Pages

Kamis, 11 Januari 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 11 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I
1 Samuel (4:1-11)
(Mzm 44:10-11.14-15.24-25)
Markus (1:40-45)
"Vox Dei - Suara Tuhan."
Adapun hari ini, Yesus yang menyembuhkan orang kusta hadir sebagai "Vox Dei, suara Tuhan di tengah umatNya dengan 3 perintah dasar, antara lain:
A."Pergilah":
Ia mengajak orang kusta yang telah sembuh itu untuk "pergi", meninggalkan pola hidup yang lama.
Dkl: Kita juga diajak untuk berubah dan berbenah, hidup baru setiap harinya, tidak menjadi "golput", cuek bebek, tapi ikut terlibat dan tanggap zaman dengan masyarakat.
B."Perlihatkanlah dirimu kepada imam":
Ia mengajak orang kusta itu untuk menyatukan pengalaman kesembuhannya bersama dengan iman Gereja sebagai umat Allah yang terwakili dalam para imamnya.
Dengan kata lain: Kita diajak untuk bersekutu, tidak menjadi orang yang "anonim", tapi memiliki semangat komunio/kesatuan dengan gereja, dalam bahasa Mgr Romero, "sentire cum ecclesia - sehati dengan Gereja," tidak apatis dan skeptis tapi optimis berjalan bersama Gereja.
C."Persembahkanlah u/pentahiranmu":
Ia ajak orang itu untuk berserah, mempersembahkan hidup secara pribadi kepada Tuhan tanpa hiruk pikuk dan kebisingan. Kita juga diajak untuk mempersembahkan segala ruwet renteng pengalaman hidup kita kepadaNya tanpa banyak hiruk-pikuk dan kemeriahan yang dangkal.
Dengan kata lain:
Kita diajak selalu mempersembahkan hidup secara pribadi kepadaNya, dengan sikap yang reflektif.
Yang pasti, mengacu pada Injil hari ini, kendati Yesus melarangnya untuk memberitakan peristiwa penyembuhannya tapi orang kusta itu sebagai "vox populi-suara rakyat" tetap saja mewartakan kabar gembira kepada yang lain. Kita juga diajak untuk terus mewartakan kebaikan Tuhan dengan mau berubah-bersekutu dan berserah kepadaNya.
"Ada usus ada bakmie - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Splagxnizomai- Tergerak hati."
Inilah yang saya rasakan setiap kali mempersembahkan misa untuk para narapidana di penjara bersama para sahabat SOCIUS.
Adapun Yesus juga “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” saat seorang kusta datang dan berlutut di hadapanNya. Pada zaman itu, orang kusta membutuhkan dua hal; penyembuhan dan pernyataan ketahiran dari imam (Im 14:2- 32), yang harus disertai upacara korban.
Sialnya, banyak imam waktu itu tidak suka "blusukan", mereka lebih suka berada di “kota” Yerusalem karena lebih memberi "income" dan prestise.
Gengsi dan ambisi duniawi inilah yang banyak menumpulkan hati yang peka, "sensible" kepada orang kecil, apalagi penyakit kusta dianggap penyakit yang "menyeramkan" dan tak tersembuhkan.
Disinilah, kita diajak mempunyai beberapa hal mendasar supaya punyai "ketergerakan hati", antara lain:
Kepasrahan:
Kita diajak selalu mengandalkanNya karena hanya kuasa Allah saja yang bisa menyembuhkan, itu sebabnya dikatakan bahwa menyembuhkan orang kusta dinilai ‘sederajat’ dengan membangkitkan orang mati.
Keberanian:
Si kusta berani datang kepada Yesus karena Ia mengimani Yesus sebagai Sumber Kehidupan. Kita juga diajak untuk membawa banyak orang, terlebih yang kecil dan miskin agar berani datang kepada Tuhan.
Kesabaran:
Ia memberi peringatan keras supaya jangan mengatakan apapun kepada siapapun.
Ia ajak kita mengenalNya dengan sabar, bukan hanya karena omongan orang tapi karena pengalaman pribadi bersamaNya.
"Dari LebakBulus ke Fatmawati - Jadilah orang yang tulus dan murahhati."
B.
“Nil sine numini - Tak ada yg dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi.”
Mengacu pada bacaan hari ini, adalah seorang kusta dimana penderitanya tidak layak menyembah Allah di tempat ibadat dan dicap najis (Im. 13:1-3).
Ada beberapa pokok iman yang bisa kita petik dari dua tokoh utama, Yesus dan orang kusta, antara lain:
Orang Kusta:
a.Perjuangan hidup:
Ia berjuang untuk datang sambil berlutut di hadapanNya dan memohon bantuanNya.
b.Pengakuan iman:
Ia memiliki keyakinan kuat akan kuasa ilahi: “Engkau dapat mentahirkan aku”.
c.Penyerahan diri:
Ia tunduk dan merendahkan hati: “kalau Engkau mau.” Inilah sikap sederhana sebagai seorang beriman yang berpasrah pada kehendakNya: “Fiat voluntas Tua-Jadilah kehendakMu.”
Yesus:
a.Tergerak:
Ia tergerak hatiNya oleh belas kasihan. Ini menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang rahim, yang selalu berbela rasa dan ikut hadir dalam derita/pergulatan hidup kita.
b.Bergerak:
Ia bergerak mengulurkan tangan dan menjamah orang itu. Ketika seorang raja/imam menjamah orang sakit, ia berkata: "Aku menjamah, Allah menyembuhkan". Namun, Yesus menjamah sekaligus menyembuhkan.
c.Berkuasa:
"Aku mau, jadilah engkau tahir." Kuasa Yesus bekerja juga di dalam dan melalui perkataanNya (Mzm. 107:20; Yoh. 15:3; 17:17). Ia dengan senang hati memberikan kuasa sekaligus kemurahan hati bagi mereka yang mau datang dan menyerahkan diri kepada kehendakNya.
Akhirnya, Yesus menyuruh orang itu pergi, atau secara lebih harafiah: "mendorong ke luar" (exebalen). Disinilah kita diajak untuk juga mau "pergi", berangkat keluar dari kungkungan kenajisan dan cinta diri, mau lahir baru dengan penuh rasa syukur karena Tuhan selalu mengasihi kita.
"Dari Efesus ke Miami - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami!"
C.
Daily Quote from the early church fathers:
“Why did Jesus touch the leper”,
by Origen of Alexandria (185-254 AD)
"And why did [Jesus] touch him, since the law forbade the touching of a leper? He touched him to show that 'all things are clean to the clean' (Titus 1:15). Because the filth that is in one person does not adhere to others, nor does external uncleanness defile the clean of heart.
So, he touches him in his untouchability, that he might instruct us in humility; that he might teach us that we should despise no one, or abhor them, or regard them as pitiable, because of some wound of their body or some blemish for which they might be called to render an account...
So, stretching forth his hand to touch, the leprosy immediately departs. The hand of the Lord is found to have touched not a leper, but a body made clean!
Let us consider here, beloved, if there be anyone here that has the taint of leprosy in his soul, or the contamination of guilt in his heart? If he has, instantly adoring God, let him say: 'Lord, if you will, you can make me clean.'"
(excerpt from FRAGMENTS ON MATTHEW 2.2–3)
D.
Kutipan Teks Misa.
“Alam Bapa yang Mahasuci adalah penyelenggara tertinggi.” (St. Atanasius)
Antifon Pembuka (Mzm 44:24-25)
Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan yang menimpa kami?
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahapengasih, silakan datang berdiam dalam diri kami, berkat sabda pembebasan, berkat Roh yang menjiwai kami, berkat Yesus Kristus, Putra-Mu. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Sepuluh Perintah Allah menjadi pertanda kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Tetapi , karena berkali-kali umat-Nya berkhianat, maka pertanda suci itu tidak melindungi umat-Nya lagi.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (4:1-11)
"Orang-orang Israel terpukul kalah dan tabut Allah dirampas."
Sekali peristiwa, orang Israel maju berperang melawan orang Filistin. Orang Israel berkemah dekat Eben Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek. Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu. Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel, “Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil tabut perjanjian Tuhan dari Silo, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita.” Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo. Mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian Tuhan semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub. Kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu. Segera sesudah tabut perjanjian Tuhan sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar. Mendengar bunyi sorak itu orang Filistin berkata, “Apakah arti sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?” Ketika mereka tahu bahwa tabut Tuhan telah sampai ke perkemahan itu, ketakutanlah orang Filistin. Kata mereka, “Allah mereka telah datang ke perkemahan itu. Celakalah kita, sebab hal seperti itu belum pernah terjadi. Celakalah kita! Siapakah yang akan menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Allah ini jugalah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai tulah di padang gurun. Akan tetapi, hai orang Filistin, kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti anak laki-laki, supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah!” Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri, masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan infantry. Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Bebaskanlah kami, ya Tuhan, demi kasih setia-Mu.
Ayat. (Mzm 44:10-11.14-15.24-25)
1. Ya Allah, Engkau kini membuang kami dan membiarkan kami kena umpat; Engkau tidak lagi maju bersama dengan bala tentara kami. Engkau membuat kami mundur dipukul lawan, dan dirampok oleh orang-orang yang membenci kami.
2. Engkau membuat kami menjadi celaan tetangga, menjadi olok-olok dan cemoohan bagi orang-orang sekitar. Engkau membuat kami menjadi sindiran di antara bangsa-bangsa, suku-suku bangsa merasa geli melihat kami.
3. Bangunlah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangkitlah! Jangan membuang kami terus-menerus! Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu? Mengapa tak Kauhiraukan penindasan dan himpitan yang menimpa kami?
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:42)
Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.
Tergerak hati kepada orang yang menderita adalah ciri Yesus. Setelah menyembuhkan seorang yang menderita sakit kusta, Dia melarangnya menyebarkan hal tersebut. Namun, karena sukacitanya, orang ini tidak tahan untuk tidak menyebarkan kemana-mana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:40-45)
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, katanya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memeberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Orang yang sakit kusta itu menderita lahir dan batin. Ia sungguh mengharapkan ada orang yang mau menolongnya. Hati Yesus pun tergerak oleh belas kasihan. Ia lalu berbuat sesuatu kepada orang yang sakit kusta itu. Sukacita akibat penyembuhannya membuat orang kusta itu tidak bisa menahan diri untuk menyampaikan berita gembira itu kepada orang lain, walau Yesus melarangnya. Bagi mereka yang mengandalkan Tuhan dan menyerahkan diri kepada-Nya pasti akan sembuh dan selamat. Beranikah kita mengandalkan Tuhan dalam hidup kita?
Antifon Komuni (Mrk 1:42)
Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu dan ia menjadi tahir.
Doa Malam
Yesus, Engkaulah harapan dan tujuan hidupku satu-satunya. Buatlah agar aku makin percaya dan berharap pada belas kasihan-Mu, terlebih di saat aku sakit dan menderita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar