Hari Minggu Adven I C
Yer 33:14-16; 1Tes 3:12-4:2; Luk 21:25-28.34-36
Berjaga-jagalah dan berdoalah
21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 21:26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 21:27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 21:28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."
21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. 21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
Renungan
01. Kata “Adven” berasal dari kata Latin “Adventus” yang berarti kedatangan. Dalam
Kitab Suci kata itu dipakai untuk kedatangan Kristus yang kedua pada akhir
zaman (lih. Mat 24:3.27.37.39; 1Kor 15:23; 2Tes 2:8), sebagai terjemahan kata
Yunani “parousia”. Selain
itu sebenarnya secara teologis perayaan Natal pun merupakan adventus
(kedatangan) Kristus, Sang Penebus. Karena itu misteri iman yang direnungkan
pada masa Adven ini berkaitan dengan kedatangan Tuhan baik kedatangan-Nya yang
pertama di Bethlehem 2015 tahun yang lalu maupun kedatangan-Nya kembali pada
akhir zaman. Dengan mengaktualisasikan dan mengalami lagi hari ini
kedatangan-Nya yang pertama, secara aktif kita mempersiapkan diri menyambut
kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman.
Suasana
pokok dalam masa Adven adalah rasa gembira dan syukur atas kedatangan Tuhan dan
sekaligus “membenahi diri” agar dapat menyambut-Nya dengan pantas. Kita
mengaktualisasikan, mengalami lagi kehadiran Tuhan Yesus yang dulu pernah
lahir, hidup, berkarya, wafat dan bangkit serta sekarang duduk di sisi Bapa,
menjadi “pembela bagi kita” (Rom 8:34) dan kelak akan datang dalam
kemuliaan-Nya. Kita mempertajam kepekaan akan Allah yang selalu mendatangi dan
hadir di tengah-tengah kita sebagai sumber kekuatan dan kehidupan seperti yang dijanjikan-Nya,
“di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka” (Mat 18:20), “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:20). Dia hadir untuk
memberikan daya kekuatan-Nya, terang-Nya dan perlindungan-Nya. Lebih dari waktu
lain, pada masa Adven ini kita diajak untuk semakin meningkatkan kesadaran dan
kepekaan “feeling rohani” bahwa saat ini “Tuhan selalu beserta kita”.
02. Tanda-tanda kosmis yang menakutkan pada benda-benda di langit seperti matahari, bulan dan bintang merupakan gaya bahasa apokaliptik untuk mengungkapkan campur tangan Allah yang definitif terhadap dunia dan membebaskannya dari kuasa setan, dari kuasa kegelapan dan maut (Rom 8:19-22; Why 21:1-8).
Dengan
kedatangan Anak Manusia, Allah menaklukkan kuasa kegelapan sekaligus pada tiga
level dunia kehidupan yang diyakini saat itu yakni di langit, di bumi dan di
samudera (di bawah bumi). Kalau dalam Injil Mateus dan Markus yang ditonjolkan
adalah gambaran detail dari kekacauan kosmis yang dahsyat, sedang Lukas lebih
mengedepankan reaksi manusia terhadap semakin mendekatnya akhir zaman (ay.
34-36).
Gaya
bahasa apokaliptik merupakan gaya bahasa yang biasa dipakai para nabi seperti
Yesaya, Yeremia, Yehezkiel atau Daniel untuk mengungkapkan pewartaan atau
peristiwa yang penting dan menentukan dalam sejarah kehidupan manusia. Karena
itu tidak ada alasan untuk memaknainya secara harafiah. Ketika menubuatkan
keruntuhan Babilonia, nabi Yesaya menggambarkannya,“Sungguh, hari TUHAN datang
dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk
membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang
yang berdosa. Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan
memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan
tidak akan memancarkan sinarnya” (Yes 13:9-10). Nabi yang sama mewartakan
kehancuran Edom dengan mengatakan, “Orang-orangnya yang mati terbunuh akan
dilemparkan, dan dari bangkai-bangkai mereka akan naik bau busuk; gunung-gunung
akan kebanjiran darah mereka. Segenap tentara langit akan hancur, dan langit
akan digulung seperti gulungan kitab, segala tentara mereka akan gugur seperti
daun yang gugur dari pohon anggur, dan seperti gugurnya daun pohon ara. Sebab
pedang-Ku yang di langit sudah mengamuk, lihat, ia turun menghakimi Edom,
bangsa yang Kukhususkan untuk ditumpas” (Yes 34:3-5).
Sementara
itu nabi Yehezkiel menyampaikan kutukan kepada Mesir dengan cara, “Waktu Aku
membinasakan engkau, langit akan Kututup dan bintangnya Kubuat berkabut.
Matahari Kututup dengan awan dan bulan, cahayanya tak disinarkan. Semua yang
bersinar di langit akan Kugelapkan demi engkau. Kegelapan Kudatangkan atas
tanahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH” (Yeh 32:7-8). Bila dibandingkan dengan
realitas yang secara historis terjadi nampak bahwa nubuat itu diungkapkan
dengan gaya bahasa yang keras dan dilebih-lebihkan (literary amplification).
Karena itu kalau Yesus memakai gaya bahasa yang sama kiranya Dia tidak bermaksud
untuk menggambarkan kenyataan obyektif yang akan terjadi secara historis pada
saat kedatangan Anak Manusia. Yesus nampaknya ingin menegaskan adanya perubahan
radikal yang menentukan sejarah kehidupan dan keselamatan manusia karena
kedatangan Anak Manusia.
03. Dalam pandangan Yahudi, pada akhir zaman akan terjadi beberapa peristiwa penting berturut-turut yakni kebangkitan orang mati, pengadilan terakhir, penyelamatan orang-orang yang terpilih, penghukuman orang-orang jahat dan pembentukan dunia baru, langit dan bumi yang baru yaitu Yerusalem surgawi. Dalam Injil Sinoptik Yesus menyampaikan pelbagai unsur yang akan terjadi pada akhir zaman itu dalam sabda yang tersebar (misalnya tentang kebangkitan orang mati dalam Mrk 12:25-27; tentang pengadilan terakhir dalam Mat 25:31-46 dan tentang keselamatan dan hukuman dalam Mat 8:11-12). Dalam ay. 27 unsur-unsur itu diringkas dengan datangnya (adventus)Anak Manusia dalam segala kekuasaan dan kemuliaan. Dengan memakai gambaran dalam Dan 7:13-14 dimana Anak Manusia ditampilkan sebagai “Yang Kudus dari Yang Mahatinggi” yang menerima kekuasaan kekal dan segala kekuasaan akan mengabdi kepadanya. Yesus mengambil oper gelar “Anak Manusia” untuk menyebut diri-Nya sendiri untuk mengungkapkan peran-Nya sebagai Penyelamat, yang menentukan nasib seluruh bangsa manusia.
04. Yesus menggambarkan bahwa akhir zaman akan ditandai dengan adanya bermacam-macam peristiwa yang menakutkan: penganiayaan, kehancuran Yerusalem, kegoncangan kosmis yang akan menimbulkan pelbagai macam bencana dan penderitaan. Kemalangan dan cobaan memang bisa melumpuhkan harapan. Namun dalam ay. 28 Yesus menegaskan bahwa para murid tidak perlu bingung, takut dan kehilangan harapan tetapi “bangkitlah dan angkatlah mukamu”, hadapi semua peristiwa yang akan terjadi, apa pun peristiwa itu, dengan optimis, kuat, tabah dan gembira, “sebab penyelamatanmu sudah dekat.".
Ternyata
dalam pengalaman-pengalaman negatif itu terkandung pula nilai positif yakni
menandai pemenuhan karya penyelamatan Allah melalui kedatangan Anak Manusia.
Anak Manusia akan meraja dalam kemuliaan-Nya, dan menghancurkan kuasa setan
yang selama ini mencengkeram kehidupan manusia. Kerajaan Allah akan terwujud
dalam kepenuhannya. Goncangan dalam hidup mengingatkan bahwa dunia ini bukan
zona nyaman, bukan pula perhentian permanen hidup kita. Kita harus berani masuk
ke dalamzona resiko untuk melanjutkan peziarahan menuju Yerusalem surgawi,
tempat tinggal kita yang sejati dan abadi.
05. Sikap yang tepat dalam menghadapi akhir zaman dirumuskan dalam ay. 34-36. Karena akhir zaman itu akan terjadi dengan tiba-tiba, tidak bisa diduga atau diramalkan sebelumnya maka sikap yang direkomendasikan adalaheling lan waspada terus menerus (permanent vigilance). Kewaspadaan itu mencakup solah (perilaku tubuh yakni sikap, ucapan, tindakan) dan bawa (perilaku batin yakni pikiran, perasaan, suasana hati).
Secara
konkret hidup dalam kewaspadaan berarti tidak mudah menjadi stress dan putus
asa karena beratnya tekanan hidup sehingga lari ke dalam dunia hiburan yang
membius, khayal dan sementara yakni mengkonsumsi narkoba, mabuk dan pesta pora.
Atau dicekam oleh “kekuatiran-kekuatiran duniawi" (yakni hanya memikirkan
kebutuhan hidup seperti makan, minum, pakaian lih. Luk 12:22 dst atau dengan
serakah ingin selalu menambah kekayaan karena selalu merasa tidak cukup lih.
Luk 8:14). Akibatnya kemudian tenggelam dalam pekerjaan, bekerja tanpa mengenal
waktu. Cara hidup seperti itu justru akan membuat hidup terasa kosong, hampa
dan jauh dari kebahagiaan. Akhir yang akan datang dengan tiba-tiba membuat
mereka terkejut seperti burung yang masuk dalam perangkap, tidak siap, tidak
berdaya, hopeless. Kekayaan ternyata tidak ada gunanya karena tidak menjamin
apa pun untuk kehidupan abadi.
06. Sikap eling lan waspada berarti juga memilih untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan dengan tekun dan setia (lih. Luk 12:35-48) serta “selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” (Luk 18:1). Doa merupakan cara untuk selalu menyadari diri hidup di hadirat Allah. Mengisi hidup dengan ketekunan dan kesetiaan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, memenuhi hati dengan ucapan syukur dan pujian, dengan keberanian dan kesediaan menyandarkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi akan memampukan kita bertahan menghadapi aneka kesulitan hidup sampai Tuhan datang membebaskan kita.
Berkah
Dalem
NB:
SKI – Sekolah Kerahiman Ilahi
Menyambut Tahun Kerahiman Ilahi.
8 Desember 2015 - 20 November 2016.
1. Tiga
Vitamin Iman : “ABC”
@ Aula Kevikepan Keuskupan Agung Makasar Sulawesi
Selasa, 1 Desember 2015, 19.30 – 21.30
@ Aula Kevikepan Keuskupan Agung Makasar Sulawesi
Selasa, 1 Desember 2015, 19.30 – 21.30
2. MOM
– Mary Our Mother: Perbincangan tentang Bunda Maria dan Kerahiman Ilahi
Bersama Para Warakawuri KAJ (Janda Katolik di KAJ)
@ Aula Gereja Fransiskus Asisi Tebet Jkt
Minggu, 6 Desember 2015, 08.00 – 12.00
Bersama Para Warakawuri KAJ (Janda Katolik di KAJ)
@ Aula Gereja Fransiskus Asisi Tebet Jkt
Minggu, 6 Desember 2015, 08.00 – 12.00
3. HUT
Goa Maria Kaliori dan Pembukaan Tahun Kerahiman Ilahi
Misa dan Prosesi Lilin
@ Goa Maria Kaliori Purwokerto
Selasa, 8 Desember 2015, 19.00 – selesai
Misa dan Prosesi Lilin
@ Goa Maria Kaliori Purwokerto
Selasa, 8 Desember 2015, 19.00 – selesai
4. Eat
Pray Love
@ Aula Gereja Katedral Bogor
Dilanjutkan Misa di Grj Katedral Bogor
Sabtu, 12 Desember 2015., 11.00 – 17.00
@ Aula Gereja Katedral Bogor
Dilanjutkan Misa di Grj Katedral Bogor
Sabtu, 12 Desember 2015., 11.00 – 17.00
5.
Family Way
Acara Bakti Sosial Natal bersama “OCC” – “Orphan Care Community”
@ Panti Asuhan di Jakarta
Sabtu 19 Desember 2015, 10.00 - selesai
Acara Bakti Sosial Natal bersama “OCC” – “Orphan Care Community”
@ Panti Asuhan di Jakarta
Sabtu 19 Desember 2015, 10.00 - selesai
Rekaman
Talk Show "Sekolah Kerahiman Ilahi"
Studio MNC TV (Edisi Januari dan Februari 2016)
Senin 30 Nov 2015,
10.00 - selesai
@ Gereja Robertus Bellarminus Cililitan Jkt,
Studio MNC TV (Edisi Januari dan Februari 2016)
Senin 30 Nov 2015,
10.00 - selesai
@ Gereja Robertus Bellarminus Cililitan Jkt,
Salam
HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar