Ads 468x60px

Sabtu, 10 Maret 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 10 Maret 2018
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Hosea (6:1-6)
(Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
Lukas (18:9-14)
"Beati pauperes spiritu - Berbahagialah mereka yang rendah hati".
Inilah salah satu inti bacaan ketika Yesus lebih mencintai pemungut cukai yang merasa berdosa dan merendahkan hati daripada orang farisi yang merasa suci dan tinggi hati.
Dalam bahasa Escriva: “Kita adalah kuas di tangan pelukis dan katakanlah kepadaku apa gunanya sebuah kuas jika ia tidak menuruti kehendak sang pelukis?
Alkitab sendiri sangat menjunjung sikap rendah hati: Ganjaran kerendahan hati adl kekayaan-kehormatan dan kehidupan (Ams 22:4) bahkan orang rendah hati akan mewarisi bumi: makan dan kenyang (Mzm22:7), dimahkotai dengan keselamatan (Mzm 149:4) dan menerima pujian (Ams 29:23).
Yang pasti:
Kerendahan hati bukanlah suatu sikap yang sekadar menganggap diri penuh kekurangan tapi adalah suatu sikap yang merendah dan terbuka, yang menganggap orang lain sama penting dan mulianya dengan diri sendiri dan karena itu dengan ikhlas menghargai serta mengasihinya tanpa merasa hina/rendah.
Lebih dalam, kerendahan hati adalah suatu sikap hidup yang terus menerus membuka diri untuk dikoreksi dan tak pernah mengklaim kebenaran sebagai monopoli diri sendiri.
Pada akhirnya, kerendahan hati adalah sikap yang membuka diri kepada orang lain dan terutama Allah.
St. Hieronimus mengatakan: “Kerendahan hati adalah dasar dan perlindungan dari segala kebajikan. Jikalau orang rendah hati maka ia akan terlindung dari bahaya tapi jika tidak ada kerendahan hati, maka semua kebajikan bisa berubah menjadi jerat.”
St. Thomas mengatakan, “kerendahan hati menduduki tempat nomor satu dalam diri seseorang karena membuat Allah menjadi bebas untuk menyatakan diriNya kepadanya.”
Yesus sendiri memuji orang yang bersemangat “miskin”, yang merendah di hadapanNya: "Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Bagaimana dengan kita?
"Cari galah di Kalimati - Jadilah orang yang selalu rendah hati!"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
“Fides et humilitas - Iman dan kerendahan hati"
Inilah dua semangat dasar bahwa Tuhan mencintai orang beriman yang rendah hati tapi sangat membenci yang tinggi hati.
Dalam buku saya “3 Bulan 5 Bintang 7 Matahari” (RJK, Kanisius), bukankah sebuah bangunan rohani membutuhkan fondasi kerendahan hati? Kita perlu hati-hati karena Iblis selalu masuk lewat celah cinta diri dan kesombongan hati kita.
Dengan kata lain: perbuatan baik kita bisa jadi ternoda karena cinta diri dan kesombongan. Doa-karya pelayanan dan matiraga itu baik, tapi jika hal baik itu tercemar cinta diri dan kesombongan maka bukan kebajikan lagi tapi malah menjadi titik lemah dan kejatuhan.
Inilah sikap munafik (penuh akal bulus) yang ditunjukkan oleh orang Farisi dan justru dipandang rendah oleh Tuhan karena orang sombong selalu menjadikan dirinya sebagai pusat dan mudah mencibir/memandang rendah orang lain.
Ingatlah nats nabi Yesaya 2:11: “Manusia sombong akan direndahkan - yang angkuh akan ditundukkan dan hanya Tuhan saja Yang Maha Tinggi.”
Sebaliknya, Tuhan mencintai orang yang rendah hati - yang selalu terbuka dan merasa hina - yang selalu mengharapkan belas kasihanNya. Inilah sikap munajat (berhati tulus) yang ditunjukkan oleh pemungut cukai yang merendah dan dibenarkan Tuhan.
Yang pasti, jika kita selalu memiliki “iman dan kerendahan hati”, bukankah benar bahwa setiap hari hidup kita akan diberkati oleh tangan Tuhan yang tak kelihatan?
"Cari arang di Kalimati - Jadilah orang yang selalu rendah hati".
2.
“Salva nos Domine - Selamatkanlah kami ya Tuhan!”
Inilah rahmat yang kita mohonkan dan ada tiga cara dasar untuk menjadi orang yang diselamatkanNya, antara lain :
A.Kebenaran:
Hal inilah yang terjadi pada si pemungut cukai yang datang dengan penuh kerendahan hati dan penyesalan diri. Ia menyadari diri tidak layak untuk diampuni, oleh karenanya ia hanya memohon belas kasihan. Tetapi, justru kesadaran diri berdosa dan tidak layaklah yang membuatnya dilayakkan menerima anugerah kebenaran.
B.Ketulusan:
Sikap inilah yang dihadirkan pemungut cukai, yakni sikap tulus dan jujur bahwa dirinya membutuhkan jamahan Allah. Sebaliknya, orang Farisi malahan hadir dengan tidak tulus.
Ia tidak menjadi “anak-anak” (child) tapi “kekanak-kanakan”(childish) karena begitu yakin akan kebenaran diri dan memandang rendah orang lain. Lihat saja, bagaimana ia melaporkan/memamerkan kepada Allah mengenai semua kewajiban agama yang telah dia laksanakan. Seolah-olah keberadaannya menjadi berkat bagi Allah, bukan sebaliknya.
C.Kegigihan:
Keutamaan yang didasarkan pada karakter Allah (Luk. 18:1-8) ini juga dialaskan pada kerendahan hati dan pertobatan (Luk. 18:9-17). Inilah cara kita mendekat pada Allah.
Di satu sisi, kita berdoa dengan gigih agar kuasa Allah dan keadilan-Nya dinyatakan. Di sisi lain, kita harus datang dengan kesadaran akan siapa kita di hadapan Allah.
Datang pada Allah bukan karena perbuatan baik atau karena segala sesuatu yang dimiliki, tetapi karena kebutuhan akan Allah yang penuh dengan kasih karunia.
"Dari Cikarang ke Kalimati -
Jadilah orang yang rendah hati."
3.
Kutipan Teks Misa:
“Bagilah makananmu dengan orang yang lapar dan lakukan itu dengan gembira dan sukacita” (St. Gregorius dari Nazianze)
Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.
Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits; it is he who forgives all your sins.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber belaskasih, dengan gembira kami rayakan masa tobat tahunan ini. Kami mempersiapkan diri untuk mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus. Semoga misteri Paskah itu sungguh berpengaruh di dalam hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Umat Israel berkeyakinan bahwa Tuhanlah yang menerkam, tetapi lalu menyembuhkan; Dia yang memukul, tetapi membalut juga luka mereka. Itulah cara Tuhan mendidik kita. Karena Ia mencintai kita. Kita berusaha untuk juga menanggapi cinta-Nya dengan berbalik kepada-Nya, dan merasakan cinta-Nya yang menyembuhkan dan menyelamatkan kita.
Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
atau Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.
Doa seorang pemungut cukai menjadi model doa kita. Dia mengakui keadaannya sebagai orang berdosa, dan mengandalkan kerahiman dan belas kasih Tuhan. Kita juga mesti sadar akan kerapuhan kodrat kita, dan menyerahkan diri kepada rangkulan kasih Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."
Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain. Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Tidak ada seorang pun yang sama sekali benar di hadapan Allah, selama masih di dunia ini. Meninggikan diri dengan membandingkan dengan orang lain, memamerkan kebaikan dan kesalehannya, menunjukkan bahwa dia tidak baik dan tidak saleh. Semua itu tidak berkenan kepada Allah. Bertobat adalah jalan dan pintu keluar untuk melihat Terang. Kerendahan hati akan membawa kita melihat Tuhan, yang tersembunyi, datang mendekati-Nya. Paus Klemens II berkata, “Hendaklah kita rendah hati sedikit dengan meninggalkan sikap sombong.” Sikap rendah hati justru akan menyadarkan kita bahwa kasih-Nya tiada henti hari demi hari.
Antifon Komuni (Luk 18:13)
Pemungut cukai berdiri di kejauhan, memukul dadanya dan berkata:
Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa.
The tax collector stood at a distance, beating his breast and saying:
O God, be merciful to me, a sinner.
Doa Malam
Allah Bapa sumber kebahagiaan, kami bersyukur atas Sabda-Mu dan anugerah-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami menerima maut ataupun hidup sebagai tugas cinta kasih dengan hati yang jujur, seturut Hamba sekalian orang, yaitu Yesus Kristus. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau hidup dan berkuasa dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar