HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 18 Agustus 2017
Hari Biasa Pekan XIX
Yosua (24:1-13)
(Mzm 136:1-3.16-18.21-22.24)
Matius (19:3-12)
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 18 Agustus 2017
Hari Biasa Pekan XIX
Yosua (24:1-13)
(Mzm 136:1-3.16-18.21-22.24)
Matius (19:3-12)
"Family Way!"
Inilah salah satu buku saya yang diterbitkan Kanisius dan menjabarkan tentang pelbagai aspek hidup berkeluarga dengan segala carut marut dan ruwet rentengnya.
Adapun Injil hari ini juga menyatakan kepada kita warta tentang perkawinan dan pilihan hidup yang membahagiakan. Namun seperti yang dikatakan Paus Fransiskus, sebuah keluarga yang sempurna itu nyaris tidak ada.
Kita tidak perlu takut akan cacat cela, kelemahan atau bahkan konflik, tetapi sebaliknya belajar untuk mengatasi semuanya secara konstruktif. Keluarga merupakan tempat kita tetap mengasihi satu sama lain meskipun ada serba keterbatasan dan dosa-dosa kita, karenanya merupakan sebuah sekolah pengampunan dengan beberapa semangat dasar, antara lain:
1."Unitas et indissolubilitas – Satu dan tidak terceraikan":
Kita diajak untuk selalu mudah bersekutu dan tidak mudah diadu-domba oleh hal-hal yang kadang remeh temeh dan tidak esensial. Disinilah, persatuan bukan hanya karena selalu bersama tapi karena memiliki prinsip hidup bersama yang jelas., yang tidak mudah diombang-ambingkan.
Kita diajak untuk selalu mudah bersekutu dan tidak mudah diadu-domba oleh hal-hal yang kadang remeh temeh dan tidak esensial. Disinilah, persatuan bukan hanya karena selalu bersama tapi karena memiliki prinsip hidup bersama yang jelas., yang tidak mudah diombang-ambingkan.
2."Consortium totius vitae - Kebersamaan seluruh hidup":
Kita diajak untu hidup bersama secara penuh-utuh dan menyeluruh, tidak plin-plan tapi mantap, tidak berpola "EGP/Emang Gue Pikirin" atau “HIV/Hemang Ike Vikirin”, tapi selalu terus berjuang demi nilai/keutamaan yang lebih tinggi dan itu bisa diawali dengan pola relasi dengan orang-orang terdekat di sekitar kita.
Kita diajak untu hidup bersama secara penuh-utuh dan menyeluruh, tidak plin-plan tapi mantap, tidak berpola "EGP/Emang Gue Pikirin" atau “HIV/Hemang Ike Vikirin”, tapi selalu terus berjuang demi nilai/keutamaan yang lebih tinggi dan itu bisa diawali dengan pola relasi dengan orang-orang terdekat di sekitar kita.
3."Ecclesia domestica-Gereja basis":
Keluarga dipanggil mjd "gereja kecil", dimana suasana dan hidup rohani mendapat penekanan yang sejati dan tidak basa-basi. Hal ini bisa dimulai dari sikap dan ucapan yang penuh dengan semangat saling mengasihi-menghargai dan mengampuni terhadap yang lain, karena bukankah tepat kataNya: "dimana dua tiga orang berkumpul, Dia ada di tengah-tengah kita?
Keluarga dipanggil mjd "gereja kecil", dimana suasana dan hidup rohani mendapat penekanan yang sejati dan tidak basa-basi. Hal ini bisa dimulai dari sikap dan ucapan yang penuh dengan semangat saling mengasihi-menghargai dan mengampuni terhadap yang lain, karena bukankah tepat kataNya: "dimana dua tiga orang berkumpul, Dia ada di tengah-tengah kita?
"Horas bah-Ayo kerja keras jgn cuma bisa kotbah."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Ab imo pectore - Dari lubuk hati yang paling dalam.”
A.
“Ab imo pectore - Dari lubuk hati yang paling dalam.”
Itulah yang saya rasakan ketika ikut memimpin misa syukur dan prosesi lilin di Goa Maria Kerep Ambarawa persis bersamaan dengan ulang tahun imamat saya di tahun 2014 yang lalu.
Ketika Bunda Maria diarak bersama dengan ribuan lilin kecil dan untaian doa Rosario serta lagu lagu Maria, kita bisa merasakan dari lubuk hati yang terdalam bahwa Bunda Maria setia mendampingi dan menyertai pergulat geliatan hidup kita. Ketika ada saat dimana segelintir orang, entah se-iman, se-imam atau tidak, pernah mengecewakan dengan sengaja atau tidak sengaja, kita terus merasakan bahwa Bunda Maria setia untuk membahagiakan dan menguatkan kita.
Bagi saya pribadi, figur dan kesetiaannya sungguh “5 MENG”: MENG-getarkan, MENG-gentarkan, MENG-uatkan dan MENG-esankan, tentunya selain ia selalu setia untuk MENG-hangatkan pergulatan dan kehidupan saya dengan kasih setianya.
Adapun hari ini, Yesus menekankan juga pesan kesetiaan dalam setiap hidup panggilan kita, entah sebagai orang awam atau rohaniwan, menikah atau selibat.
Pastinya, sebuah jalan panggilan mempunyai dua sisi sekaligus:
Dari pihak Tuhan, itu merupakan tawaran.
Dari pihak kita, merupakan pilihan dan keputusan bebas sehingga kita dengan setiap jalan panggilan masing masing berjuang untuk setia: hangat dalam panggilan dan bersemangat dalam karya pewartaan.
Dari pihak kita, merupakan pilihan dan keputusan bebas sehingga kita dengan setiap jalan panggilan masing masing berjuang untuk setia: hangat dalam panggilan dan bersemangat dalam karya pewartaan.
Dalam kosakata Bahasa Inggris, kata setia bisa berarti, “faithful“. “Faithful dibentuk dari kata dasar, “faith” berarti “iman”.
Dkl: kesetiaan itu terkait-paut dan terjalin-erat dengan dimensi iman. Di dalam kamus, kata ‘setia’ mempunyai beberapa arti dasar, yakni: “taat, patuh; bagaimanapun berat dan susah - tetap melakukan tugas; berpegang teguh dalam perjanjian.”
Nah, mengacu pada buku saya, “XXX-Family Way” (Kanisius), kata “setia” bisa berarti “SElalu Taat dan Ingat Allah.”
1. SElalu:
Hal ini mengandaikan adanya konsistensi yang ber-kontinuitas: sama di setiap tempat dan setiap saat: entah suka maupun duka, pahit dan manis, untung dan malang, sehat ataupun sakit, karena Tuhan kita adalah juga Tuhan yang konsisten, yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia: “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan memberikan kepadamu mahkota kehidupan” (Wahyu 2: 10B).
Hal ini mengandaikan adanya konsistensi yang ber-kontinuitas: sama di setiap tempat dan setiap saat: entah suka maupun duka, pahit dan manis, untung dan malang, sehat ataupun sakit, karena Tuhan kita adalah juga Tuhan yang konsisten, yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia: “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan memberikan kepadamu mahkota kehidupan” (Wahyu 2: 10B).
2. Taat:
Ini mengandaikan adanya relasi penuh loyalitas yang berarti ketika pada waktu sukar, kita tetap patuh dan dekat pada perintah Tuhan.
Ini mengandaikan adanya relasi penuh loyalitas yang berarti ketika pada waktu sukar, kita tetap patuh dan dekat pada perintah Tuhan.
Ingatlah sosok Ruth: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan” (Ruth 1: 16, 17).
3. Ingat Allah:
Ini menandakan sebuah keutamaan iman yang berkualitas: “eling lan waspada”. Bila keadaan dan segala sesuatu tidak menguntungkan atau mendatangkan hasil, kita tetap ingat pada janji Tuhan: “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, bersukaria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Habakuk 3: 17).
Ini menandakan sebuah keutamaan iman yang berkualitas: “eling lan waspada”. Bila keadaan dan segala sesuatu tidak menguntungkan atau mendatangkan hasil, kita tetap ingat pada janji Tuhan: “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, bersukaria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Habakuk 3: 17).
Hal ini didasari keyakinan bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup, yang turun tangan dalam setiap pergulatan hidup harian kita.
“Cari karang di Pattaya - jadilah orang yang setia.”
B.
Kutipan Teks Misa:
Kutipan Teks Misa:
Pembebasan dan keselamatan. Dengan salib-Nya yang mulia, Kristus telah memperoleh keselamatan bagi semua manusia. Ia telah membebaskan mereka dari dosa yang membelenggu mereka. "Kristus telah memerdekakan kita" (Gal 5:1). Di dalam Dia kita mengambil bagian dalam "kebenaran" yang memerdekakan (Yoh 8:32). Kepada kita diberi Roh Kudus, dan "di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan" (2 Kor 3:17), demikian Santo Paulus mengajarkan. Sejak sekarang kita bermegah bahwa "kita telah masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (Rm 8:21). --- Katekismus Gereja Katolik, 1741
Antifon Pembuka (Mzm 136:1.24)
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya. Ia membebaskan kita dari musuh kita. Kekal abadi kasih setia-Nya.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahamurah hati, yang ada pada kami Engkaulah yang memberi, segala yang kami miliki, kami terima berkat kemurahan hati-Mu. Semoga kami meluhurkan misteri, bahwasanya Engkau telah menciptakan kami dan penuh belas kasih terhadap siapa pun yang menyerukan nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Yosua kembali mengingatkan akan sejarah keselamatan Tuhan kepada umat Allah agar mereka selalu ingat dan setia kepada Allah. Kita juga perlu merenungkan karya Tuhan dalam sejarah hidup kita.
Bacaan dari Kitab Yosua (24:1-13)
"Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia; mengeluarkan engkau dari Mesir; dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian."
"Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia; mengeluarkan engkau dari Mesir; dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian."
Menjelang wafatnya Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem. Dipanggilnya orang tua-tua, para kepala, hakim, dan para pengatur pasukan Israel. Mereka semua berdiri di hadapan Allah. Maka berkatalah Yosua kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, ‘Dahulu kala nenek moyangmu yakni Terah, ayah Abraham dan Nahor, tinggal di seberang Sungai Efrat. Mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu, dari seberang Sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku melipatgandakan keturunannya dan memberinya Ishak. Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Esau Kuberi pegunungan Seir sebagai miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir. Lalu Aku mengutus Musa dan Harun, dan memukul Mesir dengan tulah yang Kulakukan di tengah-tengah mereka. Kemudian Aku membawa kalian keluar. Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kalian sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan pasukan berkuda ke Laut Teberau. Sebab itu mereka berteriak-teriak kepada Tuhan. Maka Ia membuat kegelapan antara kalian dan orang Mesir dan mendatangkan air laut atas orang Mesir, sehingga tenggelamlah mereka. Dengan mata kepalamu sendiri kalian telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu kalian lama tinggal di padang gurun. Aku membawa kalian ke negeri orang Amori yang diam di seberang Sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kalian, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kalian menduduki negerinya, sedangkan mereka Kupunahkan dari hadapanmu. Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kalian. Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun malahan memberkati kalian. Demikianlah Aku melepaskan kalian dari tangan Balak. Setelah kalian menyeberangi Sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, maka para warga kota itu berperang melawan kalian, dan juga orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus. Tetapi mereka semua Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kalian, dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti Aku telah menghalau kedua raja Amori. Sungguh, bukanlah pedangmu dan bukan pula panahmu yang menghalau mereka. Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kalian duduki tanpa membangunnya. Juga Kuberikan kepadamu kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang kalian makan buahnya, meskipun bukan kalian yang menanamnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan (Mzm 136:1-3.16-18.21-22.24)
P. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Allah segala allah.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan membunuh raja-raja yang mulia.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Yang membebaskan kita dari para lawan kita.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Allah segala allah.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan membunuh raja-raja yang mulia.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
P. Yang membebaskan kita dari para lawan kita.
U. Kekal abadi kasih setia-Nya.
Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Tes 2:13)
Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia.
Ref. Alleluya
Ayat. (1Tes 2:13)
Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia.
Tuhan selalu menginginkan akan kesetiaan dalam mencintai dan terus berjuang mempertahankan ikatan cinta kasih yang kita pilih. Walaupun, bakal banyak ujian untuk setia pada orang yang kita cintai.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:3-12)
"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi semula tidak demikian."
"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi semula tidak demikian."
Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita? Dan Ia bersabda, ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.’ Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Kata mereka kepada Yesus, “Jika demikian, mengapa Musa memerintahkan untuk memberi surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” Kata Yesus kepada mereka, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia berbuat zinah’.” Maka murid-murid berkata kepada Yesus, “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan ini, hanya mereka yang dikaruniai saja. Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya; dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Injil hari ini berbicara tentang kesetiaan. Kesetiaan selalu berhubungan dengan pengorbanan, sebab tidak ada kesetiaan tanpa pengorbanan. Dalam perkawinan Gereja Katolik yang bersifat monogam dan tak terceraikan, kesetiaan adalah "bahan bakar" untuk mencapai tujuan dari sebuah perkawinan. Sebagai bahan bakar, tentunya kesetiaan mutlak dibutuhkan untuk menggerakkan roda kehidupan sebuah keluarga. Jika Anda berkeluarga: Apakah Anda setia kepada pasangan Anda?
Injil hari ini berbicara tentang kesetiaan. Kesetiaan selalu berhubungan dengan pengorbanan, sebab tidak ada kesetiaan tanpa pengorbanan. Dalam perkawinan Gereja Katolik yang bersifat monogam dan tak terceraikan, kesetiaan adalah "bahan bakar" untuk mencapai tujuan dari sebuah perkawinan. Sebagai bahan bakar, tentunya kesetiaan mutlak dibutuhkan untuk menggerakkan roda kehidupan sebuah keluarga. Jika Anda berkeluarga: Apakah Anda setia kepada pasangan Anda?
Antifon Komuni (Mzm 136:26, 23, 24)
Bersyukurlah kepada Allah semesta alam! Dialah yang mengingat kita dalam kerendahan kita. Dialah yang membebaskan kita dari pada lawan.
Bersyukurlah kepada Allah semesta alam! Dialah yang mengingat kita dalam kerendahan kita. Dialah yang membebaskan kita dari pada lawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar