Pages

"Taman Budaya Hati Yang Tersuci"



Taman Hati. Taman Doa.
"Taman Budaya Hati Yang Tersuci"
@ Gereja Santa Maria Cirebon - Jawa Barat.
Rabu ini persis setahun pembacaan pembelaan AHOK dan persis bersamaan dengan peringatan St Lusia (Perawan & Martir), sebuah Taman Doa baru resmi hadir di tengah kota Cirebon yang juga terkenal dengan Gunung Ciremai nya, gunung tertinggi di wilayah Jawa Barat.
Lokasi Taman Doa berada persis di belakang Gereja Santa Maria. Tanah luas 1 hektar diperuntukkan buat Taman Doa tersebut dengan separuhnya buat area parkir. Ya, area dibagi atas dua bagian, taman doa seluas 4.000 m2 dan area lahan parkir seluas 5.800 m2.
Kearifan budaya lokal Cirebonan jelas lugas dihadirkan dalam rasa arsitektural berupa bentuk dan rupa bangunan kawasan tersebut seperti di selasar, gerbang gapura Bentar, dua buah pendopo besar, 14 pemberhentian jalan salib, jalan setapak berbentuk hati dan empat buah saung doa.
Taman doa yang akan dikenal dengan sebutan "Taman Budaya Hati Yang Tersuci" ini akan diberkati oleh Mgr. Antonius Subianto (Uskup Keuskupan Bandung dan Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia) pada Rabu ini, 13 Desember 2017 diiringi paduan suara Mia Patria (Jakarta) dan diresmikan oleh Drs. Nasrudin Azis S.H (Wali kota Cirebon).
Arsitektur taman ini sendiri menganut gaya arsitektur Cirebonan. Di taman ini, terdapat 4 saung doa, dan jalan salib yang jika dilihat dari atas berbentuk hati. Karena itulah terdapat patung Hati Kudus Yesus sebagai landmark taman ini.
Menurut mas Hari Santosa yang baru beberapa hari lalu "survey", melewati gerbang bentar rona merah bata, pengunjung diajak memutari taman bagian tengah yang dibentuk pola simbol jantung hati.
Pusat bangunan serupa panggung berundak terbuka ada di ujung dalam, agak mepet di belakang.
Masuk gerbang bentar, tampaklah arca Malaikat Agung Mikael yang tengah menyudahi iblis angkara. Pojok kiri kanan diisi 2 pendapa kembar multiguna berpagar plus gerbang bentar nan anggun.
Aneka vegetasi terus merambah ditanam mengejar tenggat waktu. Ada sekar ada perdu, aneka tanaman hias, rerumputan berikut 6 pohon batang gede. Begitu pula disana-sini tonggak lampu taman nebar ditanam.
Taman doa didominasi rona merah bata dengan arsitektur, ornamentik bernuansa Jawa Hindu kuno.
Stasi jalan salib relief rebah miring ditata keliling latar dalam, sedangkan dinding keliling taman doa berupa selasar.
Menurut Mas Hari Santosa lebih lanjut, ini dia Taman Do0a paling berkarakter dengan warna lokal mengacu pada nilai senirupa arsitektural sejarah lama. Lanskap datar memberi nilai plus nuansa familiar sekaligus ajakan hening bagi jemaat yang hadir.
Adapun bongkah 2 batu prasasti seberat @ 12 ton telah siap bersaksi untuk karya agung suci ini.
Di lain matra, penguatan cultural value dengan mengangkat nilai religi berarsitektural lokal khas Cirebonan, bisa sekaligus memberikan dampak terhadap commercial value, apalagi daerah Cirebon kerap dinilai strategis.
Potensi wisatanya lengkap, punya budaya, alam, religi, kuliner dan sejarah yang kuat. Saat mendengar Cirebon, pikiran langsung menerawang ke Kota Udang, Batik Trusmi, Nasi Jamblang, Empal Genthong, Tahu Genjrot, Sunan Gunung Jati. Semua tidak ada yang salah. Semua khas Cirebon.
Di kota inipun baru saja di selenggarakan FKN alias Festival Keraton Nusantara yang mengundang banyak orang dari luar Cirebon.
Hal yang sangat mungkin bisa diraih mengingat dari sisi transportasi, jalur daratnya sudah bisa dilalui tol Cipali. Belum lagi akses rel kereta double track Jakarta-Cirebon, Yogyakarta-Cirebon dan Semarang-Cirebon. Setidaknya ada 200 perjalanan kereta yang melintasi kota Cirebon. Selamat berjiarah, siji sing diarah.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
Sekilas Cikal Bakal.
Sebelum ada Taman Budaya Hati yang Tersuci yang akan diresmikan hari ini, konon sudah ada Taman Doa Regina Rosarii. Taman doa ini juga terletak di halaman belakang Gereja Katolik Paroki Bunda Maria, Kota Cirebon Jawa Barat.
Taman doa ini dibangun karena kebutuhan umat atau jemaat Katolik di Paroki Bunda Maria Cirebon untuk ruang khusus doa. Taman Doa Regina Rosarii dibangun untuk memanfaatkan lahan kosong yang ada di belakang gereja.
Biasanya pengunjung yang datang untuk berdoa, dilakukan selepas mereka mengikuti Perayaan Misa harian maupun mingguan. Namun kadang ada juga pengunjung yang berasal dari luar Cirebon karena sedang melakukan perjalanan.
Taman Doa Regina Rosarii ini dapat menjadi salah satu tempat untuk istirahat sejenak dan memanjatkan doa untuk menuju perjalanan selanjutnya. Kita juga dapat merasakan keteduhan doa di Taman Doa Regina Rosarii ini. Jika Anda berdoa di taman doa ini di waktu malam, akan terasa syahdu, apalagi ditemani dengan keindahan lilin yang menyala. Di Taman Doa Regina Rosarii dilengkapi dengan 24 stasi atau perhentian Jalan Salib. Pada perhentian atau stasi ke-14 didirikan sebuah Columbarum (tempat penyimpanan abu jenazah).
Arsitektur Taman Doa Regina Rosarii memang terbilang sederhana, namun memberikan kebersahajaan bagi yang berdoa. Tempatnya dibuat senyaman mungkin bagi orang untuk berdoa, dengan bangku dari beton seluas setengah lingkaran mengelilingi Gua Maria. Taman Doa Regina Rosarii Cirebon ini sudah berfungsi sejak 31 Oktober 2009.
Taman Doa Regina Rosarii sekarang semakin dikembangkan ke area lahan kosong dengan taman-taman dan bangku-bangku yang dapat digunakan oleh jemaat Katolik untuk silaturahmi dan bercengkerama selepas mereka pulang dari perayaan misa mingguan. Bisa jadi, dari sinilah jug muncul perencanaan pengembangan taman budaya baru yang akan diresmikan hari ini, yang semoga juga memperkuat silaturahmi dengan masyarakat dan agama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar