APOGHTEMATA PATRUM 14
HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
APOGHTEMATA PATRUM PART XIV.
261. Cara termudah untuk menghilangkan musuh, adalah dengan menjadikan mereka sebagai teman.
262.
Tidak ada situasi manusia yang bagaimanapun sulitnya, atau yang biasa-biasa saja, yang tidak dapat menjadi suatu perjumpaan dengan Kristus, dan menjadi suatu langkah maju dalam perjalanan kita menuju kerajaan Surga.
+ St. Josemaria Escriva
263.
Buka jiwamu kepada surya abadi, dan jangan takut akan cahaya nya yang menyilaukan.
Kukatakan kepadamu, buka jiwamu, kepada sinar surya keindahan abadi ini, hai kau yang sangat menginginkan kepompong meretas agar kupu-kupu dapat terbebas dari penjara kegelapan.
+ St. Padre Pio
264.
Jika Allah mengatakan sesuatu itu adalah dosa, itu adalah dosa.
Pendapatmu sendiri tidaklah berarti.
+ Mother Angelica
265.
Mereka yang mengatakan kepadamu kebenaran yang sebenarnya, mengasihimu.
Mereka yang mengatakan kepadamu apa yang ingin kau dengar, hanya mengasihi diri mereka sendiri.
+ Mother Angelica
266.
Janganlah terheran bahwa kau terjatuh setiap hari, namun jangan menyerah namun bangkitlah lagi dengan berani, dan yakinlah bahwa malaikat yang menjagamu akan menghargai kesabaranmu.
+ St. John of The Ladder
267.
Orang yang bersuara keras melawan kejahatan orang lain namun tidak berdoa baginya, tak akan pernah mengerti kemurahan Allah.
+ St. Silouan the Athonite
268.
Tuhan Yesus sendiri memberi perintah kepada kita untuk mengasihi satu sama lain, agar dengan menghibur satu sama lain dengan kasih yang sama, kita dapat menerangi lorong sempit kesedihan yang kita lalui dalam perjalanan menuju Surga.
+ St. Seraphim of Sarov
269.
Jangan menghakimi atau mengkritik orang lain.
Anggaplah semua orang lain seperti malaikat, benarkanlah kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan mereka, dan kutuklah hanya dirimu sendiri sebagai pendosa terburuk.
Ini adalah langkah pertama dalam semua bentuk hidup spiritual.
+ St. Seraphim Rose
270.
Jangan mengelirukan antara manusia, yang berbentuk gambaran Allah, dengan setan yang di dalam dirinya :
Karena setan adalah kemalangan, suatu penyakit, suatu lamunan buruk, namun esensi dari manusia tersebut adalah citra Allah, dan ini adalah tetap, walaupun dengan kecacatan manusia itu.
+ St. John of Kronstadt
271.
Tak ada yang dapat menggelisahkan orang yang menyerahkan segalanya kepada Tuhan, apakah itu penyakit, kesusahan, penganiayaan.
Ia mengerti bahwa Allah dalam kemurahanNya menjaga kita.
Roh Kudus, yang dikenal jiwa, adalah saksiNya.
Namun orang yang angkuh dan keras hati tidak mau berserah kepada kehendak Allah karena mereka menyukai jalan mereka sendiri, dan itu membahayakan bagi jiwanya.
+ St. Silouan of Mount Athos
272.
Tak ada gunanya berjalan kesana kemari untuk berkotbah, kecuali langkah kita menyuarakan ajaran kita.
+ St. Fransiskus Assisi
273.
Setiap pekerjaan yang tak memiliki cinta sebagai awalan dan akarnya, adalah sia-sia.
+ St. John Chrysostom
274.
Oh, kamu yang keras kepala, apakah hasil dari keangkuhan ?
Tidakkah kau lihat apa yang dapat dilakukan kerendahan hati ?
Untuk apa segala penderitaan dari kesombonganmu itu ?
Lihatlah, jika dari awal mula manusia mau merendahkan diri dan menaati Allah dan memelihara perintahNya, ia tidak akan jatuh.
Dan lagi, ketika ia telah terjatuh, Allah memberinya kesempatan untuk berbalik dan menerima kemurahan namun ia mendongakkan dengan tinggi lehernya.
Allah datang dan bertanya, -Adam, dimana kamu ?
Allah tidak mengatakan, -Kemuliaan apa yang telah kau tinggalkan dan kecemaran apa yang telah kau perbuat?
Tuhan memberi manusia kesempatan untuk mengatakan, - Ampunilah aku.
Namun, manusia tidak meminta pengampunan.
Tidak ada kerendahan hati, tak ada pertobatan, yang ada adalah kebalikannya.
Ia menjawab, -perempuan yang kau berikan kepadaku itu (Kej 3:9-12), seolah mengatakan bahwa semua bencana ini berasal dari Allah.
Jadi hai kau yang keras hati, manusia memang tidak terbiasa menyalahkan diri sendiri, bahkan tidak segan menyalahkan Allah sebagai penyebab kejahatannya sendiri.
Allah kemudian bertanya kepada perempuan,
-Mengapa engkau melanggar perintahKu ?
Allah seolah mengatakan kepadanya,
-Setidaknya, katakanlah ‘ampuni aku’, tundukkan jiwamu dan terimalah kemurahanKu.’
Namun lagi-lagi, tidak ada permintaan pengampunan.
Perempuan berkata, -Ular yang menipu aku-, seolah hendak mengatakan, -ularlah yang berdosa dan dimanakah kesalahanku ?
Mengapa kau bertindak seperti itu, hai orang-orang malang ?
Menunduklah sebagai tanda tobat, kenalilah kesalahan-kesalahanmu, sesalilah ketelanjanganmu.
Tidak satu dari keduanya menyalahkan diri sendiri, mereka tak miliki sedikitpun kerendahan hati.
+ St. Dorotheos of Gaza
275.
Kita harus mengijinkan Kristus membayangi di atas segala aturan, segala adat kebiasaan, segala tradisi, segala pertimbangan, segala kemalangan.
+ St. Maria of Paris
276.
Kristus sering datang dan mengetuk pintumu dan kadang kau mengundangnya duduk di ruangan jiwamu.
Lalu, tenggelam dalam kesibukanmu, kau melupakan Tamu Agung itu.
Ia menunggumu dan kau mengacuhkanNya, dan Ia berdiri dan pergi.
Kali lain, kau terlalu sibuk, kau menjawab Ia dari jendela, kau bahkan terlalu sibuk untuk membuka pintu.
+ Elder Amphilochios Makris of Patmos
277.
Kalau kau melempar sepotong besi ke dalam api, ia menjadi panas dan bernyala seperti api juga.
Dengan cara yang sama, jika kau banyak mendengarkan ajaran rohani dan hidup mengikutinya, kau menjadi seperti Allah.
+ St. Silouan the Athonite
278.
Allah menghibur anak-anakNya bukan dengan mengangkat pencobaan mereka, namun dengan memberi kekuatan agar mereka dapat menghadapinya.
+ St.Isaac the Syrian
279.
Semua orang memerlukan seorang lain untuk menyemangati mereka, untuk meringankan beban mereka, untuk menjadi seberkas cahaya dalam kegelapan dan membarui harapan mereka.
Jadilah orang tersebut.
Jika ada yang dapat kau katakan atau lakukan untuk memberi sukacita kepada orang lain, katakanlah, lakukanlah.
+ Pope Shenouda III
280.
Mari kita mengucap syukur kepada Allah tanpa henti.
Karena adalah keterlaluan bahwa kita menikmati pemberianNya kepada kita tiap-tiap hari dan tidak mengakui dan menghargai pemberian itu dengan sepatah kata pun.
Bersyukur tidak menambah apapun kepada Allah, namun membawa kita lebih dekat kepadaNya.
Allah tidak membutuhkan apapun dari kita, namun kita memerlukan segalanya dari Dia.
+ St. John Chrysostom
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar