orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita, apakah nilai lebihnya, apakah nilai tambahnya? Yesus menginginkan kita tidak berhenti berbuat benar; tetapi kita harus lebih dari itu. Kita akan disebut orang Kristiani, karena kita mau mengalah, mau merendah, mau berkorban, jujur, setia, rendah hati, lembut hati dan murah hati. Membalas kejahatan dengan kebaikan, kita ampuni, kita maafkan. Yesus tahu, kita ini punya kecenderungan berbuat: curang, balas dendam kasar, keras dan beringas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar