HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sentire cum Ecclesiae
In Memoriam:
Menjelang "HUT" 100 Tahun Mgr Romero
HARAPAN IMAN KASIH.
Sentire cum Ecclesiae
In Memoriam:
Menjelang "HUT" 100 Tahun Mgr Romero
RIBUAN umat Katolik di El Salvador berjalan kaki sejauh 90 mil selama tiga hari untuk merayakan seabad kelahiran Uskup Agung San Salvador, Mgr Oscar Amulfo Romero y Galdamez atau yang dikenal sebagai Beato Oscar Romero.
Umat meninggalkan Katedral Metropolitan di San Salvador pada 11 Agustus 2017 dan dijadwalkan tiba di Ciudad Barrios, San Miguel, El Salvador, tempat dimana Beato Oscar Romero dilahirkan.
Peziarahan yang mengambil tema “Caminando hacia la del Profeta cradle”, ‘berjalan menuju tempat kelahiran nabi’, akan melalui empat keuskupan: Salvador, San Vicente, Santiago de Maria, dan San Miguel, seperti dilansir CNS, (11/8).
Beato Oscar Romero sendiri terlahir 15 Agustus 1917, dimana peringatan seratus tahun kelahirannya juga akan ditandai dengan Misa di Katedral San Salvador. Uskup Agung Santiago, Chili, Kardinal Ricardo Ezzati Andrello SDB ditugaskan oleh Paus Fransiskus memimpin Misa.
Akhir Juli 2017 lalu, Konferensi Waligereja El Salvador telah mengumumkan agar seluruh gereja di El Salvador merayakan seabad Beato Oscar Romero. “Kami mengundang seluruh umat, baik di El Salvador maupun di seluruh dunia, agar mengingat Beato Oscar Romero sebagai manusia, imam, uskup, dan martir.”
Pada 12 Agustus 2017, Nunsius Apostolik El Salvador Mgr Leon Kalenga Badikebele juga merayakan Misa peringatan seratus tahun Beato Oscar Romero.
Pada acara ini, Kardinal Jose Gregorio Rosa Chavez, teman dekat Beato Oscar Romero akan memberikan kesaksian tentang karya dan kehidupan Beato Oscar Romero.
Beato Oscar Romero ditahbiskan sebagai imam pada 4 April 1942 di Roma. Ia diangkat sebagai Uskup Agung San Salvador pada 23 April 1977. Tiga tahun kemudian, 24 Maret 1980, ia ditembak mati setelah memimpin Misa di kapel sebuah rumah sakit, sehari setelah ia berkhotbah agar tentara El Salvador menghentikan tindakan represi kepada rakyat.
Setelah melalui proses yang panjang, pada 23 Mei 2015, Paus Fransiskus membeatifikasi Mgr Oscar Romero. Paus menggambarkan Mgr Oscar Romero sebagai “suara yang terus bergema”.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Sekitar tiga ratusan ribu umat tampak memadati Lapangan "Salvator Mundi" - Sang Penyelamat Dunia, San Salvador, Sabtu, 23 Mei 2015. Umat berbondong-bondong dengan membawa spanduk dan gambar Mgr Oscar Arnulfo Romero y Galdamez. Beberapa umat juga terlihat mengenakan kaos bergambar wajah Romero.
Sekitar tiga ratusan ribu umat tampak memadati Lapangan "Salvator Mundi" - Sang Penyelamat Dunia, San Salvador, Sabtu, 23 Mei 2015. Umat berbondong-bondong dengan membawa spanduk dan gambar Mgr Oscar Arnulfo Romero y Galdamez. Beberapa umat juga terlihat mengenakan kaos bergambar wajah Romero.
Keceriaan menghiasi wajah umat yang hadir dalam perayaan beatifikasi Uskup Agung San Salvador ini. Umat bersyukur, penantian panjang mereka selama 35 tahun terpenuhi sudah dengan gelar beato untuk Uskup Agung yang ditembak saat memimpin Misa di Kapel Rumah Sakit La Divina Providencia, San Salvador, 24 Maret 1980.
Misa beatifikasi Romero ini juga dihadiri oleh empat presiden di Amerika Latin dan enam kardinal: Kardinal Oscar Andres Rodriguez Maradiaga (Honduras), Kardinal Leopoldo Brenes (Nikaragua), Kardinal Jaime Ortega (Cuba), Kardinal Jose Luis Lacunza (Panama), Kardinal Roger Mahony (Amerika Serikat), Kardinal Angelo Amato (Italia), dan Presiden Dewan Kepausan untuk Keluarga sekaligus postulator proses penggelaran kudus Mgr Romero, Mgr Vincenzo Paglia.
Kardinal, uskup, imam mengenakan stola yang dihiasi dengan tulisan motto episkopal Uskup Agung Romero: “Sentir con la iglesia” atau “seperasaan dengan Gereja” atau bisa diterjemahkan “berpikir bersama Gereja”.
Misa beatifikasi Romero diawali dengan prosesi dari Katedral San Salvador, di mana jenazah Mgr Oscar Romero dibaringkan di makam ruang bawah, menuju Lapangan Sang Penyelamat Dunia. Jarak kedua tempat itu sekitar 2, 5 kilometer.
Delapan imam mengusung kotak kaca berisi relikui Mgr Romero menuju altar. Relikui ini berupa kemeja bersimbah darah yang dikenakan Mgr Romero ketika ia ditembak dan meninggal. Selama relikui itu diarak, beberapa imam berusaha mengulurkan tangan untuk menyentuh kotak kaca tersebut dan kemudian membuat tanda salib.
Beato Romero merupakan salah satu tokoh cerdas dan suci yang memiliki peran penting bagi Gereja Amerika. Demikian diungkapkan Prefek Kongregasi Penggelaran Kudus, Kardinal Angelo Amato SDB dalam homili Misa beatifikasi Mgr Romero. “Kenangan tentang Romero terus hidup dalam benak orang miskin dan terpinggirkan,” ujarnya.
Kardinal Angelo Amato juga mengungkapkan harapannya agar perhatian dan kepedulian terhadap orang miskin seperti yang dilakukan Mgr Romero dapat dilakukan seluruh umat, sehingga kehidupan orang miskin menjadi lebih baik. Kardinal Angelo Amato menandaskan bahwa Mgr Romero bukanlah simbol kekuasaan, tetapi simbol perdamaian.
Presiden Dewan Kepausan untuk Keluarga Mgr Vincenzo Paglia mengatakan, usulan beatifikasi Mgr Romero dilatarbelakangi oleh perjuangannya melawan rezim militer guna memuliakan martabat kaum miskin di El Salvador. “Pengorbanan Mgr Romero mengungkapkan bagi kita sebuah persatuan dan perdamaian. Saya yakin, beatifikasi akan mendatangkan keajaiban besar dan menjadi kesempatan pertemuan persaudaraan rakyat El Salvador, mengatasi setiap masalah politik, sosial dan ekonomi.”
Paus Fransiskus juga mengirimkan surat kepada Uskup Agung San Salvador, Mgr José Luis Escobar Alas untuk beatifikasi Mgr Romero. Dalam pesannya, Bapa Suci mengatakan, “Uskup Agung Romero membangun perdamaian dengan kekuatan kasih, memberi kesaksian iman dan menyatakan iman dengan hidupnya. Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya dalam kesulitan, dan selalu menunjukkan diri-Nya dalam kecemasan dan kebutuhan Anda.”
Bapa Suci mengajak seluruh umat, teristimewa umat El Salvador dan negara-negara tetangganya di Amerika Latin untuk mengucap syukur kepada Allah atas kemartiran Beato Romero. Beato Romero memiliki kemampuan untuk melihat dan mendengar penderitaan rakyatnya.
Dengan keteladanan Beato Romero, Gereja El Salvador, Amerika, dan seluruh dunia dipanggil untuk mengupayakan bersama perdamaian, persaudaraan, dan solidaritas. Pun solidaritas bagi kaum miskin dan terpinggirkan. “Uskup Agung Romero mengajak kita untuk berefleksi, menghormati kehidupan dan menjaga harmoni. Kita mesti menghentikan kekerasaan, kebencian, dan mengatasi keegoisan diri,” demikian Paus Fransiskus. Harapannya umat dapat meneladan Beato Romero dan menjadi saksi-saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Mgr Romero, 37 tahun lalu, ditembak kelompok sayap kanan yang berkuasa yang didukung Amerika Serikat.
Berkenaan dengan beatifikasinya, Presiden AS saat itu, Barack Obama mengirim ucapan selamat kepada El Salvador. “Uskup Romero menjadi inspirasi baik di El Salvador maupun seluruh Amerika,” katanya.
Obama melukiskan Romero sebagai pemberani yang tak gentar menghadapi kejahatan demi umatnya yang dicintai, terutama yang miskin dan tertindas. “AS sendiri, mengacu pada visi Uskup Agung Romero, kami bersama rakyat memajukan ekonomi, menjunjung tinggi rule of law dan menciptakan suasana bertetangga yang lebih aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar