Ads 468x60px

Senin, 24 September 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 24 September 2018
Hari Biasa Pekan XXV
Amsal (3:27-34)
(Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5; Ul: 1a)
Lukas (8:16-18)
"Fiat Lux - Jadilah Terang!"
Inilah semboyan yang kerap saya katakan semenjak menjadi moderator awal LOJF (Light Of Jesus Familiy) pada tahun 2010an dan menggagas program renungan dengan tajuk “HIK" - Harapan Iman Kasih.”
Adapun Yesus sendiri pada hari ini mengibaratkan terang itu sebagai pelita.Pelita sebenarnya adalah lampu minyak (Yun: lychnon) yakni piringan tanah liat kecil yang diberi minyak zaitun dan sumbu.
Terang yang dihasilkannya sangat lemah sehingga jika diletakkan di bawah sebuah mangkuk/alas maka lampu minyak ini tidak akan memberikan terang. Pada umumnya diletakkan di atas kaki dian sehingga terangnya memancar ke semua arah.
Nah, adapun tiga keutamaan “pelita”, antara lain:
1. PE-nerangan.
Sesuai sifat dan fungsinya, maka cahaya pelita akan menerangi lingkungan tempatnya berada. Artinya, cahaya itu ber-"effect”. Ia tidak hanya mengubah gelap menjadi terang, yang tak nampak menjadi nampak tapi juga menerangi setiap orang di sekitarnya. Inilah perutusan kita!
2. LI-batkan iman.
"Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi." Ungkapan ini juga muncul dalam sejumlah ayat KSPB (Mat 13:12, Mrk 4:25).
Artinya yang jelas ada dalam Mat 25:29 dan Luk 19:26, tentang perumpamaan talenta/uang mina bahwa kita harus miliki sesuatu sebelum dapat melakukan sesuatu dan kalau kita tidak memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang telah diberikan, maka kita akan kehilangan hal itu.
Dengan kata lain:
Sesuatu tidak akan datang dari nol. Mengabaikan berarti rugi karena kita telah diberi oleh Allah sesuatu, yakni iman yang berjalan beriringan dengan kecakapan talenta kita.
3. TA-ati Tuhan.
Kita diajak memperHATIkan cara mendengarkan karena kita kerap "besar mulut" daripada "lebar telinga". Mau mendengarkan adalah awal kerendahan hati untuk selalu mentaatiNya.
Jelasnya, hidup kita tidak dimaksudkanNya untuk menjadi tudung yang menyembunyikan terang tapi justru seperti tiang tempat menggantungkan lampu supaya terangnya bisa bersinar semakin luas, dan ini akan lebih berbuah jika didasari dengan kerendahan hati untuk mendengarkanNya, bukan?
"Sabun Lux Shampo Merang - Fiat Lux Jadilah Terang!"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Adakah yang lebih dibutuhkan manusia selain daripada Allah dan cinta ilahi-Nya?
Dia adalah harta kita, kekayaan kita, makanan dan minuman kita, pakaian kita dan tempat perlindungan kita, kesehatan kita dan kekuatan kita, kegembiraan dan sukacita kita, harapan kita dan keyakinan kita.
Berusahalah untuk menemukan-Nya, anakku.
Jika engkau menemukan Allah yang Tunggal, hal itu sudah cukup bagimu; Engkau akan mendapatkan lebih banyak sukacita di dalam Dia daripada jika engkau telah mendapatkan seluruh dunia.”
A.
MADAH HARIAN
(Senin, 24 September 2018)
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN
Allah cahaya abadi
Tritunggal yang mahasuci
Kami percaya padaMu
Kami mohon berkat restu
Engkaulah sumber dan asal
Engkaulah tujuan tunggal
PadaMulah penghiburan
Harapan umat beriman
Engkau pencipta dunia
Cahaya kami semua
Engkau pahala mulia
Bagi umat yang percaya
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Mulia kekal abadi
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Sumber cahaya mulia
Yang menerangi dunia
Malam Kauhentikan sudah
Kauterbitkan fajar cerah
Engkaulah terang sejati
Melebihi matahari
Dasar lubuk hati kami
Kausinari Kauselami
Terangilah diri kami
Ya Bapa yang murah hati
Dengan rahmat dan kasihMu
Agar selamat selalu
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dalam ikatan Roh suci
Sepanjang seluruh hari
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Engkau Tuhan raja mulya
Yang mengatur segalanya
Fajar pagi Kauterbitkan
Panas siang Kaukobarkan
Padamkan api sengketa
Yang memisahkan sesama
Teguhkan s’mangat berpadu
Yang menyatukan sekutu
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu
Amin
DOA
Tuhan, Allah yang mahakuasa, Engkau menghantar kami kepada pagi ini.
Selamatkanlah kami dengan kuasaMu, agar pada hari ini kami tidak jatuh ke dalam dosa.
Bimbinglah kiranya perkataan kami dan arahkanlah pikiran serta perbuatan kami kepada keadilan dan kejujuran.
Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
SKI - JALAN KERAHIMAN
"Di hadapan Allah Maharahim, kepapaanmu tidak ada artinya.
Sesering engkau meminta pengampunan, sesering itulah engkau memuliakan kerahiman-Ku."
B.
Kutipan Teks Misa:
Tidak ada yang lebih indah dalam hidup kecuali dikejutkan oleh Injil, yang di dalamnya kita berjumpa dengan Kristus. (Paus Benediktus XVI)
Semua kerugian yang masuk ke dunia berasal dari ketidaktahuannya akan kebenaran-kebenaran Kitab Suci secara jelas dan benar. (St. Teresa dari Yesus)
Antifon Pembuka (Ams 3:27)
Janganlah menahan kebaikan terhadap orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami di surga, semoga sabda-Mu memancarkan cahaya dalam kegelapan, penderitaan, perselisihan dan perperangan, agar kami selalu bergembira di hadapan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Amsal (3:27-34)
"Orang yang sesat adalah hujatan bagi Tuhan."
Anakku, janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu. Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu. Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya, karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat. Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya. Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5; Ul: 1a)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatina; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang yang bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu yang di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:16-18)
"Pelita ditempatkan di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Setiap manusia menerima anugerah Tuhan, antara lain berupa bakat, hobby atau keterampilan, tergantung dari lingkungan hidupnya. Dalam iman kiranya harus kita hayati bahwa semua anugerah tersebut kita terima secara cuma-cuma dari Tuhan, maka selayaknya kita bagikan dengan murah hati kepada saudara-saudari kita dalam lingkungan hidup dan kerja maupun pergaulan kita dimanapun dan kapanpun. “Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya”, demikian sabda Yesus. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa keterampilan semakin dibagikan kepada orang lain tidak akan berkurang melainkan semakin bertambah dan handal, demikian juga dengan bakat, hobby, kecerdasan/kepandaian dll… Sumbangkan keterampilan, bakat, hobby, kecerdasan/kepandaian anda kepada sesama anda dimanapun dan kapanpun, hendaknya jangan pelit untuk membagikan atau menyumbangkannya. Selain diberikan atau disumbangkan kepada orang lain, baiklah jika keterampilan, bakat, hobby, kepandaian atau kecerdasan tersebut juga terus diperdalam dan dikuatkan dengan belajar terus-menerus, misalnya mengikuti aneka kursus atau pendidikan yang terkait atau sesuai dengan keterampilan, bakat, hobby dan kecerdasan anda. Hendaknya jangan malu menampilkan atau menghadirkan diri dengan penuh aktif dan proaktif dalam hidup bersama untuk membagikan keterampilan, bakat, hobby atau kecerdasan tersebut, yang anda miliki. Mereka yang pelit membagikannya akan menjadi orang ‘kerdil’ dalam segala hal.
Antifon Komuni (Mat 5:16)
Hendaknya cahaya-Mu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapamu di surga.
C.
Vitam demus laeti inservientes, ut omnibus annuntiemus Iesum Christum unam spem nostram esse!
Let us offer our lives in service and in joy, to make known to everyone that Jesus Christ is our only hope!
Marilah kita menawarkan kehidupan kita dalam pelayanan dan dalam sukacita, untuk mengenalkan kepada semua orang bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya pengharapan kita!
======
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN
DI TAMAN SANTAKOS, KAUNAS (LITHUANIA) 23 September 2018
Saudara dan saudari terkasih,
Bacaan Pertama hari ini, dari Kitab Kebijaksanaan (Keb 2:12,17-20) berbicara tentang penganiayaan terhadap orang-orang saleh, orang-orang yang “kehadiran semata” mengganggu orang-orang durhaka. Orang-orang durhaka digambarkan sebagai orang-orang yang menindas orang-orang miskin, yang tidak memiliki belas kasihan kepada para janda dan tidak menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang lanjut usia (bdk. 2:17-20). Orang-orang durhaka meminta untuk percaya bahwa "kekuasaan adalah norma keadilan". Mereka menguasai orang-orang yang lemah, menggunakan kekuasaan mereka untuk memaksakan suatu cara berpikir, suatu ideologi, suatu pola pikir yang sedang berlaku. Mereka menggunakan kekerasan atau penindasan untuk menundukkan orang-orang yang hanya dengan kehidupan sehari-hari mereka yang jujur, terus terang, kerja keras, dan suka bergaul, menunjukkan bahwa semacam dunia yang berbeda, semacam masyarakat yang berbeda, adalah mungkin. Orang-orang durhaka tidak puas dengan melakukan apa pun yang mereka sukai, menyerah pada setiap perubahan keinginan mereka yang mendadak; mereka tidak menginginkan orang lain, dengan berbuat baik, menunjukkan siapa mereka. Dalam diri orang-orang durhaka, kejahatan selalu berusaha menghancurkan kebaikan.
Tujuh puluh lima tahun yang lalu, bangsa ini menyaksikan penghancuran terakhir perkampungan orang-orang Yahudi di Vilnius; inilah puncak dari pembunuhan ribuan orang Yahudi yang telah dimulai dua tahun sebelumnya. Seperti yang kita baca dalam Kitab Kebijaksanaan, orang-orang Yahudi mengalami penghinaan dan hukuman yang kejam. Marilah kita memikirkan kembali saat-saat itu, dan memohon kepada Tuhan untuk memberi kita karunia kearifan untuk mendapati secara tepat waktu timbulnya sikap merusak apapun itu, setiap endusan yang dapat mencemari hati angkatan-angkatan yang tidak mengalami masa-masa itu dan kadang-kadang bisa diperoleh dengan nada-nada yang menandakan ancaman tersebut.
Yesus dalam Injil memberitahu kita tentang suatu godaan yang terhadapnya kita harus sangat berhati-hati : keinginan untuk menjadi yang terutama dan menguasai orang lain, yang dapat tinggal di dalam setiap hati manusia. Seberapa sering terjadi bahwa satu bangsa menganggap dirinya paling unggul, dengan perolehan hak yang lebih besar, dengan perlunya mempertahankan atau memperoleh keistimewaan hak yang lebih besar. Apa penangkal yang diajukan Yesus ketika dorongan ini muncul di dalam hati kita atau di dalam hati masyarakat atau negara mana pun? Menjadi yang terakhir dari semua dan hamba dari semua; pergi ke tempat yang tak seorang pun inginkan pergi, ke tempat yang tak seorang pun bepergian, pinggiran-pinggiran yang terjauh; melayani dan datang untuk mengenal orang-orang yang hina dan yang terlantar. Jika kekuasaan berkaitan dengan hal ini, jika kita sudi memperkenankan Injil Yesus Kristus mencapai kedalaman hidup kita, maka "mendunianya kesetiakawanan" akan menjadi kenyataan. “Di dunia kita ini, khususnya di beberapa negara, pelbagai wujud perang dan pertikaian bergejolak kembali, akan tetapi kita umat kristiani harus tetap teguh dalam niat kita untuk menghormati orang lain, untuk menyembuhkan luka-luka, untuk membangun jembatan-jembatan, untuk memperkuat hubungan-hubungan pribadi dan untuk 'bertolong-tolonglah menanggung bebanmu' (Gal 6:2)” (Evangelii Gaudium, 67).
Di sini di Lithuania, kalian memiliki sebuah bukit salib, di mana ribuan orang, selama berabad-abad, telah menanam tanda salib. Saya meminta kalian, ketika kita sekarang berdoa Malaikat Tuhan, memohon kepada Maria untuk membantu kita semua menanam salib kita sendiri, salib pelayanan kita dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan orang lain, di bukit tempat orang miskin tinggal, tempat diperlukannya perhatian dan kepedulian terhadap orang-orang yang tercampakkan dan kaum minoritas tersebut. Dengan cara ini, kita bisa menjauhkan kehidupan kita dan budaya kita dari kemungkinan untuk saling menghancurkan, meminggirkan, terus mencampakkan apa pun yang kita anggap merepotkan atau tidak nyaman.
Yesus menempatkan seorang anak kecil di tengah-tengah kita, pada jarak yang sama dari kita masing-masing, sehingga kita semua dapat merasa tertantang untuk menanggapi. Ketika kita mengingat "ya" yang diucapkan oleh Maria, marilah kita mohon kepadanya untuk menjadikan "ya" kita sama berlimpah dan berbuah seperti "ya"-nya.
[Pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Selamat hari Minggu! Selamat menikmati makan siang! – Gražaus sekmadienio! Skaniu pietu!
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara dan saudari terkasih,
Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada Yang Terhormat Presiden Republik Lithuania dan pihak berwenang Lithuania lainnya, serta juga kepada para uskup dan orang-orang yang telah membantu mereka dalam mempersiapkan kunjungan saya; saya menyampaikan terima kasih kepada semua orang yang dengan berbagai cara, dan tentu saja dengan doa-doa mereka, telah memberikan peran serta mereka.
Saya ingin mendedikasikan pemikiran khusus pada hari-hari ini kepada komunitas Yahudi. Sore ini saya akan berdoa di depan Monumen Korban Perkampuangan Orang-orang Yahudi di Vilnius, pada peringatan tujuh puluh lima tahun kehancurannya. Semoga Allah yang Mahatinggi memberkati dialog dan tanggung jawab bersama untuk keadilan dan perdamaian. (PS)
====
HOMILI PAUS FRANSISKUS
DALAM MISA DI TAMAN SANTAKOS, KAUNAS (LITHUANIA)
23 September 2018 :
"KEHIDUPAN KRISTIANI SELALU MELIBATKAN PENGALAMAN SALIB."
Bacaan Ekaristi :
Keb. 2:12,17-20; Mzm. 54:3-4,5,6,8; Yak. 3:16-4:3; Mrk. 9:30-37.
Santo Markus mencurahkan seluruh bagian Injilnya pada petunjuk bagi para murid Tuhan. Tampaknya, Yesus, pada titik tengah perjalanan-Nya ke Yerusalem, menginginkan mereka untuk memperbarui pilihan mereka dalam mengikuti-Nya, memahami bahwa perjalanan tersebut akan menyebabkan saat-saat pencobaan dan nestapa. Penginjil menggambarkan masa kehidupan Yesus ini dengan menyebutkan bahwa pada tiga kesempatan Ia mengumumkan sengsara-Nya. Pada ketiga kesempatan itu, para murid mengutarakan kebingungan dan perbantahan, serta pada masing-masing kesempatan ini Tuhan ingin meninggalkan mereka sebuah ajaran. Kita baru saja mendengar kesempatan kedua dari ketiga kesempatan ini (bdk. Mrk 9:30-37).
Kehidupan kristiani selalu melibatkan pengalaman-pengalaman salib; kadang-kadang pengalaman-pengalaman tersebut tampak tak berkesudahan. Angkatan-angkatan sebelumnya masih menanggung luka-luka masa pendudukan, kesedihan yang mendalam pada orang-orang yang dideportasi, ketidakpastian berkenaan dengan orang-orang yang tidak pernah kembali, rasa malu terhadap orang-orang yang menjadi mata-mata dan pengkhianat. Kitab Kebijaksanaan berbicara kepada kita tentang orang-orang benar yang dianiaya, yang menderita penghinaan dan hukuman semata-mata karena kebaikan mereka (bdk. Keb 2: 10-12). Berapa banyak dari kalian dapat mengenali secara langsung, atau dalam sejarah beberapa anggota keluarga, dengan perikop yang baru saja kita baca? Berapa banyak dari kalian yang juga telah merasakan iman kalian terguncang karena Allah tidak tampak memihak kalian? Karena umat kalian yang tersisa tidak cukup menjadi fakta bahwa Ia campur tangan dalam sejarah kalian? Kaunas tahu tentang hal ini; Lithuania secara keseluruhan dapat menyaksikannya, antara lain masih bergidik atas penyebutan Siberia, atau perkampungan orang Yahudi di Vilnius dan Kaunas. Kalian dapat mengulangi kata-kata penghukuman yang diucapkan oleh rasul Yakobus dalam perikop dari suratnya yang kita dengar : mereka mengingini sesuatu, mereka membunuh, mereka terlibat dalam perselisihan dan pertengkaran (bdk. 4:2).
Para murid tidak ingin Yesus berbicara kepada mereka tentang dukacita dan salib; mereka ingin tidak ada hubungannya dengan pencobaan dan kesulitan. Santo Markus mengatakan kepada kita bahwa mereka tertarik pada hal-hal lain, bahwa dalam perjalanan pulang mereka memperbincangkan siapa yang terbesar di antara mereka. Saudara dan saudari : kehausan akan kekuasaan dan kemuliaan adalah tanda dari orang-orang yang gagal menyembuhkan ingatan masa lalu dan, mungkin karena alasan itu juga, untuk ambil bagian secara aktif dalam tugas-tugas masa kini. Mereka lebih suka memperbincangkan siapa yang lebih baik, yang bertindak dengan bobot yang lebih besar di masa lalu, yang lebih berhak diistimewakan daripada orang lain. Dengan cara ini, kita menyangkal sejarah kita sendiri, "yang menjadi mulia justru karena berjalan dalam sejarah pengorbanan, sejarah pengharapan dan perjuangan sehari-hari, dan sejarah kehidupan yang dijalani dalam pelayanan dan kesetiaan pada pekerjaan yang melelahkan" (Evangelii Gaudium, 96). Menolak terlibat dalam membangun masa kini adalah sikap yang sia-sia dan tak berguna, karena penolakan tersebut telah kehilangan kontak dengan perjuangan bangsa kita yang setia. Kita tidak bisa seperti “orang-orang bijak” rohani yang hanya menilai dari jauh dan terus-menerus membicarakan tentang “apa yang seharusnya dilaksanakan” (bdk. Evangelii Gaudium, 96).
Yesus, mengetahui apa yang sedang diperbincangkan para murid, memberi mereka obat penawar untuk perjuangan mereka guna mendapatkan kekuasaan dan penolakan mereka terhadap pengorbanan. Dan untuk membuat seluruh ajaran-Nya semakin sungguh-sungguh, Ia duduk, bak seorang guru, memanggil mereka dan menempatkan seorang anak di tengah-tengah mereka; macam anak yang akan mendapatkan sedikit uang untuk melakukan pekerjaan yang tidak sudi dilakukan orang lain. Siapakah yang akan ditempatkan Yesus di tengah-tengah kita hari ini, di sini, pada hari Minggu pagi ini? Siapakah yang seharusnya menjadi yang terkecil, yang termiskin di tengah-tengah kita, siapa yang seharusnya kita sambut seratus tahun setelah kemerdekaan kita? Siapakah yang tidak bisa memberikan apa-apa kepada kita, guna membuat upaya kita dan pengorbanan kita bermanfaat? Mungkin minoritas-minoritas etnis di kota kita. Atau pengangguran yang harus melakukan emigrasi. Mungkin orang-orang lanjut usia yang kesepian, atau orang-orang muda yang tidak menemukan makna kehidupan karena mereka telah kehilangan akar mereka.
"Di tengah-tengah mereka" berarti berjarak sama dengan semua orang, sehingga tak seorang pun yang dapat menggugat tidak diperhatikan, tak seorang pun yang dapat membantah bahwa itu adalah "tanggung jawab orang lain" karena "aku tidak melihatnya", atau "aku berada lebih jauh jauh". Dan tanpa seorang pun yang memamerkan dirinya sendiri, ingin mendapatkan pujian atau khusus untuk dipuji.
Di sana, di kota Vilnius, sungai Vilnia mengalirkan airnya dan kehilangan namanya ke Neris; di sini, Neris sendiri kehilangan namanya mengalirkan airnya ke Neman. Hal ini mengingatkan kita tentang apa artinya menjadi sebuah Gereja yang sedang bergerak, tidak takut pergi keluar dan terlibat, bahkan ketika mungkin tampaknya agar kita mencurahkan diri, kehilangan diri, pergi ke luar menuju orang-orang yang lemah, orang-orang yang terlantar, orang-orang yang tinggal di pinggiran kehidupan. Namun juga memahami bahwa pergi ke luar juga berarti berhenti sejenak, untuk mengesampingkan kekhawatiran dan kecemasann kita, serta memperhatikan, mendengarkan dan menemani orang-orang yang dibiarkan di pinggir jalan. Kadang-kadang, pergi keluar berarti bertindak seperti sang ayah dalam perumpamaan anak yang hilang, yang menunggu di pintu kepulangannya, membuka pintu segera setelah ia tiba (bdk. Evangelii Gaudium, 96). Di lain waktu, seperti para murid, kita perlu belajar bahwa dengan menyambut seorang anak kecil, kita menyambut Yesus sendiri.
Itulah sebab kita berada di sini hari ini. Kita ingin menyambut Yesus, dalam sabda-Nya, dalam Ekaristi, dalam anak-anak-kecil-Nya. Menyambut-Nya sehingga Ia dapat menyembuhkan ingatan kita dan menyertai kita di masa sekarang ini yang menghadirkan berbagai tantangan dan berbagai penunjuk arah yang menarik kepada kita, sehingga kita dapat mengikuti-Nya sebagai murid-murid-Nya. Karena tidak ada manusia sejati yang tidak menemukan gema di dalam hati murid-murid Kristus. Kita merasakan sebagai sukacita dan pengharapan kita, kesengsaraan dan penderitaan orang-orang zaman kita, khususnya kaum miskin dan siapa saja yang menderita (bdk. Gaudium et Spes, 1). Karena alasan ini, dan karena sebagai komunitas kita merasakan kesetiakawanan yang sesungguhnya dan mendalam dengan seluruh umat manusia - di sini di kota ini dan di seluruh Lithuania - dan sejarahnya (bdk. Gaudium et Spes, 1), kita ingin menghabiskan hidup kita dalam pelayanan yang penuh sukacita, dan dengan demikian memperkenalkan kepada semua orang bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya pengharapan kita. (PS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar