Ads 468x60px

Sabtu, 13 Januari 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 13 Januari 2018
Hari Biasa Pekan I
1 Samuel (9:1-4.17-19;10:1a)
(Mzm 21:2-3, 4-5, 6-7)
Markus (2:13-17)
"Deus vult - Tuhan menghendakinya!”
Inilah semboyan pokok dari para ksatria Perang Salib yang kerap saya tulis dalam bagian epilog di beberapa buku saya yang diterbitkan Kanisius.
Adapun 3 hal yg dikehendaki oleh Tuhan, antara lain:
1. "Mediator" (in medio: di tengah tengah):
Ia mengajar dan berjumpa dengan banyak orang dalam hidup keseharian yang biasa-biasa.
Lewat Yesus yang membumi inilah, Allah semakin mudah menjumpai kita dan lewat Yesus yang merakyat, kita juga semakin mudah menjumpai Allah.
Yesus menjadi gambaran Allah yang otentik sekaligus pintu bagi surga menjaga dunia dan juga sebaliknya. Ia adalah link – ex officio – jembatan ulung antara Allah dan kita, terlebih kita yang kecil dan tersingkir/disingkirkan. Ia mengantar kita untuk mengalami kasih Allah yang peduli dan berbelaskasihan pada kita, yang adalah pendosa yang dikasihi Tuhan.
2. "Model" (modus: contoh/cara).
Ia adalah contoh tanah yang terbuka. Hatinya utuh-penuh-murni bagi kemuliaan Allah dan keselamatan semua orang. Ia tulus dan tidak suka ber-akal bulus. Ia tidak mempunyai banyak taktik-intrik/politik yang mudah menjadi "stigmator": men-cap buruk org lain.
Ia adalah model Allah yang mau ber-interupsi, turun tangan dan tidak mudah menghakimi orang lain. Ia selalu mau bergaul dengan smua orang, bahkan makan bersama dengan para “orang sakit”: pemungut cukai dan para pendosa.
3. "Messenger" (message: pesan).
Dalam setiap karya dan warta, Ia selalu membawa pesan ilahi “PKK-perdamaian, pertobatan dan kasih”.
Ia jelas mengasihi semua orang: Ia menyapa Lewi anak Alfeus yang sedang duduk di rumah cukai untuk bertobat dan mengikutiNya. Ia juga sengaja makan bersama para pendosa dan pemungut cukai untuk membawa perdamaian dan kehangatan kasih bagi mereka yang dianggap sampah masyarakat. Ia juga menegur para ahli taurat dan orang Farisi yang memiliki “kesombongan rohani”, yang merasa lebih suci dan lebih baik daripada orang lain, yg begitu mudah mencap buruk dan mencibir orang lain.
Sst, bagaimana dengan hidup kita sendiri? Sudahkah kita belajar menjadi “mediator, model dan messenger”?
"Burung Nuri Burungnya Pak Johan - Mari kita ikuti jalannya Tuhan."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa:
“Hanya percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen. Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya [kepada Allah] berarti [kita] harus mengubah cara hidup kita.” – Mother Angelica
Antifon Pembuka (Mzm 21:6-7)
Besarlah kemuliaannya karena kemenangan anugerah-Mu; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.
Doa Pembuka
Allah Bapa, Pencipta dan Penyelamat, Yesus Putra-Mu telah Kauurapi untuk menyampaikan sabda penuh cinta kasih kepada umat manusia. Semoga kami dapat memenuhi sabda-Nya, agar dapat menemukan keselamatan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (9:1-4.17-19;10:1a)
"Inilah orang yang disebut-sebut Tuhan! Inilah Saul yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Nya."
Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kisy bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah. Ia seorang suku Benyamin, seorang yang berada. Orang ini punya anak laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak seorang pun dari antara orang Israel lebih elok daripadanya: ia lebih tinggi daripada setiap orang sebangsanya dari bahu ke atas. Kisy, ayah Saul itu, kehilangan keledai-keledai betinanya. Sebab itu berkatalah Kisy kepada Saul, anaknya, “Ambillah salah seorang bujang, bersiaplah dan pergilah mencari keledai-keledai itu.” Lalu mereka menjelajah pegunungan Efraim; juga mereka menjelajah tanah Sahalim, tetapi keledai-keledai itu tidak ada; kemudian mereka menjelajah tanah Benyamin, tetapi tidak menemuinya. Ketika Samuel melihat Saul, yang datang minta petunjuk, bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Samuel, inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; Inilah orang yang akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku.” Sementara itu Saul datang mendekati Samuel di tengah pintu gerbang dan berkata, “Maaf, di mana rumah pelihat itu?” Jawab Samuel kepada Saul, katanya, “Akulah pelihat itu. Naiklah mendahului aku ke bukit. Hari ini kamu akan makan bersama-sama dengan daku; besok pagi aku membiarkan engkau pergi dan kemudian aku akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ada dalam hatimu.” Maka keesokan harinya Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata, “Sungguh, Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel. Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat Tuhan, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ya Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita.
Ayat. (Mzm 21:2-3, 4-5, 6-7)
1. Tuhan, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa girang hatinya karena kemenangan yang Kauberikan! Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak.
2. Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di kepalanya. Hidup dimintanya dari pada-Mu dan Engkau memberikannya: Umur panjang untuk selama-lamanya.
3. Besarlah kemuliaannya karena kemenangan yang Kauberikan; keagungan dan semarak Kaukaruniakan kepadanya. Engkau membuat dia menjadi berkat abadi, Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku mewartakan Injil kepada orang yang hina dina dan memberitakan pembebasan kepada orang tawanan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)
"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Sekali peristiwa Yesus pergi ke pantai Danau Galilea, dan semua orang datang kepada-Nya. Yesus lalu mengajar mereka. Kemudian ketika meninggalkan tempat itu, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi, lalu mengikuti Yesus. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Lewi, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, “Mengapa Gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengar pertanyaan itu dan berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Pilihan Yesus untuk merangkul para berdosa, seperti pemungut cukai adalah sebuah keputusan yang dilandasi oleh kasih Allah. Jika manusia memilih untuk menjauhi sesama yang berbuat dosa, Allah justru datang untuk merangkul orang-orang berdosa. Sebab bagi Allah semua manusia berharga dan bernilai. Dan Allah mencintai semua manusia, tanpa melihat apakah manusia itu baik atau jahat, apakah manusia itu suci atau berdosa. Bahkan Allah lebih mencintai manusia yang berbuat dosa. Ini bukan berarti Allah senang jika manusia berbuat dosa. Allah tetap membenci dosa, namun mencintai manusia yang berbuat dosa. Antara manusia dengan dosa terdapat perbedaan.
Di mana ada bagian dari dunia ini, tentu saja pertama-tama dan terutama manusia, tidak selamat, sakit, menderita, dst.. ke situlah kita yang beriman kepada-Nya dipanggil untuk mendatangi dan menyelamatkan, menyembuhkan dan meringankan beban penderitaaannya.
Maka marilah pertama-tama kita perhatikan lingkungan hidup yang dekat dengan kita,, dimana kita menjadi salah satu anggotanya: adakah sesuatu atau sesama kita yang tidak beres atau sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Jika ada yang tidak beres atau sakit dalam lingkungan hidup kita, marilah segera kita bereskan dan sembuhkan.
Marilah kita senantiasa siap sedia, terbuka terhadap aneka panggilan atau penugasan yang ditawarkan kepada kita; sebagai pelayan, marilah kita bahagiakan atau sejahterakan mereka yang harus kita layani, lebih-lebih mereka yang kurang bahagia atau kurang sejahtera, dst.
Memperhatikan atau mengasihi mereka yang ‘berkekurangan” (kurang ajar, kurang terdidik, kurang sehat, kurang teratur, kurang rajin dst..) memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan, termasuk siap ‘berkorban’ ketika ‘dirasani’ atau menjadi pembicaaraan orang-orang yang iri hati seperti ahli-ahli Taurat dan golongan Farisi.
Antifon Komuni (Mrk 2:17)
Yesus bersabda, "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar