2 Kor
1:1-7 ;Mzm 34:2-3,4-5,6-7,8-9 ; Mat 5:1-12
“Fiat
cor meum immaculatum-Jadikanlah hatiku murni.”
Inilah salah satu harapan orang
yang ingin memperoleh kebahagiaan.
Adapun
hari ini, Yesus Kristus bersabda:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, ...
"Berbahagialah orang yang berdukacita....,
"Berbahagialah orang yang lemah lembut..,
"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran...,
"Berbahagialah orang yang murah hati...,
"Berbahagialah orang yang suci hatinya...,
"Berbahagialah orang yang membawa damai...,
"Berbahagialah kalian, jika dicela dan dianiaya, difitnah... bersukacita dan bergembiralah..."
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, ...
"Berbahagialah orang yang berdukacita....,
"Berbahagialah orang yang lemah lembut..,
"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran...,
"Berbahagialah orang yang murah hati...,
"Berbahagialah orang yang suci hatinya...,
"Berbahagialah orang yang membawa damai...,
"Berbahagialah kalian, jika dicela dan dianiaya, difitnah... bersukacita dan bergembiralah..."
Inilah
sabda yang biasanya disebut “Khotbah di Bukit”, yang berisi penyataan dari prinsip-prinsip
kebenaran Allah dimana semua orang kristiani harus hidup oleh iman kepada Anak
Allah (Gal 2:20) dan oleh kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam dirinya (Rom
8:2-14; Gal 5:16-25).
Adapun
kata "berbahagia" menunjuk kepada kesejahteraan semua orang yang
karena hubungannya dengan Kristus dan Firman-Nya, menerima Kerajaan Allah, yang
meliputi kasih, perhatian, keselamatan dan kehadiran Allah hari lepas hari (Mat
14:19; Luk 24:50).
Beberapa
syarat dasar yang harus dipenuhi jikalau kita ingin menerima berkat-berkat
Kerajaan Allah, antara lain:
1."Miskin
di hadapan Allah".
Kita harus sadar bahwa kita itu terbatas. Kita membutuhkan “rahmat”: kuasa dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus untuk mewarisi Kerajaan Allah.
Kita harus sadar bahwa kita itu terbatas. Kita membutuhkan “rahmat”: kuasa dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus untuk mewarisi Kerajaan Allah.
2."Berdukacita"
Kita peka dan merasa sedih atas kelemahan kita sendiri karena tidak mampu memenuhi standar kebenaran Allah (Mat 5:6; 6:33). Itu juga berarti berdukacita karena hal-hal yang menyedihkan hati Allah, berbagi rasa dengan Allah dan ikut berduka bersama-Nya atas dosa, kebejatan, dan kekejaman yang tampak di dunia (Kis 20:19; Luk 19:41; 2Pet 2:8).
Kita peka dan merasa sedih atas kelemahan kita sendiri karena tidak mampu memenuhi standar kebenaran Allah (Mat 5:6; 6:33). Itu juga berarti berdukacita karena hal-hal yang menyedihkan hati Allah, berbagi rasa dengan Allah dan ikut berduka bersama-Nya atas dosa, kebejatan, dan kekejaman yang tampak di dunia (Kis 20:19; Luk 19:41; 2Pet 2:8).
3."Lemah lembut":
Mereka yang rendah hati, patuh dan berlindung pada-Nya. Mereka lebih memperhatikan pekerjaan Allah dan umat Allah daripada hal-hal yang mungkin terjadi pada diri mereka (Mazm 37:11).
4.”Lapar
dan haus akan kebenaran”
Lapar ini tampak dalam diri Musa (Kel 33:13,18), pemazmur (Maz 42:3,7; Maz 63:2) dan Rasul Paulus (Fil 3:10). Kondisi rohani kita akan tergantung pada rasa lapar dan dahaga akan
(a) kehadiran Allah (Ul 4:29),
(b) Firman Allah (Mazm 119:1-176),
(c) hubungan dengan Kristus (Fil 3:8-10),
(d) persekutuan Roh Kudus (Yoh 7:37-39; 2Kor 13:14),
(e) kebenaran (Mat 5:6),
(f) kuasa kerajaan (Mat 6:33) dan
(g) kedatangan Tuhan kembali (2Tim 4:8).
Lapar ini tampak dalam diri Musa (Kel 33:13,18), pemazmur (Maz 42:3,7; Maz 63:2) dan Rasul Paulus (Fil 3:10). Kondisi rohani kita akan tergantung pada rasa lapar dan dahaga akan
(a) kehadiran Allah (Ul 4:29),
(b) Firman Allah (Mazm 119:1-176),
(c) hubungan dengan Kristus (Fil 3:8-10),
(d) persekutuan Roh Kudus (Yoh 7:37-39; 2Kor 13:14),
(e) kebenaran (Mat 5:6),
(f) kuasa kerajaan (Mat 6:33) dan
(g) kedatangan Tuhan kembali (2Tim 4:8).
5. "Murah hatinya":
Penuh belas kasihan dan rasa iba terhadap orang menderita, baik karena dosa maupun karena dukacita. Orang yang murah hati itu sungguh ingin mengurangi penderitaan itu dengan menuntun orang itu kepada Kristus sehingga ia dapat menerima kasih karunia dan pertolongan Allah (Mat 18:23-35; Luk 10:30-37; Ibr 2:17).
6.
"Suci hatinya".
Kita diajak untuk terus berusaha menyenangkan hati Allah dan memuliakan Dia dan menjadi sama seperti Dia. Kita berusaha untuk memiliki sikap hati yang sama seperti Allah: mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan (Ibr 1:9). Hatinya (termasuk pikiran, kehendak, dan perasaan) adalah selaras dengan hati Allah (1Sam 13:14; Mat 22:37; 1Tim 1:5).
Kita diajak untuk terus berusaha menyenangkan hati Allah dan memuliakan Dia dan menjadi sama seperti Dia. Kita berusaha untuk memiliki sikap hati yang sama seperti Allah: mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan (Ibr 1:9). Hatinya (termasuk pikiran, kehendak, dan perasaan) adalah selaras dengan hati Allah (1Sam 13:14; Mat 22:37; 1Tim 1:5).
Pastinya,
hanya orang yang suci hatinya yang "akan melihat Allah". Melihat
Allah artinya menjadi anak-Nya dan tinggal di hadapan-Nya, baik sekarang maupun
di masa yang akan datang (Kel 33:11; Wahy 21:7; 22:4).
7.
"Membawa damai".
Orang-orang yang telah diperdamaikan dengan Allah, yang berdamai dengan Allah karena salib (Rom 5:1; Ef 2:14-16) serta menuntun orang lain, termasuk musuh-musuhnya, agar berdamai dengan Allah.
Orang-orang yang telah diperdamaikan dengan Allah, yang berdamai dengan Allah karena salib (Rom 5:1; Ef 2:14-16) serta menuntun orang lain, termasuk musuh-musuhnya, agar berdamai dengan Allah.
8.”Siap
dianiaya”.
Penganiayaan akan menimpa semua orang yang berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Allah demi kebenaran yakni mereka yang mempertahankan standar kebenaran, keadilan, dan kesucian, yang pada saat bersamaan tidak mau berkompromi dengan masyarakat sekarang yang fasik atau gaya hidup orang percaya yang suam (Wahy 2:1-29; 3:1-4,14-22), tidak menjadi populer, ditolak, dan dikecam.
Penganiayaan akan menimpa semua orang yang berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Allah demi kebenaran yakni mereka yang mempertahankan standar kebenaran, keadilan, dan kesucian, yang pada saat bersamaan tidak mau berkompromi dengan masyarakat sekarang yang fasik atau gaya hidup orang percaya yang suam (Wahy 2:1-29; 3:1-4,14-22), tidak menjadi populer, ditolak, dan dikecam.
Penganiayaan
dan pertentangan itu sendiri akan datang dari dunia (Mat 10:22; 24:9;Yoh 15:19)
dan bahkan kadang-kadang dari orang yang mengaku diri anggota gereja (Kis
20:28-31; 2Kor 11:3-15; 2Tim 1:15; 3:8-14; 4:16). Pada saat mereka mengalami
penderitaan ini, orang Kristen hendaknya bersukacita (ayat Mat 5:12), karena
mereka yang paling menderita akan diberikan berkat yang terbesar oleh Allah
(2Kor 1:5; 2Tim 2:12;1Pet 1:7; 4:13).
“Mgr
Soegiya adalah uskup pribumi pertama di Indonesia –
Orang beriman yang bahagia
itu tak akan pernah hidup sia sia.”
Salam
HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK 7EDF44CE / 54E255C0
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK 7EDF44CE / 54E255C0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar