Ads 468x60px

Rabu, 17 Januari 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 17 Januari 2018
Peringatan Wajib St. Antonius, Abas
1 Samuel (17:32-33.37.40-51)
(Mzm 144:1b.2.9-10)
Markus (3:1-6)
"Salus animarum - Keselamatan jiwa-jiwa".
Itulah hukum terutama yang ditekankan Yesus yang juga saya tulis dalam buku "HERSTORY" (RJK, Kanisius).
Ia sebagai yang "benar-benar Tuhan dan humanis" mencela orang-orang Farisi yang "sok menjadi tuhan dan legalis", yang demi hukum Sabat tidak membolehkan kita berbuat baik.
Tampak, ketika hukum dijadikan alat kekuasaan dan kepentingan gol. Maka manusia tidak lagi menjadi tuan atas kemanusiaanya, sehingga iman dan kehidupan yang seharusnya beradab menjadi biadab, apa yang seharusnya mendalam menjadi mendangkal/banal. Dkl: kita alami apa yang saya sebut: "dehumanisasi" dan "banalisasi".
Adapun 3 macam dimensi yang saya angkat, al:
1.Pengetahuan iman:
Orang Farisi yang dikenal ahli agama dan tahu banyak kitab suci ternyata munafik dan punya banyak intrik. Mereka suka "otak-atik", menggunakan hukum sebagai "mainan": kadang sebagai senjata menyerang "musuh" tapi juga kerap sebagai "alat" pembenaran diri. Istilah saya: "mentalitas blangkon: bisa kotbah, 'ngga bisa nglakoni".
2.Perayaan iman:
Orang Farisi yang dikenal sebagai penjaga hukum Taurat dan selalu merayakan aneka ibadah suci ternyata suka berkonflik dan banyak taktik. Karena merasa "dikritisi" oleh Yesus, mereka malah berencana untuk membunuhNya.
Inilah contoh iman yang terpisah dari kenyataan harian, ketika iman jauh dari kehidupan, hanya menjadi "sabda" di mulut tapi tidak menjadi "daging" di tingkah laku. Ketika iman cuma sibuk di "altar-mimbar perjamuan" tapi tidak mau terlibat di "pasar kehidupan". Istilah saya: "karakter abal-abal" alias iman yang pura-pura, mulutnya mendekat ke Tuhan tapi hatinya penuh dengan iri, dengki dan nafsu kejahatan."
3.Perwujudan iman:
Yesus mengajak kita beriman secara otentik: "3M”, yakni: “mengetahui” tentang imannya, “merayakan” bersama komunitasnya serta “mewujudkan” dalam kenyataan hidup". Ia tidak pernah memisahkan ibadah keagamaan dengan kaidah kehidupan.
BagiNya, iman yang baik membuat hidup juga semakin baik, "root create the fruit". Iman yg bukan basa-basi tapi yang ber-refleksi dan bertranformasi (Bdk: SC, KV II art. 10, Liturgi berdoa supaya mereka amalkan dalam hidup sehari-hari apa yang mereka peroleh dalam iman).
"Ada minuman dari ketan - Iman harus selalu diwujudnyatakan."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
A.
"Ad veritatem per caritatem - Mencari kebenaran melalui cinta kasih."
Inilah salah satu pesan iman yang ditekankan Yesus dalam pertanyaanNya: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?"
Kitapun diajak selalu mewartakan kasih secara nyata setiap harinya, seperti kata Yesus juga pada hari ini, "ulurkanlah tanganmu."
Pastinya, berbuat kasih itu tidak mengenal batasan tempat dan saat, dalam bahasa St.Bernadette, "love is no limit." Dimana pun, kapanpun dan dalam situasi apa pun, kita diajak untuk hidup dengan nada dasar "c", cinta yang mengasihi-bukan melukai, yang memberkati-bukan menyakiti, yang memahami-bukan menghakimi.
Ya semoga kata dan warta, ucapan dan tindakan, hati dan budi kita bisa menjadi tanda kasih Tuhan yang hidup bagi sesama dan semesta, setiap harinya, terlebih bagi sesama yang kecil, miskin dan terpinggirkan oleh dunia.
"Dari Bekasi ke Surakarta - Mari bersaksi dengan penuh cinta."
B.
“Pastor Bonus – Gembala Baik!”
Inilah salah satu identitas Yesus, yang hatiNya rahim, mudah tergerak oleh belas kasihan.
Adapun tiga sikap gembala baik, antara lain:
1. Keseimbangan
Yesus bekerja tp tidak mabuk kerja.
Ia sibuk tp tidak larut dan hanyut dalam kesibukan karena menyadari perlunya keseimbangan.
2. Kerahiman:
Ketika Yesus melihat orang banyak, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan. Inilah suatu perasaan kasih yang menggerakkan hati, yang membuat seseorang merasa ber-empati, sedih melihat derita sesamanya dan disertai dorongan yang kuat untuk menolong, tergerak dan bergerak.
Inilah ciri khas Allah (Ul 30:3; 2Raj 13:23; Maz 78:38; Maz 111:4) dan Yesus (Mr 1:41; Mat 9:36; 14:14; 15:32; Luk 7:13;Mr 8:2).
Dengan kata lain:
Kasih-Nya adalah kasih yg penuh kerahiman, walaupun yg lain “libur”, Ia tetap “lembur” untuk terus mewartakan kerahiman ilahiNya.
Ia selalu memberi, tidak pernah merasa cukup/selesai. Love always feel inadequate.
3. Kesaksian:
Keprihatinan Yesus melihat orang byk terlantar mengingatkan kita akan keprihatinan Musa di akhir pengembaraan bangsa Israel: "Biarlah TUHAN, Allah dari roh segala makhluk, mengangkat atas umat ini seorang yang mengepalai mereka waktu keluar dan masuk, dan membawa mereka keluar dan masuk, supaya umat TUHAN jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala.” (Bil 27:16-17).
Disinilah, kita diajak untuk mewujudkan panggilan sebagai gembala di tengah banyak ancaman “serigala dunia”.
"Cari jala di Kalimati - Jadilah gembala yg murah hati."
C.
“In nomine Dei feliciter – Dalam nama Tuhan semoga berbuah”.
Itulah salah satu harapan yang ditampakkan Yesus yang juga saya tulis dalam buku “Mimbar Altar” (RJK, Kanisius).
Harapan yang penuh semangat inilah yang menjadi dasar dari karya dan warta Yesus bersama para muridNya sehingga mereka selalu membawa semua warta dan karyanya dalam nama Tuhan.
Adapun tiga jalan supaya kita semakin berbuah dalam nama Tuhan, antara lain:
1. Reflektif:
Setelah berkarya, Yesus tak lupa untuk mengadakan refleksi. Kita juga diajak untuk selalu masuk ke ruang hati: meluangkan waktu untuk berdoa, setelah sibuk dengan karya, agar tidak dihanyut-larutkan oleh afeksi, emosi, friksi dan ambisi serta terpaan/gosipan.
Dalam keheningan, bukankah kita lebih mudah menggapai kedalaman? Bukankah seorang empu pembuat keris, tidak cuma membuat pisau tajam berkelak-kelok belaka, tapi harus ada pamor nya? Bukankah seorang penari tidak cuma menari dengan baik, tapi harus memiliki greget nya? Bukankah "pamor dan greget" itu bisa dicapai dalam "sabat"-perjumpaan pribadi dalam hadirat hening dengan Tuhan?
2. Transformatif:
Walaupun Yesus dan para murid sedang “off track/libur” karena hari sabat, tapi hatiNya selalu “on track/lembur”: tergerak oleh belas kasihan.
Ya, Yesus mengajak kita untuk selalu berani bertransfomasi/berubah haluan dari “egosentris ke kristussentris, menjadi pribadi yang beriman sekaligus berbelarasa. Bukankah seperti harapan Paulus, “kita adalah surat cinta Tuhan, yang ditulis bukan dengan tinta di atas loh batu, tapi dengan roh pada hati?
3. Integratif:
Doa tak terpisah dari karya. Inilah sebuah hidup dan iman yang ber-integritas, utuh-penuh dan menyeluruh. Dalam bahasa Bunda Teresa yang juga saya tulis dalam buku “HERSTORY” (RJK, Kanisius): “The fruit of silence is prayer, The fruit of prayer is faith, The fruit of faith is love, The fruit of love is service, The fruit of service is peace”.
Disinilah, doa menjadi kekuatan karya sekaligus karya menjadi buah-buah dari doa kita. Sudahkah kita juga beriman dengan utuh dan penuh?
“Kayu jati di Jati Asih – Milikilah hati yang selalu berbelaskasih”.
D.
Kutipan Teks Misa.
Antonius banyak berdoa, sebab ia belajar, bahwa orang harus berdoa tanpa henti. (St. Atanasius)
Antifon Pembuka (Mzm 92 (91): 13-14)
Orang jujur bertumbuh bagaikan palma, berkembang bagaikan pohon jati. Mereka ditanam dekat bait Tuhan, bertunas di pelataran rumah Allah.
The just will flourish like the palm tree, and grow like a Lebanon cedar, planted in the house of the Lord, in the courts of the house of our God.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau telah memberi kepada Santo Antonius Abas anugerah untuk mengabdi Dikau di padang gurun dengan cara hidup yang mengagumkan. Semoga ia mendoakan kami agar kami dapat menyangkal diri dan senantiasa mengasihi Engkau melebihi segala sesuatu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (17:32-33.37.40-51)
"Daud mengalahkan Goliat dengan umban dan batu."
Pada suatu hari Daud menghadap Saul dan berkata kepadanya, “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena Goliat! Hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.” Tetapi Saul berkata kepada Daud, “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu! Mustahil engkau dapat melawan Goliat! Sebab engkau masih muda, sedang Goliat sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit.” Tetapi Daud berkata kepada Saul, “Tuhan telah melepaskan daku dari cakar singa dan dari cakar beruang. Dia pun akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu!” Kata Saul kepada Daud, “Pergilah! Tuhan menyertai engkau.” Maka Daud mengambil tongkatnya lalu pergi. Ia memilih dari dasar sungai lima batu yang licin dan menaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni wadah batu, sedang umban tali dipegangnya. Demikianlah Daud mendekati Goliat, orang Filistin itu. Goliat sendiri makin dekat menghampiri Daud, dan di depannya berjalan orang yang membawa perisainya. Ketika Goliat melayangkan pandangannya dan melihat Daud, dihinanya Daud karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya. Goliat, orang Filistin itu, berkata kepada Daud, “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para dewa, orang Filistin itu mengutuki Daud. Lalu dia menantang Daud, “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.” Tetapi Daud berkata kepada Goliat, orang Filistin itu, “Engkau mendatangi aku dengan pedang, tombak serta lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku! Aku akan mengalahkan engkau dan memenggal putus kepalamu! Hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang atau lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran, dan Ia akan menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.” Ketika orang Filistin itu bergerak maju menyongsong Daud, segera larilah Daud ke barisan musuh menghadapi Goliat. Lalu Daud memasukkan tangannya ke dalam kantung batu, diambilnyalah sebuah batu, lalu diumbankannya. Maka kenalah dahi Goliat, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan Goliat dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan. Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di sebelahnya; diambilnyalah pedang Goliat, dihunusnya dari sarungnya, lalu ia menghabisi Goliat. Dipancungnyalah kepala Goliat dengan pedangnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1b.2.9-10)
1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang!
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung; Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah, dan menyembuhkan semua orang sakit.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:1-6)
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?"
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, “Mari, berdirilah di tengah!” Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, “Ulurkanlah tanganmu!” Ia pun mengulurkan tangannya, dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (Bdk. Mat 19:21)
Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku, demikianlah firman Tuhan.
If you would be perfect, go, sell what you have, give to the poor, and follow me, says the Lord.
Doa Malam
Ya Allah, Engkau telah membantu Santo Antonius mengalahkan kuasa kegelapan dengan gemilang. Bantulah kami juga agar setelah dipuaskan dengan sakramen-sakramen-Mu, kami dapat mengatasi segala tipu muslihat musuh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar