Ads 468x60px

Tujuh Kutipan Katolik Terbaik untuk Orang Muda Katolik (Paus Emeritus Benediktus XVI)



HIK – HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
Tujuh Kutipan Katolik Terbaik untuk Orang Muda Katolik (Paus Emeritus Benediktus XVI)
“Teman-teman yang terkasih : jadilah [orang yang] hati-hati dan bijaksana, bangunlah kehidupanmu diatas fondasi yang kokoh yang adalah Kristus. Kebijaksanaan dan kehati-hatian akan membimbing langkahmu, tidak ada yang akan membuatmu takut dan damai akan memerintah di hatimu. Maka kamu akan terberkati dan berbahagia dan kebahagiaanmu akan mempengaruhi orang lain. Mereka akan penasaran apa rahasia kehidupanmu dan mereka akan menemukan bahwa batu karang yang menopang keseluruhan bangunan dan diatasnya terletak keseluruhan keberadaanmu, yang adalah pribadi Kristus, temanmu, saudara dan Tuhan, Putra Allah yang berinkarnasi, yang memberi makna bagi seluruh alam semesta.”
“Jadikan Kristus, Putra Allah, pusat kehidupanmu. Tapi ijinkan aku juga untuk mengingatkanmu bahwa mengikuti Yesus dalam iman berarti berjalan di sisi-Nya di dalam persekutuan dengan Gereja. Kita tidak bisa mengikuti Yesus menurut cara kita sendiri. Siapapun yang tergoda untuk melakukannya “dengan caranya sendiri” atau untuk mendekati kehidupan iman dengan semacam individualisme yang umum sekarang, tidak pernah akan sungguh menemui Yesus, atau akan berakhir dengan mengikuti Yesus yang palsu.”
“Bertumbuh dalam persahabatan dengan Kristus harus berarti mengenali pentingnya partisipasi suka cita dalam kehidupan parokimu, komunitas dan gerakan, juga perayaan Misa Minggu, penerimaan Sakramen Tobat yang sering, dan pemeliharaan doa pribadi dan meditasi tentang sabda Allah. Persahabatan dengan Yesus juga akan menuntunmu untuk menjadi saksi iman dimanapun kamu berada, bahkan ketika kamu bertemu penolakan atau indiferens (sikap acuh tak acuh). Kita tidak bisa bertemu Kristus dan tidak ingin untuk membuatnya dikenal orang lain. Jadi jangan simpan Kristus untuk dirimu sendiri! Bagilah sukacita imanmu dengan orang lain. Dunia memerlukan kesaksian imanmu, dunia sungguh membutuhkan Allah.”
“Untuk menderita dengan orang lain dan untuk orang lain; utuk menderita demi kebenaran dan keadilan; untuk menderita karena kasih dan untuk menjadi orang yang sungguh mengasihi – ini adalah elemen-elemen fundamental kemanusiaan, dan mengabaikannya akan menghancurkan manusia sendiri” (ibid). Mari kita dengan antusias menyambut ajaran-ajaran ini dan melaksanakannya. Mari kita melihat Kristus, yang tergantung di kayu salib yang kasar, dan mari kita meminta Ia mengajari kita kebijaksanaan misterius Salib, yang olehnya manusia hidup. Salib bukan tanda kegagalan, tapi merupakan ekspresi pemberian diri dalam kasih yang memperluas bahkan kepada kurban tertinggi dari kehidupan seseorang.”
“Jika kamu berdiam dalam kasih Kristus, berakar dalam iman, kamu akan menemukan, bahkan ditengah kemunduran dan penderitaan, sumber kebahagiaan dan sukacita sejati. Iman tidak bertentangan dengan tujuan akhirmu yang tertinggi, iman mengangkat dan menyempurnakannya. Orang muda yang terkasih, jangan puas dengan apapun kecuali Kebenaran dan Kasih, jangan puas dengan apapun selain daripada Kristus.”
“Siapapun yang telah menemukan Kristus harus menuntun yang lain kepada-Nya. Kegembiraan yang besar tidak bisa disimpan untuk diri sendiri. Ia harus diteruskan.”
“Orang muda yang terkasih, jika kamu ingin menemukan dan hidup dengan setia bentuk kehidupan yang Tuhan panggil untuk tiap orang dari kamu, kamu harus tinggal dalam kasih-Nya sebagai teman-Nya. Dan bagaimana kita mempertahankan persahabatan kecuali melalui komunikasi yang sering, percakapan, berada bersama dalam keadaan baik dan buruk? Santa Teresa Yesus berkata bahwa doa adalah “komunikasi yang bersahabat, sering menghabiskan waktu sendirian dengan orang yang kita tahu bahwa Ia mencintai kita.”
"Orang yg menanti-nantikan TUHAN, mendapat kekuatan baru. Mereka seumpama rajawali yg naik terbang dg kekuatan sayapnya; berlari dan tidak mjd lesu, berjalan dan tidak mjd lelah."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Si vis amari, ama - Jika ingin dicintai, cintailah!”
Itulah kutipan dari karya Publilius Syrus yang juga saya tulis pada buku “Carpe Diem” (RJK, Kanisius) dan merupakan pesan pokok hari ini yang merupakan hari Jumat Pertama.
Ya, Yesus sang KASIH menegaskan bahwa esensi semua hukum terbagi menjadi dua matra besar, yakni relasi dengan Allah/dimensi vertikal serta relasi dengan sesama/dimensi horisontal: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati-jiwa-akal budi dan kekuatan" serta “Kasihilah sesamamu seperti dirimu”.
Adapun 3 ciri dasarnya, al:
1. "Caritas adalah dasarnya":
Kasih untuk Tuhan dan kasih untuk sesama berarti “ngasih”, mau memberi karena kasih juga bisa berarti “Ketika Allah Selalu Ingin Hadir”? Ya karena percaya bahwa Allah telah mengasihi kita, maka juga diajak untuk selalu menghadirkan Allah dengan hidup ber-nada dasar C, "Cintakasih".
Yang pasti, bisa saja kita memberi tanpa mencintai tapi mustahil kita
mencintai tanpa memberi bukan?
2. "Totalitas adalah semangatnya":
Kasih itu harus segenap hati (pusat rasa), segenap jiwa (pusat kehendak), segenap akal budi (pusat pemikiran) dan segenap kekuatan (pusat tindakan). Kasih adalah kasih yang utuh menggumpal bukan yang abal-abal, kasih yang tulus bukan yang penuh akal bulus, kasih yang sepenuh hati bukan yang setengah hati, kasih yang asli bukan yang basa-basi karena kasih itu bisa dirasakan hati-diresapkan jiwa-dipikirkan akal budi dan diwartakan dalam tindakan nyata lewat karya yang murah hati, ucapan yang memberkati dan doa yang semakin sepenuh hati.
3. "Vitalitas adalah buahnya":
"Dimana ada kasih disitu ada kehidupan - where there is love there is life". Ya, kasih itu jelas menghidupkan. Ia tegas memberi kehangatan laksana matahari setelah hujan. Ia membuat kita “vital” (hidup) karena hidup tanpa kasih ibarat pohon tanpa bunga. Dengan tindakan kasih, hidup kita semakin bernilai, “losta masta - bikin hidup lebih hidup”, menjadi "giver" dan bukan "taker".
Yang pasti, dialog kasih Yesus dan ahli Taurat hari ini memperlihatkan bahwa mereka akrab dan tahu banyak tentang isi kitab suci dan hukum agama. Tapi, ada hal yang lebih penting daripada sekedar tahu yaitu pelaksanaannya. Mari kita laksanakan kasih itu. Human change by acting on it!
“Cari pita di balik dipan - Wartakanlah cinta dalam kehidupan.”
B.
"Deus caritas est - Allah adalah kasih!”
Inilah ensiklik kepausan dari Paus Emeritus Benediktis XVI yang kembali mengggema di hati ketika Yesus bersabda: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu" (Markus 12:30).
Hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan rupanya merangkum seluruh diri kita. Dengan kata lain: kasih mengandaikan totalitas, sebuah sikap yang utuh penuh-menyeluruh dan tidak mudah luruh.
Tentu saja hal ini tidak mudah untuk dilakukan, karena dalam kenyataannya kasih kepada Tuhan mungkin menjadi nomer ke-sekian dalam hidup kita, bukan?
Arus modernitas: materi dan teknologi menyebabkan kita lebih menyembah dan mencintai hal-hal indrawi daripada Tuhan yang ilahi.
Lebih lanjut, kasih yang penuh dan utuh itu ternyata tidak hanya berpola vertikal tapi mesti berpola "salib" (vertikal+horisontal).
Artinya?
Kasih kepada sesama merupakan wujud nyata dari kasih kita kepada Allah dalam hidup kita: “Dan hukum yang kedua ialah: 'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri'" (Markus 12:30-31).
Itu berarti kita tidak bisa mengasihi Tuhan (yang tidak kelihatan), jika tidak mengasihi saudara/orang-orang di sekitar (yang kelihatan). Sepanjang hidupnya, Yesus menampakkan kasihNya kepada Allah dengan pelbagai tindakan kasihNya yang nyata terhadap sesama, bukan?
Akhirnya, jadikanlah kasih sebagai jantung dalam hidup kita. Jantung yang dapat membuat hidup kita lebih hidup. Kasih ilahi dan kasih insani akan membuat hidup kita menjadi lebih damai, karena dengan menghadirkan dan membagikan kasih, tidak ada lagi pintu yang terbuka bagi masuknya dendam dan kebencian karena kasih sejatinya adalah jalan masuk untuk hidup bersama Allah, "sebab Allah adalah kasih" (Yoh 4, 8.16).
"Ada selasih ada di Pasar Turi - Andalkan kasih setiap hari."
C.
“Amor vincit omnia – Cinta mengalahkan segalanya.”
Itu sebabnya Yesus mewartakan bahwa kita mesti memiliki "KTP" antara lain:
1.K: Karitas:
Perintah utama adl “karitas" (kasih): "Kasihilah Tuhan Allahmu dan sesamamu. Inilah kasih yg berpola salib, vertikal dan horisontal.
2.T: Totalitas:
Kasih itu mesti total, dg segenap hati-segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
3.P: Prioritas:
Kita diajak mengutamakan Tuhan 100 % krn inilah landasan dan ringkasan dari keseluruhan hukum dan perintah Allah.
Adapun pertanyaan mengenai hukum terutama ini diajukan oleh seorang ahli Taurat, dimana jawaban Yesus tdk mengacu kpd tradisi para ahli Taurat tp kepada hukum tertulis (Ul 6:4,5).
Hukum yang kedua juga dikutip dari Imamat 19:18, dimana terdapat landasan dan ringkasan dari kewajiban manusia terhadap sesamanya yg melandasi ajaran ttg seluruh Hukum Taurat dan kitab para Nabi (Mat. 22:40).
Pastinya, kedua hukum utama yg mengajak kita memiliki "KTP" ini ada untuk saling melengkapi karena hukum itu meringkas hukum yang tertulis pada dua loh batu yang diterima Musa.
Hukum itu menyatakan kewajiban manusia kepada Allah dan tanggung jawab kepada sesama.
Dengan sabda ini, Yesus mengajarkan kepada kita supaya saling mengasihi seperti Dia mengasihi.
Jelasnya, Allah adalah kasih dan segala yang dilakukan-Nya mengalir dari kasih-Nya kepada kita semua. Allah telah lebih dahulu mengasihi kita. Kita pun mengasihi-Nya sebagai jawaban atas rahmat dan kebaikan yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita.
"Dari Goa Maria Sriningsih ke Kaliori - Andalkanlah kasih setiap hari."
-----------



HIK – HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
THE DIFFERENCE
I got up early one morning
And rushed right into the day;
I had so much to accomplish
That I didn't take time to pray.
Problems just tumbling about me,
And heavier came each task;
"Why doesn't God help me?" I wondered.
He answered: "You didn't ask."
I wanted to see joy and beauty-
But the day toiled on, gray and bleak;
I wondered why God didn't show me,
He said: "But you didn't seek."
I tried to come into God's presence,
I used all my keys at the lock;
God gently and lovingly chided:
"My child, you didn't knock."
I woke early this morning
And paused before entering the day;
I had so much to accomplish
That I had to take time to pray
----------------------------------
PERBEDAAN
Ku terjaga suatu pagi
Dan bergegas langsung ke hari;
Banyak yang ingin kucapai hari ini,
Aku tak punya waktu untuk berdoa.
Masalah demi masalah datang kelilingiku
Makin berat tiap-tiapnya.
"Mengapa Tuhan tidak membantuku?" Aku bertanya
Dia menjawab: "kau tidak meminta."
Kuinginkan sukacita indah,
Tapi hari menjadi suram dan pudar.
Aku bertanya, mengapa Tuhan tak membimbingku,
Dia katakan, "kau tidak mencari."
Kucoba datang ke hadirat Allah,
Tak berguna semua kunci milikku.
Tuhan dengan kasih lembut menegur:
"anakku, kau tidak mengetuk."
Ku terjaga pagi ini,
Berhenti sejenak sebelum memasuki hari;
Banyak yang ingin kucapai hari ini,
Sebelumnya, aku harus punya waktu untuk berdoa.
----------------------------------
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
"Zi Bingfa-Seni Berperang."
(Yes. 1:10,16-20; Mat. 23:1-12)
Inilah slh satu judul buku karya Sun Zi, dimana dia pernah mengungkapkan:
"Sekuntum bunga sebenarnya menjadi elok berkat dukungan daun-daun yang hijau."
Daun hijau yang memiliki klorofil-sekalipun tidak seelok bunga, mempunyai fungsi vital, yakni sebagai pemasok nutrisi karbohidrat melalui proses fotosintesis dari air dan gas asam arang serta penyinaran matahari.
Disinilah, kita diingatkan untuk tidak boleh menjadi sombong dan merendahkan yg lain, seperti yang ditunjukkan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi.
Alih-alih membuka kerajaan surga, mereka malahan menjadi batu sandungan bagi sesama.
Tentang mereka, Yesus berkata:
"Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksudkan untuk dilihat orang" (Mat 23:5).
Disinilah, kita diajak untuk menyatakan kehadiranNya dengan sikap tulus dan rendah hati:
"Siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu".
Dkl: Jika kita hidup dengan tulus dan rendah hati di hadapanNya, "isi" kita jauh lebih penting daripada "sampul" luarnya karna kita semua adalah saudara, yang setara dan se-udara di ladangnya Tuhan, sekalipun memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Yah, entah menjadi "bunga" atau "daun hijau", kita dapat trus saling bersinergi dan mendukung orang lain untuk bersama menghasilkan "buah-buah" yang baik dengan sikap nyata penuh ketulusan dan kerendahan hati.
"Belajar kalkulus di Gunung Jati -Jadilah orang yang tulus dan rendah hati."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar