Ads 468x60px

Legenda Doa Salam Maria



KENALKAH KAMU CERITA TENTANG DOA SALAM MARIA INI...
Saya selalu bertanya-tanya, siapa yang ber-ide untuk mengulang-ulang doa Salam Maria sampai berkali-kali? Apa maksudnya?
Sekarang baru dapat dipahami, dan tiap doa Salam Maria yang kita doakan adalah setangkai bunga mawar bagi Sang Perawan. Saya yakin kita semua kenal doa yang sangat indah...yang adalah doa Rosario.
Sebuah legenda menceritakan seorang Rahib Lego (yang bukan imam) dari Ordo Dominikan, tidak bisa membaca maupun menulis, karena itu dia tidak dapat membaca Mazmur, seperti kebiasaan di biara-biara pada jaman itu.
Jadi, saat dia selesai dengan pekerjaannya pada malam hari (dia adalah penjaga pintu, tukang sapu, tukang kebun, dsb), dia selalu pergi ke kapel biara, berlutut di hadapan gambar Bunda Maria dan mendoakan 150 Salam Maria (sejumlah Mazmur). Setelah selesai, dia pergi ke kamarnya untuk tidur.
Keesokan harinya, pagi-pagi benar, dia bangun terlebih dahulu dari semua saudaranya dan pergi ke kapel untuk memberi salam pada sang Bunda.
Pemimpin biara memperhatikan bahwa setiap hari, saat dia tiba di kapel untuk berdoa ibadat pagi bersama seluruh anggota biara yang lain, selalu tercium wangi bunga mawar yang baru dipotong dan masih segar. Didorong perasaan ingin tahu, dia bertanya kepada semua, siapa yang telah menghias altar Bunda Maria dengan begitu indah. Tidak ada yang menjawab...selain itu, bunga- bunga mawar di kebunpun tidak berkurang satu tangkaipun.
Si Pertapa Lego jatuh sakit keras, pertapa yang lain sadar bahwa altar Bunda Maria tidak lagi memiliki bunga mawar seperti biasanya. Mereka mengambil kesimpulan bahwa si Pertapa Legolah yang selalu meletakkan bunga-bunga tersebut. Namun bagaimana dia melakukannya? Dia tidak pernah pergi keluar biara, dan dia pasti tidak bisa membeli bunga mawar.
Suatu pagi, semua orang bingung, karena Pertapa Lego itu sudah bangun, namun mereka tidak menemukannya dimana-mana. Akhirnya semua pertapa berkumpul di kapel dan setiap orang yang masuk terkejut melihat Pertapa Lego berlutut di hadapan Bunda Maria sambil mendaraskan Salam Maria dengan sangat khusyuk. Dan setiap doa Salam Maria yang diucapkannya, muncul setangkai bunga mawar di vas bunga.
Demikianlah saat selesai mendaraskan 150 Salam Maria, pertapa itu meninggal di kaki sang Bunda...
Bertahun-tahun kemudian, (diceritakan bahwa lewat suatu penampakan Bunda Maria) santo Dominiko Guzman membagi 150 Salam Maria tersebut menjadi 3 kelompok 50 Salam Maria, dan menggabungkannya dengan renungan Kitab Suci: Peristiwa Gembira, Peristiwa Sedih dan Peristiwa Mulia yang kemudian ditambahkan Santo Yohanes Paulus II dengan Peristiwa Terang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar