HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 13 April 2018
Hari Biasa Pekan II Paskah
Kisah Para Rasul (5:34-42)
(Mzm 27:1.4.13-14; Ul:4b)
Yohanes (6:1-15)
"Donato ergo sum - Aku berbagi maka aku ada."
Kisah mukjizat penggandaan lima roti dan dua ikan menunjukkan dinamika kasih yang mau dibagikan, seperti yang saya tulis dalam buku "HERSTORY" (RJK, Kanisius), kitapun dipanggil menjadi pribadi ekaristis yang siap untuk mengalami "4 DI-mensi", yakni: "DIpilih-DIberkati-DIpecah-DIbagi bagi".
Adapun tiga rumus iman supaya kita sebagai pribadi ekaristis bisa belajar berbagi dengan penuh "hik"- "harapan iman dan kasih", antara lain:
1. "A”: Awali dari apa yang ada":
Bukankah kita sudah punya "5 roti dan 2 ikan"? Ada 5 jari tangan di kiri juga di kanan. Ada 5 jari kaki di kanan juga di kiri. Ada juga 5 indera kita bukan? Ada 2 tangan, 2 kaki, 2 mata, 2 telinga, 2 lubang hidung dll. Jangan tunggu tapi mulailah dari "2 tangan" dan "5 jari" kita. Sederhana bukan? Kasih yang mau dibagikan diawali dengan kerelaan hati untuk rela mempersembahkan milik yang kita sudah punyai kepada Tuhan.
2. "B”: Bagikanlah sepenuh hati":
Roti dan ikan ini dibagikan untuk 5000 orang laki-laki. Inilah simbol bahwa cinta yang dibagikan itu seharusnya terbuka bagi banyak org: tidak bersekat dan berjarak, melintasi batas sosio-historis, agama-budaya, suku dan latarbelakang karena jelaslah bahwa cintakasih adalah sesuatu yang universal dan bebas dari aneka kepentingan/"hidden agenda".
3. "C”: Cinta Tuhan yang akan mnyempurnakannya":
5 roti dan 2 ikan untuk 5000 orang adalah sesuatu yang mustahil, tapi dalam Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil: "Impossible" menjadi I'm possible".
Ya, dalam segala niat dan karya baik, Tuhan tidak tinggal diam, Tuhan pasti yang akan selalu menyelenggarakannya, Deus providebit. Tugas kita hanyalah terus menabur kasih tanpa jemu kepada semuanya dan biarkanlah "invisible hand" - tangan Tuhan yang menyempurnakannya.
"Mas Sugi pergi ke Pulau Bidadari - Mari berbagi setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
“Panis Angelicus - Roti para malaikat.”
Itulah judul sebuah lagu berbahasa latin yang kadang dipakai dalam perayaan ekaristi.
Lirik lengkapnya:
Panis Angelicus fit panis hominum.
Dat Panis caelicus figuris terminum.
O res mirabilis.
Manducat Dominum pauper servus et humilis
Roti malaikat menjadi roti manusia.
Roti surgawi mendapat bentuk terbatas.
Oh begitu mengagumkan.
Hamba yang miskin dan hina makan Tuannya.
Memang, ada begitu banyak roti yang kita kenal di mall atau resto: Ada roti tawar sampai roti tart, dari Bread Talk di Singapura, Bread In, J Co, Dunkin Donuts di Amerika, Holland Bakery sampai roti Unyil di Bogor.
Tapi "roti para malaikat" ini istimewa: “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Maka dari itulah, saya mengartikan "roti" ini sebagai: “Rahmat Oleh Tuhan, yaitu Iman”.
Yesus dalam mukjizat penggandaan roti ini kadang disebutkan “naik ke atas gunung” dan “duduk” di situ dengan murid-murid-Nya. “Naik ke atas gunung” mengingatkan kita akan figur Musa yang naik ke atas gunung untuk menerima ‘Dekalog – 10 Perintah Allah’. Gunung sendiri adalah tempat favorit para nabi, terutama Musa.
Sedangkan kata “duduk” menjelaskan suatu kebiasaan bahwa para rabi biasanya duduk dulu, baru kemudian mengajar. Selain itu menggambarkan Yesus sebagai hakim, raja, dan imam.
Mukjizat ini sendiri adalah satu-satunya mukjizat yang terdapat dalam keempat Injil: dalam Markus disebut dua kali, 6:31-44 dan 8:1-10; dalam Matius disebut dua kali juga, 14:13-21 dan 15:32-38; dalam Lukas disebut satu kali, 9:10-17; dalam Yohanes disebut satu kali di Yoh 6:1-15.
Mengapa juga ditampilkan roti dan ikan? Inilah sebuah kombinasi karya antara Allah dan manusia. Roti adalah makanan olahan (budaya dan karya manusia), sedangkan ikan adalah makanan alamiah (karya Allah).
Di dalam ekaristilah, terkait dua hasil karya, ilahi dan insani. Keduanya menjadi tersatukan di tangan seorang pribadi bernama Yesus, dengan tiga keutamaan iman, al:
A. Bersyukur:
Secara sederhana, iman dalam kacamata Magisterium (kuasa/wewenang mengajar yang sah), berarti gratia, semacam karunia cuma-cuma dari Allah (grace-gratia-gratis).
Lewat roti ekaristi inilah (hosti: kurban), kita dipilih dan diberkati untuk mendapatkan rahmatNya. Bukankah ditampakkan dalam kisah ini, Yesus yang berkenan mengambil – memberkati - memecahkan dan memberikan roti pada kita. Demikian juga, para pastor melakukan hal demikian dalam Ekaristi, (Yun: eucharisteo, bersyukur), bukan?
B. Berbagi:
Dengan memberi, bukan dengan menerima, kita bisa menjadi kaya, bukan? Dalam mata iman, kita diajak menjadi roti bagi yang lain dengan siap “dipecah” dan “dibagi bagi”.
Seperti Yesus yang tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, kita juga diajak untuk rela berbagi “5 roti” dan “2 ikan” yang ada pada kita dengan doa, kata dan tindakan nyata kita . Tidak cukup kita memiliki Yesus, kita harus juga membagi berkat itu kepada sesama yang berkekurangan, karena tak seorang pun sia-sia di dunia ini, ketika ia meringankan beban kehidupan bagi orang lain.
C. Bertanggung jawab:
“Kamu harus memberi mereka makan." Inilah perintah Yesus pada para murid. Ia ingin agar para murid-Nya peka dan ikut bertanggung jawab dengan segala “kekurangan” di sekitarnya.
Bukankah segala hal dan usaha baik yang dipersembahkan kepada-Nya, diterima-Nya, diberkati, dilipatgandakan. Hasilnya? Lima roti dan dua ikan itu mengenyangkan 500 orang, bahkan sisa 12 bakul: ”Mulailah dari apa yang ada, bagikanlah sepenuh cinta dan biarkanlah Tuhan yang akan menyempurnakannya.”
“Pak Margi di Taman Asri – Mari berbagi setiap hari.”
2.
Ada tiga sikap yang bisa kita petik supaya mukjizat ilahi juga terjadi dalam peristiwa insani, antara lain:
A."Sukarela":
Mukjizat terjadi karena ada seorang anak kecil yang sukarela memberikan "5 roti dan 2 ikan" kepada Yesus. Bukankah kita juga sudah punya "5 roti" (5 indra, 5 jari tangan, 5 jari kaki dll) dan "2 ikan" (2 tangan+2 kaki dll). Roti dan ikan sendiri adalah kombinasi antara karya insani (roti/olahan mns) dan karya ilahi (ikan/olahan alam) yang disatukan secara sukarela. Sudah "sukarela"-kah atau masih "sukar rela"-kah kita?
B."Sukacita":
Ia mengambil roti dan mengucap syukur. Adapun bahasa Yunani untuk bersyukur adalah "eucharisteo, yang menjadi akar dari kata "ekaristi". Dengan kata lain: Kita diajak mempunyai hati dan hidup yang selalu bersukacita karena Tuhan berkenan menjadi daging "in carne", bersatu dengan kita.
C."Sungguh sungguh":
Kita diajak belajar untuk sungguh-sungguh menjadikan mukjizat penggandaan roti ini terjadi lagi secara nyata di hidup kita.
Karena, bukankah roti yang diambil dan disyukuri itu juga dibagikan kepada yang lain?
Dengan kata lain: Kita diajak untuk sepenuh hati "bersolider", menjadi roti yang juga siap dibagi-bagi secara sungguh kepada sesama.
Ya, lewat "roti para malaikat" yang sudah dibagikan pada "altar" ekaristi, kita juga diutus untuk sungguh menjadi "roti" yang siap untuk dipersatukan dan diteguhkan dan diutus di "pasar" kehidupan, menjadi gereja yang menerangkan/informing, mencerahkan/enlightening dan memerdekakan/liberating.
"Banyak bakat jadi penari - Jadilah berkat setiap hari."
3.
Ilustrasi:
Alkisah, ada seorang profesor muda sengaja mendatangi seorang romo paroki dan bermaksud menertawakan imannya.
Dia mulai bertanya, “Mo, bagaimana mungkin roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus ?” Romo itu menjawab, “Tentu saja bisa. Anda sendiri mengubah makanan menjadi tubuh dan darahmu, lalu kenapa tidak bisa melakukan hal yang sama?”
Namun, profesor itu tidak menyerah. Dia bertanya lagi, “Tapi bagaimana seluruh tubuh Kristus bisa masuk ke dalam hosti kecil itu ?” “ Sama seperti pemandangan yang luas di hadapanmu bisa masuk ke dalam mata yang kecil itu.” Jawab sang pastor.
Tapi lagi-lagi profesor itu masih belum menyerah, “Bagaimana bisa bahwa Kristus yang satu dapat hadir di semua gereja pada saat yang bersamaan ?”
Romo itu lalu mengambil cermin dan memberikannya kepada profesor itu. Lalu memintanya menjatuhkan cermin itu sehingga pecah berkeping-keping. Romo itu berkata kepada sang profesor tersebut, “Anda hanya satu tapi sekarang anda bisa melihat wajahmu tercermin di dalam setiap keping cermin itu.”
Dari ilustrasi kecil di atas, kita diajak mengingat bahwa Ekaristi adalah perayaan iman yang menerangkan (informing), sekaligus mencerahkan (enlightening), dan dengan demikian perayaan iman itu juga memerdekakan (liberating).
4.
"Venite - Datanglah!"
Pernyataan "Aku adalah roti hidup" yang mengundang kita untuk datang kepadaNya adalah nubuat pertama dari 7 nubuat "Aku adalah" dalam Injil Yohanes (Bdk: “Bulan Bintang Matahari”, Kanisius, RJK).
Pernyataan ini memberitahukan kita bahwa Kristus adalah makanan yang memelihara jiwa (Yoh 6:53).
Adapun enam pernyataan lainnya adalah:
"terang dunia" (Yoh 8:12),
"pintu" (Yoh 10:9),
"gembala baik" (Yoh 10:11,14),
"kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25),
"jalan-kebenaran-hidup" (Yoh 14:6)
dan "pokok anggur yg benar" (Yoh 15:1,5).
Indahnya, Yesus sebagai "roti hidup" berjanji akan menerima semua orang yang datang kepada-Nya.
Mereka yang datang kepada Yesus datang sebagai jawaban terhadap kasih karunia yang diberikan Allah dengan beberapa inti permenungan iman, antara lain:
A) Bukan kehendak Allah bahwa seorang beriman jatuh dari kasih karunia (Gal 5:4) dan dengan demikian terpisah dari Allah; juga bukan kehendak-Nya jikalau ada orang binasa (2 Pet 3:9) atau gagal datang kepada kebenaran dan diselamatkan (1Tim 2:4).
B) Akan tetapi, ada perbedaan besar di antara kehendak Allah yang sempurna dengan kehendak-Nya yang mengizinkan.
Dia tidak meniadakan tanggung jawab manusia untuk bertobat dan percaya sekalipun itu berarti kehendak-Nya yang sempurna tidak tercapai (Luk 19:41).
C) Keinginan Allah bahwa orang beriman akan dibangkitkan pada akhir zaman tidak membebaskan mereka dari tanggung jawab untuk menaati dan mendengarkan suara-Nya serta mengikuti-Nya (Yoh 10:27; 14:21).
Pastinya, “Semua orang yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu ia tidak akan Kubuang”.
Yesus mau mewujudkan kehendak Bapa di dalam hidupNya dengan menerima dan menebus semua orang yang datang kepadaNya.
Misi Yesus adalah menyelamatkan semua orang.
Bagaimana dengan kita?
"Makan bubur di Taman Sari - Mari menabur kasih setiap hari."
5.
“Panis Angelicus – Roti Para Malaikat”
Inilah sebuah judul lagu yang terkenang ketika mengingat mukjizat penggandaan roti dan ikan. Mukjizat ini sendiri adalah satu-satunya mukjizat yang terdapat dalam keempat Injil: dalam Markus disebut dua kali, 6:31-44 dan 8:1-10; dalam Matius disebut dua kali juga, 14:13-21 dan 15:32-38; dalam Lukas disebut satu kali, 9:10-17; dalam Yohanes disebut satu kali di Yoh 6:1-15.
Mengapa juga ditampilkan roti dan ikan? Inilah sebuah kombinasi karya antara Allah dan manusia. Roti adalah makanan olahan (budaya dan karya manusia), sedangkan ikan adalah makanan alamiah (karya Allah). Di dalam ekaristilah, terkait dua hasil karya, ilahi dan insani. Keduanya menjadi tersatukan di tangan seorang pribadi bernama Yesus.
Dalam cerita injil Sinoptik, Yesus mengambil, memberkati, memecahkan dan memberikan roti (demikian juga, para pastor melakukan hal demikian dalam Ekaristi). Gambaran Yohanes sama modelnya, tetapi dengan beberapa perbedaan. Dalam Yohanes 6:11, Yesus mengambil, mengucap syukur, dan membagikan (bahasa Yunani untuk bersyukur adalah eucharisteo, yang menjadi akar kata Ekaristi). Tindakan ini ditampilkan kembali dalam 6:23. Tekanan Ekaristi yang sama tampak dalam ayat 12-13, di mana ikan menghilang dari pembicaraan dan hanya berbicara mengenai roti dan perhatian yang harus diberikan terhadap pengumpulan sisa-sisa.
Sebuah kalimat yang saya ingat setiap kali mengenangkan tanda cinta Yesus yang keempat ini, adalah: “ABC”: Awalilah dari apa yang ada, Bagikanlah dengan penuh sukacita dan Cinta Tuhan yang akan menyempurnakannya,” karena bukankah setiap dari kita sudah memiliki 5 roti (5 jari tangan, 5 jari kaki, 5 indera) serta 2 ikan (2 mata, 2 tangan, 2 kaki, 2 telinga)? Dalam Tuhan, yang biasa menjadi luar biasa, yang kecil menjadi besar dan yang sederhana menjadi penuh makna. Dalam nama Tuhan, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, bukan?
“Dari Brastagi ke Kediri – Mari berbagi setiap hari.”
6.
Kutipan Teks Misa:
Ikutlah kamu menerima korban Paskah yang membawa keselamatan. (St. Gaudentius)
Antifon Pembuka (Why 5:9-10)
Tuhan, Engkau telah menebus kami dengan darah-Mu, dari tiap suku, bahasa, rakyat dan bangsa; dan Engkau telah menjadikan kami raja dan imam bagi Allah Bapa, alleluya.
You have redeemed us, Lord, by your Blood, from every tribe and tongue and people and nation, and have made us into a kingdom, priests for our God, alleluia.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang perkasa, Engkau menghendaki Putra-Mu menderita di salib untuk mengenyahkan kuasa musuh dari kami. Semoga abdi-abdi-Mu, kelak memperoleh rahmat kebangkitan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Para rasul kembali dihadapkan ke Mahkamah Agama Yahudi. Meskipun dilarang, mereka justru berbahagia karena boleh menderita penghinaan karena nama Yesus. Para rasul pun tetap mengajar di Bait Allah atas nama Yesus.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (5:34-42)
"Para rasul bergembira karena mereka dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus."
Pada waktu itu para rasul sedang diperiksa oleh Mahkamah Agama Yahudi. Maka seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta supaya para rasul itu disuruh keluar sebentar. Sesudah itu ia berkata kepada sidang, "Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! Sebab dahulu telah muncul Si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa, dan ia mempunyai kira-kira empat ratus pengikut; tetapi ia dibunuh, lalu cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah Si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap; tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima. Sesudah itu para rasul dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah umat dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, diam di rumah Tuhan seumur hidupku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul:4b)
1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:4b)
Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Lima roti jelai dan dua ikan yang dimiliki seorang anak dipakai oleh Yesus untuk mengenyangkan banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti-Nya. Bahkan ketika para rasul mengumpulkan sisanya, terkumpul 12 bakul penuh.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak yang duduk di situ, sebanyak mereka kehendaki."
Pada waktu itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paska, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, sehingga mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya, "Di sini ada seorang anak, yang membawa lima roti jelai dan mempunyai dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Ada pun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia!" Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Manusia itu makhluk sosial. Kata "sosial" berasal dari kata Latin "socius", artinya teman. Jadi, tiap manusia membutuhkan teman atau orang lain. Manusia akan berkembang bila hidup bersama orang lain dengan saling memberi. Karya keselamatan Allah akan hadir secara nyata bila sesama saling memberi. Yesus mengajar para murid untuk peduli dan saling memberi sesamanya. Hal ini penting. Oleh sebab itu, St. Brigita dari Swedia berkata, "Kita harus memberi selagi kita bisa memberi, karena kita juga punya Seorang Pemberi yang murah hati." Kita bisa saling memberkati dengan memberi.
Antifon Komuni (Rm 4:25)
Kristus, Tuhan kita diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita, alleluya.
Christ our Lord was handed over for our transgressions and was raised again for our justification, alleluia.
Doa Malam
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, kami bersyukur karena telah menerima jaminan keselamatan abadi. Kami mohon, perkenankanlah kami mengerahkan segala upaya agar dapat mencapainya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Ekaristi adalah jaminan yang paling aman dan tanda yang paling jelas bahwa harapan besar akan surga baru dan dunia baru, di mana terdapat keadilan, Bdk. 2 Ptr 3:13. akan terpenuhi. Setiap kali misteri ini dirayakan, "terlaksanalah karya penebusan kita" (LG 3) dan kita memecahkan "satu roti..., obat kebakaan, penangkal racun, sehingga orang tidak mati, tetapi hidup selama-lamanya dalam Yesus Kristus" (Ignasius dari Antiokia, Eph. 20,2). (Katekismus Gereja Katolik, 1405)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar