HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 04 Oktober 2018
Pesta St. Fransiskus dari Assisi
Sirakh (50:1.3-4.6-7)
(Mzm 16:1-2, 5, 7-8, 11; Ul: 5a)
Galatia (6:14-18)
Matius (11:25-30)
"Cor Iesu - Hati Yesus."
Inilah sebuah nama yang kerap dipakai sebagai nama sekolah/institusi Katolik. Nama ini menekankan dimensi "hati" Yesus yang kudus, yang mengajak kita untuk selalu "HAdirkan Tuhan yang mencintai dan TIngkatkan iman yang mengampuni", karena benarlah kata Blaise Pascal bahwa "hati punya alasan yang tidak dikenal oleh akal."
Mengacu pada bacaan injil hari ini, ada 3 ajakan ilahi yang ditawarkan dengan sikap yang rendah hati-suka hati dan tetap hati hati, antara lain:
1."Datanglah kepadaKu":
Lewat "dokar", yakni doa dan karya, kita diajak untuk selalu setia datang kepada Tuhan yang bersabda: "Kamulah umat yang kudus bagi Tuhan Allahmu; kamulah yang dipilih Tuhan Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayanganNya. Bukan karena jumlahmu lebih besar dari bangsa mana pun, maka hati Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu, sebab nyatanya kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa! Tetapi karena Tuhan mengasihi kamu" (Ul 7:6-7).
2."Pikullah kuk yang Kupasang":
Kita diajak untuk berani memikul "salib"/beban hidup kita masing-masing dengan hati sukacita karena yakin bahwa Allah tidak hanya memilih kita tapi juga mengutus Yesus Kristus PuteraNya untuk hadir dalam menebus dan menyelamatkan kita (1 Yoh 4:9-10).
3."Belajarlah daripadaKu":
Kita diajak untuk selalu belajar dariNya, karena sebagai orang yang dikasihi Allah dengan kasih yang begitu besar, kita juga diajak untuk belajar mengasihi dengan tulus-lurus dan kudus (1 Yoh 4:11).
"Cari usus di Wongso Lemu - Hati Yesus jadikanlah hati kami seperti hatiMu."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Ametur ubique terrarum cordis Iesu sacratissimi - Dikasihilah Hati Kudus Yesus di sluruh dunia."
Inilah semangat iman Jules Chevalier, bapak pendiri tarekat MSC dan PBHK yang juga saya tulis dalam buku "XXI - Interupsi" (RJK, Kanisius).
Ya, bersama dengan bacaan injili hari ini, kita juga diajak semakin mencintai hatiNya dan membiarkanNya meraja dalam hati kita dan hati dunia.
Bagi saya sendiri, "hati" Yesus mempunyai dua ciri dasar, al:
1. HAdirkan Tuhan yg mencintai:
Tuhan penuh kasih bagi semua org. Ia selalu memberikan perHATIan dan perlindungan yang tulus dan tidak pernah ber-akal bulus: "Aku akan menggembalakan domba dombaKu: Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya."
2. TIngkatkan iman yang mengampuni:
Hati adalah "suasana batin terdalam", yang disebutkan lebih dari 1100 kali dalam Alkitab. Hati Yesus sendiri lekat dengan belas kasih dan pengampunan. Kendati kita banyak tersesat dan kerap menghilang dari jalanNya karena dosa dan dusta, tapi Tuhan tetap setia mencari dan menyelamatkan kita. Hatinya jelas penuh pengampunan. Ia tidak pernah membenci kita tapi Dia hanya membenci dosa-dosa yang kita buat, bukan?
Hati Yesus yang lemah lembut dan murah hati, jadikanlah hati kami seperti hatiMu."
"Desas desus di musim semi - Hati Yesus rajailah hati kami".
B.
"O simplicitas - O Kesederhanaan."
Inilah salah satu keutamaan yang ditawarkan Yesus yang hatinya lemah lembut dan rendah hati ketika berkata kepada BapaNya:
"Aku bersyukur kepadaMu ya Bapa Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai tapi Engkau nyatakan kepada orang kecil dan sederhana."
Mengacu pada bacaan hari ini, ternyata yang justru dipilih untuk menerima pernyataan misteri Kerajaan Allah adalah "wong cilik", yang dalam bahasa Jokowi "Jujur, Merakyat dan Sederhana" yang selalu ber-positif thinking sehingga bisa "melihat dan terpikat, mendekat dan terlibat dalam segala karya dan warta Yesus.
Sebaliknya, orang (yang merasa) bijak dan pandai, yang kerap diwakilkan oleh figur kaum Farisi dan ahli Taurat, malahan seringkali hadir sebagai orang yang mudah meremehkan dan menganggap jelek orang lain sehingga sulit rendah hati dalam menerima pernyataan tentang Kerajaan Allah.
Dengan kata lain:
Kita diajak untuk terus menjadi orang beriman dengan hidup yang sederhana tapi tetap kaya makna, mengacu pada 3 ajakanNya, antara lain:
1."Datanglah kepadaKu":
Kita diajak untuk pertama-tama "berdoa", selalu datang kepada Tuhan sebagai "Yang Pertama dan Utama" lewat hidup doa pribadi/bersama kita yang intens dan konsisten.
2."Pikullah kuk yang Kupasang":
Kita diajak untuk berjuang, berani memikul "kuk", salib hidup kita masing-masing dengan hati ringan dan sukacita karena yakin bahwa Tuhan selalu ada bersama kita.
3."Belajarlah daripadaKu":
Kita diajak untuk terus "napak tilas", belajar mengikuti jejakNya secara konsisten, karena Dialah model/teladan hidup iman kita yang sejati, yang siap berkorban dan berbagi beban dengan gulat geliat hidup kita setiap harinya.
"Banyak pita di Cendana - Tuhan cinta orang yang sederhana".
C.
Kutipan Teks Misa:
Yesus menghendaki agar kita diselamatkan dengan pengantaraan-Nya dan menerima Dia dengan hati yang murni dan tubuh yang suci. (St. Fransiskus dari Assisi)
Bacaan dari Fransiscan Lectionary digunakan secara terbatas untuk paroki/stasi, ordo, lembaga hidup bakti yang berlindung pada St. Fransiskus dari Assisi. Pada misa ini ada Gloria dan Credo.
Antifon Pembuka
Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan harta warisannya, dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan mempermuliakannya.
Francis, the man of God, left his home behind, abandoned his inheritance and became poor and penniless, but the Lord raised him up.
atau (Gal 6:14)
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
Ayat. (Mzm. 141: 2)
1. Voce mea ad Dóminum clamávi: voce mea ad Dóminum deprecátus sum.
2. Gloria Patri et Filio et Spiritui Sancti sicut erat in principio et nunc, et semper, et saecula saeculorum. Amen.
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
Doa Pembuka
Ya Allah, Santo Fransiskus menjadi miskin dan rendah hati seperti Kristus sendiri. Semoga, kami umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (50:1.3-4.6-7)
Pemimpin saudara-saudaranya dan kebanggaan umatnya, ialah Simon bin Onias, imam besar. Di masa hidupnya ia memperbaiki rumah Tuhan dan di masanya Bait Allah dikukuhkannya. Di zamannya dipahatlah sebuah penadah air, dan sebuah waduk sebesar lautan. la berpikir-pikir bagaimana keruntuhan umat dapat dicegah, dan kota diperkuatnya untuk menghadap pengepungan. Laksana bintang kejora di tengah-tengah awan-kemawan, dan bagaikan bulan purnama, seperti matahari yang bersinar di atas Bait Allah Yang Mahatinggi, dan sebagai pelangi bersemarak di tengah mega yang cemerlang;
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (Bk MT-Alleluya, hal. 417-418 ay.1,2,4)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2, 5, 7-8, 11; Ul: 5a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (6:14-18)
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4 kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
"TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya." (Mzm 15:1-3)
D.
Riwayat & Hikayat Santo Fransiskus Asisi
St. Fransiskus adalah seorang santo yang luar biasa. Ia adalah pendiri Ordo Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum = Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Hina-dina) yang sampai saat ini masih terus tumbuh dan berkembang.
Fransiskus dilahirkan di kota Assisi, Italia pada tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya, dan ibunya bernama Donna Pica. Di masa mudanya, Fransiskus lebih suka bersenang-senang dan menghambur-hamburkan harta ayahnya daripada belajar.
Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, "layanilah majikan dan bukannya pelayan."
Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan bajunya yang mahal dengan seorang pengemis, setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak persembahan untuk orang-orang miskin di Kubur Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di sakunya.
Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan, "Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh". Jadi, Fransiskus pergi untuk melaksanakan perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membeli bahan-bahan guna membangun gereja yang telah tua itu.
Senor Pietro Bernardone marah sekali! Fransiskus dikurungnya di dalam kamar. Fransiskus, dengan bantuan ibunya, berhasil melarikan diri dan pergi kepada Uskup Guido, yaitu Uskup kota Assisi. Pak Bernardone segera menyusulnya. Ia mengancam jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya dan dengan demikian tidak akan memberikan warisan barang sepeser pun kepada Fransiskus.
Mendengar itu, Fransiskus malah melepaskan baju yang menempel di tubuhnya dan mengembalikannya kepada ayahnya. Sejak saat itu dia mulai mengunjungi rumah sakit, melayani orang sakit, berkhotbah di jalan-jalan, dan memandang semua orang baik laki-laki maupun perempuan sebagai saudara kandung.
Orang-orang banyak mulai tertarik untuk mengikuti teladan hidupnya. Hingga pada Tahun 1209 ia memperoleh restu dari Paus mendirikan Ordo Fransiskan yang mendasarkan hidup mereka pada kesederhanaan dan kemiskinan; seperti kata Yesus :
"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." --> Matius 19:21.
Fransiskus amat kudus. Ia tidak lagi melihat perbedaan diantara semua mahluk ciptaan Tuhan. Baginya segala sesuatu yang ada didunia ini adalah karunia Ilahi. Kelembutan jiwanya bahkan membuat binatang-binatang pun menyayanginya. Binatang buas menjadi jinak bila berada didekat orang suci ini.
Kisah – Kisah Ajaib Fransiskus.
Dalam hidup Fransiskus seringkali terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa di mana ia berbicara kepada binatang-binatang.
Di antaranya, ketika St. Fransiskus menghardik serombongan burung yang berisik sehingga mengganggu upacara gereja! Yang mengherankan, burung-burung itu kemudian tinggal tenang sampai Fransiskus menyelesaikan khotbahnya.
1.
Berkotbah pada burung-burung.
Suatu hari Fransiskus dan pengikut-pengikutnya sedang dalam perjalanan ke Lembah Spoleto dekat kota Bevagna. Tiba-tiba Fransiskus melihat serombongan besar burung-burung dari berbagai jenis. Di antaranya ada merpati, gagak dan jenis-jenis yang lain.
Terpesona dengan keindahan pemandangan itu, Fransiskus meninggalkan teman-temannya di pinggir jalan dan berlari mengejar rombongan burung yang ajaibnya tidak lagi beterbangan tapi dengan sabar menunggu kedatangan Fransiskus. Seperti biasa Fransiskus menyapa mereka, ia pikir burung-burung itu akan segera beterbangan di udara ketika ia menyapanya. Tetapi mereka semua tetap diam di tempatnya masing-masing.
Dipenuhi rasa kagum, Fransiskus bertanya apakah mereka mau tinggal sebentar bersamanya untuk mendengarkan Sabda Tuhan. Katanya kepada mereka, "Saudara dan saudari burung, hendaklah kalian memuji Pencipta-mu dan mengasihi-Nya selalu. Ia memberimu bulu-bulu sebagai mantel, sayap untuk terbang dan memenuhi segala kebutuhanmu. Tuhan-lah yang menjadikan engkau mulia di antara segala makhluk, menjadikan udara yang halus bersih sebagai rumahmu. Tanpa menabur atau pun menuai, kalian memperoleh bimbingan dan perlindungan dari Tuhan."
Burung-burung itu mengepak-ngepakan sayap mereka, menjulurkan leher mereka sambil memandang Fransiskus. Mereka bersukacita memuji Tuhan dengan cara yang demikian indah sesuai kodrat mereka.
Kemudian Fransiskus berjalan di tengah-tengah burung-burung itu, berkeliling dan kembali, menyentuh kepala dan badan burung-burung itu dengan jubahnya. Kemudian ia memberkati mereka dan membuat tanda salib bagi mereka. Kemudian burung-burung itu beterbangan di udara dan Fransiskus dengan penuh sukacita berterima kasih kepada Tuhan, lalu melanjutkan perjalanannya.
Setelah kembali kepada teman-temannya, Fransiskus menggumam dengan keras mengapa selama ini ia tidak pernah berkhotbah kepada burung-burung. Maka, sejak saat itu, Fransiskus membiasakan diri untuk meminta kepada burung-burung, segala jenis binatang serta reptil untuk memuji dan mengasihi Pencipta-nya.
Suatu hari seorang rahib membawa seekor kelinci yang terjebak perangkap para pemburu. St. Fransiskus lalu menasehati kelinci agar lebih berhati-hati di waktu yang akan datang, kemudian dikeluarkannya kelinci dari dalam perangkap dan diletakkannya di atas tanah supaya ia pergi. Tetapi kelinci itu kembali dan melompat ke atas pangkuan Fransiskus, berharap agar ia boleh tinggal di dekatnya. Fransiskus membawa kelinci itu ke sebuah hutan dan melepaskannya kembali. Tetapi kelinci itu kembali lagi ke tempat di mana Fransiskus duduk dan melompat ke atas pangkuannya lagi!
Akhirnya Fransiskus meminta salah seorang rahibnya untuk membawa kelinci masuk ke dalam hutan dan melepaskannya. Kali ini usahanya berhasil.
Hal-hal seperti ini terjadi berkali-kali dalam hidup Fransiskus - di mana ia melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk memuji kemuliaan Tuhan. Jika seekor makhluk yang begitu sederhana dapat begitu dilimpahi oleh keajaiban Tuhan, terlebih lagi manusia!
2.
Fransiskus dan Serigala Gubbio.
Kisah mujizat St.Fransiskus yang paling terkenal adalah ketika menjinakkan serigala buas yang meneror rakyat kota Gubbio. Ketika Fransiskus tinggal di kota itu ia mendapati ada seekor serigala yang sangat ganas. Ia tidak saja memburu dan memangsa binatang, tetapi juga manusia.
Rakyat kota itu mengangkat senjata untuk membinasakannya, tetapi mereka yang pergi menghadapi serigala itu banyak yang binasa dan terluka oleh taring-taringnya yang tajam. Maka penduduk menjadi sangat takut dan tidak berani keluar dari tembok kota.
Frasnsiskus merasa iba kepada penduduk kota dan memutuskan untuk pergi menemui serigala. Penduduk mencegahnya dengan sangat, tetapi Fransiskus bersikeras bahwa Tuhan akan menjaganya. Seorang rahib yang pemberani dan beberapa petani menemani Fransiskus sampai ke gerbang luar kota. Tetapi segera saja petani-petani itu merasa gentar dan tidak berani melanjutkan perjalanan.
Fransiskus dan rekannya mulai berjalan. Tiba-tiba serigala, dengan rahangnya ternganga, muncul dari hutan dan datang dan hendak menyerang para biarawan itu. Fransiskus membuat Tanda Salib ke arah serigala.
Dengan kuasa Tuhan, serigala itu segera memperlambat larinya dan mengatupkan rahangnya. Kemudian Fransiskus berteriak: "Datanglah kepadaku, Saudara Serigala. Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi menyakiti siapa pun." Maka pada saat itu juga serigala menundukkan kepalanya dan datang berbaring di bawah kaki St. Fransiskus. Serigala itu menjadi jinak seperti seekor anak anjing.
St. Fransiskus menjelaskan kepada serigala bahwa serigala telah menakutkan penduduk kota, karena ia tidak saja memangsa binatang, tetapi juga manusia yang diciptakan seturut gambaran Allah. "Saudara Serigala," kata Fransiskus, "aku ingin mengadakan perdamaian antara kamu dan penduduk Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu dan kamu juga tidak boleh lagi menyakiti mereka. Semua kejahatan di masa lampau harap dimaafkan."
Serigala menyatakan persetujuannya dengan menggoyang-goyangkan badannya dan menggangguk-anggukkan kepalanya. Dan puncak dari peristiwa yang menakjubkan itu, Fransiskus meminta serigala untuk membuat janji. Sementara Fransiskus mengulurkan tangannya untuk menerima janji, serigala mengulurkan kaki depannya dan meletakkannya di atas tangan orang kudus itu.
Kemudian, Fransiskus memerintahkan serigala untuk mengikutinya masuk ke dalam kota untuk mengadakan perjanjian damai dengan penduduk kota. Maka tanpa melawan sedikit pun serigala mengikuti St. Fransiskus.
Ketika mereka tiba di alun-alun kota, semua orang datang untuk menyaksikan peristiwa yang ajaib itu.
Dengan si serigala di sisinya, Fransiskus berkhotbah kepada penduduk kota mengenai cinta kasih Tuhan yang luar biasa serta ajaib, yang memanggil mereka semua untuk bertobat dari semua dosa-dosa mereka.
Kemudian atas nama serigala, Fransiskus menawarkan perdamaian kepada penduduk kota. Penduduk berjanji dengan suara lantang bahwa mereka akan menyediakan makanan bagi serigala. Kemudian Fransiskus bertanya kepada serigala apakah ia mau hidup berdamai dengan syarat-syarat tersebut. Serigala menundukkan kepalanya dalam-dalam dan merenggangkan badannya untuk meyakinkan semua orang bahwa ia menerima janji itu. Kemudian sekali lagi serigala meletakkan tangannya di atas tangan Fransiskus sebagai tanda ikatan perjanjian.
Sejak saat itu penduduk kota menepati janji yang mereka buat. Serigala tinggal selama dua tahun lamanya di antara penduduk kota, pergi dari satu rumah ke rumah lain untuk meminta makanan. Serigala tidak menyakiti siapa pun dan tak seorang pun menyakitinya. Bahkan anjing-anjing pun tidak menyalak kepadanya. Ketika akhirnya serigala mati karena telah tua umurnya, sangat sedihlah penduduk kota Gubbio.
Cara hidup serigala yang penuh damai menjadi peringatan bagi mereka akan pengaruh, kesabaran, keteladanan dan kekudusan St. Fransiskus yang menjadi simbol nyata kekuasaan dan pemeliharaan Tuhan Allah yang hidup.
3.
Stigmata.
Pada bulan September 1224 saat Fransiskus sedang dalam meditasi di Mount Alvernia di Apennines, ia menerima stigmata, yang kemudian secara periodik berdarah selama dua tahun sisa hidupnya. Mukjizat ini memiliki peringatan yang terpisah pada tanggal 17 September. Ia sangat bersyukur menerima anugerah Ilahi ini namun ia berusaha dengan seksama untuk menyembunyikannya dari penglihatan orang lain. Orang Suci ini dijemput kembali ke surga pada tanggal 3 Oktober 1226, dalam usianya yang ke-45 tahun.
Selama berabad-abad, stigmata memang telah menjadi salah satu fenomena mistik yang juga kontroversial.
Stigmata adalah tanda seperti luka-luka Yesus pada saat penyaliban, yang muncul secara tiba-tiba pada tubuh seseorang, yang tidak dapat disembuhkan secara medis dan tidak dapat dijelaskan secara alamiah.
Kadang luka-luka ini menjadi sangat parah terutama pada hari Jumat atau hari Paskah dan menjadi sembuh pada hari lain, dan kemudian terjadi lagi berulang-ulang.
Termasuk dalam tanda sengsara ini adalah luka-luka bekas paku di kaki dan tangan, luka tombak di lambung, luka di kepala akibat mahkota duri, dan luka bilur-bilur penderaan di sekujur tubuh, teristimewa di punggung.
Seorang stigmatik, (orang yang menderita akibat stigmata) dapat memiliki satu, atau beberapa, atau bahkan semua tanda sengsara itu. Stigmata bisa juga tidak terlihat/tidak menampakkan tanda-tanda pada fisik namun mengakibatkan penderitaan bagi penyandangnya.
Kasus stigmata yang pertama adalah yang dialami St. Fransiskus Asisi pada tahun 1224.
Pada suatu hari Sabtu, 14 September 1224, Fransiskus Assisi (kelak bergelar Santo) sedang bersiap untuk memasuki bulan kedua sebuah retret bersama dengan beberapa teman dekatnya di Monte La Verna, yang menghadap ke Sungai Arno di Tuscany.
Fransiskus telah menghabiskan beberapa minggu sebelumnya dalam perenungan yang panjang tentang Yesus Kristus yang menderita di kayu salib, dan mungkin ia saat itu sedang lemah akibat dari puasanya yang berkepanjangan.
Saat dia berlutut untuk berdoa fajar (seperti dicatat dalam buku Fioretti - 'Bunga Kecil Santo Fransiskus dari Assisi,' kumpulan legenda dan cerita tentang orang suci),
Fransiskus mulai merenungkan Jalan Salib dan perasaannya menjadi begitu kuat di dalam dirinya sehingga dia sepenuhnya seakan berubah menjadi Yesus dalam hal cinta dan kasih sayang.
Sementara dia dalam keadaan ekstasi, dia melihat serafim dengan enam sayap yang bersinar dan berapi-api turun dari surga. Serafim ini terbang cepat mendekati Fransiskus, dan ia bisa melihatnya dengan jelas dan menyadari bahwa Serafim itu memiliki bentuk seorang pria yang disalibkan.
Setelah beberapa saat, penglihatan misterius ini memudar, dan meninggalkan pada tubuhnya suatu gambaran yang indah gambar dan jejak salib Kristus.
Pada tangan dan kaki Fransiskus muncul luka bekas paku dengan cara yang sama seperti pada tubuh Yesus yang tersalib.
Secara keseluruhan, Fransiskus mendapat lima tanda: dua tanda paku di telapak tangannya dan dua tanda paku di kakinya, dan yang kelima di sisi tubuhnya, pada bagian di mana Yesus telah ditombak seorang perwira Romawi.
Stigmata yang dialami St. Fransiskus sering disebut sebagai yang pertama kali terjadi; (meskipun ada laporan kejadian serupa sebelumnya yang dialami orang lain), dikarenakan pada masa itulah, di abad ke-13 terutama di Italia, ada suatu tekanan/dorongan untuk menunjukkan sisi “kemanusiaan” Kristus.
Perenungan akan penderitaan fisik Yesus juga kemudian diwujudkan dalam ketetapan Hari Raya Tubuh dan Darah/ Corpus Christi.
Para seniman juga menanggapi perkembangan ini dengan mulai menampilkan karya yang menggambarkan penyaliban secara eksplisit untuk pertama kalinya, yaitu menggambarkan Yesus yang dengan jelas menderita karena luka yang meneteskan darah.
Tercatat ada sebuah kejadian yang terjadi di Oxford, Inggris, dua tahun sebelum peristiwa stigmata St. Fransiskus Asisi : seorang pemuda bernama Stephen Langton dibawa ke hadapan Uskup Agung Canterbury dengan tuduhan telah menyebarkan ajaran sesat karena telah menyatakan dirinya sebagai “Anak Allah”.
Di pengadilan, ditemukan bahwa pada tubuhnya terdapat lima luka penyaliban; namun tak dapat dibuktikan apakah luka-luka tersebut muncul secara alamiah ataukah ia telah menyiksa/menyalib dirinya sendiri, dengan motivasi ingin dipercayai bahwa ia adalah “Yesus Anak Allah”.
Pengalaman stigmata St. Fransiskus; dikarenakan ia adalah orang yang terkenal karena kesuciannya, dengan segera tersiar ke seluruh Eropa, dan tak lama sesudahnya, kasus stigmata lainnya mulai bermunculan.
Selama abad ke-13, setidaknya tercatat ada sepuluh kejadian yang terkenal, dan sebuah perkiraan baru-baru ini yang diteliti oleh mantan koresponden religius BBC Ted Harrison menetapkan jumlah total peristiwa stigmata yang dilaporkan sejak tahun 1224 ada lebih dari 400 orang, baik yang terjadi pada orang awam maupun orang kudus.
Di antaranya, kasus yang terkenal seperti pada Johann Jetzer, seorang petani Swiss yang menampilkan stigmata di tahun 1507, dan pada Therese Neumann, seorang stigmatik kontroversial Jerman yang mendapat tanda-tanda stigmata pada hari Jumat dari tahun 1926 sampai kematiannya pada tahun 1962.
Peristiwa stigmata juga sering dikaitkan atau disertai dengan peristiwa ajaib lain yang terjadi pada orang penyandangnya, seperti pada Padre Pio; yang bisa dikatakan adalah yang paling terkenal dibanding para stigmatik lain, dimana Padre Pio memiliki banyak keistimewaan lain dan terkenal dengan mukjizat penyembuhannya.
Gereja Katolik sendiri mengambil pandangan berhati-hati terhadap fenomena ini, menyatakan menerima bahwa mukjizat memang bisa terjadi namun menolak untuk secara formal mengakui stigmata.
Hal ini dapat dimengerti karena Gereja juga hendak memastikan bahwa stigmata tersebut bukanlah suatu tanda dari setan guna membangkitkan suatu kegemparan rohani yang dapat menyesatkan orang banyak; karena banyak juga kasus stigmata yang dipalsukan, dengan berbagai motif dan tujuan, dan juga bisa dikarenakan kondisi kesehatan fisik seseorang yang dapat menyebabkan luka-luka demikian.
Seperti kasus Magdalena de la Cruz, stigmatik Spanyol yang terkenal pada abad ke-16 yang ternyata sering melakukan penyiksaan diri dan luka spektakulernya menjadikan dia terkenal namun akhirnya di pengadilan, ia mengaku telah menimbulkan sendiri luka-lukanya itu.
Terlepas dari kasus-kasus “stigmata palsu”, stigmata merupakan suatu karunia dari Tuhan sendiri, tanda persatuan dengan Yesus yang tersalib.
Seorang yang benar-benar stigmatis biasanya hidup suci dengan mengamalkan keutamaan-keutamaan iman, tabah dalam menanggung penderitaan baik fisik maupun jiwa, dan hampir senantiasa mencapai tingkat persatuan mendalam dengan Tuhan di dalam doa.
Orang-orang Kudus yang mengalami “stigmata asli” biasanya hidup dalam keutamaan-keutamaan ini, dan mereka tidak memamerkan; bahkan menyembunyikannya karena sifat kerendahan hati dan tidak mau menarik perhatian luas.
Mereka menerima rasa sakit dan luka Yesus dengan tabah dan dalam diam bahkan menyembunyikan dan menganggapnya sebagai suatu karunia luar biasa untuk boleh merasakan dan mengambil bagian, menyatukan diri dengan sengsaraNya.
Dikatakan, St. Fransiskus pada awalnya berusaha menyembunyikan tanda karunia ilahi ini, dengan membalut kedua tangannya dengan jubahnya dan mengenakan sepatu serta kaus kaki (yang tidak biasa ia lakukan).
Lama-kelamaan, rekan-rekan biarawannya memperhatikan perubahan dalam cara berpakaiannya dan juga penderitaan fisiknya, maka terungkaplah rahasia stigmatanya.
Demikian pula Padre Pio; yang seperti diungkapkan teman sebiaranya, bahwa ia menderita kesakitan yang luar biasa pada kakinya sampai memerlukan sepatu khusus dan harus dibantu setiap kali untuk memakai sepatu, dan bahwa setiap gerakan kecil pada kakinya akan menimbulkan rasa sakit yang besar namun Padre Pio tetap berusaha untuk mempersembahkan Misa dan menemui banyak orang yang datang meminta nasihatnya setiap hari.
Peristiwa stigmata pada Padre Pio awalnya terjadi pada tanggal 5 Agustus 1918, Padre Pio mendapat penglihatan di mana ia merasa dirinya ditikam dengan sebilah tombak; sesudahnya luka akibat tikaman tombak itu tinggal pada tubuhnya.
Kemudian, pada tanggal 20 September 1918, saat ia memanjatkan syukur sesudah perayaan Misa, ia juga menerima luka-luka Yesus di kedua kaki dan tangannya.
Setiap hari, Padre Pio kehilangan sekitar satu cangkir darah; dan luka-lukanya itu tidak pernah menutup ataupun bertambah parah. Walau demikian, luka-luka itu tidak berbau darah, melainkan bau harum yang semerbak terpancar dari luka-lukanya.
Pada St. Rita dari Cascia, stigmata yang ia terima adalah sebuah duri pada dahinya (yang ia dapatkan saat merenungkan sengsara mahkota duri Yesus) yang ia sandang sampai pada wafatnya.
St. Teresa dari Avila menerima tanda stigmata pada hatinya, yang setelah diperiksa oleh beberapa tenaga medis dari Universitas Salamanca, dikatakan disebabkan oleh “luka tusukan pada hati”.
Ia menuliskannya dalam catatannya di tahun 1559:
“... di sisi kiriku kulihat seorang malaikat dalam bentuk manusia, pada tangannya ia memegang sebuah panah panjang dengan nyala api kecil pada ujungnya. Aku merasakan panah itu terhujam ke sisi badanku sampai ke dalam hatiku, dan ketika ia menariknya, aku merasakan sebagian hatiku terbawa keluar. Dan ketika ia menghilang, aku diisi dengan rasa cinta yang besar kepada Allah.”
Selain Padre Pio, beberapa Orang Kudus yang diketahui juga mengalami stigmata antara lain :
St. Fransiskus of Assisi (1181-1226)
St. Lutgarde (1182-1246)
St. Margareta Cortona (1247-1297)
St. Gertrude (1256-1302)
St. Clare of Montefalco (1268-1308)
Bl. Angela of Foligno (wafat 1309)
St. Katarina dari Siena (1347-80)
St. Lidwina (1380-1433)
St. Frances of Rome (1384-1440)
St. Colette (1380-1447)
St. Rita of Cassia (1386-1456)
Bl. Osanna of Mantua (1499-1505)
St. Catherine of Genoa (1447-1510)
Bl. Baptista Varani (1458-1524)
Bl. Lucy of Narni (1476-1547)
Bl. Catherine of Racconigi (1486-1547)
St. John of God (1495-1550)
St. Catherine de' Ricci (1522-1589)
St. Mary Magdalene de' Pazzi (1566-1607)
Bl. Marie de l'Incarnation (1566-1618)
Bl. Mary Anne of Jesus (1557-1620)
Bl. Carlo of Sezze (wafat 1670)
St. Margaret Mary Alacoque (1647-90)
St. Veronica Giuliani (1600-1727)
St. Mary Frances of the Five Wounds (1715-91)
St. Gemma Galgani (1878-1903)
Bl. Anne Catherine Emmerich (1774-1824)
St. Rose de Lima (1586-1617)
St. Teresa of Avila (1515-1582)
St. Faustina
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 04 Oktober 2018
Pesta St. Fransiskus dari Assisi
Sirakh (50:1.3-4.6-7)
(Mzm 16:1-2, 5, 7-8, 11; Ul: 5a)
Galatia (6:14-18)
Matius (11:25-30)
"Cor Iesu - Hati Yesus."
Inilah sebuah nama yang kerap dipakai sebagai nama sekolah/institusi Katolik. Nama ini menekankan dimensi "hati" Yesus yang kudus, yang mengajak kita untuk selalu "HAdirkan Tuhan yang mencintai dan TIngkatkan iman yang mengampuni", karena benarlah kata Blaise Pascal bahwa "hati punya alasan yang tidak dikenal oleh akal."
Mengacu pada bacaan injil hari ini, ada 3 ajakan ilahi yang ditawarkan dengan sikap yang rendah hati-suka hati dan tetap hati hati, antara lain:
1."Datanglah kepadaKu":
Lewat "dokar", yakni doa dan karya, kita diajak untuk selalu setia datang kepada Tuhan yang bersabda: "Kamulah umat yang kudus bagi Tuhan Allahmu; kamulah yang dipilih Tuhan Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayanganNya. Bukan karena jumlahmu lebih besar dari bangsa mana pun, maka hati Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu, sebab nyatanya kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa! Tetapi karena Tuhan mengasihi kamu" (Ul 7:6-7).
2."Pikullah kuk yang Kupasang":
Kita diajak untuk berani memikul "salib"/beban hidup kita masing-masing dengan hati sukacita karena yakin bahwa Allah tidak hanya memilih kita tapi juga mengutus Yesus Kristus PuteraNya untuk hadir dalam menebus dan menyelamatkan kita (1 Yoh 4:9-10).
3."Belajarlah daripadaKu":
Kita diajak untuk selalu belajar dariNya, karena sebagai orang yang dikasihi Allah dengan kasih yang begitu besar, kita juga diajak untuk belajar mengasihi dengan tulus-lurus dan kudus (1 Yoh 4:11).
"Cari usus di Wongso Lemu - Hati Yesus jadikanlah hati kami seperti hatiMu."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Ametur ubique terrarum cordis Iesu sacratissimi - Dikasihilah Hati Kudus Yesus di sluruh dunia."
Inilah semangat iman Jules Chevalier, bapak pendiri tarekat MSC dan PBHK yang juga saya tulis dalam buku "XXI - Interupsi" (RJK, Kanisius).
Ya, bersama dengan bacaan injili hari ini, kita juga diajak semakin mencintai hatiNya dan membiarkanNya meraja dalam hati kita dan hati dunia.
Bagi saya sendiri, "hati" Yesus mempunyai dua ciri dasar, al:
1. HAdirkan Tuhan yg mencintai:
Tuhan penuh kasih bagi semua org. Ia selalu memberikan perHATIan dan perlindungan yang tulus dan tidak pernah ber-akal bulus: "Aku akan menggembalakan domba dombaKu: Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya."
2. TIngkatkan iman yang mengampuni:
Hati adalah "suasana batin terdalam", yang disebutkan lebih dari 1100 kali dalam Alkitab. Hati Yesus sendiri lekat dengan belas kasih dan pengampunan. Kendati kita banyak tersesat dan kerap menghilang dari jalanNya karena dosa dan dusta, tapi Tuhan tetap setia mencari dan menyelamatkan kita. Hatinya jelas penuh pengampunan. Ia tidak pernah membenci kita tapi Dia hanya membenci dosa-dosa yang kita buat, bukan?
Hati Yesus yang lemah lembut dan murah hati, jadikanlah hati kami seperti hatiMu."
"Desas desus di musim semi - Hati Yesus rajailah hati kami".
B.
"O simplicitas - O Kesederhanaan."
Inilah salah satu keutamaan yang ditawarkan Yesus yang hatinya lemah lembut dan rendah hati ketika berkata kepada BapaNya:
"Aku bersyukur kepadaMu ya Bapa Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai tapi Engkau nyatakan kepada orang kecil dan sederhana."
Mengacu pada bacaan hari ini, ternyata yang justru dipilih untuk menerima pernyataan misteri Kerajaan Allah adalah "wong cilik", yang dalam bahasa Jokowi "Jujur, Merakyat dan Sederhana" yang selalu ber-positif thinking sehingga bisa "melihat dan terpikat, mendekat dan terlibat dalam segala karya dan warta Yesus.
Sebaliknya, orang (yang merasa) bijak dan pandai, yang kerap diwakilkan oleh figur kaum Farisi dan ahli Taurat, malahan seringkali hadir sebagai orang yang mudah meremehkan dan menganggap jelek orang lain sehingga sulit rendah hati dalam menerima pernyataan tentang Kerajaan Allah.
Dengan kata lain:
Kita diajak untuk terus menjadi orang beriman dengan hidup yang sederhana tapi tetap kaya makna, mengacu pada 3 ajakanNya, antara lain:
1."Datanglah kepadaKu":
Kita diajak untuk pertama-tama "berdoa", selalu datang kepada Tuhan sebagai "Yang Pertama dan Utama" lewat hidup doa pribadi/bersama kita yang intens dan konsisten.
2."Pikullah kuk yang Kupasang":
Kita diajak untuk berjuang, berani memikul "kuk", salib hidup kita masing-masing dengan hati ringan dan sukacita karena yakin bahwa Tuhan selalu ada bersama kita.
3."Belajarlah daripadaKu":
Kita diajak untuk terus "napak tilas", belajar mengikuti jejakNya secara konsisten, karena Dialah model/teladan hidup iman kita yang sejati, yang siap berkorban dan berbagi beban dengan gulat geliat hidup kita setiap harinya.
"Banyak pita di Cendana - Tuhan cinta orang yang sederhana".
C.
Kutipan Teks Misa:
Yesus menghendaki agar kita diselamatkan dengan pengantaraan-Nya dan menerima Dia dengan hati yang murni dan tubuh yang suci. (St. Fransiskus dari Assisi)
Bacaan dari Fransiscan Lectionary digunakan secara terbatas untuk paroki/stasi, ordo, lembaga hidup bakti yang berlindung pada St. Fransiskus dari Assisi. Pada misa ini ada Gloria dan Credo.
Antifon Pembuka
Santo Fransiskus, utusan Allah, meninggalkan rumah ayahnya, melepaskan harta warisannya, dan menjadi miskin dan hina dina. Tetapi Tuhan mempermuliakannya.
Francis, the man of God, left his home behind, abandoned his inheritance and became poor and penniless, but the Lord raised him up.
atau (Gal 6:14)
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
Ayat. (Mzm. 141: 2)
1. Voce mea ad Dóminum clamávi: voce mea ad Dóminum deprecátus sum.
2. Gloria Patri et Filio et Spiritui Sancti sicut erat in principio et nunc, et semper, et saecula saeculorum. Amen.
Mihi autem absit glorári, nisi in cruce Dómini nostri Jesu Christi: per quem mihi mundus crucifíxus est, et ego mundo.
Doa Pembuka
Ya Allah, Santo Fransiskus menjadi miskin dan rendah hati seperti Kristus sendiri. Semoga, kami umat-Mu, bersukacita di dalam Dikau agar kami, yang sudah dibebaskan dari perbudakan dosa, dapat menikmati sukacita abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (50:1.3-4.6-7)
Pemimpin saudara-saudaranya dan kebanggaan umatnya, ialah Simon bin Onias, imam besar. Di masa hidupnya ia memperbaiki rumah Tuhan dan di masanya Bait Allah dikukuhkannya. Di zamannya dipahatlah sebuah penadah air, dan sebuah waduk sebesar lautan. la berpikir-pikir bagaimana keruntuhan umat dapat dicegah, dan kota diperkuatnya untuk menghadap pengepungan. Laksana bintang kejora di tengah-tengah awan-kemawan, dan bagaikan bulan purnama, seperti matahari yang bersinar di atas Bait Allah Yang Mahatinggi, dan sebagai pelangi bersemarak di tengah mega yang cemerlang;
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (Bk MT-Alleluya, hal. 417-418 ay.1,2,4)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisanku.
Ayat. (Mzm 16:1-2, 5, 7-8, 11; Ul: 5a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
3. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (6:14-18)
Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Bagi semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat. Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4 kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Mat 11:25)
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
"TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya." (Mzm 15:1-3)
D.
Riwayat & Hikayat Santo Fransiskus Asisi
St. Fransiskus adalah seorang santo yang luar biasa. Ia adalah pendiri Ordo Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum = Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Hina-dina) yang sampai saat ini masih terus tumbuh dan berkembang.
Fransiskus dilahirkan di kota Assisi, Italia pada tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya, dan ibunya bernama Donna Pica. Di masa mudanya, Fransiskus lebih suka bersenang-senang dan menghambur-hamburkan harta ayahnya daripada belajar.
Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, "layanilah majikan dan bukannya pelayan."
Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan bajunya yang mahal dengan seorang pengemis, setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak persembahan untuk orang-orang miskin di Kubur Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di sakunya.
Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan, "Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh". Jadi, Fransiskus pergi untuk melaksanakan perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membeli bahan-bahan guna membangun gereja yang telah tua itu.
Senor Pietro Bernardone marah sekali! Fransiskus dikurungnya di dalam kamar. Fransiskus, dengan bantuan ibunya, berhasil melarikan diri dan pergi kepada Uskup Guido, yaitu Uskup kota Assisi. Pak Bernardone segera menyusulnya. Ia mengancam jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya dan dengan demikian tidak akan memberikan warisan barang sepeser pun kepada Fransiskus.
Mendengar itu, Fransiskus malah melepaskan baju yang menempel di tubuhnya dan mengembalikannya kepada ayahnya. Sejak saat itu dia mulai mengunjungi rumah sakit, melayani orang sakit, berkhotbah di jalan-jalan, dan memandang semua orang baik laki-laki maupun perempuan sebagai saudara kandung.
Orang-orang banyak mulai tertarik untuk mengikuti teladan hidupnya. Hingga pada Tahun 1209 ia memperoleh restu dari Paus mendirikan Ordo Fransiskan yang mendasarkan hidup mereka pada kesederhanaan dan kemiskinan; seperti kata Yesus :
"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." --> Matius 19:21.
Fransiskus amat kudus. Ia tidak lagi melihat perbedaan diantara semua mahluk ciptaan Tuhan. Baginya segala sesuatu yang ada didunia ini adalah karunia Ilahi. Kelembutan jiwanya bahkan membuat binatang-binatang pun menyayanginya. Binatang buas menjadi jinak bila berada didekat orang suci ini.
Kisah – Kisah Ajaib Fransiskus.
Dalam hidup Fransiskus seringkali terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa di mana ia berbicara kepada binatang-binatang.
Di antaranya, ketika St. Fransiskus menghardik serombongan burung yang berisik sehingga mengganggu upacara gereja! Yang mengherankan, burung-burung itu kemudian tinggal tenang sampai Fransiskus menyelesaikan khotbahnya.
1.
Berkotbah pada burung-burung.
Suatu hari Fransiskus dan pengikut-pengikutnya sedang dalam perjalanan ke Lembah Spoleto dekat kota Bevagna. Tiba-tiba Fransiskus melihat serombongan besar burung-burung dari berbagai jenis. Di antaranya ada merpati, gagak dan jenis-jenis yang lain.
Terpesona dengan keindahan pemandangan itu, Fransiskus meninggalkan teman-temannya di pinggir jalan dan berlari mengejar rombongan burung yang ajaibnya tidak lagi beterbangan tapi dengan sabar menunggu kedatangan Fransiskus. Seperti biasa Fransiskus menyapa mereka, ia pikir burung-burung itu akan segera beterbangan di udara ketika ia menyapanya. Tetapi mereka semua tetap diam di tempatnya masing-masing.
Dipenuhi rasa kagum, Fransiskus bertanya apakah mereka mau tinggal sebentar bersamanya untuk mendengarkan Sabda Tuhan. Katanya kepada mereka, "Saudara dan saudari burung, hendaklah kalian memuji Pencipta-mu dan mengasihi-Nya selalu. Ia memberimu bulu-bulu sebagai mantel, sayap untuk terbang dan memenuhi segala kebutuhanmu. Tuhan-lah yang menjadikan engkau mulia di antara segala makhluk, menjadikan udara yang halus bersih sebagai rumahmu. Tanpa menabur atau pun menuai, kalian memperoleh bimbingan dan perlindungan dari Tuhan."
Burung-burung itu mengepak-ngepakan sayap mereka, menjulurkan leher mereka sambil memandang Fransiskus. Mereka bersukacita memuji Tuhan dengan cara yang demikian indah sesuai kodrat mereka.
Kemudian Fransiskus berjalan di tengah-tengah burung-burung itu, berkeliling dan kembali, menyentuh kepala dan badan burung-burung itu dengan jubahnya. Kemudian ia memberkati mereka dan membuat tanda salib bagi mereka. Kemudian burung-burung itu beterbangan di udara dan Fransiskus dengan penuh sukacita berterima kasih kepada Tuhan, lalu melanjutkan perjalanannya.
Setelah kembali kepada teman-temannya, Fransiskus menggumam dengan keras mengapa selama ini ia tidak pernah berkhotbah kepada burung-burung. Maka, sejak saat itu, Fransiskus membiasakan diri untuk meminta kepada burung-burung, segala jenis binatang serta reptil untuk memuji dan mengasihi Pencipta-nya.
Suatu hari seorang rahib membawa seekor kelinci yang terjebak perangkap para pemburu. St. Fransiskus lalu menasehati kelinci agar lebih berhati-hati di waktu yang akan datang, kemudian dikeluarkannya kelinci dari dalam perangkap dan diletakkannya di atas tanah supaya ia pergi. Tetapi kelinci itu kembali dan melompat ke atas pangkuan Fransiskus, berharap agar ia boleh tinggal di dekatnya. Fransiskus membawa kelinci itu ke sebuah hutan dan melepaskannya kembali. Tetapi kelinci itu kembali lagi ke tempat di mana Fransiskus duduk dan melompat ke atas pangkuannya lagi!
Akhirnya Fransiskus meminta salah seorang rahibnya untuk membawa kelinci masuk ke dalam hutan dan melepaskannya. Kali ini usahanya berhasil.
Hal-hal seperti ini terjadi berkali-kali dalam hidup Fransiskus - di mana ia melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk memuji kemuliaan Tuhan. Jika seekor makhluk yang begitu sederhana dapat begitu dilimpahi oleh keajaiban Tuhan, terlebih lagi manusia!
2.
Fransiskus dan Serigala Gubbio.
Kisah mujizat St.Fransiskus yang paling terkenal adalah ketika menjinakkan serigala buas yang meneror rakyat kota Gubbio. Ketika Fransiskus tinggal di kota itu ia mendapati ada seekor serigala yang sangat ganas. Ia tidak saja memburu dan memangsa binatang, tetapi juga manusia.
Rakyat kota itu mengangkat senjata untuk membinasakannya, tetapi mereka yang pergi menghadapi serigala itu banyak yang binasa dan terluka oleh taring-taringnya yang tajam. Maka penduduk menjadi sangat takut dan tidak berani keluar dari tembok kota.
Frasnsiskus merasa iba kepada penduduk kota dan memutuskan untuk pergi menemui serigala. Penduduk mencegahnya dengan sangat, tetapi Fransiskus bersikeras bahwa Tuhan akan menjaganya. Seorang rahib yang pemberani dan beberapa petani menemani Fransiskus sampai ke gerbang luar kota. Tetapi segera saja petani-petani itu merasa gentar dan tidak berani melanjutkan perjalanan.
Fransiskus dan rekannya mulai berjalan. Tiba-tiba serigala, dengan rahangnya ternganga, muncul dari hutan dan datang dan hendak menyerang para biarawan itu. Fransiskus membuat Tanda Salib ke arah serigala.
Dengan kuasa Tuhan, serigala itu segera memperlambat larinya dan mengatupkan rahangnya. Kemudian Fransiskus berteriak: "Datanglah kepadaku, Saudara Serigala. Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi menyakiti siapa pun." Maka pada saat itu juga serigala menundukkan kepalanya dan datang berbaring di bawah kaki St. Fransiskus. Serigala itu menjadi jinak seperti seekor anak anjing.
St. Fransiskus menjelaskan kepada serigala bahwa serigala telah menakutkan penduduk kota, karena ia tidak saja memangsa binatang, tetapi juga manusia yang diciptakan seturut gambaran Allah. "Saudara Serigala," kata Fransiskus, "aku ingin mengadakan perdamaian antara kamu dan penduduk Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu dan kamu juga tidak boleh lagi menyakiti mereka. Semua kejahatan di masa lampau harap dimaafkan."
Serigala menyatakan persetujuannya dengan menggoyang-goyangkan badannya dan menggangguk-anggukkan kepalanya. Dan puncak dari peristiwa yang menakjubkan itu, Fransiskus meminta serigala untuk membuat janji. Sementara Fransiskus mengulurkan tangannya untuk menerima janji, serigala mengulurkan kaki depannya dan meletakkannya di atas tangan orang kudus itu.
Kemudian, Fransiskus memerintahkan serigala untuk mengikutinya masuk ke dalam kota untuk mengadakan perjanjian damai dengan penduduk kota. Maka tanpa melawan sedikit pun serigala mengikuti St. Fransiskus.
Ketika mereka tiba di alun-alun kota, semua orang datang untuk menyaksikan peristiwa yang ajaib itu.
Dengan si serigala di sisinya, Fransiskus berkhotbah kepada penduduk kota mengenai cinta kasih Tuhan yang luar biasa serta ajaib, yang memanggil mereka semua untuk bertobat dari semua dosa-dosa mereka.
Kemudian atas nama serigala, Fransiskus menawarkan perdamaian kepada penduduk kota. Penduduk berjanji dengan suara lantang bahwa mereka akan menyediakan makanan bagi serigala. Kemudian Fransiskus bertanya kepada serigala apakah ia mau hidup berdamai dengan syarat-syarat tersebut. Serigala menundukkan kepalanya dalam-dalam dan merenggangkan badannya untuk meyakinkan semua orang bahwa ia menerima janji itu. Kemudian sekali lagi serigala meletakkan tangannya di atas tangan Fransiskus sebagai tanda ikatan perjanjian.
Sejak saat itu penduduk kota menepati janji yang mereka buat. Serigala tinggal selama dua tahun lamanya di antara penduduk kota, pergi dari satu rumah ke rumah lain untuk meminta makanan. Serigala tidak menyakiti siapa pun dan tak seorang pun menyakitinya. Bahkan anjing-anjing pun tidak menyalak kepadanya. Ketika akhirnya serigala mati karena telah tua umurnya, sangat sedihlah penduduk kota Gubbio.
Cara hidup serigala yang penuh damai menjadi peringatan bagi mereka akan pengaruh, kesabaran, keteladanan dan kekudusan St. Fransiskus yang menjadi simbol nyata kekuasaan dan pemeliharaan Tuhan Allah yang hidup.
3.
Stigmata.
Pada bulan September 1224 saat Fransiskus sedang dalam meditasi di Mount Alvernia di Apennines, ia menerima stigmata, yang kemudian secara periodik berdarah selama dua tahun sisa hidupnya. Mukjizat ini memiliki peringatan yang terpisah pada tanggal 17 September. Ia sangat bersyukur menerima anugerah Ilahi ini namun ia berusaha dengan seksama untuk menyembunyikannya dari penglihatan orang lain. Orang Suci ini dijemput kembali ke surga pada tanggal 3 Oktober 1226, dalam usianya yang ke-45 tahun.
Selama berabad-abad, stigmata memang telah menjadi salah satu fenomena mistik yang juga kontroversial.
Stigmata adalah tanda seperti luka-luka Yesus pada saat penyaliban, yang muncul secara tiba-tiba pada tubuh seseorang, yang tidak dapat disembuhkan secara medis dan tidak dapat dijelaskan secara alamiah.
Kadang luka-luka ini menjadi sangat parah terutama pada hari Jumat atau hari Paskah dan menjadi sembuh pada hari lain, dan kemudian terjadi lagi berulang-ulang.
Termasuk dalam tanda sengsara ini adalah luka-luka bekas paku di kaki dan tangan, luka tombak di lambung, luka di kepala akibat mahkota duri, dan luka bilur-bilur penderaan di sekujur tubuh, teristimewa di punggung.
Seorang stigmatik, (orang yang menderita akibat stigmata) dapat memiliki satu, atau beberapa, atau bahkan semua tanda sengsara itu. Stigmata bisa juga tidak terlihat/tidak menampakkan tanda-tanda pada fisik namun mengakibatkan penderitaan bagi penyandangnya.
Kasus stigmata yang pertama adalah yang dialami St. Fransiskus Asisi pada tahun 1224.
Pada suatu hari Sabtu, 14 September 1224, Fransiskus Assisi (kelak bergelar Santo) sedang bersiap untuk memasuki bulan kedua sebuah retret bersama dengan beberapa teman dekatnya di Monte La Verna, yang menghadap ke Sungai Arno di Tuscany.
Fransiskus telah menghabiskan beberapa minggu sebelumnya dalam perenungan yang panjang tentang Yesus Kristus yang menderita di kayu salib, dan mungkin ia saat itu sedang lemah akibat dari puasanya yang berkepanjangan.
Saat dia berlutut untuk berdoa fajar (seperti dicatat dalam buku Fioretti - 'Bunga Kecil Santo Fransiskus dari Assisi,' kumpulan legenda dan cerita tentang orang suci),
Fransiskus mulai merenungkan Jalan Salib dan perasaannya menjadi begitu kuat di dalam dirinya sehingga dia sepenuhnya seakan berubah menjadi Yesus dalam hal cinta dan kasih sayang.
Sementara dia dalam keadaan ekstasi, dia melihat serafim dengan enam sayap yang bersinar dan berapi-api turun dari surga. Serafim ini terbang cepat mendekati Fransiskus, dan ia bisa melihatnya dengan jelas dan menyadari bahwa Serafim itu memiliki bentuk seorang pria yang disalibkan.
Setelah beberapa saat, penglihatan misterius ini memudar, dan meninggalkan pada tubuhnya suatu gambaran yang indah gambar dan jejak salib Kristus.
Pada tangan dan kaki Fransiskus muncul luka bekas paku dengan cara yang sama seperti pada tubuh Yesus yang tersalib.
Secara keseluruhan, Fransiskus mendapat lima tanda: dua tanda paku di telapak tangannya dan dua tanda paku di kakinya, dan yang kelima di sisi tubuhnya, pada bagian di mana Yesus telah ditombak seorang perwira Romawi.
Stigmata yang dialami St. Fransiskus sering disebut sebagai yang pertama kali terjadi; (meskipun ada laporan kejadian serupa sebelumnya yang dialami orang lain), dikarenakan pada masa itulah, di abad ke-13 terutama di Italia, ada suatu tekanan/dorongan untuk menunjukkan sisi “kemanusiaan” Kristus.
Perenungan akan penderitaan fisik Yesus juga kemudian diwujudkan dalam ketetapan Hari Raya Tubuh dan Darah/ Corpus Christi.
Para seniman juga menanggapi perkembangan ini dengan mulai menampilkan karya yang menggambarkan penyaliban secara eksplisit untuk pertama kalinya, yaitu menggambarkan Yesus yang dengan jelas menderita karena luka yang meneteskan darah.
Tercatat ada sebuah kejadian yang terjadi di Oxford, Inggris, dua tahun sebelum peristiwa stigmata St. Fransiskus Asisi : seorang pemuda bernama Stephen Langton dibawa ke hadapan Uskup Agung Canterbury dengan tuduhan telah menyebarkan ajaran sesat karena telah menyatakan dirinya sebagai “Anak Allah”.
Di pengadilan, ditemukan bahwa pada tubuhnya terdapat lima luka penyaliban; namun tak dapat dibuktikan apakah luka-luka tersebut muncul secara alamiah ataukah ia telah menyiksa/menyalib dirinya sendiri, dengan motivasi ingin dipercayai bahwa ia adalah “Yesus Anak Allah”.
Pengalaman stigmata St. Fransiskus; dikarenakan ia adalah orang yang terkenal karena kesuciannya, dengan segera tersiar ke seluruh Eropa, dan tak lama sesudahnya, kasus stigmata lainnya mulai bermunculan.
Selama abad ke-13, setidaknya tercatat ada sepuluh kejadian yang terkenal, dan sebuah perkiraan baru-baru ini yang diteliti oleh mantan koresponden religius BBC Ted Harrison menetapkan jumlah total peristiwa stigmata yang dilaporkan sejak tahun 1224 ada lebih dari 400 orang, baik yang terjadi pada orang awam maupun orang kudus.
Di antaranya, kasus yang terkenal seperti pada Johann Jetzer, seorang petani Swiss yang menampilkan stigmata di tahun 1507, dan pada Therese Neumann, seorang stigmatik kontroversial Jerman yang mendapat tanda-tanda stigmata pada hari Jumat dari tahun 1926 sampai kematiannya pada tahun 1962.
Peristiwa stigmata juga sering dikaitkan atau disertai dengan peristiwa ajaib lain yang terjadi pada orang penyandangnya, seperti pada Padre Pio; yang bisa dikatakan adalah yang paling terkenal dibanding para stigmatik lain, dimana Padre Pio memiliki banyak keistimewaan lain dan terkenal dengan mukjizat penyembuhannya.
Gereja Katolik sendiri mengambil pandangan berhati-hati terhadap fenomena ini, menyatakan menerima bahwa mukjizat memang bisa terjadi namun menolak untuk secara formal mengakui stigmata.
Hal ini dapat dimengerti karena Gereja juga hendak memastikan bahwa stigmata tersebut bukanlah suatu tanda dari setan guna membangkitkan suatu kegemparan rohani yang dapat menyesatkan orang banyak; karena banyak juga kasus stigmata yang dipalsukan, dengan berbagai motif dan tujuan, dan juga bisa dikarenakan kondisi kesehatan fisik seseorang yang dapat menyebabkan luka-luka demikian.
Seperti kasus Magdalena de la Cruz, stigmatik Spanyol yang terkenal pada abad ke-16 yang ternyata sering melakukan penyiksaan diri dan luka spektakulernya menjadikan dia terkenal namun akhirnya di pengadilan, ia mengaku telah menimbulkan sendiri luka-lukanya itu.
Terlepas dari kasus-kasus “stigmata palsu”, stigmata merupakan suatu karunia dari Tuhan sendiri, tanda persatuan dengan Yesus yang tersalib.
Seorang yang benar-benar stigmatis biasanya hidup suci dengan mengamalkan keutamaan-keutamaan iman, tabah dalam menanggung penderitaan baik fisik maupun jiwa, dan hampir senantiasa mencapai tingkat persatuan mendalam dengan Tuhan di dalam doa.
Orang-orang Kudus yang mengalami “stigmata asli” biasanya hidup dalam keutamaan-keutamaan ini, dan mereka tidak memamerkan; bahkan menyembunyikannya karena sifat kerendahan hati dan tidak mau menarik perhatian luas.
Mereka menerima rasa sakit dan luka Yesus dengan tabah dan dalam diam bahkan menyembunyikan dan menganggapnya sebagai suatu karunia luar biasa untuk boleh merasakan dan mengambil bagian, menyatukan diri dengan sengsaraNya.
Dikatakan, St. Fransiskus pada awalnya berusaha menyembunyikan tanda karunia ilahi ini, dengan membalut kedua tangannya dengan jubahnya dan mengenakan sepatu serta kaus kaki (yang tidak biasa ia lakukan).
Lama-kelamaan, rekan-rekan biarawannya memperhatikan perubahan dalam cara berpakaiannya dan juga penderitaan fisiknya, maka terungkaplah rahasia stigmatanya.
Demikian pula Padre Pio; yang seperti diungkapkan teman sebiaranya, bahwa ia menderita kesakitan yang luar biasa pada kakinya sampai memerlukan sepatu khusus dan harus dibantu setiap kali untuk memakai sepatu, dan bahwa setiap gerakan kecil pada kakinya akan menimbulkan rasa sakit yang besar namun Padre Pio tetap berusaha untuk mempersembahkan Misa dan menemui banyak orang yang datang meminta nasihatnya setiap hari.
Peristiwa stigmata pada Padre Pio awalnya terjadi pada tanggal 5 Agustus 1918, Padre Pio mendapat penglihatan di mana ia merasa dirinya ditikam dengan sebilah tombak; sesudahnya luka akibat tikaman tombak itu tinggal pada tubuhnya.
Kemudian, pada tanggal 20 September 1918, saat ia memanjatkan syukur sesudah perayaan Misa, ia juga menerima luka-luka Yesus di kedua kaki dan tangannya.
Setiap hari, Padre Pio kehilangan sekitar satu cangkir darah; dan luka-lukanya itu tidak pernah menutup ataupun bertambah parah. Walau demikian, luka-luka itu tidak berbau darah, melainkan bau harum yang semerbak terpancar dari luka-lukanya.
Pada St. Rita dari Cascia, stigmata yang ia terima adalah sebuah duri pada dahinya (yang ia dapatkan saat merenungkan sengsara mahkota duri Yesus) yang ia sandang sampai pada wafatnya.
St. Teresa dari Avila menerima tanda stigmata pada hatinya, yang setelah diperiksa oleh beberapa tenaga medis dari Universitas Salamanca, dikatakan disebabkan oleh “luka tusukan pada hati”.
Ia menuliskannya dalam catatannya di tahun 1559:
“... di sisi kiriku kulihat seorang malaikat dalam bentuk manusia, pada tangannya ia memegang sebuah panah panjang dengan nyala api kecil pada ujungnya. Aku merasakan panah itu terhujam ke sisi badanku sampai ke dalam hatiku, dan ketika ia menariknya, aku merasakan sebagian hatiku terbawa keluar. Dan ketika ia menghilang, aku diisi dengan rasa cinta yang besar kepada Allah.”
Selain Padre Pio, beberapa Orang Kudus yang diketahui juga mengalami stigmata antara lain :
St. Fransiskus of Assisi (1181-1226)
St. Lutgarde (1182-1246)
St. Margareta Cortona (1247-1297)
St. Gertrude (1256-1302)
St. Clare of Montefalco (1268-1308)
Bl. Angela of Foligno (wafat 1309)
St. Katarina dari Siena (1347-80)
St. Lidwina (1380-1433)
St. Frances of Rome (1384-1440)
St. Colette (1380-1447)
St. Rita of Cassia (1386-1456)
Bl. Osanna of Mantua (1499-1505)
St. Catherine of Genoa (1447-1510)
Bl. Baptista Varani (1458-1524)
Bl. Lucy of Narni (1476-1547)
Bl. Catherine of Racconigi (1486-1547)
St. John of God (1495-1550)
St. Catherine de' Ricci (1522-1589)
St. Mary Magdalene de' Pazzi (1566-1607)
Bl. Marie de l'Incarnation (1566-1618)
Bl. Mary Anne of Jesus (1557-1620)
Bl. Carlo of Sezze (wafat 1670)
St. Margaret Mary Alacoque (1647-90)
St. Veronica Giuliani (1600-1727)
St. Mary Frances of the Five Wounds (1715-91)
St. Gemma Galgani (1878-1903)
Bl. Anne Catherine Emmerich (1774-1824)
St. Rose de Lima (1586-1617)
St. Teresa of Avila (1515-1582)
St. Faustina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar