Ads 468x60px

Minggu, 13 Agustus 2017 - Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
Minggu, 13 Agustus 2017
(Selasa, 15 Agustus 2017)
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga
Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
(Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1 Korintus (15:20-26)
Lukas (1:39-56)
"Mary : Woman & Mother - Maria: Wanita & Bunda." (Memoar 100 Th Fatima)
Inilah judul buku terbaru yang saya persembahkan bersamaan dengan perayaan 100 Tahun Fatima serta syukur atas Hari Raya Maria Asumpta yang juga menjadi hari tahbisan imamat saya dan beberapa romo lain.
Berangkat dari kabar malaikat yang telah memberitahukan kepada Maria bahwa Elisabet yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung, maka Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu, yang tinggal bersama suaminya Zakaria di sebuah kota Yudea "di daerah perbukitan" (kemungkinan di Yuttah, Yosua 15:55; 21:16, bersebelahan dengan Maon, sekitar 160 km dari Nazareth).
Adapun “visitasi, kunjungan Maria dari Nazareth kepada Elisabet di Yudea ini sekaligus menjadi kunjungan cinta Tuhan sendiri kepada umat-Nya” (KGK. 717) dengan berporos pada tiga sikap dasar yang bisa kita petik dari perjumpaan iman mereka, al:
1.Berbagi kedamaian:
Kata pertama yang diucapkan Maria ketika mengunjungi Elisabeth adalah “salam”. Dalam bahasa Ibrani, kata “salam” ini berarti “damai”. Ia berbagi kedamaian kepada saudarinya yang sedang mengandung pada usia tua. Ia hadir untuk menguatkan kerapuhan dan mendamaikan kegalauan hati saudarinya yang mengandung pada usia tua.
Berangkat dari kebaikan hati Maria sebagai Ratu Pecinta Damai inilah, maka Gereja juga mempunyai sebuah doa khusus untuk memberi salam kepada Maria, yakni:
Salam ya Ratu, Bunda yang berbelaskasih! Hidup, hiburan dan harapan kami. Salam ya Perawan Maria yang rahim, yang penuh belas kasihan dan yang manis.
Salve, Regina, Mater misericordiae! Vita, Dulcedo, et Spes nostra! Salve, o clemens, o pia, o dulcis Virgo Maria!
Intinya:
Maria mengajak kita untuk berbagi”salam” kepada sesama kita. Kedamaian iman yang telah diterima oleh Maria karena dipilih untuk mengandung dan melahirkan Yesus, itulah yang dibagikannya kepada Elisabeth, yang juga sedang berbahagia menanti kelahiran Yohanes.
Disinilah, kita yang sudah menjawab “ya” akan tawaran keselamatan Allah dalam hidup Yesus, diajak untuk juga belajar memberi kedamaian kepada sesama, seperti Maria memberi kedamaian kepada Elisabeth: Spes nostra! Salve. Salam Maria, harapan kita!
2.Berbagi kepercayaan:
Begitu Maria tiba dan menyalami Elisabet, Elisabet dengan segera menyatakan Maria sebagai "ibu dari Tuhannya".
Perjumpaannya dengan Maria membuahkan kepercayaan iman yang mendalam: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”
Ya, Elisabet sungguh bersukacita dan mengakui kepercayaannya bahwa Maria adalah sungguh ibu Tuhan yang diberkati. Seperti Elisabeth, kita juga diajak untuk berani mewartakan keyakinan iman kita kepada setiap orang dengan hati yang tulus dan penuh sukacita.
3.Berbagi kesaksian:
Kisah lawatan Maria ke rumah saudarinya Elisabet yang memuncak pada kidung magnificat juga menunjukkan figur Maria yang setia berbagi kesaksian sebab melihat tindakan Allah yang berkarya di tengah hidupnya: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya” (Luk 1: 46-48).
Sebenarnya dalam masyarakat Yahudi tradisional, kidung magnificat ini merupakan bagian penting dalam hidup keagamaan yang disampaikan dari mulut seorang imam - hamba Yahwe.
Tetapi magnificat kali ini keluar dari mulut seorang golongan anawim yang miskin dan diucapkan justru di rumah Zakaria, seorang imam.
Jelaslah, bahwa Maria berbagi kesaksian karena ketulusan hati dan keyakinan imannya akan penyertaan Tuhan.
Salam, ya Ratu surgawi.
Salam, Bunda Putra Ilahi.
Darimulah hidup kami.
Memperoleh terang suci
Bersukalah, ya Maria.
Bunda yang paling jelita.
Hiduplah, Bunda mulia.
Doakanlah kami semua.
“Burung tekukur di Taman Ria - Kita bersyukur punya Bunda Maria.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Regina Caeli - Ratu Surga."
Inilah salah satu doa dan lagu gereja yang banyak dinyanyikan pada masa Paskah.
Dengan kenangan iman Maria sebagai Ratu Surga inilah, kita juga diajak untuk "SINAGA-SIap NAik ke surGA" dengan modal "KPK", al:
1. Kedamaian:
Maria yg sdg mengandung Yesus berjalan dari Nazaret ke Yehuda sejauh 160 KM u/menjumpai Elisabeth yg jg sdg mengandung Yoh Pembaptis.
Adapun yg pertama dibuatnya ktika brtemu Elisabeth adl "memberi salam" (Luk 1:40). Kata "salam" dekat dg bhs Ibrani, "syalom" yg berarti kedamaian.
Itu sebabnya Maria yg mjd "tabernakel hdp" krn mengandung Yesus ini byk digelari Regina Pacis - Ratu Damai" krn hadirnya sll mendamaikan+menghangatkan.
Bukankah stiap kali kt menyambut komuni, kita jg diajak mjd "tabernakel hdp" krn mengandung Yesus sang Raja Damai dlm diri kita?
2. Pujian:
"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku dtg mengunjungi aku?" Inilah pujian spontan Elisabeth kpd Maria. Walaupun jauh lbh tua, ia tulus memuji Maria.
Maria pun tdk sombong, tp ia malahan kembali memuji Allah: "Magnificat anima mea Dominum-Aku mengagungkan Tuhan" (Luk 1:46). Sudahkah kt blajar memuji?
3. Kegembiraan:
Ketika Maria memberi salam, bayi Yoh Pembaptis (Yoh: "Allah yg memberkati) yg msh berada dlm rahim Elisabet bersorak kegirangan. Hatinya penuh sukacita krn mendengar salam Maria+mrasakan hadirnya keilahian yg terkandung dlm rahim Maria: "Beata es quee credidisti - bergembiralah ia, yang telah percaya”.
Maria jg bergembira krn diyakinkan bhw Yg Mahakuasa telah byk melakukan perbuatan2 besar+meninggikan orang2 yg rendah: "Hatiku bergembira krn Allah juruslamatku" (Luk 1:47). Sudahkah kt bergembira dlm iman?
Sukacita atau kegembiraan sendiri merupakan kata kunci perjumpaan dengan Elisabet, di mana suara Maria dan kehadiran Yesus dalam rahimnya membuat Yohanes "melonjak kegirangan" (Luk 1:44):
“Sukacita juga memenuhi kawasan Betlehem ketika kelahiran Bayi Ilahi, Juruselamat dunia, diberitakan oleh nyanyian para malaikat dan dimaklumkan kepada para gembala sebagai "kesukaan besar" (Luk 2:10).” (Paus Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, No. 20)
Jiwa Maria, sucikanlah aku
Hati Maria, nyalakanlah aku
Tangan Maria, sanggahlah aku
Kaki Maria, pimpinlah aku
Mata Maria, pandanglah aku
Bibir Maria, berkatalah padaku
Dukacita Maria, kuatkanlah aku
O Maria yang manis, dengarkanlah aku
Janganlah mengijinkan daku terpisah darimu
Terhadap musuh-musuhku, belalah aku
Tuntunlah daku kepada Yesus yang manis
Semoga dengan dikau aku dapat mencintai dan
memuji untuk selama-lamanya. Amin
“Dari Samaria ke Sukabumi - Bunda Maria, doakanlah kami".
B.
"Dios quiere y La Virgen permite - Tuhan memberkati dan Bunda merestui."
Inilah sebuah ungkapan devotif khas orang-orang di Amerika Latin yang kerap saya katakan juga di akhir setiap siaran radio di ORK KAJ.
Hal ini terjadi karena saya banyak merasakan bahwa berkat Tuhan dan restu Bunda Maria selalu mewarnai hidup banyak orang setiap harinya di segala penjuru dunia.
Adapun di Hari Raya Maria Asumpta ini, yang juga merupakan hari tahbisan saya bersama beberapa imam, kita juga mengenangkan “colloquium salutatis”, kunjungan/percakapan keselamatan Bunda Maria dan Elisabeth.
Kita pastinya juga berharap bahwa Bunda Maria berkenan juga datang dan mengunjungi hati kita masing-masing, terlebih hati yang sedang merasa lemah-rentan dan letih.
Mengacu pada nama "MARIA", adapun 5 keutamaannya yang bisa kita timba setiap harinya agar hadir di hati kita, antara lain:
1."Mater":
Di atas salib, Yesus menyapanya sebagai "Ibu". Dengan kata lain: Ia menjadi "Bunda" yang punya kerahiman (Yoh 19:26-27), hatinya hangat dan bersahabat bagi semua anaknya.
2."Amabilis":
Diyakinkan oleh maklumat malaikat (Luk 1:30), ia selalu hadir sebagai pribadi yang berani mencintai, dari Betlehem sampai Yerusalem, dari kandang Natal yang jelata sampai salib Golgota yang penuh dukacita.
3."Regna":
Ia menjadi "ratu" yang selalu memberi pedoman untuk mentaati perintah Yesus (Yoh 2:5), tidak banyak bicara tapi kaya makna. Adapun, ia dirayakan sebagai Maria Asumpta setiap 15 Agustus.
4."Immaculata":
Ia menjadi pribadi "tak bernoda". Itulah juga yang dikatakannya ketika muncul di Lourdes, hidupnya benar-benar suci karena penuh syukur, dekat dan bersatu dengan Allah (Luk 1:46-47).
5."Admirabilis":
Ia mengagumkan krn sll membawa berkat (Luk 1:40)+sukacita (Luk 1:44). Hal ini menjadi lebih jelas ketika ia berkata "ecce ancilla Domini" (Luk 1:38).
Bagaimana dengan kita?
Orang Sunda pergi ke warung indomie – Wahai ya Bunda, sertailah kami.”
C.
"Maria Asumpta - Maria yg diangkat ke surga."
Inilah salah satu gelar untuk Bunda Maria yang dirayakan Gereja persis bertepatan juga dengan hari tahbisan kami.
Bicara soal Maria (MAu Rendah hati Ikut Allah), kita diajak untuk rendah hati karena Allah "meninggikan orang-orang yang rendah" (Luk 1:52).
Mengacu pada bacaan hari ini, Maria yang rendah hati hadir sebagai "BBM", Bulan-Bintang dan Matahari (Wahyu 12:1) dengan 3 daya cinta, antara lain:
1."Berdaya guna":
Maria berguna untuk Yesus lahir. Permintaannya berguna untuk terjadinya mukjijat di Kana. Doanya berguna untuk banyak orang yang “sedang kurang anggur”: letih, lesu dan berbeban berat.
2."Berdaya makna":
Bukankah Maria juga selalu bermakna karena ia hadir untuk berbagi cahaya sejak awal mula Gereja. Ia setia ada pada saat Kabar Sukacita ketika dalam kesediaannya yang bersahaja, dengan hati tulus murni, mengijinkan Putra Allah mengambil daging dalam rahimnya yang perawan. Ia juga setia ada di bawah kaki salib sementara Putranya menebus dunia sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah. Di sana ia ditunjuk untuk menjadi "Bunda Mulia" (Yoh 19:26-27).
Bahkan, pada Hari Raya Pentakosta, ketika misi apostolik Gereja dimulai, ketika para murid kehilangan Yesus, Maria setia berbagi kehadiran dan doa bersama. Ia adalah gejala menakjubkan - di tengah segala budaya patriarki, Maria menjulang dan bercahaya. Ia terus hadir tanpa banyak bicara, mengiringi perjalanan Gereja dengan segala ruwet rentengnya.
3."Berdaya tahan":
Meski diabaikan dan tidak diperhatikan, dilupakan dan diluputkan/dianggap menyilaukan, BBM tetap terus bersinar-pendar. Meski kadang terluka dan kecewa, bukankah Maria juga terus bersinar dan tdk tertutup hanya bagi hati orang Nazaret di kampung halamannya atau hati bangsa Israel tanah airnya? Maria terbuka hati dan tangannya bagi siapa saja.
"Dari Taman Ria ke Sukabumi - Bunda Maria doakanlah kami."
D.
Kutipan Teks Misa:
(Khusus di Indonesia hari raya ini dipindahkan pada hari Minggu, 13 Agustus 2017 -termasuk didalamnya Misa Sabtu sore, bila ada: Misa Vigili pada Sabtu sore, untuk negara-negara lain di mana hari raya ini tidak dipindahkan Misa Vigili dimulai pada Minggu sore)
“Oleh karena itu, Bunda Tuhan yang terhormat, dari segala kekekalan digabungkan secara tersembunyi dengan Yesus Kristus …. akhirnya memperoleh sebagai puncak tertinggi dari segala haknya yang istimewa, bahwa ia harus dijaga agar bebas dari kerusakan kubur dan bahwa seperti Puteranya, setelah mengalahkan maut, ia dapat diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surga, di mana sebagai Ratu, ia duduk di dalam kemegahan di sisi kanan Putera-Nya, Raja segala masa yang kekal (lih. 1 Tim 1:17, Paus Pius XII, Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus, 40)
Antifon Pembuka (Why 12:1)
Suatu tanda besar tampak di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan mahkota dua belas bintang pada kepalanya.
A great sign appeared in heaven: a woman clothed with the sun, and the moon beneath her feet, and on her head a crown of twelve stars.
Signum mágnum appáruit in caélo: múlier amícta sóle, et lúna sub pédibus éjus, et in cápite éjus coróna stellárum duódecim.
atau
Marilah kita semua bergembira dalam Tuhan, sambil merayakan hari pesta untuk menghormati Perawan Maria; karena pengangkatannya ke surga para Malaikat bergembira dan memuji Putra Allah.
Let us all rejoice in the Lord, as we celebrate the feast day in honor of the Virgin Mary, at whose Assumption the Angels rejoice.
Gaudeamus omnes in Domino, diem festum celebrantes sub honore Mariæ Virginis: de cuius Assumptione gaudent angeli, et collaudant Filium Dei.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Perawan Maria yang tak bernoda, Bunda Putra-Mu, telah Engkau angkat ke dalam kemuliaan surgawi dengan jiwa dan raganya. Kami mohon, semoga dengan tetap mengarahkan hati kepada perkara-perkara surgawi, kami layak ikut serta dalam kemuliaannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:20-26)
"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."
Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
Santo Ignatius dari Loyola, pendiri Ordo Serikat Yesus, menyebut Santa Perawan Maria sebagai "Pintu Surga" (Janua Caeli). Artinya, tempat di mana Allah keluar dari surga, untuk mendekati manusia. Dan serentak "Pintu Surga" itu berarti tempat di mana manusia dapat masuk surga berkat Putra Maria. Santa Perawan Maria sendiri yang akan menyambut dan mengiringi kita bertemu Sang Hidup Kekal. Karena itu, St. Ignatius dari Loyola menyatakan seperti itu karena Santa Perawan Maria diangkat ke surga.
Santa Perawan Maria adalah perantara rahmat demi membebaskan kita dari dosa. Pada akhir hidupnya, Santa Perawan Maria diangkat ke surga, suatu kepenuhan janji akan kehidupan kekal dan kebangkitan badan yang dijanjikan Yesus.
Santo Ignatius juga mengajak kita untuk lebih menyiapkan, secara khusus dalam pertemuan yang intim dengan Tuhan. Dengan menjadi pintu surga, Santa Perawan Maria telah menjadi orang pertama yang memperoleh keselamatan kekal. Ia menjadi orang terdepan dalam barisan surgawi.
Dari Santa Perawan Maria, kita pun dapat belajar bagaimana seharusnya bekerja sama dalam karya keselamatan Allah, dengan penuh keikhlasan di tengah segala kesempitan dan kelemahan diri. Semoga hari-hari hidup kita senantiasa dipenuhi harapan bahwa kita diundang untuk mengarahkan diri pada Santa Perawan Maria, Sang Pintu Surga.

Antifon Komuni
Berbahagialah rahim Perawan Maria, yang telah mengandung Putra Bapa yang kekal. (Bdk. Luk 11:27)
atau
Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku (lih. Luk 1:48-49)
Beatam me dicent omnes generationes, quia fecit mihi magna qui potens est. (Luk 1:48-49)
========
E.
Kutipan Teks Misa (II)
Minggu, 13 Agustus 2017
Hari Minggu Biasa XIX
(Berlaku di luar Indonesia, pada keuskupan-keuskupan di mana perayaan Hari Raya SP. Maria Diangkat ke Surga TETAP dirayakan pada tanggal 15 Agustus 2017)

Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita. (1Yoh 3:24)

Antifon Pembuka (Mzm 74:20.19.22.23)
Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.
Look to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the cries of those who seek you.
Respice, Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne derelinquas in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne obliviscaris voces quærentium te.

Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, berkat pengajaran Roh Kudus kami boleh menyebut Engkau: Bapa. Kobarkanlah dalam diri kami semangat sebagai anak-anak-Mu, agar kami layak menerima warisan yang telah Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:9a.11-13a)
"Berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan."
Sekali peristiwa, ketika Elia sampai di Gunung Horeb, masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka berfirmanlah Tuhan kepadanya, "Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung itu di hadapan Tuhan!" Lalu Tuhan lewat. Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun, Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa. Namun, dalam gempa Tuhan pun tidak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun, Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api itu disusul bunyi angin sepoi-sepoi basa. Mendengar itu, segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14; Ul: 9a)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang bertakwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilah akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (9:1-5)
"Aku rela terkutuk demi saudara-saudaraku."
Saudara-saudara, demi Kristus aku mengatakan kebenaran, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku rela terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku menurut daging. Sebab mereka itu adalah orang Israel. Mereka telah diangkat menjadi anak Allah, telah menerima kemuliaan dan perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadat dan janji-janji. Mereka itu keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias sebagai manusia, yang mengatasi segala sesuatu. Dialah Allah yang harus dipuji selama-lamanya. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 130:5)
Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:22-33)
"Tuhan, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air!"
Sesudah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai, dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka dengan berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejud dan berseru, "Itu hantu!" Dan mereka berteriak-teriak ketakutan. Tetapi, Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya "Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru, "Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air." Kata Yesus, "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi, ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus, dan berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Keduanya lalu naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, "Sungguh, Engkau Anak Allah!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
Laut dalam Kitab Suci adalah lambang dari kekuatan akan kekacauan dan kejahatan. Ternyata gelombang dahsyat itu takluk pada Sabda Yesus. Masalah, tantangan dan hambatan akan ada dimana-mana dan kapan saja, apalagi ketika orang setia pada imannya pasti akan menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah, yang tidak lain merupakan ‘gelombang kehidupan’. Perahu adalah lambang Gereja. Sehingga, peristiwa itu mengisahkan Gereja yang sedang menghadapi bahaya. Menurut keyakinan orang Israel pun, laut atau danau merupakan tempat kekuatan jahat yang selalu mengancam manusia. Karena itu para murid berteriak ketakutan: "Itu hantu!", saat Yesus berjjalan di atas air. Yesus menenangkan mereka dengan mewahyukan diri-Nya: "Aku ini, jangan takut!" Petrus belum yakin sehingga meminta Yesus bersabda agar ia dapat berjalan di atas air dan mendapatkan-Nya. Petrus pun berjalan di atas air. Namun ketika angin bertiup, takutlah ia dan mulai tenggelam. Itu tanda bahwa imannya belum mantap sehingga ia memohon pertolongan dari-Nya. Ia mengulurkan tangan-Nya sebagai tanda bahwa Yesus siap menolong manusia. Yesus pun naik ke perahu dan angin reda. Yesus campur tangan dalam kehidupan manusia dan ancaman dari yang jahat dikalahkan.
Hidup orang beriman yang mencari Tuhan seperti berlayar ditengah badai. Penuh tantangan dan perjuangan namun satu hal yang boleh diharapkan adalah keikutsertaan Tuhan dalam perjuangan itu. Kita mungkin jatuh, gagal tetapi selalu ada Tuhan yang akan membangkitkan kita kembali. Pada saat dibangkitkan kembali itulah kita merasakan kehadiran Tuhan secara nyata dengan mukjizat-Nya.

Antifon Komuni (Mzm 148:12, 14)
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
atau
Roti yang Kuberikan ialah daging-Ku untuk kehidupan dunia, Sabda Tuhan. (Bdk. Yoh 6:51)
Doa “Salam Maria” adalah salah satu doa tradisional Katolik yang paling populer di dunia dan merupakan dasar pokok dari doa rosario. Doa tersebut lebih kurang didoakan sebanyak 2 juta kali sehari dalam segala bahasa dan di seluruh pojok dunia. St. Hieronimus mengatakan bahwa “kebenaran yang terkandung dalam doa Salam Maria begitu agung dan luhur, begitu mengagumkan, hingga tak ada manusia atau pun malaikat yang dapat memahami sepenuhnya.” St. Thomas Aquinas, Pujangga Gereja yang terkemuka, 'yang paling bijaksana di antara para kudus dan yang paling kudus di antara para bijaksana', seperti dinyatakan oleh Paus Leo XIII bahkan pernah berkhotbah selama 40 hari lamanya di Roma hanya tentang doa Salam Maria.
Selain itu, Salam Maria juga digunakan oleh Gereja Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental, serta berbagai kelompok lainnya dalam tradisi Katolik, termasuk Anglikan, Katolik Independen dan Katolik Lama. Sebagian denominasi Protestan juga menggunakan doa ini. Doa Salam Maria sendiri memadukan dua nas dari Injil Lukas: "Salam Maria, penuh rahmat,Tuhan sertamu; terpujilah engkau di antara wanita" (Lukas 1:28) dan "terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus." (Lukas 1:42). Di Eropa Barat pada pertengahan abad ke-13, doa ini hanya terdiri dari kata-kata ini dengan penambahan nama "Maria" setelah kata "Salam", seperti yang jelas terlihat dari tafsiran St. Thomas Aquinas tentang doa ini. Jelasnya, St. Bernardus dan banyak para kudus lainnya mengatakan bahwa tak pernah sekali pun terdengar pernah terjadi di suatu waktu atau pun tempat bahwa Bunda Maria menolak mendengarkan doa anak-anaknya yang di bumi.
SEMBAH BEKTI (Jawa)
Sembah bekti kawula dewi Maria kekasihing Allah, pangeran nunggil ing panjenengan dalem, sami-sami wanita sang dewi pinuji piyambak, saha pinuji ugi wohing salira dalem sri Yesus.
Dewi Maria, ibuning Allah, kawula tiyang dosa sami nyuwun pangapunten dalem, samangke tuwin benjing dumugining pejah. Amin.
LUGRAHA DEWI MARIA (Bali)
Lugraha dewi Maria, ebek pahiang, Widi nyarengin ida. I ratu pinih kasuecanin yan ring para istri sami, tur kapuji ida sang hyang Yesus who weteng I ratu.
Dewi Maria, biang Widi, astawayang titiang I jadma dosa, mangkin miwah ring pademe. Amin.
HET WEESGEGROET (Belanda)
Wees gegroet, Maria, vol van genade, de Heer is met U, gij zijt de gezegende, onder de vrouwen, en gezegend is Jesus, de vrucht van uw schoot.
Heilige Maria, moeder van God, bid voor ons, zondeaars, nu en in het uur van onze dood. Amen.
ABA MARIA (Filipina)
Aba Maria, napupuno ka ng grasya, ang panginoon Diyos ay sumasaiyo, bukod kang pinag pala sa babaeng lahat, at pinagpala naman ang iyong anak na si Hesus.
Santa Maria ina ng Diyos ipanalangin mo kaming makasalanan, ngayon at kung kami ‘ y mamamatay. Amen.
HAIL MARY (Inggris)
Hail Mary, full of grace, The Lord is with You. Blessed are You among women and blessed is the fruit of Your womb, Jesus.
Holy Mary, mother of God, pray for us, sinners, now and at the hour of our death. Amen.
AVE MARIA (Italia)
Ave o Maria, piena di Gratia, il signore e con te. Tu sei benedetta fra le donne e benedetto e il frutto del tuo senno Gesu.
Santa Maria, madre di Dio, prega per noi peccatori, addesso e nell’ora della nostra morte. Amen.
MEDETASHI / TENSHI SHUKUSHI (Jepang)
Medetashi seichou michi miteru Maria, shu onmi to tomoni mahimasu, onmi wa onna no uchi nite shukuserare, gotainai no onko iezusu mo shukuserare tamou.
Tenshu no onhaha sei Maria, tsumi bito naro warera no tame ni, ima mo rinjuu no toki mo inori tamae. Amen.
GEGRUSZET SEIST DU MARIA (Jerman)
Gegruszet seist du Maria, voll der Gnade, der Herr ist mit dir. Du bist gebenedeit unter den Frauen, und gebenedeit ist die Frucht deines leibes Jesus.
Heilige Maria, Mutter Gottes, bitte für uns sonder jetzt und in der Stunde unseres Todes. Amen.
AVE MARIA (Latin)
Ave María, grátia plena, Dóminus tecum, benedícta tu in muliéribus, et benedíctus fructus ventris tui Iesus.
Sancta María, mater Dei, ora pro nobis peccatóribus, nunc et in hora mortis nostrae. Amen.
SALAM MARIA (Padang)
Salam Maria, panuah rahmaek, Tuhan saratomu. Tarpujilah Engkau di antaro padusi dan tarpujilah anak kanduangMu, Yesus.
Santa Maria Bundo Allah, doakanlah kami yang badoso iko, sakarang dan waktu kami mati. Amin.
JE VOU SALOU MARIE (Perancis)
Je vous salou Marie, pleine de grace, le Seigneur est avec vous, vous êtes benie entre toutes les femmes et Jesus, le fruit de vos entrailles, est beni.
Saint Marie, mere de Dieu, priez pour nous, pouvres pecheurs, maintenant et à l’heure de notre mort. Amen.
AVE MARIA (Portugis)
Ave Maria, Cheia de graça o Senhor esta com bosco. Bendita Sois vos entre as mulheres e bendito e o fruto du vosso ventre Jesus.
Santa Maria, ma? de Deus, rogai por nós pecadores agora e na horra da nossa morte. Amen.
DIOS TE SALVE MARIA (Spanyol)
Dios te salve Maria, llena de gracia plena, el senor es contigo, bendita tu entre las mujeres, y bendito el fruto de tu vientre, Jesus.
Santa Maria, Madre de Dios, ruega por nosotros pecadores, ahora y en la hora de nuestra muerte. Amen.
AVE MARIA (Timor Leste)
Grasa barak liu, iha ita boot, Maromak ho ita boot, ita boot diak liu teto hotu-houto. Ita boot nia oan, Jesus diar liu.
Santa Maria, Maromak nia Inan, harohan ba nai maromak tamba ata salan, oras nee ho oras nebe ami atu besik, atu mate. Amin
Salve Regina,
Mater misericordiae!
Vita, Dulcedo, et Spes nostra! Salve.
Dios quiere y La Virgen permite
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar