HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
Sabtu, 29 Juli 2017
Peringatan Wajib Sta. Marta
Keluaran (24:3-8)
(Mzm 34: 2-3.4-5.)
Yohanes (11:19-27)
HARAPAN IMAN KASIH
Sabtu, 29 Juli 2017
Peringatan Wajib Sta. Marta
Keluaran (24:3-8)
(Mzm 34: 2-3.4-5.)
Yohanes (11:19-27)
"Fides et ratio - Iman & akal budi."
Inilah salah satu surat kepausan yang menandakan kaitan erat/"dia.lo.gue" antara proses iman dan akal budi dalam memperingati St Marta yang kerap mewakili dimensi "aktif" dan melengkapi dimensi "kontemplatif" Maria.
Mereka memang adalah "socius dei-sahabat ilahi", beberapa kali Yesus singgah di rumah mereka, entah sekedar mampir (Luk 10:38) atau khusus untuk datang (Yoh 11:7).
Nah bersama dengan teladan para sahabat Yesus dari Betania ini dan secara khusus, Marta (Ibr: "Ibu") yang dikasihi Yesus (Yoh 11:5; Yoh 11:3), kita mendapatkan 3 dimensi iman dari 3 ucapan dialogis Marta kepada Yesus ketika Lazarus adiknya meninggal dunia, antara lain:
1. Penyadaran:
"Tuhan sekiranya Engkau di sini, (aku SADAR) saudaraku pasti tidak mati."
"Tuhan sekiranya Engkau di sini, (aku SADAR) saudaraku pasti tidak mati."
Inilah sebuah tahap "KONSIENTISASI/kesadaran" karena Marta sadar tentang apa yang sedang dihadapi dan siapa yang dijumpai. Ia tidak larut-hanyut dalam dukacita berkepanjangan sehingga benar-benar hidup sebagai orang beriman yang penuh kesadaran dalam harapan akan penyelenggaraan ilahi.
2.Pemahaman:
"Aku TAHU" bahwa Allah akan memberikan kepadaMu segala sesuatu yang Engkau minta kepadaNya".
"Aku TAHU" bahwa Allah akan memberikan kepadaMu segala sesuatu yang Engkau minta kepadaNya".
Marta mulai menggunakan dimensi kognisi/akal budinya, "KOMPETENSI"/pemahamannya terhadap figur Yesus. Dengan kata lain: Ia tidak cuma "sadar" tapi "tahu" bahwa Yesus sungguh hadir sebagai "Sang Kebangkitan dan Kehidupan."
3.Penyerahan:
"Ya Tuhan aku "PERCAYA" bahwa Engkaulah Mesias Anak Allah."
"Ya Tuhan aku "PERCAYA" bahwa Engkaulah Mesias Anak Allah."
Inilah jawaban Marta ketika Yesus Kristus bersabda, "Akulah kebangkitan dan hidup! Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati..." Inilah juga puncak iman Marta yang tidak hanya disadari atau dipahami tapi benar-benar diyakini.
Keyakinan inilah yang kerap disebut sebagai tahapan "INTERNALISASI", semacam pembatinan sehingga bisa berpasrah sepenuh hati kepada kerahiman ilahi dan sekaligus membuat Yesus berkenan mengadakan mukjizatNya. Pengakuan iman Marta bahwa Yesus adalah Anak Allah sekaligus juga sungguh menyatakan penyerahan diri kepada yang ilahi.
"Naik kereta ke Surabaya - St Marta doakanlah kami semuanya."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
Marta menerima Tuhan seperti menerima para peziarah (St. Agustinus)
A.
Kutipan Teks Misa:
Marta menerima Tuhan seperti menerima para peziarah (St. Agustinus)
Antifon Pembuka (Luk 10:38)
Yesus memasuki sebuah dusun, dan seorang wanita bernama Marta menyambut-Nya ke dalam rumahnya.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Putra-Mu telah sudi bertamu di rumah Santa Marta. Semoga berkat doanya kami setia melayani Kristus dalam diri sesama kami, supaya kelak kami pun masuk ke dalam kediaman surgawi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
Umat Israel meneguhkan kesediaan mereka untuk taat dan setia kepada Sabda Allah. Mereka mau menjadi pelaksana segala sabda dan peraturan Tuhan.
Bacaan dari Kitab Keluaran (24:3-8)
"Inilah darah perjanjian yang diikat Allah dengan kamu."
"Inilah darah perjanjian yang diikat Allah dengan kamu."
Ketika Musa turun Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada bangsa Israel segala firman dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, “Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami laksanakan!” Musa lalu menuliskan segala firman Tuhan itu. Keesokan harinya, pagi-pagi, didirikannya mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu; sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, “Segala firman Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati!” Kemudian Musa mengambil darah itu dan memercikkannya kepada bangsa itu seraya berkata, “Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 34: 2-3.4-5.)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari , lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, dan ia akan mempunyai terang hidup.
Yesus menegaskan posisi diri-Nya sebagai kebangkitan dan hidup. Karena itu, Dia mengundang setiap orang agar menerima kehidupan dari-Nya dengan cara mempercayai-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (11:19-27)
"Akulah kebangkitan dan hidup!"
Menjelang Hari Raya Paskah, banyak orang Yahudi datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, 'Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.' Kata Yesus kepada Marta, "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya, "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus, "Akulah kebangkitan dan hidup! Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta, "Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Antifon Komuni (Yoh 11:27)
Marta berkata kepada Yesus: "Engkaulah Kristus, Putra Allah yang hidup, yang telah datang ke dunia ini."
Doa Malam
Tuhan, Engkau adalah Allah bagi orang hidup dan yang mati. Buatlah agar aku senantiasa mengimani dan mewartakannya kepada sesama yang kujumpai. Terlebih semoga aku tidak merisaukan segala bentuk kemalangan di dunia ini. Engkau yang memiliki, Engkau yang memberi dan Engkau yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan. Amin.
B.
Maria - Martha & Lazarus....
Trio Sahabat Yesus
Maria - Martha & Lazarus....
Trio Sahabat Yesus
M aria (Ibr: Miryam, Mesir: Marye, yg dicintai)
L azarus (Ibr: Allah yg menolong)
M artha (Ibr: puteri. ibu)
L azarus (Ibr: Allah yg menolong)
M artha (Ibr: puteri. ibu)
MLM - Maria Lazarus Marta mjd sahabat Tuhan krn sll membuka rumah dan hatinya u/menerima kehadiran Tuhan dan mendengarkan Dia (Luk 10:38-42)
Adapun tiga “hal buruk” Marta
K urang bersekuTU
M udah menggeruTU
K urang mengatur wakTU
K urang bersekuTU
M udah menggeruTU
K urang mengatur wakTU
Kita kadang sibuk UNTUK Tuhan tapi lupa sibuk DENGAN Tuhan. Hidup kita kadang hanya menyibukkan diri dengan perbuatan dan karya seperti Marta, padahal yang diinginkan Allah adalah hati kita, bukan?
Semoga kita setia “duduk dekat kaki Tuhan” karena bukankah setiap pagi dan sepanjang hari, kita diberkati oleh tangan Tuhan yg tak kelihatan?
C.
Renungan alternatif: Luk 10:38-42
Renungan alternatif: Luk 10:38-42
Actio et Contemplatio.
Kisah Injil hari ini sudah sering kita dengarkan dan renungkan. Marta dan Maria adalah dua bersaudara.
Menurut Injil Yoh 11, mereka adalah dua saudari dari Lazarus, sahabat-sahabat Yesus. Lukas tidak memuat kisah mengenai Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus dari mati. Selain itu di dalam Lukas (lihat perikop di atas) tidak disebut bahwa kampung mereka bernama Betania (bdk. Yoh 11:1).
Terjemahan Injil Yoh 11 dalam Indonesia memberi kesan bahwa Marta lebih muda dari Maria. Namun begitu, kita dapat meragukannya, karena teks aslinya tidak memberi penjelasan mengenai hal ini. Kisah Lukas memberi kesan yang lebih meyakinkan, Marta kiranya lebih tua daripada Maria.
Kalau kita membaca perikop Lukas mengenai Marta dan Maria, kita mungkin bertanya di manakah Lazarus waktu itu. Tidak ada keterangan mengenai hal ini.
Oleh karena itu kita andaikan saja dia tidak berada di rumah sehingga Maria terpaksa menggantikan fungsi Lazarus yaitu menemui Yesus.
Seperti biasanya, jika ada tamu, tuan rumah menemui tamu sedangkan isterinya sibuk di dapur mempersiapkan makanan.
Oleh karena itu, cukup beralasan bahwa Marta protes ketika melihat Maria duduk di dekat kaki Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Seolah-olah Maria enak-enak saja menemui tamu. Itu adalah tugas yang seharusnya dilakukan oleh kepala keluarga (Lazarus?).
Padahal, apa yang dilakukan Maria bukan sikap seorang kepala rumah tangga, tetapi sikap seorang siswa yang sedang mendengarkan pengajaran rabinya. Biasanya siswa-siswa dari para rabi adalah laki-laki.
Dari sini kita melihat bahwa apa yang dilakukan oleh Maria memang tidak umum. Dia mengambil sikap seperti seorang siswa laki-laki yang sedang mendengarkan pengajaran rabinya. Dikatakan oleh Lukas dengan jelas bahwa Marta sibuk sekali melayani Yesus.
Persoalannya, apakah tindakan Maria tersebut dapat disalahkan?
Dari segi logika, dapat kita bayangkan tentu akan aneh jika Yesus sebagai tamu ditinggalkan sendirian (bersama para murid, ay. 38) tanpa ada yang menyambutnya atau mengajak-Nya bicara. Apakah layak jika Maria dan Marta sibuk menyiapkan hidangan dan membiarkan tamu-tamunya duduk-duduk tanpa ada yang menemani?
Dari segi logika, dapat kita bayangkan tentu akan aneh jika Yesus sebagai tamu ditinggalkan sendirian (bersama para murid, ay. 38) tanpa ada yang menyambutnya atau mengajak-Nya bicara. Apakah layak jika Maria dan Marta sibuk menyiapkan hidangan dan membiarkan tamu-tamunya duduk-duduk tanpa ada yang menemani?
Kita dapat membuat perbandingan dengan sikap keramahan khas Timur seperti yang dilakukan Abraham dan Sara sewaktu menyambut malaikat Tuhan di Mamre (Kej 18:1-9).
Dalam kasus Marta dan Maria, sebenarnya sudah ada pembagian tugas yang bagus, yaitu ada yang menemui tamu dan ada yang menyiapkan makanan. Sekali lagi soalnya adalah Maria itu perempuan. Seharusnya Maria membantu tugas Marta yang cukup menyibukkan.
Yesus menginterpretasikan tindakan Marta dan Maria secara amat unik. Ada kesan bahwa Yesus mengritik tindakan Marta dan memuji tindakan Maria. Biasanya kita dibuat bingung dengan tanggapan Yesus ini. Benarkah Yesus menyalahkan Marta? Bukankah Marta juga sedang menunjukkan keramah-tamahannya meskipun caranya lain dengan Maria? Bukankah cara dia itupun wajar bagi dunia Timur?
Sebenarnya Yesus tidak sedang menyalahkan Marta. Ia hanya mau menunjukkan suatu pelajaran penting ketika berkata: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu..."
Tekanan sabda Yesus ada pada ungkapan "engkau menyusahkan diri dengan banyak perkara". Marta telah menyusahkan diri dengan banyak perkara dan menganggap bahwa apa yang dilakukannya adalah satu-satunya cara untuk menyambut Yesus.
Bagi Yesus, sikap Maria tidak dapat dipersalahkan. Mendengarkan dan merenungkan sabda Yesus adalah amat penting juga, dan Maria telah memilih apa yang penting baginya itu. Wajar jika Maria memanfaatkan pertemuan pribadi dengan Yesus yang cukup langka itu.
Bagi Yesus, tindakan Marta yang sangat sibuk itu "kepo", "lebay" alias berlebihan. Mungkin Yesus menganggap bahwa suatu sambutan yang sederhana saja sudah cukuplah, mengapa harus terlalu sibuk untuk itu? Karena begitu sibuknya, Marta sulit memahami kebutuhan rohani adiknya untuk mendengarkan Yesus.
Lebih parah lagi, Marta menganggap sepertinya Yesus tidak peduli dengan kesibukannya. Tanpa perasaan dia meminta Yesus agar menyuruh Maria membantu pekerjaannya.
Dalam perikop ini kita memang melihat dua sikap yang berbeda dalam menanggapi Yesus. Biasanya para pembaca menganggap bahwa Marta dan Maria sama-sama benar meskipun cara mereka menyambut Yesus berbeda.
Bahkan diharapkan bahwa di dalam diri kita hendaknya ada roh Marta dan Maria, yaitu roh karya dan roh doa/kontemplasi. Penafsiran ini tidak salah.
Meskipun begitu, kita perlu melihat lebih teliti. Memang Marta punya semangat melayani yang hebat. Kekurangannya, dia sampai mengabaikan keramahan yang sifatnya lebih personal dengan Yesus. Dia melupakan kebutuhan itu karena kesibukannya.
Kalau kita merenung lebih jauh, bukankah kesibukan yang keterlaluan dapat menyebabkan kita terasing dari diri sendiri, sesama kita, dan Tuhan? Karena terlalu sibuk bekerja, kita melupakan kebutuhan kita untuk istirahat dan kesehatan.
Akibat lainnya, kesibukan yang keterlaluan juga bisa membuat kita tidak peka lagi pada sesama yang mengharapkan kehadiran kita. Akibat lain lagi, karena terlalu sibuk, kita dapat melalaikan hidup doa kita yang sebenarnya adalah sarana pembangun hubungan personal dengan Tuhan.
Marta memang pekerja yang hebat, patut kita teladan. Namun jika dia terlalu sibuk (menyusahkan diri dengan banyak perkara) maka sudah tidak ideal lagi.
Bagaimana dengan Maria?
Dia dengan tekun duduk di dekat kaki Yesus, mendengarkan sabda-Nya. Dapatkah kita menyalahkan dia? Bukankah dia sedang memanfaatkan sebaik-baiknya saat yang langka untuk bertemu dengan Yesus? Apakah bijaksana jika Marta memprotesnya? Bukankah Maria juga sedang menunjukkan keramahan dengan membuka hati dan telinga untuk mendengarkan sabda Tuhan? Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya. Mengapa kesempatan yang langka untuk bertemu dengan Yesus itu harus ditinggalkan demi pekerjaan yang sudah sehari-hari kita lakukan?
Dia dengan tekun duduk di dekat kaki Yesus, mendengarkan sabda-Nya. Dapatkah kita menyalahkan dia? Bukankah dia sedang memanfaatkan sebaik-baiknya saat yang langka untuk bertemu dengan Yesus? Apakah bijaksana jika Marta memprotesnya? Bukankah Maria juga sedang menunjukkan keramahan dengan membuka hati dan telinga untuk mendengarkan sabda Tuhan? Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya. Mengapa kesempatan yang langka untuk bertemu dengan Yesus itu harus ditinggalkan demi pekerjaan yang sudah sehari-hari kita lakukan?
Cukup menarik bahwa Yohanes mengisahkan tindakan Marta dan Maria secara kurang lebih mirip dengan kisah Lukas.
Dalam Yoh 12:1-8 diceritakan bahwa Yesus mengunjungi ketiga bersaudara itu di Betania. Marta melayani perjamuan, Lazarus turut makan, sedangkan Maria mengambil minyak narwastu yang amat mahal untuk meminyaki kaki Yesus. Bahkan untuk menunjukkan kasih dan penghormatannya kepada Yesus, Maria mengusap kaki yang diminyaki itu dengan rambutnya. Tindakan Maria menunjukkan suatu perasaan kasih dan hormat yang khas kepada Yesus. Itulah cara Maria menyambut Yesus, sambutan yang berbeda dengan Marta dan Lazarus.
Dari kisah Yohanes, kita dapat memahami dengan lebih baik kisah Marta dan Maria menurut Lukas. Apa yang dapat kita renungkan? Kita dapat meneliti diri kita, apakah kita sering bersikap seperti Marta yang terlalu sibuk sehingga sering kurang peka terhadap relasi pribadi dengan Tuhan dan sesama? Apakah kita bisa meneladan Maria yang dengan tekun mendengarkan sabda Yesus dan dengan penuh tulus menunjukkan kasih kita yang nyata?
“Ali baba pergi ke Surabaya - Mari berlomba dalam doa dan karya"
"Soto babat di Pasar Koja - Jangan terlambat kalo pergi bekerja"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar