Ads 468x60px

Senin, 02 April 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 02 April 2018
Hari Senin dalam Oktaf Paskah
Kisah Para Rasul (2:14.22-32)
(Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11; Ul: 5a)
Matius (28:8-15)
"Haleluia - Puji Tuhan!"
Tuhan yang kita puji ini berkata di hari Paskah: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea dan di sanalah mereka akan melihat Aku" (Mat 28:10)
Rahmat keberanian dan perutusan iman diberikan-Nya kepada para perempuan yang menjadi personifikasi orang lemah.
Ya, walau lemah di mata dunia tapi mereka "kuat" di mata surga karena tetap setia ketika dunia menyalibkan dan menghina Dia.
Dengan kata lain :
Kita tidak perlu takut apabila kita tetap setia kepada-Nya di tengah-tengah dunia yang menolak kasih-Nya (bdk. 1Yoh 2:28: ”Manete in ME- Tinggallah dalam AKU")
Pastinya, Ia memang telah bangkit (Mrk 16:6, Mat 28:6, Luk 24:6) yang diperkuat oleh beberapa fakta, antara lain :
1. Kubur kosong:
Jika musuh Yesus mencuri mayat-Nya, mereka pasti memperlihatkannya untuk membuktikan bahwa Ia tidak bangkit. Jikalau murid yang mencuri mayat-Nya, mereka pasti tidak akan pernah mau mengorbankan nyawa dan harta mereka untuk apa yang mereka ketahui sebagai kebohongan.
2. Keberadaan, kuasa dan sukacita Gereja Perdana :
Jika Yesus tidak bangkit dan menampakkan diri, mereka yang menjadi Bapa Gereja Perdana tidak akan pernah berubah, bertransformasi dari kemurungan kepada sukacita dan kasih pengharapan yang luar biasa (Luk 24:52-53).
3. Penulisan Perjanjian Baru:
Perjanjian Baru ditulis oleh para rasul yang memberikan nyawanya bagi Yesus. Mereka pasti tidak akan pernah mau bersusah-payah untuk menulis tentang Yesus jikalau pelayanan-Nya berakhir dalam kematian dan ketidakpastian (1Kor 15:12-19).
4. Pentakosta:
Fakta bahwa Roh Kudus telah dicurahkan pada hari Pentakosta sebagai suatu kenyataan merupakan bukti bahwa Yesus telah bangkit dan ditinggikan di sebelah kanan Allah (Kis 1:3-5; 2:33). Jika Kristus tidak bangkit, tidak akan pernah ada pengalaman "baptisan dalam Roh Kudus" (Yoh 16:7).
5. Kesaksian orang :
Berjuta-juta orang sepanjang 2000-an tahun yang telah mengalami kehadiran Yesus dalam hati dan hidup mereka.
"Dari Tarsus jangan lupa ke sinagoga - Yesus itu Sang Alpha dan Omega"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
Harapan akan kebangkitan Kristen diwarnai seluruhnya oleh pertemuan-pertemuan dengan Kristus yang bangkit. -- Katekismus Gereja Katolik, No. 995
Antifon Pembuka (bdk. Kel 13:5.9)
Tuhan telah mengantar kamu masuk ke tanah yang berlimpah-limpah susu dan madu. Semoga hukum Tuhan kamu renungkan selalu. Alleluya.
The Lord has led you into a land flowing with milk and honey, that the law of the Lord may always be on your lips, alleluia.
Selama Oktaf Paskah ada Madah Kemuliaan.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kehidupan, Engkau selalu menambah umat-Mu dengan anggota baru. Semoga kami, hamba-hamba-Mu ini, hidup sesuai dengan sakramen baptis yang telah kami terima dalam iman. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun atas para rasul. Rasul Petrus memberi kesaksian bahwa Yesuslah, Sang Mesias yang bangkit dari mati. Mesias inilah yang dulu dinubuatkan oleh Daud.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:14.22-32)
"Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi."
Pada hari Pentakosta, bangkitlah Petrus berdiri bersama kesebelas rasul. Dengan suara nyaring ia berkata kepada orang banyak, “Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan, mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh dengan tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan-Nya dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan. Karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram. Sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburnya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi, dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas tahtanya. Karena itu Daud telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
atau Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung.
Ayat. (Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11; Ul: 5a)
1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah Tuhanku, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku."
2. Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
4. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:24)
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Kebangkitan Yesus mengejutkan para perempuan yang hendak mengunjungi kubur Yesus. Berita kebangkitan Yesus sekaligus menggemparkan kaum tua-tua, sehingga mereka harus bersengkongkol untuk mengarang cerita bohong.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (28:8-15)
"Katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan disanalah mereka akan melihat Aku."
Pada waktu itu, perempuan-perempuan pergi dari kubur, diliputi rasa takut dan sukacita yang besar. Mereka berlari cepat-cepat untuk memberitahukan kepada para murid bahwa Yesus telah bangkit. Tiba-tiba Yesus menjumpai mereka dan berkata, “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya, memeluk kaki-Nya dan menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka, “Jangan takut! Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” Ketika mereka masih di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga makam Yesus ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan kaum tua-tua, mereka mengambil keputusan, lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata, “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid Yesus datang malam-malam dan mencuri jenazah-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Setiap manusia diberi kemampuan olah rasa yang baik. Hanya masalahnya, ia mau memakainya dengan baik atau tidak. Perasaan hati perempuan-perempuan dalam Injil hari ini seakan bercampur-aduk. Rasa takut dan sukacita menjadi satu. Itulah rasa ketika dekat dengan Tuhan yang bangkit. Semua rasa menjadi satu, yang kadang sulit dipahami. Mereka mampu mengolah rasa itu dengan benar. Pada akhirnya, hanya ada rasa sukacita ketika bersatu dengan Tuhan yang bangkit. Inilah tanda kontemplasi iman dalam relasi ilahi.
Antifon Komuni (Rm 6:9)
Kristus yang bangkit dari alam maut, takkan mati lagi. Maut takkan menguasai-Nya lagi. Alleluya.
Christ, having risen from the dead, dies now no more; death will no longer have dominion over him, alleluia.
Doa Malam
Tuhan Yesus, Engkau sungguh telah bangkit dan mengalahkan maut. Kebangkitan-Mu meneguhkan kami bahwa hidup hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan. Oleh karena itu, ya Tuhan, aku bersyukur atas rahmat iman akan Engkau yang telah bangkit dan mulia namun senantiasa menyertai perjuangan hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
B.
ROSARIO DAN PAUS YOHANES PAULUS II.
Rosario adalah doa yang penuh kuasa untuk perdamaian, untuk keluarga, serta untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus”, demikian kata Paus Yohanes Paulus II dalam surat apostolik “Rosarium Virginis Mariae.. (JP II).
Paus Yohanes Paulus II juga mengungkapkan cintanya yang istimewa akan doa-doa Maria dan menyampaikan saran bagaimana umat beriman dapat berdoa rosario dengan lebih baik: “Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka,” tulisnya. “Dalam rosario saya selalu menemukan penghiburan.”
Hanya selang dua minggu setelah pengangkatannya sebagai Bapa Suci pada tahun 1978, ia mengatakan, “Sejujurnya saya mengakui: Rosario adalah doa favorit saya.” Dan, katanya, “mengenang kembali segala kesulitan yang juga menjadi bagian dari pelaksanaan tugas perutusan saya, saya merasa perlu untuk menyampaikan sekali lagi, sebagai suatu undangan yang hangat kepada siapa saja untuk mengalami secara pribadi bahwa: Rosario sungguh `meningkatkan irama hidup manusia', dan menjadikannya selaras dengan `irama' hidup Tuhan sendiri.”
Paus Yohanes Paulus II juga mengatakan bahwa “rosario memberi rasa damai bagi mereka yang mendoakannya, membimbing mereka untuk memandang wajah Kristus dalam diri sesama, untuk peka terhadap kesedihan serta penderitaan sesama, serta membangkitkan kerinduan untuk menjadikan dunia itu menjadi lebih indah, lebih adil, lebih selaras dengan rencana Tuhan. Sekarang ini, saya hendak mempercayakan diri kepada kuasa doa rosario …. sebagai sumber damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga.”
Kata paus lebih lanjut, “Rosario adalah dan akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga. Mendaraskan doa rosario bersama-sama dalam keluarga akan mempersatukan mereka dengan Keluarga Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan, serta memusatkan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus, dan bukannya gambar televisi, katanya.”
Berbicara tentang praktek doa rosario, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa, “rosario mengulang-ulang doa yang sama dengan tujuan merenungkan serta memusatkan pikiran, dan bukannya mendatangkan kejenuhan. Pertama-tama, katanya, biji-biji rosario janganlah dipandang sebagai ‘barang jimat’, tetapi sebagai sarana untuk melambangkan perenungan serta usaha terus-menerus untuk mencapai kesempurnaan Kristiani.”
Biji-biji rosario juga dapat “mengingatkan kita akan begitu banyaknya persahabatan dan ikatan persatuan serta persaudaraan yang mempersatukan kita dengan Kristus: “Peristiwa-peristiwa rosario, meskipun bukan pengganti bacaan Kitab Suci, haruslah menghantar pikiran kita kepada Kristus dan kepada peristiwa-peristiwa lain dalam hidup-Nya”, demikian kata paus. Sebagian orang mungkin akan merasa tertolong dengan gambar atau ikon Kitab Suci dari peristiwa yang sedang direnungkan, atau setidak-tidaknya, dengan menggambarkan peristiwa -peristiwa tersebut dalam pikiran mereka.
Paus Yohanes Paulus II juga menganjurkan agar umat membaca ayat Kitab Suci yang berhubungan dengan peristiwa yang direnungkan, bukan sebagai sarana untuk mengingat kembali informasi yang ada, “tetapi untuk mengijinkan Tuhan berbicara.”
“Seringkali terjadi, pada waktu berdoa rosario, kata paus, umat beriman lupa bahwa bagian penting dari suatu doa kontemplasi adalah keheningan; karenanya baik pada waktu mendaraskan doa rosario secara pribadi atau pun bersama-sama dalam suatu kelompok, dianjurkan untuk berhenti sejenak dalam keheningan setelah suatu ayat dibacakan.”
Sementara sepuluh Salam Maria dalam suatu peristiwa merupakan “elemen paling penting” dalam rosario, paus meminta umat beriman untuk lebih memperhatikan pendarasan doa Bapa Kami dan Kemuliaan, doa-doa yang menghantar umat kepada Allah Bapa dan kepada Allah Tritunggal.
Bapa Suci menganjurkan bahwa jika rosario didaraskan dalam suatu kelompok, Kemuliaan sebaiknya dinyanyikan “sebagai suatu cara untuk memberikan penekanan yang pantas kepada Tritunggal Mahakudus yang amat penting dalam semua doa Kristiani.”
Paus Yohanes Paulus II juga meminta umat beriman untuk sekali-kali berhenti serta memandang salib yang tergantung pada rosario mereka. “Hidup dan doa umat beriman berpusat pada Kristus,” tulisnya. Sama seperti rosario, “segala sesuatu berasal dari Dia, segala sesuatu menghantar kita kepada Dia, segala sesuatu, melalui Dia, dalam persatuan dengan Roh Kudus, menuju kepada Bapa.”
“Rosario itu doa yang fleksibel”, katanya. “Ujud-ujud doa khusus dapat diucapkan pada akhir setiap peristiwa; sebagian dapat dinyanyikan; sebagai penutup, berbagai kelompok yang berbeda dalam usia, budaya serta etnis dapat memilih doa atau lagu-lagu Maria yang sesuai.
Terutama ketika berusaha menghidupkan doa rosario bagi anak-anak, beberapa penyesuaian pastoral juga diperkenankan, katanya: “Mengapa tidak mencobanya?”
====
DOA SEBELUM ROSARIO :
Bunda yang penuh rahmat, datanglah dan tinggallah bersama kami.
Keluarga surgawi yang suci dan mulia, marilah berdoa bersama kami dan persembahkanlah seluruh doa rosario yang sudah dan yang akan didoakan, kepada Allah Bapa, demi martabat umat manusia.
Biarlah kekuatannya menaklukkan kebencian dan dosa, mengisi dunia dengan kedamaian dan kerukunan; hancurkanlah kepala setan, yang sedang menanti dengan diam.
Allah Bapa Yang Maha Kuasa telah menjanjikan hal ini akan terjadi.
Tuhan, tolonglah agar doa rosario kami yang tak berarti ini,
menambahkan kekuatan untuk bersatu, hingga kuasa dari devosi kepada Rosario Bunda Maria tersebar luas di seluruh dunia dan kehendak Allah akan terjadi di bumi seperti di surga.
Atas berkat yang Kau berikan ini, kami mengucap banyak terimakasih.
Amin.
DOA SESUDAH ROSARIO :
O Maria, Bunda Belaskasih, lindungilah kami dari yang jahat.
Ambillah kami bersamamu ketika kami mati.
Ya Bunda Allah yang suci, seluruh dunia bergembira karena dari padamu, datanglah Yesus, Putera Keadilan dan Tuhan kami, telah memberi kami berkat-Nya ketika Dia membebaskan kami dari kematian abadi dan membuka jalan menuju kehidupan kekal. Amin.
Peristiwa-peristiwa Gembira (Senin, Sabtu),
khususnya selama Masa Adven dan Natal :
1. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Lukas 1:26-38).
2. Maria mengunjungi Elisabet (Lukas 1:39-45).
3. Yesus dilahirkan di Bethlehem (Lukas 2:1-7).
4. Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Lukas 2:22-40).
5. Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Lukas 2:41-52).
Peristiwa-peristiwa Sedih (Selasa, Jumat),
khususnya selama Masa Prapaskah :
1.Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut
(Lukas 22:39-46).
2. Yesus didera (Yohanes 19:1).
3. Yesus dimahkotai duri (Yohanes 19:2-3).
4. Yesus memanggul salib-Nya (Lukas 22:26-32).
5. Yesus wafat di salib (Lukas 23:44-49).
Peristiwa-peristiwa Mulia (Minggu, Rabu),
khususnya selama Masa Paskah :
1. Yesus bangkit dari kematian (Lukas 21:1-12).
2. Yesus naik ke Surga (Lukas 24:50-53).
3. Roh Kudus turun atas Para Rasul (Kisah 2:1-13).
4. Maria diangkat ke Surga (1 Korintus 15:23).
5. Maria dimahkotai di Surga (Wahyu 12:1).
Peristiwa-peristiwa Terang (Kamis) :
1. Yesus di baptis di sungai Yordan (Matius 3:16-17).
2. Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana (Yohanes 2:11).
3. Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan
(Matius 4:17-23).
4. Yesus menampakan kemuliaan-Nya (Matius 17:2-5).
5. Yesus menetapkan Ekaristi (Markus 14:22-24).
15 JANJI MARIA KEPADA ORANG YANG SETIA BERDOA ROSARIO :
1. Mereka yang dengan setia mengabdi padaku dengan mendaraskan doa rosario, akan menerima rahmat-rahmat yang berdaya guna.
2. Aku menjanjikan perlindungan istimewa dan rahmat-rahmat terbaik bagi mereka semua yang mendaraskan doa rosario.
3. Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat buruk, mengurangi dosa dan menaklukkan kesesatan.
4. Rosario akan menumbuhkan keutamaan-keutamaan dan menghasilkan buah dari perbuatan-perbuatan baik. Rosario akan memperolehkan bagi jiwa; belas kasihan melimpah dari Allah, akan menarik jiwa dari cinta akan dunia dan segala kesia-siaannya, serta mengangkatnya untuk mendamba hal-hal abadi. Oh, betapa jiwa-jiwa akan menguduskan diri mereka dengan sarana ini.
5. Jiwa yang mempersembahkan dirinya kepadaku dengan berdoa rosario tidak akan binasa.
6. Ia yang mendaraskan rosario dengan khusuk, dengan merenungkan misteri-misterinya yang suci, tidak akan dikuasai kemalangan. Tuhan tidak akan menghukumnya dalam keadilan-Nya, ia tidak akan meninggal dunia tanpa persiapan; jika ia tulus hati, ia akan tinggal dalam keadaan rahmat dan layak bagi kehidupan kekal.
7. Mereka yang memiliki devosi sejati kepada doa rosario tidak akan meninggal dunia tanpa menerima sakramen-sakramen Gereja.
8. Mereka yang dengan setia mendaraskan doa rosario, sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal mereka, akan menerima Terang Ilahi dan rahmat Tuhan yang berlimpah. Pada saat ajal, mereka akan menikmati ganjaran pada kudus di surga.
9. Aku akan membebaskan mereka, yang setia berdevosi rosario, dari api penyucian.
10. Putera-puteri rosario yang setia akan diganjari tingkat kemuliaan yang tinggi di surga.
11. Kalian akan mendapatkan segala yang kalian minta daripadaku dengan mendaraskan doa rosario.
12. Aku akan menolong mereka semua yang menganjurkan doa rosario suci dalam segala kebutuhan mereka.
13. Aku mendapatkan janji dari Putra Ilahiku bahwa segenap penganjur rosario akan mendapat perhatian surgawi secara khusus sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal.
14. Mereka semua yang mendaraskan doa rosario adalah anak-anakku,
saudara dan saudari Putra tunggalku, Yesus Kristus.
15. Devosi kepada Rosarioku merupakan pratanda keselamatan yang luhur.
Doa rosario adalah saat pertemuan harianku dengan Bunda Maria yang tidak pernah kami abaikan.
- St. Yohanes Paulus II
Tidak bisa dikatakan betapa banyaknya nama orang-orang kudus yang lewat doa rosario, telah menemukan jalan menuju kekudusan.
- St. Yohanes Paulus II
Doa rosario bukan hanya pengulangan doa saja, tetapi adalah bentuk perenungan akan rahmat Tuhan.
- St. Yohanes Paulus II
Doa rosario adalah juga sekolah doa, sebuah doa yang sederhana tapi banyak memberikan pelajaran iman yang mendalam. Dengan berdoa rosario, kita mengkontemplasikan wajah Yesus Kristus sendiri bersama Maria. Rosario juga mengajak mata batin kita untuk berdoa bersama dengan tahun liturgi Gereja, karena Maria sendiri adalah Bunda Gereja.
St Paus Yohanes Paulus II
Wanita beriman ini, Maria dari Nazaret, Bunda Allah, telah diberikan kepada kita sebagai teladan peziarahan iman kita. Dari Maria kita belajar untuk tunduk kepada kehendak Allah dalam segala hal, kita belajar untuk percaya untuk mencintai Kristus, Putranya dan Putra Allah. Sebab Maria bukan hanya Bunda Allah , ia juga adalah Bunda Gereja.
St Paus Yohanes Paulus II.
Rosario atau “mahkota mawar” adalah doa merenungkan kehidupan Yesus, yang meliputi kontemplasi atas peristiwa-peristiwa tertentu dalam Injil, yaitu “misteri-misteri”, bersama Bunda Maria. Jadi, mendaras rosario tidak lain adalah menatap wajah Kristus bersama Maria.
St Paus Yohanes Paulus II
Sesungguhnya, doa rosario hanyalah suatu metode kontemplasi. Sebagai metode, doa rosario merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Bagaimanapun juga, belajar dari pengalaman berabad-abad, metode ini hendaknya tidak diremehkan. Untuk itu, kita dapat mengutip pengalaman orang-orang kudus yang tak terbilang jumlahnya
St Paus Yohanes Paulus II.
Rosario adalah doa yang penuh kuasa untuk perdamaian, untuk keluarga, serta untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus.
St Paus Yohanes Paulus II
Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka, dalam rosario saya selalu menemukan penghiburan.
St Paus Yohanes Paulus II
Hanya selang dua minggu setelah pengangkatanku sebagai Bapa Suci pada tahun 1978, sejujurnya aku mengakui: Rosario adalah doa favoritku. Rosario sungguh `meningkatkan irama hidup manusia', dan menjadikannya selaras dengan `irama' hidup Tuhan sendiri.
St Paus Yohanes Paulus II
Doa rosario memberi rasa damai bagi mereka yang mendoakannya, membimbing mereka untuk memandang wajah Kristus dalam diri sesama, untuk peka terhadap kesedihan serta penderitaan sesama, serta membangkitkan kerinduan untuk menjadikan dunia “lebih indah, lebih adil, lebih selaras dengan rencana Tuhan.
St Paus Yohanes Paulus II.
Sekarang ini, saya hendak mempercayakan diri kepada kuasa doa rosario …. sebagai sumber damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga. Rosario akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga. Mendaraskan doa rosario bersama-sama dalam keluarga akan mempersatukan mereka dengan Keluarga Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan, serta memusatkan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus, dan bukannya gambar televisi.
St Paus Yohanes Paulus II.
Doa rosario mengulang-ulang doa yang sama dengan tujuan merenungkan serta memusatkan pikiran, dan bukannya mendatangkan kejenuhan.
St Paus Yohanes Paulus II
Peristiwa-peristiwa rosario, meskipun bukan pengganti bacaan Kitab Suci, haruslah menghantar pikiran kita kepada Kristus dan kepada peristiwa-peristiwa lain dalam hidupNya.
St Paus Yohanes Paulus II.
C.
IN MEMORIAM
Peringatan 13 tahun wafatnya St. Paus Yohanes Paulus II: 2 April 2005 - 2 April 2018
Kardinal Karol Wojtyla (kelak Paus Yohanes Paulus II) saat menjadi Uskup Agung Krakow, dalam upayanya mendukung Devosi Kerahiman Ilahi seperti yang diajarkan St. Faustina ( yang sempat ditentang bahkan dilarang pada masa itu) membuka Proses Informatif, yaitu proses di mana dilakukan penelitian resmi atas hidup, keutamaan-keutamaan, tulisan maupun devosi yang diajarkan St. Faustina.
Berkat perjuangan gigih Kardinal Karol Wojtyla, akhirnya pada tanggal 15 April 1978, Paus Paulus VI memaklumkan diterbitkannya Notifikasi yang menyatakan bahwa larangan yang dibuat pada tahun 1959 tidak berlaku lagi.
Enam bulan berselang, pada 16 Oktober 1978, kardinal dari Polandia ini diangkat sebagai Paus yang ke-264 dengan nama Paus Yohanes Paulus II.
Paus Yohanes Paulus II menggiatkan disebarluaskannya Devosi Kerahiman Ilahi dengan menerbitkan ensiklik “Dives In Misericordia - Kaya dalam Kerahiman”, pada tanggal 30 November 1980 yang sepenuhnya bertutur mengenai Kerahiman Ilahi, yang berbicara mengenai Kristus sebagai “inkarnasi kerahiman, sumber belas kasih yang tak habis-habisnya.”
Lebih jauh, Paus menekankan bahwa “Program mesianik Kristus, program belas kasih” haruslah menjadi “program umat-Nya, program Gereja.”
Sepanjang ensiklik, Bapa Suci menegaskan bahwa Gereja –teristimewa dalam masa modern sekarang ini– mengemban tugas dan kewajiban untuk memaklumkan dan mewartakan belas kasih Allah, untuk memperkenalkan dan mewujud-nyatakannya dalam hidup segenap umat manusia, serta untuk datang kepada belas kasih Allah, dan memohonkannya dengan sangat bagi seluruh dunia.
Pada tanggal 22 November 1981, setahun setelah diterbitkannya ensiklik Dives in Misericordia, Paus mengunjungi tempat ziarah “Cinta yang Berbelas Kasih” di Collevalenza, Italia, dalam perjalanan ziarah pertama di luar Roma setelah percobaan pembunuhan terhadap dirinya oleh Meghmed Ali Agca, 13 Mei 1981.
Di sana Sri Paus menegaskan, “Sejak awal mula pelayanan saya di Tahta St Petrus di Roma, saya menganggap pesan ini (Kerahiman Ilahi) sebagai tugas istimewa saya. Penyelenggaraan ilahi telah mempercayakannya kepada saya dalam situasi manusia, Gereja dan dunia sekarang ini.”
Pada hari Minggu Kerahiman Ilahi tanggal 18 April 1993, Paus Yohanes Paulus II memaklumkan Sr Faustina Kowalska, biarawati sederhana dari Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria Berbelas Kasih, sebagai beata, dan tujuh tahun kemudian, juga pada hari Minggu Kerahiman Ilahi, 30 April 2000, Bapa Suci mengangkat Beata Faustina, yang disebutnya sebagai “Rasul Besar Kerahiman Ilahi di jaman kita”, sebagai kudus.
Dalam kanonisasi St Faustina, Paus Yohanes Paulus II secara resmi pula memaklumkan bahwa hari Minggu pertama sesudah Paskah wajib dirayakan Gereja semesta sebagai HMKI - Hari Minggu Kerahiman Ilahi.
Pentingnya HMKI - Hari Minggu Kerahiman Ilahi ini ditandai juga dengan dikeluarkannya dekrit pada tanggal 13 Juni 2002 mengenai indulgensi yang diberikan Gereja, baik indulgensi penuh maupun sebagian, kepada mereka yang mempraktekkan Devosi Kerahiman Ilahi dengan syarat-syarat seperti yang ditetapkan.
Pada tanggal 17 Agustus 2002, Sri Paus bahkan mempersembahkan seluruh dunia kepada Kerahiman Ilahi saat beliau memberkati tempat ziarah internasional Kerahiman Ilahi di Lagiewniki, Polandia.
Sepanjang 26 tahun masa pontifikatnya, tak kunjung henti Bapa Suci Yohanes Paulus II mewartakan Kerahiman Ilahi kepada umat beriman, menyerukan pentingnya serta mendesaknya pesan Kerahiman Ilahi bagi segenap umat manusia. Ia kemudian dikenal sebagai “Paus Kerahiman”.
Beberapa pernyataannya yang juga saya catat kembali dalam buku "SKI" (RJK. HIK PRESS), al:
“Tak ada yang lebih dibutuhkan manusia selain daripada Kerahiman Ilahi – cinta yang berlimpah belas kasih, yang penuh kasih sayang,
yang mengangkat manusia di atas segala kelemahannya ke ketinggian yang tak terhingga dari kekudusan Allah.”
~ Paus Yohanes Paulus II, 7 Juni 1997
“Di mana, jika tidak dalam Kerahiman Ilahi, dunia dapat menemukan tempat pengungsian dan terang pengharapan?
Umat beriman, pahamilah kata-kata itu dengan baik.”
~ Paus Yohanes Paulus II, 21 April 1993
“Jadilah rasul-rasul Kerahiman Ilahi di bawah bimbingan keibuan penuh kasih sayang dari Santa Perawan Maria.”
~ Paus Yohanes Paulus II, 22 Juni 1993
“Pesan Kerahiman Ilahi senantiasa dekat dan lekat di hati saya. Seolah sejarah telah mengukirkannya dalam pengalaman tragis Perang Dunia II. Dalam tahun-tahun sulit itu, belas kasih Allah sungguh merupakan suatu penopang dan sumber pengharapan yang tak habis-habisnya, bukan hanya bagi rakyat Krakow, melainkan bagi seluruh bangsa.
Itulah juga pengalaman pribadi saya yang saya bawa ke Tahta St Petrus dan yang dalam tingkat tertentu membentuk gambaran akan Pontifikat ini. Saya mengucap syukur kepada Penyelenggaraan Ilahi bahwa saya dapat ikut ambil bagian secara pribadi dalam digenapinya kehendak Kristus, melalui penetapan Minggu Kerahiman Ilahi. Di sini, dekat jasad St. Faustina Kowalska, saya juga mengucap syukur dapat memaklumkan beatifikasinya. Tak henti-hentinya saya berdoa kepada Tuhan: `kasihanilah kami dan seluruh dunia’”
~ Paus Yohanes Paulus II, 7 Juni 1997,
saat berziarah ke makam St. Faustina Kowalska
Pastinya, pentingnya Kerahiman Ilahi berulang-ulang digarisbawahi Paus Yohanes Paulus II, bahkan sampai saat-saat terakhir hidupnya.
Begitu kuat keterikatannya pada Kerahiman Ilahi, Bapa Suci wafat pada malam vigili Minggu Kerahiman Ilahi tanggal 2 April 2005.
Paus Kerahiman yang agung ini meninggalkan pesannya kepada dunia, yang dibacakan oleh seorang pejabat Vatikan kepada umat beriman yang berkumpul di St.Petrus sesudah Perayaan Misa Kudus yang dipersembahkan bagi kedamaian kekal jiwanya pada hari Minggu Kerahiman Ilahi 3 April 2005 :
"Sebagai karunia kepada umat manusia,
yang kadang tampak bingung dan terdesak oleh kuasa kejahatan, egoisme, dan ketakutan, Tuhan yang bangkit menawarkan kasih-Nya yang mengampuni, mendamaikan, dan membuka kembali hati bagi kasih.
Inilah sebuah kasih yang mempertobatkan hati dan memberikan damai. Betapa dunia perlu mengerti dan menerima Kerahiman Ilahi!
Tuhan, yang menyatakan kasih Bapa dengan wafat dan kebangkitan-Mu, kami percaya pada-Mu dan dengan yakin mengulangi kepada-Mu hari ini: Yesus, Engkau andalanku,
limpahkan kerahiman atas kami dan atas seluruh dunia".
D.
REAL STORY:
St. Yohanes Paulus II dan Pengemis
Belajar memahami dan tidak menghakimi..
Karena Gereja bukan hanya "museum para kudus" tapi sekaligus "rumah sakit" untuk para pendosa."
Seorang imam yang merupakan teman dari Scott Hahn kembali dari Roma dan menceritakan kisah ini kepada Scott Hahn.
Imam tersebut dalam perjalanan untuk audiensi pribadi dengan Paus Yohanes Paulus II. Imam itu berangkat lebih awal dan kemudian memutuskan untuk berhenti sejenak dan berdoa di sebuah gereja sebelum pertemuan dengan Paus.
Beberapa langkah dari gereja tersebut terdapat sejumlah orang pengemis, hal yang cukup biasa di Roma. Ketika imam tersebut berjalan mendekati gereja, imam itu berpikir bahwa ia mengenali salah satu pengemis.
Setelah masuk ke dalam gereja, imam itu berlutut berdoa sementara ia mengingat-ingat seorang pengemis yang familiar baginya.
Setelah berdoa, imam tersebut segera keluar dan mendekati pengemis tersebut dan berkata: “Saya mengenal engkau. Bukankah kita pernah studi di seminari yang sama?”
Pengemis tersebut mengiyakan, “Iya, memang benar.”
“Jadi engkau adalah imam sekarang?” Imam tersebut bertanya lagi.
“Tidak. Tidak lagi. Saya telah jatuh dalam banyak dosa dan luka. Tinggalkan saya sendirian.”, jawab pengemis tersebut.
Imam tersebut yang sadar ia harus bergegas untuk pertemuan dengan Paus hanya berkata, “Saya akan berdoa untuk engkau.”
Imam itu lalu meninggalkan pengemis tersebut dan berangkat ke pertemuannya dengan Paus Yohanes Paulus II.
Pertemuan dengan Paus ini adalah sangat formal. Ada beberapa orang yang dianugerahi kesempatan untuk menghadiri audiensi pribadi dengan Paus pada waktu yang sama dan ketika Bapa Suci berjalan ke arah anda, sekretarisnya akan memberikan rosario yang sudah terberkati kepadanya dan kemudian Ia (Bapa Suci) akan memberikan rosario itu kepada anda.
Pada saat tersebut, seseorang boleh mencium cincin Paus dan berkata sesuatu dengan rendah hati umumnya seperti memohon Paus mendoakannya, berterimakasih atas pelayanan Paus atau mendoakan Paus.
Tetapi, ketika Bapa Suci Yohanes Paulus II mendekat, Imam tersebut tidak dapat menahan dirinya dan berkata, “Saya mohon berdoalah untuk teman saya.” Tidak hanya itu, imam tersebut lalu menceritakan semuanya mengenai teman seminarinya yang menjadi pengemis tersebut. Bapa Suci dengan penuh perhatian meyakinkan imam tersebut bahwa ia akan mendoakan temannya itu.
Beberapa hari kemudian, imam tersebut menerima sebuah surat dari Vatikan. Dengan bahagia dan heran, imam tersebut membawa surat itu ke gereja di mana ia terakhir bertemu teman sekelasnya di seminari.
Hanya sedikit pengemis yang tinggal dan ia bersyukur temannya termasuk di antara yang masih tinggal di gereja itu. Imam tersebut mendekati teman pengemisnya itu dan berkata, “Saya telah bertemu Paus dan ia berkata bahwa ia akan mendoakan engkau juga.”
Imam tersebut melanjutkan, “Lebih dari itu, Paus mengundang engkau dan saya ke kediaman pribadi Beliau untuk makan malam.”
Pengemis itu berkata, “Mustahil. Lihatlah saya. Saya seorang yang kotor. Saya sudah lama sekali tidak mandi dan baju saya kotor.”
Sadar bahwa Paus ingin bertemu dengan temannya itu, Imam tersebut berkata, “Saya tinggal di sebuah kamar hotel di seberang jalan. Di sana engkau dapat mandi dan bercukur. Saya akan mencarikan baju yang cocok untuk engkau.”
Oleh karena rahmat Allah, pengemis tersebut setuju dan kemudian mereka berdua pergi berangkat untuk makan malam dengan Paus Yohanes Paulus II.
Keramahan Paus menakjubkan. Menjelang akhir makan malam sebelum menikmati makanan pencuci mulut, Paus melalui sekretarisnya meminta imam tersebut meninggalkan Paus sendirian bersama dengan pengemis tersebut.
Setelah 15 menit, pengemis tersebut keluar dari ruangan dengan air mata.
“Apa yang terjadi di sana?” tanya imam tersebut.
Jawaban tak terduga muncul: “Paus meminta saya mendengarkan pengakuan dosanya.”, kata pengemis tersebut.
Pengemis itu melanjutkan, “Saya berkata kepadanya: ‘Bapa Suci, lihatlah saya. Saya seorang pengemis. Saya bukan seorang imam.’ Paus melihat saya dan berkata: ‘Anakku, sekali engkau imam, engkau adalah selamanya imam dan siapa yang di antara kita yang bukan seorang pengemis? Saya juga datang ke hadapan Tuhan sebagai seorang pengemis meminta pengampunan atas seluruh dosa-dosa saya.’Saya memberitahunya: 'Tetapi, saya tidak berada dalam persatuan dengan Gereja.' Tetapi Paus meyakinkan saya: 'Saya seorang Paus, seorang Uskup Roma. Saya dapat mengembalikan engkau sekarang juga.'”
Pengemis itu melanjutkan bahwa ia telah lama tidak mendengarkan pengakuan dosa sehingga Paus harus membantunya untuk mengucapkan kata-kata absolusi.
Imam itu bertanya, “Tetapi engkau di dalam selama 15 menit. Tentu pengakuan dosa Paus tidak berlangsung selama itu.”
“Tidak”, jawab pengemis itu, “Tetapi setelah saya mendengarkan pengakuan dosanya, saya meminta ia mendengarkan pengakuan dosa saya.”
Kata-kata penutup dari Paus Yohanes Paulus II untuk anaknya yang hilang datang dalam bentuk form dari sebuah komisi. Bapa Suci memberikan tugas pertama kepada imam-pengemis tersebut untuk pergi dan melayani orang-orang tunawisma dan pengemis di gereja tempat imam itu dulu mengemis.
Apa yang bisa kita lihat adalah teladan yang agung dari Bapa Suci Yohanes Paulus II. Ia adalah seorang yang mampu melihat tidak hanya pribadi Yesus Kristus, tetapi juga Imamat Kristus dalam mata seorang pengemis yang adalah imam. Tidak hanya itu, Bapa Suci berlutut di hadapan pengemis dalam kerendahan hati dengan penuh kesadaran akan dosanya.
Perlu diketahui bahwa Paus Yohanes Paulus II pergi mengaku dosa setiap minggu. Bagaimana dengan kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar