HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 14 Agustus 2017
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir
Ulangan (10:12-22)
(Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
Matius (17:22-27)
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 14 Agustus 2017
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir
Ulangan (10:12-22)
(Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
Matius (17:22-27)
“Semper glorificate et portate Deum – Senantiasa muliakan dan bawalah Tuhan”.
Pepatah ini sejajar dengan antifon pembuka, “Pujilah Tuhan” dan mazmur tanggapan hari ini, “Megahkanlah Tuhan hai Yerusalem”.
Adapun tiga modal dasar supaya kita bisa selalu memuliakan dan membawa nama Tuhan, al:
1. MengenalNya:
Orang Jawa kadang berkata: “Gusti iku ono ing samubarang, Tuhan Allah itu ada dalam segala hal. Hal ini dikarenakan kehadirannya adalah kehadiran yang mahakuasa sekaligus maha kasih.
Orang Jawa kadang berkata: “Gusti iku ono ing samubarang, Tuhan Allah itu ada dalam segala hal. Hal ini dikarenakan kehadirannya adalah kehadiran yang mahakuasa sekaligus maha kasih.
Dalam bahasa bacaan pertama hari ini: "Tuhan Allah adalah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan. Allah yang agung, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing."
Kita diajak untuk mengenalnya lebih dekat lewat hidup doa serta perjumpaan harian dengan sesama dan semesta: “O Tuhan betapa bahagianya berada dekat dan mengenalMu lebih dekat, krn dekat dan mengenalMu lebih dekat sama dengan melihatMu, dan bukan sekedar memikirkanMu”.
2. MengalamiNya:
Kenyataan bahwa Tuhan ada di dekat kita dan kita tdk menyadari kehadiranNya, karena kita kerap “mengetahui” tentang Tuhan tapi tidak "mengalami Tuhan".
Kenyataan bahwa Tuhan ada di dekat kita dan kita tdk menyadari kehadiranNya, karena kita kerap “mengetahui” tentang Tuhan tapi tidak "mengalami Tuhan".
Ya, bukan berlimpahnya pengetahuan yang memenuhi dan memuaskan hati, tetapi merasakan dan mencicipi perkaranya, bukan?
Disinilah kita diajak mengalami kehadiranNya setiap hari lewat aneka perjumpaan dan pergulatan dengan nada dasar “kerendahan hati” (humilitas), karena seperti humus, demikian pula kerendahan hati akan menyuburkan keutamaan-keutamaan lain yang ada di dalam diri kita.
Dua syarat sederhana supaya kita bisa semakin mengalami Tuhan dalam keseharian, yakni: kalau ingin hidupmu tenang, pasrahkanlah kpd Tuhan dan kalau ingin hidupmu bahagia, bersyukurlah kepada Tuhan atas apa yang terjadi.
Hal ini berdasarkan pengalaman iman kristiani bahwasannya Jika kita mencari Allah dalam segala hal, kita akan mendadak terhenyak menyadari Allah ternyata ada di samping kita!
3. MencintaiNya:
Iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna, bukan?
Iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna, bukan?
Disinilah, kita diajak melakukan kebaikan dan kasih kepada Tuhan dan sesama bukan "supaya" dikasihi Allah, tetapi lebih "karena" telah dikasihi oleh Allah.
Jelasnya, “cinta vertikal“ kita kepadaNya mesti di-“horisontal”kan dengan perbuatan kasih yang nyata: dengan kata kata yg positif, sikap yg sportif dan tindakan yg produktif karena secemerlang apapun sebuah ide bila ia tdk mempunyai tangan dan kaki, ia bak bara api yang menakutkan tetapi belum cukup untuk membakar materi serta sekuat apapun api yg tersimpan dalam roh, bila tidak mempunyai badan dan tubuh, ia akan tinggal tetap, bukan?
“Ikan peda di kota Subang – Wartakan sabda biar iman kita semakin berkembang.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Libertas - Kebebasan".
A.
"Libertas - Kebebasan".
Inilah salah satu semangat, semacam “core values” yang saya rasakan ketika "napak tilas": berkunjung ke rumah pembuangan Bung Karno dan sekaligus "Taman Pancasila", tempat dia dulu menemukan inspirasi kebebasan (bukan kebablasan) soal Pancasila di bawah pohon sukun, di dekat biara para pastor SVD di tengah kota Ende.
Bung Karno sendiri jelas menjadi orang yang bebas merdeka karena hidupnya penuh dengan pelbagai keutamaan. Ia tidak menjadi "batu sandungan" tapi terus berjuang menjadi "batu loncatan" bagi bangsa dan rakyatnya dengan cucuran airmata-darah dan keringat .
Itu juga yang diajarkan Yesus hari ini tentang "membayar pajak" (Perintah Allah Jangan Anda Kacaukan").
Nah, supaya kita tidak menjadi "batu sandungan" tapi menjadi orang yang benar-benar memiliki kebebasan sebagai anak – anak Allah, adapun "Pancasila iman" yang bisa kita wartakan setiap harinya, antara lain:
1."Ketuhanan":
Kita diajak menjadi orang yang selalu menekankan dimensi keberimanan secara utuh-penuh dan menyeluruh.
Kita diajak menjadi orang yang selalu menekankan dimensi keberimanan secara utuh-penuh dan menyeluruh.
2."Kemanusiaan":
Kita diajak sadar bahwa kita hidup di dunia real jadi tetap menjadi orang beriman yang sesuai konteksnya, karena bukankah menjadi suci juga berarti menjadi manusiawi? Beriman lewat dan bersama hal-hal insani setiap hari.
Kita diajak sadar bahwa kita hidup di dunia real jadi tetap menjadi orang beriman yang sesuai konteksnya, karena bukankah menjadi suci juga berarti menjadi manusiawi? Beriman lewat dan bersama hal-hal insani setiap hari.
3."Persatuan":
Kita diajak untuk hidup rukun dan bersatu dengan semua orang yang berkehendak baik, demi suatu kosmos/keteraturan yang lebih bermutu, tidak mudah terpecah oleh gosipan/"adu domba".
Kita diajak untuk hidup rukun dan bersatu dengan semua orang yang berkehendak baik, demi suatu kosmos/keteraturan yang lebih bermutu, tidak mudah terpecah oleh gosipan/"adu domba".
4."Kebersamaan":
Inilah sebuah semangat demokrasi, berani hidup bersama dalam semangat keterbukaan, menuntut hak juga berani untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai orang beriman sekaligus warga bangsa.
Inilah sebuah semangat demokrasi, berani hidup bersama dalam semangat keterbukaan, menuntut hak juga berani untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai orang beriman sekaligus warga bangsa.
5."Keadilan":
Kita diajak untuk hidup "jurdil-jujur dan adil", mentaati pelbagai aturan hukum yang berlaku dan tidak menjadi "parasit" bagi gereja dan bangsa, sesama dan dunia.
Kita diajak untuk hidup "jurdil-jujur dan adil", mentaati pelbagai aturan hukum yang berlaku dan tidak menjadi "parasit" bagi gereja dan bangsa, sesama dan dunia.
"Cari arang di Gunung Kelimutu - Jadilah orang yang benar-benar bermutu."
B.
Kutipan Teks Misa
Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
Kutipan Teks Misa
Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
Antifon Pembuka (Mat 25: 34, 40)
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, sabda Tuhan. Amin Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Come, you blessed of my Father, says the Lord. Amen I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me.
Doa Pembuka
Ya Allah, Santo Maximilianus Maria Kolbe telah mengorbankan dirinya demi kehidupan dan kebahagiaan sesamanya. Semoga kami juga rela berkorban dan berbagi kasih bagi sesama sehingga kebahagiaan pun mewarnai hidup kami bersama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ya Allah, Santo Maximilianus Maria Kolbe telah mengorbankan dirinya demi kehidupan dan kebahagiaan sesamanya. Semoga kami juga rela berkorban dan berbagi kasih bagi sesama sehingga kebahagiaan pun mewarnai hidup kami bersama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (10:12-22)
"Sunatlah hatimu. Tunjukkanlah kasihmu kepada orang asing, sebab kalian pun dahulu orang asing!"
Musa berkata kepada bangsa Israel, “Hai orang Israel, apakah sekarang yang dituntut oleh Tuhan, Allahmu, dari pada kalian? Yang dituntut-Nya tiada lain ialah agar kalian takwa kepada Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala peritah-Nya, mengasihi Dia dan beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan segenap jiwamu. Demi kesejahteraanmu hendaknya kalian berpegang teguh pada perintah dan ketetapan Tuhan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. Sungguh, Tuhan, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya. Tetapi kepada nenek moyangmulah hati Tuhan terpikat, sehingga Ia mengasihi mereka dan keturunan mereka, yakni kalian, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini. Sebab itu sunatlah hatimu dan jangan lagi bertegar hati. Sebab Tuhan, Allahmulah, Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan. Allah yang agung, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian. Sebab itu haruslah kalian menunjukkan kasihmu kepada orang asing. Sebab kalian pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. Engkau harus takwa kepada Tuhan, Allahmu. Engkau harus beribadah dan berpaut kepada-Nya, dan demi nama-Nya engkau harus bersumpah. Dialah pokok pujianmu sebab Dialah yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar di tengah-tengahmu seperti yang telah kaulihat sendiri. Hanya tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir; tetapi sekarang ini Tuhan, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah. Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; Ul:12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus. Alleluya.
Ref. Alleluya
Ayat. Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:22-27)
"Ia akan dibunuh, tetapi Ia akan bangkit. Putra-putra raja bebas dari pajak."
"Ia akan dibunuh, tetapi Ia akan bangkit. Putra-putra raja bebas dari pajak."
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Jemaat Kristiani di saat Matius menulis Injil ini sedang mengalami penolakan dan penyiksaan dari pemerintah. Mereka merasa sudah hidup di luar pemerintahan karena cara hidupnya yang berlainan. Dalam situasi seperti itu mereka mempersoalkan, apakah masih perlu membayar pajak pada negara yang tidak mengurus dan bahkan menyiksanya.
Jemaat Kristiani di saat Matius menulis Injil ini sedang mengalami penolakan dan penyiksaan dari pemerintah. Mereka merasa sudah hidup di luar pemerintahan karena cara hidupnya yang berlainan. Dalam situasi seperti itu mereka mempersoalkan, apakah masih perlu membayar pajak pada negara yang tidak mengurus dan bahkan menyiksanya.
Untuk membantu jemaat berpikir dan bertindak lebih jernih, Matius mengajak mereka melihat apa yang dilakukan Yesus waktu hidup-Nya bersama para murid. Waktu itu Yesus dan para murid hidup dalam penjajahan Romawi. Kalau membayar pajak berarti membayar kepada bangsa penjajah. Tetapi, ternyata Yesus tetap membayar pajak pada kaisar, lewat mengambil dirham yang ada di perut ikan. Yesus melakukan hal itu agar tidak menjadi sandungan bagi orang-orang Yahudi yang lain, maka Ia membayar pajak pada kaisar.
Di Indonesia ini pemerintah sedang giat menarik pajak dari masyarakat termasuk dari kita, umat Katolik. Kadang ada orang yang berpikir demikian: "Kalau uang pajak itu memang digunakan untuk memajukan masyarakat maka kita layak membayar pajak. Sedangkan kalau uang itu banyak dikorupsi oleh pemerintah, maka kita tidak usah membayar pajak." Kalau kita meniru Yesus, urusan kita adalah membayar pajak, karena itu kewajiban kita sebagai warga. Sedangkan tentang pajak yang dikorupsi, itulah tanggung jawab pemerintah untuk menangani dan membereskannya. Kita sebagai warga masyarakat, kita punya kewajiban membayar pajak itu agar pemerintah punya dana untuk melakukan pembangunan masyarakat.
Antifon Komuni (Yoh 15:13)
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Greater love has no one than to lay down his life for his friends, says the Lord.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar