I. PENGANTAR
Upacara atau ritus merupakan ungkapan iman Gereja (baca: umat beriman). Dibalik ungkapan iman itu terkandung suatu makna yang amat mendalam tentang iman itu sendiri. Kandungan makna iman itulah yang menjadi dasar dan kekuatan dari ritus yang dirayakan tersebut. Oleh karena itu, melalui bagian pendahuluan ini (sebelum susunan Tata Upacara Pemberkatan Rumah) kami ingin menggali makna teologis, liturgis dan pastoral dari perayaan sakramentali yang kita akan rayakan, khususnya upacara pemberkatan rumah.
II. DASAR TEOLOGIS
Bidang liturgi Gereja tidak terbatas pada sakramen dan Ibadat Harian saja. Selain itu Bunda Gereja telah mengadakan sakramentali yakni tanda-tanda suci yang memiliki kemiripan dengan sakramen-sakramen. Sakramentali juga menandakan karunia-karunia, khususnya yang bersifat rohani, yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja (SC 60). Perbedaan mendasar antara sakramen dan sakramentali adalah bahwa sakramen menyangkut Gereja seluruhnya dan merupakan pelaksanaan diri Gereja dalam bidang perayaan. Sedangkan sakramentali selalu bersifat khusus, merupakan perwujudan doa Gereja bagi orang tertentu, entah pribadi maupun secara kelompok. Karena itu sakramentali bukanlah perwujudan kehadiran Kristus di dalam Gereja dalam arti sesungguhnya, melainkan bentuk doa permohonan Gereja yang konkret.
Ada banyak upacara atau simbol-simbol yang disebut sakramentali dan salah satunya adalah pemberkatan rumah. Pemberkatan rumah mempunyai arti khusus dalam hidup seseorang karena sudah menyentuh eksistensinya di dunia dan masyarakat. Singkatnya bahwa untuk segala situasi kehidupan yang penting dan pantas, disertai doa permohonan Gereja, kiranya ada sakramentali. Sebab bila manusia menggunakan benda-benda dengan pantas, boleh dikatakan tidak ada satu pun yang tak bermanfaat untuk menguduskan manusia dan memuliakan Allah (SC 61). Sedangkan secara yuridis tentang sakramentali dapat dilihat dalam KHK kan. 1166-1172.
Sakramentali adalah doa permohonan Gereja, agar Allah memberkati dan menguduskan orang/benda. Maka daya-guna sakramentali terjadi menurut ex opere operantis (berkat tindakan/karya Gereja yaitu Gereja yang memohon). Oleh karena itu sakramentali perlu dipahami dalam kerangka hidup liturgi Gereja, bukan sebagai tindakan lepas, yang mempunyai arti dalam dirinya sendiri. Sakramentali ada yang dengan jelas masuk dalam bidang liturgis karena kaitannya dengan sakramen atau dengan perayaan gerejawi, seperti pemberkatan air baptis, pemberian lilin baptis dan kain putih, pengurapan sesudah permandian, doa atas cincin dan pemberkatan kedua mempelai dalam sakramen perkawinan. Namun segala macam sakramentali dalam lingkungan keluarga juga harus dihubungkan dengan doa Gereja. Sakramentali tidak mempunyai daya ilahi dari dirinya sendiri tetapi hanya sejauh merupakan perwujudan sikap doa Gereja.
Sejak awal penciptaan dunia, Allah berkehendak baik yakni menyelamatkan manusia. Karya keselamatan Allah ini terjadi dalam sejarah hidup manusia itu sendiri. Dalam LG 2 ditandaskan bahwa karya keselamatan Allah tidak berhenti pada saat manusia jatuh dalam dosa, tetapi membantu manusia supaya selamat, demi Kristus Penebus, citra Allah yang tak kelihatan, yang Sulung dari segala makhluk (Kol 1 : 15). Karya keselamatan itu terpenuhi dalam diri Yesus Kristus Putera-Nya yang tunggal untuk menarik semua orang kepada-Nya ketika Ia ditinggikan dari bumi ini (bdk. Yoh 12:23). Kematian Yesus di salib merupakan bukti penyelamatan manusia dari segala dosanya agar manusia itu selamat dan menjadi bukti pemenuhan janji Allah menyelamatkan manusia (bdk. LG 3). Ketika kebangkitan Kristus, Ia harus pergi kepada Bapa untuk menyiapkan tempat bagi manusia dan karya keselamatan Allah yang melalui Kristus itu dilanjutkan oleh Roh Kudus (bdk. LG 4).
Karya keselamatan Allah yang dibawa Yesus dan dilanjutkan oleh Roh Kudus hendak diwujudkan secara konkret dalam pemberkatan rumah. Rumah sebagai tempat berkumpulnya para anggota dari sebuah keluarga, sekaligus menjadi ajang perjumpaan yang khas. Perjumpaan itu tidak hanya terbatas pada pertemuan antar-kepala atau anggota badan setiap pribadi, melainkan lebih dari itu, yakni perjumpaan antara hati setiap pribadi sebagai tempat Allah bersemayam. Karena itu pemberkatan rumah pertama-tama bukanlah pemberkatan gedungnya sebagai hal yang paling esensial, melainkan pemberkatan orangnya, penghuninya, para anggota keluarganya yang mendiami rumah itu. Pemberkatan orangnya ini dimaksudkan untuk menepis kesan bahwa pemberkatan rumah adalah sebuah ritus pengusiran setan tetapi mau menekankan bahwa pribadi orang-orang yang mendiami rumah itu telah dirasuki oleh kuasa Roh Kristus. Agar seluruh hidup anggota keluarga tersebut senantiasa dijiwai oleh kekuatan Kristus yang telah mengalahkan maut dan bangkit dengan jaya. Maka anggota keluarga itu juga diutus untuk beriman pada Kristus yang menjiwai hidupnya dan mampu mengalahkan segala kekuatan jahat yang merongrong kehidupan keluarganya.
Dalam pemerkatan rumah, ditegaskan pertama-tama adalah pemberkatan orangnya/keluarga. Sebab sejak zaman Gereja purba, keluarga merupakan sebuah Gereja mini atau semacam Gereja rumah atau lazim disebut seminari mini. Gereja kecil ini adalah suatu tempat yang sangat penting untuk pertemuan pribadi dengan Tuhan dan juga sebagai tempat latihan untuk mempraktekkan iman. Keluarga adalah sel dalam organismus kehidupan Gereja.
Pemberkatan sebuah rumah yang baru merupakan suatu kebiasaan Kristiani dari dulu kala. Pemberkatan rumah ini pada umumnya dipimpin oleh imam. Kepada para murid-Nya Yesus berpesan supaya mereka mengucapkan salam damai kepada penghuni sebuah rumah di mana mereka masuk (bdk. Luk 10 : 5). Pada pemberkatan rumah ini, para anggota dan kenalan yang hadir bersama-sama memohon berkat Tuhan. Sebuah rumah kediaman manusia merupakan juga sebuah lambang kediaman surgawi. Karena itu pemberkatan rumah hendaknya menjadi suatu acara pesta keluarga dan digabungkan dalam perayaan Ekaristi. Sebab sama seperti hati manusia adalah tempat Allah bersemayam, maka rumah juga hendaknya difungsikan sebagai sebuah tempat Allah bersemayam.
III. DASAR LITURGIS
Secara umum dapat dikatakan bahwa istilah sakramentali muncul pada abad XII (pada tulisan Petrus Lombardus) bersamaan dengan pembakuan istilah bagi ketujuh ritus Gereja yang sekarang dikenal dengan nama tujuh sakramen. Sedangkan dalam KV II, istilah sakramentali dirumuskan sebagai tanda-tanda suci yang memiliki kemiripan dengan sakramen-sakramen, menandakan kurnia-kurnia, terutama yang bersifat rohani dan diperoleh berkat doa permohonan Gereja (SC 60).
Struktur liturgi perayaan syukur pemberkatan rumah sesuai dengan rubrik baru tahun 2005 :
a. Ritus Pembuka
b. Liturgi Sabda
c. Mohon Berkat
d. Liturgi Ekaristi
e. Ritus Penutup
a. Ritus Pembuka
Istilah yang digunakan oleh rubrik baru tahun 2005 adalah ritus pembuka. Ritus ini meliputi bagian-bagian yang mendahului Liturgi Sabda, yaitu perarakan masuk, salam, kata pengantar, pernyataan tobat, Tuhan Kasihanilah kami, dan doa pembuka. Semua bagian ini memiliki ciri khas sebagai pembuka, pengantar dan persiapan. Tujuan dari semua bagian ini adalah mempersatukam umat untuk berhimpun dan mempersiapkan mereka, supaya dapat mendengarkan sabda Allah dengan penuh perhatian dan merayakan Ekaristi dengan baik. Seturut kaidah buku-buku liturgis, ritus pembuka dihilangkan atau dilaksanakan secara khusus, kalau Misa didahului perayaan lain (no. 46). Dalam upacara pemberkatan rumah, sambutan dan salam dari ketua lingkungan dilakukan pada awal perayaan, sebelum perarakan masuk. Hal ini lebih sebagai ucapan salam dari keluarga atau yang mewakili bagi seluruh umat yang hadir dan imam yang telah menyediakan waktunya untuk perayaan tersebut.
b. Liturgi Sabda
Liturgi sabda meliputi bacaan pertama, bacaan Injil dan homili. Fungsi dari liturgi ini adalah mewartakan Sabda Tuhan untuk meneguhkan iman anggota keluarga dan iman umat yang hadir dalam upacara tersebut. Karena itu Liturgi Sabda adalah kesempatan untuk membacakan kutipan Kitab Suci. Bacaan-bacaan dari Alkitab dan nyanyian-nyanyian tanggapannya merupakan bagian pokok dari Liturgi Sabda. Sedangkan homili, syahadat, dan doa umat dimaksudkan untuk memperdalam Liturgi Sabda dan menutupnya. Sebab dalam bacaan, yang diuraikan dalam homili, Allah sendiri bersabda kepada umat-Nya. Di sana Allah menyingkapkan misteri penebusan dan keselamatan serta memberikan makanan rohani. Lewat sabda-Nya, Kristus sendiri hadir di tengah-tengah umat beriman (SC 7). Sabda Allah itu diresapkan oleh umat dalam keheningan dan nyanyian, dan diimani dalam syahadat. Setelah dikuatkan dengan sabda, umat memanjatkan permohonan-permohonan dalam doa umat untuk keperluan seluruh Gereja dan keselamatan seluruh dunia (no. 55).
Pembacaan Sabda Allah khususnya bacaan pertama, haruslah dibawakan oleh salah satu anggota keluarga. Hal ini mempunyai maksud khusus yakni tanggung jawab sebagai sebagai anggota keluarga dalam mewartakan kasih Allah pertama-tama kepada anggota keluarga dan jemaat sekitar. Kecuali itu secara pastoral agar anggota keluarga tersebut merasa upacara pembekatan rumahnya sebagai satu momen penting dalam kehidupan berimannya.
c. Mohon Berkat
Setelah khotbah dilanjutkan dengan upacara pemberkatan rumah yang meliputi mohon berkat atas salib dan barang-barang suci lainnya yang diperciki dengan air suci. Selanjutnya imam atau diakon mendoakan mohon berkat atas rumah yang diperciki dengan air suci, juga pada kamar tamu, kamar tidur, kamar belajar, kamar kerja, kamar dapur, sekeliling rumah, sambil mengucapkan rumusan doanya masing-masing. Setelah itu diteruskan dengan berkat keluarga, dimana seluruh anggota keluarga berlutut di depan meja perjamuan, sambil imam memberikan berkat.
Berkat keluarga adalah pokok dari pemberkatan sebuah rumah karena keluarga dipandang sebagai Gereja kecil dalam masyarakat. Setelah upacara pemberkatan dilanjutkan dengan doa umat yang dibawakan oleh salah seorang anggota keluarga atau kenalan atau salah seorang umat yng hadir. Selama imam memberkati ruangan dan keluarga, umat yang hadir dapat menyanyikan sebuah lagu yang cocok dengan situasi saat itu. Dua unsur pokok dalam pemberkatan rumah adalah unsur anamnese dan epiklese.
d. Liturgi Ekaristi
Setelah upacara pemberkatan usai, dilanjutkan dengan liturgi Ekaristi seperti biasa. Liturgi ini meliputi persiapan persembahan, doa persiapan persembahan, doa syukur agung, ritus komuni, Bapa Kami, ritus damai, pemecahan roti, Anak Domba Allah, dan komuni.
Dalam perjamuan malam terakhir, ditetapkan kurban dan perjamuan Paskah oleh Kristus yang terus-menerus menghadirkan kurban salib dalam Gereja. Hal ini terjadi setiap kali imam, atas nama Kristus Tuhan, melakukan perayaan yang sama seperti dilakukan oleh Tuhan sendiri dan Dia wariskan kepada para murid-Nya sebagai kenangan akan Dia. Dalam perjamuan itu, Kristus mengambil roti dan piala berisi anggur dan mengucap syukur; Ia memecah-mecahkan roti dan diberikan roti dan anggur itu kepada para murid-Nya seraya berkata, “Terimalah ini, makanlah dan minumlah; inilah Tubuh-Ku; inilah piala Darah-Ku. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.” Olek karena itu Liturgi Ekaristi disusun oleh Gereja sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kata-kata dan tindakan Kristus tersebut (no. 72).
Liturgi Ekaristi adalah sakramen puncak kebersamaan dengan Tuhan dan sesama. Alasannya adalah karena Gereja menampakkan dan menghadirkan Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya dirayakan paling meriah dan khusus, terjadi dalam Ekaristi. Di dalamnya, seluruh misteri kehidupan bersama dengan Allah dan manusia yang mengalami kepenuhannya dalam Kristus dirayakan dan dihadirkan bagi umat beriman. Inilah sebabnya Perayaan Ekaristi dipandang sebagai sumber dan puncak seluruh kehidupan umat Kristiani (LG 11). Semua bentuk kegiatan gerejani lainnya mengalir dan terarah kepadanya. Kebersamaan dengan Allah dan sesama yang didambakan oleh setiap orang di dunia ini tampak dan terlaksana secara paling agung, meriah, dan jelas dalam perayaan Ekaristi.
d. Ritus Penutup
Ritus ini meliputi pengumuman oleh salah seorang anggota keluarga, amanat singkat oleh imam (kalau perlu), salam dan berkat imam yang pada hari-hari dan kesempatan tertentu disemarakkan dengan berkat meriah atau dengan doa untuk jemaat, pengutusan jemaat oleh imam, penghormatan altar dengan membungkuk saja dengan hikmat (no. 90).
IV. DASAR PASTORAL
Pemberkatan rumah mau menyampaikan sebuah pesan bahwa sejak saat itu Allahlah penopang hidup anggota keluarga yang bersangkutan. Kalau Allah yang menjadi penopang hidup maka dituntut cara hidup yang sesuai dengan kehendak Allah. Kehendak Allah sendiri itu dapat ditemukan dalam Kitab Suci. Kalau Allah yang menjadi penopang hidupnya maka hendaknya Allah yang diimani itu diwartakan kepada sesama dalam masyarakat lewat cara hidup yang penuh Kristiani. Sehingga Allah yang diimani itu tidak sekadar diimani, tetapi diwujudnyatakan dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Maka aspek pertama dari segi pastoral perayaan syukur pemberkatan rumah adalah anggota keluarga menjadi saksi akan kehadiran Allah di tengah umat pada umumnya dan di tengah keluarga pada khususnya.
Aspek kedua yang mau ditonjolkan dari perayaan pemberkatan rumah ini adalah segi perwujudan kesatuan jemaat setempat. Dengan pemberkatan rumah, anggota keluarga tersebut bukannya merasa asing di tempatnya sendiri tetapi kehadirannya menjadi penyatu bagi seluruh jemaat di tempatnya. Dengan demikian, gambaran umum tentang rumah sebagai motel, tempat persinggahan sejenak, menjadi kabur demi terwujudnya sebuah masyarakat yang satu. Selain dari itu, kiranya dengan pemberkatan rumah, anggota keluarga diterima sebagai anggota baru dalam sebuah komunitas. Upacara pemberkatan rumah hendaknya menjadi kesempatan emas untuk bersyukur atas karunia Tuhan yang telah diberikan-Nya kepada keluarga tersebut. Dengan demikian di dalam rumah tersebut kasih dan perlindungan Allah sungguh bisa dialamai secara nyata dan konkret.
TATA PERAYAAN PEMBERKATAN RUMAH
RITUS PEMBUKA
Sambutan dan Salam (Ketua Lingkungan)
Ketua Lingkungan tampil ke depan untuk memberi sambutan dan salam kepada umat, sebagai wakil keluarga, sekaligus mengajak umat untuk mempersiapkan Perayaan Ekaristi.
Lagu Pembukaan "Tuhan Engkau Kuhormati" dari Madah Bakti No. 469 dan dipersiapkan Tuhan Kasihanilah dari MB No. 177.
Ketika Lagu Pembukaan dinyanyikan, imam berjalan menuju ke tempat yang telah disediakan.
TANDA SALIB
Setelah Lagu Pembukaan selesai imam dan umat membuat tanda salib dengan mengucapkan:
I : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
SALAM
Sesudah itu sambil membuka tangan, atau dengan cara lain, menurut kebiasaan setempat, Imam menyampaikan SALAM kepada umat.
I : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu.
U : Dan sertamu juga.
TEMA
Dengan singkat, Imam menjelaskan tema Perayaan Ekaristi.
I : Para saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada pagi hari ini kita diundang oleh keluarga Bpk. Sampurno untuk bersama-sama bersyukur dan memohon berkat Allah atas rumah yang baru melalui Perayaan Ekaristi. Pertama-tama kita ikut bergembira bersama keluarga Bpk. Sampurno yang telah mempunyai rumah baru. Kedua kita semua berharap agar rumah ini dapat menjadi tempat bernaung, menjadi tempat yang penuh damai dan sukacita, terutama bagi keluarga dan siapapun yang bernaung di rumah ini. Oleh karena itu, marilah, kita hening sejenak, mengangkat hati kepada Allah memohon rahmat dan belas kasih-Nya agar kita dapat berkenan dihadirat-Nya dalam perayaan ekaristi pemberkatan rumah ini.
PERNYATAAN TOBAT
Setelah hening sejenak, Imam mengajak umat untuk menyesali dan mengakui dosa dengan kata-kata berikut:
I : Saudara-saudari, marilah menyesali dan mengakui bahwa kita berdosa, supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
Hening sejenak. Kemudian, seluruh umat mengakui dosa dengan mengucapkan Doa Tobat, disertai SIKAP TOBAT.
I + U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara sekalian,
Bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian,
Baris berikut diucapkan sambil menepuk dada.
Saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
Dengan tangan terkatup, Imam berkata:
I : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
Tuhan Kasihanilah, MB. No. 177.
DOA PEMBUKA
Sesudah Tuhan kasihanilah kami, imam mengucapkan doa pembukaan dengan tangan terkatub:
I : Marilah berdoa
Imam dan seluruh umat yang hadir hening sejenak, berdoa dalam hati.
Kemudian imam, sambil merentangkan tangan, mengucapkan DOA PEMBUKA yang diakhiri dengan rumusan Trinitaris.
I : Allah Bapa maha pengasih dan penyayang,
Engkaulah tumpuan harapan kaum beriman.
Sebagaimana Engkau memberikan tanah terjanji
bagi kediaman umat-Mu Israel. Secara khusus pada pagi hari ini, limpahkanlah berkat-Mu atas rumah ini dan dampingilah selalu putera-puteri-Mu yang tinggal di dalamnya, agar mereka dapat sehati sejiwa menciptakan keluarga rukun,bahagia dan sejahtera. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
U : Amin
LITURGI SABDA
BACAAN I
Imam duduk di tempat yang sudah disediakan. Sementara itu Lektor menuju mimbar dan membacakan bacaan pertama. Seluruh umat duduk dengan tenang mendengarkan bacaan. Bacaan I:
L : Pembacaan diambil dari Kitab Ulangan (8: 6-12.14a).
6Pada suatu ketika Musa memanggil seluruh orang Israel dan berkata "haruslah Engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkannya dan dengan dengan takut akan Dia.
7 Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
8 suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya;
9 suatu negeri, dimana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, dimana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kau gali tembaga.
10 Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikannya kepadamu itu.
11 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapannya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;
12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya,
14 jangan mengaku tinggi hati, sehingga engakau melupakan TUHAN, Allahmu."
Lektor mengakhiri bacaan dengan mengucapkan:
L : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah.
Umat hening sejenak untuk meresapkan sabda Allah.
Lagu Renungan Atas Sabda Allah:
Dirigen mengajak umat untuk menyanyikan Lagu “Bahagia Manusia” MB no. 214.
Bait Pengantar Injil
BAIT PENGANTAR INJIL diangkat oleh solis atau koor, seluruh umat berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda Tuhan.
S : Alleluya
U : Alleluya
S : Hari ini telah terjadilah keselamatan kepada rumah ini.
karena orang ini pun anak Abraham.
U : Alleluya
Imam membungkuk ke arah altar sambil berdoa dalam hati sebagai berikut:
I : Sucikanlah hati dan budiku, Ya Allah yang mahakuasa,
supaya aku dapat mewartakan Injil-Mu dengan baik.
BACAAN INJIL
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada Kitab Injil, Imam berkata/bernyanyi:
I : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
U : Dimuliakanlah Tuhan.
Kemudian Imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Lalu ia membacakan Injil. Seluruh umat mengikuti pewartaan Injil sambil berdiri.
Lukas 19: 1-10
1 Sekali peristiwa Yesus masuk ke kota Yeriko dan berjalan terus dan melintasi kota itu.
2 Di situ ada seorang yang bernama Zakeus, kepala pemungut cukai, dan dia seorang yang kaya.
3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.
4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, ia melihat ke atas dan berkata: “Zakeus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”
6 lalu Zakeus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”
8 Tetapi Zakeus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “ Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
9 Kata Yesus kepadanya: “hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.
10 Sebab anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Aklamasi sesudah Injil
Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan Aklamasi di bawah ini:
I : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
Sesudah itu imam mengecup Injil dan berkata:
I : Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita.
HOMILI
Kemudian Imam menyampaikan HOMILI sambil berdiri di depan tempat duduk atau di mimbar atau di tempat lain yang serasi. Seluruh umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening sejenak.
MOHON BERKAT
MOHON BERKAT ATAS SALIB
Setelah homili dilanjutkan dengan upacara pemberkatan rumah. Pemberkatan rumah diawali dengan pemberkatan salib, benda-benda suci lain yang telah diletakkan di tempat yang sudah disediakan. Imam mengucapkan berkat salib dengan kedua tangan diarahkan pada salib:
I : Saudara-saudara marilah kita mohon berkat Allah atas salib ini,
yang nanti akan kita pasang di dalam rumah keluarga Bpk. Sampurno ini,
supaya setiap kali memandang salib suci ini,
keluarga ini teringat akan hikmat luhurNya.
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
I : Marilah berdoa,
Ya Allah Bapa kami, PuteraMu terkasih telah wafat pada salib
untuk menyelamatkan semua manusia.
Kami mohon kepadaMu: Sudilah memberkati ( + ) salib ini
Teguhkanlah iman kami agar di dalam kelemahan yang nampak pada salib, kami mengakui kekuasaan dan kebijaksanaanMu.
Dan semoga dalam hidup yang kekal, kami dapat mengambil bagian dari makna wafat dan kebangkitan PuteraMu itu,
Demi Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau
dalam persatuan dengan Roh Kudus,sepanjang segala masa.
U : Amin
Kemudian salib dan benda-benda suci yang lain diperciki dengan air suci
MOHON BERKAT ATAS RUMAH
Imam mengangkat salib sambil mohon berkat bagi umat:
I : Limpahkanlah damai sejati atas rumah ini dan semua yang tinggal di dalamnya,
ya Allah yang mahakuasa, ╬ Bapa, Putera dan Roh Kudus.
U : Amin
Kemudian imam menyerahkan salib itu kepada kepala keluarga, lalu mericiki seluruh umat dengan air suci. Kemudian suami-istri mendahului imam pergi ke semua ruang yang akan diberkati. Di setiap ruang berhenti, dan imam memerciki ruang serta barang-barang yang ada di dalamnya.
Pemercikan diiringi dengan lagu: “Letakkanlah Alas RumahMu” (MB No. 223) dan “Betapa Indah RumahMu Tuhan” (MB No. 470).
Sambil memerciki kamar tamu, imam mengucapkan:
I : Tuhan, berkatilah kamar tamu ini.
Penuhilah ruangan ini dengan kesejukan sejati.
Semoga para tamu yang memasuki rumah ini membawa damai dan cinta.
Dan semoga mereka pulang dengan senang hati dan penuh kelegaan.
Sambil memerciki kamar tidur:
I : Tuhan, berkatilah kamar tidur ini.
Semoga kamar ini dapat menjadi tempat istirahat yang nyaman,
sehingga pulihlah segala kelelahan.
Lindungilah para penghuninya dari bahaya yang mengancam di kala mereka tidur.
Sambil memerciki kamar belajar:
I : Tuhan, berkatilah kamar belajar ini dan mereka yang memakainya.
Semoga dengan kamar yang Kau berkati ini,
Anak-anak tekun belajar guna mempersiapkan masa depan yang cerah.
Sambil memerciki kamar kerja:
I : Tuhan, berkatilah kamar kerja ini.
Semoga segala yang direncanakan atau dikerjakan di tempat ini berkenan kepadaMu,
dan mendatangkan hasil yang memuaskan bagi seluruh keluarga.
Sambil memerciki kamar dapur:
I : Tuhan, berkatilah dapur ini.
Semoga rezeki yang disiapkan di tempat ini
sungguh membawa manfaat
bagi perkembangan hidup jasmani dan rohani keluarga ini.
Jauhkanlah keluarga ini dari kekurangan atau kelaparan,
supaya mereka tetap hidup dengan tenteram dan aman sentosa.
Sambil berkeliling ke luar rumah:
I : Tuhan, berkatilah seluruh rumah ini,
karena di dalamnya tinggallah putera-puteri kesayanganMu.
Jauhkanlah keluarga ini dari segala yang dapat merusakkan
dan mengganggu ketenangan.
Berilah mereka rezeki yang berlimpah.
Jagalah rumah ini agar tetap kokoh berdiri,
sehingga dapat menjadi naungan yang aman bagi seluruh penghuninya.
BERKAT KELUARGA
Kemudian anggota keluarga berlutut di depan meja perjamuan kemudian imam memberikan berkat:
I : Tuhan Yesus, Engkau telah mendatangi rumah Zakeus.
Di sana Engkau memberikan berkat dan kebahagiaan.
Masukilah rumah ini dan berilah berkatmu kepada keluarga ini.
Dan semoga keluarga ini menerima perlindungan dari para kudus di surga.
Dan semoga berkat Allah yang mahakuasa turun atas keluarga ini.:
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin.
DOA UMAT
Dengan tangan terkatup Imam mengajak/mengundang jemaat untuk memanjatkan DOA UMAT.
Kemudian menyusul DOA UMAT yang berisi permohonan-permohonan seluruh umat. DOA UMAT dimulai dan diakhiri oleh imam. Seluruh umat mengambil bagian dalam doa ini dengan menyerukan aklamasi pada akhir tiap-tiap ujud.
I : Tuhan Yesus Kristus, Engkau pernah bersabda,
“ Zakeus, hari ini Aku akan datang ke rumahmu.”
Kami mohon bersabdalah demikian juga kepada keluarga Bpk. Albertus Sampurno,
yang mendambakan berkat dan kehadiran-Mu di dalam rumahnya.
P : Ya Tuhan, sudilah menumpahkan berkat atas keluarga ini dalam wujud kesehatan,
kegembiraan, kerukunan dan cintakasih yang tulus ikhlas.
Hiasilah rumah tangga ini dengan suasana penuh kedamaian,
seperti keluarga kudus di Nazareth,
supaya semua yang tinggal di sini merasa damai dan tenteram. Kami mohon ...
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
P : Hiaslah keluarga ini dengan sikap lemah lembut serta ramah tamah kepada sesama,
dan hormat bakti kepada Allah,
sehingga dalam rumah ini orang dapat melihat pengalaman ajaranMu yang utama,
yakni: cinta kepada Allah dan kasih kepada sesama. Kami mohon ...
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
P : Restuilah pekerjaan dan segala usaha keluarga ini,
agar mendatangkan hasil yang memuaskan
bagi kelestarian dan kesejahteraan keluarga ini. Kami mohon …
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
P : Berkatilah pula anak-anak yang lahir di rumah ini.
Anugerahilah mereka badan serta jiwa yang sehat,
dan budi yang cerdas.
Semoga mereka berkembang menjadi kebanggan keluarga
dan sungguh menyemarakan suasana di rumah ini. Kami mohon ...
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
: Tuhan kami juga ingin berdoa bagi semua keluarga yang ada di tempat ini. Semoga mereka diberikan karunia kesejahteraan dan kebahagiaan di dalam hidup keluarganya. Kami mohon...
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
I: : Tuhan demikian doa-doa yang kami lantunkan ke hadiratMu. Kami percaya bahwa Engkau selalu mendengarkan segala doa permohonan kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
LITURGI EKARISTI
Lagu Persiapan Persembahan: “Kususun Jari Di Altar-Mu”, MB No. 232.
PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Imam mempersiapkan persembahan di meja perjamuan, diiringi dengan LAGU PERSEMBAHAN.
MENGHUNJUKKAN PERSEMBAHAN
Imam, berdiri di belakang altar, mengambil patena dengan roti di atasnya, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, Imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang:
I : Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia
Yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
Imam menaruh patena di atas korporale. Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan, Imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian Imam menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala sambil berkata dengan suara lembut:
I : Sebagaimana dilambangkan oleh percampuran air dan anggur ini,
Semoga kami boleh mengambil bagian dalam keallahan Kristus,
yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.
Imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, Imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.
I : Terpujilah Engkau,
ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahanMu
kami menerima anggur
yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia
Yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Imam menaruh piala di atas korporale. Kalau nyayian persembahana tidak dilagukan, Imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian Imam membungkuk khidmat dan berdoa dengan suara lembut:
I : Dengan rendah hati dan tulus
Kami menghadap kepada-Mu, ya Allah, Bapa kami.
Terimalah kami,
Dan semoga persembahan yang kami siapkan ini berkenan pada-Mu.
Sesudah itu, Imam membasuh tangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:
I : Ya Tuhan,
bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.
Imam kembali ke tengah, menghadap ke arah umat. Ia membuka tangan dan mengatupkannya kembali sambil berkata:
I : Berdoalah, Saudara-saudari,
supaya persembahanku dan persembahanmu
berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U : Semoga persembahan ini diterima
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.
DOA PERSEMBAHAN
Kemudian sambil merentangkan tangan, Imam mengucapkan/melagukan DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN yang diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut:
I : Ya Allah Bapa, Engkau telah mengkaruniakan Yesus Kristus
demi keselamatan kami.
Perkenankanlah bersama persembahan diri Putera-Mu
dalam rupa roti dan anggur
kami menghaturkan persembahan kami,
agar Engkau persatukan dengan kurban Yesus Putra-Mu.
Dialah Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.
DOA SYUKUR AGUNG VII
Dialog Pembukaan
Sambil membuka tangan, imam berkata:
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
Sambil mengangkat tangan, Imam melanjutkan:
I : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
U : Sudah kami arahkan.
Sambil merentangkan tangan, Imam melanjutkan:
I : Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U : Sudah layak dan sepantasnya.
Prefasi
Sambil merentangkan tangan, Imam melagukan/mengucapkan prefasi berikut:
Prefasi B
Allah membimbing Gereja menuju keselamatan
I : Sungguh layak dan sepantasnya,
kami selalu dan dimana-mana bersyukur kepada-Mu, Ya Tuhan, Bapa yang kudus,
Pencipta dunia dan sumber segala kehidupan.
Sebab, Engkau tak pernah meninggalkan karya kebijaksanaan-Mu;
bahkan, sekarang pun Engkau tetap hadir dan bekerja di tengah kami.
Dahulu, dengan tangan kuat dan lengan terentang
Engkau menuntun umat-Mu Israel melintasi padang gurun.
Kini, dengan kekuatan Roh Kudus,
Engkau pun selalu mendampingi Gereja yang sedang mengembara di dunia,
dan menuntunnya lewat lorong-lorong fana menuju sukacita baka kerajaan-Mu. Dari sebab itu, kami pun melambungkan madah kemuliaan-Mu
bersama para malaikat dan semua orang kudus, yang tak henti-hentinya bernyanyi/berseru:
Kudus Kudus, MB no. 248
Sambil merentangkan tangan, Imam berkata:
I : Sungguh kuduslah Engkau, dan pantas dimuliakan,
Ya Allah, Penyayang umat manusia, sebab Engkau senantiasa mendampingi kami
dalam perjalanan hidup ini.
Sungguh terberkatilah Putra-Mu yang hadir di tengah kami,
Karena oleh kasih-Nya kami dihimpun, dan seperti dahulu bagi para murid-Nya, demikian pula kini bagi kami
Ia menjelaskan isi Kitab Suci dan memecah-mecah roti.
Imam mengatupkan tangan. Kemudian, sambil mengulurkan tangan di atas persembahan, ia berkata:
I : Maka kami mohon kepada-Mu, Yang Bapa yang mahamurah,
Sudilah mengutus Roh Kudus-Mu
Agar Ia menguduskan persembahan roti dan anggur ini
Supaya menjadi bagi kami
Imam mengatupkan tangan, lalu membuat tanda salib satu kali atas roti dan anggur sambil berkata:
Tubuh dan ╬ Darah Tuhan kami, Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangan
I : Pada hari sebelum menderita sengsara,
Dalam perjamuan malam terakhir.
Imam mengambil roti, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:
Ia mengambil roti dan memuji Dikau,,
Memecah-mecahkan roti itu,
Dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit. Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.
TERIMALAH DAN MAKANLAH:
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU.
Imam memperlihatkan hosti suci kepada umat, lalu meletakkannya kembali pada patena. Kemudian ia berlutut menyembah. Sesudah itu, ia melanjutkan:
Demikian pula, sesudah perjamuan,
Imam mengambil piala, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:
Ia mengambil piala.
mengucap syukur kepada-Mu,
lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit. Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.
TERIMALAH DAN MINUMLAH:
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG
DEMI PENGAMPUNAN DOSA
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
Imam memperlihatkan piala kepada umat, lalu meletakkannya di atas korporale. Kemudian Imam berlutut menyembah. Sesudah itu, Imam mengajak umat melagukan/mengucapkan salah satu aklamasi anamnesis:
I : Marilah menyatakan misteri iman kita.
U : Wafat Kristus kita maklumkan,
Kebangkitan-Nya kita muliakan,
Kedatangan-Nya kita rindukan, Amin.
Sambil merentangkan tangan, Imam berkata:
I : Dari sebab itu, ya Bapa yang kudus,
kami mengenangkan Yesus Kristus, Putra-Mu, Penyelamat kami.
Melalui penderitaan dan kematian pada kayu salib,
Ia telah Engkau antar menuju kemuliaan kebangkitan,
dan Engkau beri tempat di sisi kanan-Mu.
Sambil mengenangkan Dia, kami mewartakan karya cinta kasih-Mu
sampai Ia datang kembali, dan kepada-Mu kami mempersembahkan
roti kehidupan dan piala syukur.
I : Ya Bapa,
sudilah menerima persembahan Gereja-Mu ini;
Didalamnya kami menghadirkan kurban Paskah Kristus
yang telah diserahkan kepada kami.
Semoga berkat kekuatan Roh cinta kasih-Mu,
kini dan selamanya, kami dicatat sebagai anggota Putra-Mu
karena kami telah mengambil bagian dalam Tubuh dan Darah-Nya.
I : Ya tuhan,
teguhkanlah persatuan kami, yang berhimpun disekeliling altar-Mu,
agar bersama Paus kami Yohanes Paulus II,
dan Uskup Agung kami Ignatius,
bersama semua Uskup, Imam, Diakon dan segenap umat-Mu,
kami menempuh jalan-Mu dengan penuh iman dan harapan.
Dengan demikian,
Kami memancarkan sukacita dan kepercayaan kepada dunia.
I : Ingatlah akan saudara-saudari kami…. yang kini beristirahat dalam dalam Kristus. Ingatlah pula akan semua orang yang sudah meninggal;
hanya Engkaulah yang mengenal iman mereka.
Hening sejenak. Imam menundukkan kepala dan berdoa sejenak untuk orang-orang yang sudah meninggal. Kemudian, sambil merentangkan tangan, Imam melanjutkan:
Perkenankanlah mereka menikmati cahaya wajah-Mu,
Dan pada waktu kebangkitan anugerahilah mereka kepenuhan hidup.
I : Izinkanlah kami pula, mencapai kediaman abadi
setelah mengakhiri ziarah kami di dunia ini.
Di sana kami akan hidup abadi bersama Engkau,
bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah, para rasul dan para martir,
dan dalam kesatuan dengan semua orang kudus,
kami akan memuji dan mengagungkan Dikau
Imam mengatupkan tangan.
Demi Yesus Kristus, Putra-Mu.
Sambil mengangkat piala dan patena dengan hosti diatasnya, Imam bernyanyi/berkata:
I : Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia,
Dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa,
Segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
U : AMIN.
KOMUNI
Bapa Kami
Sesudah DOA SYUKUR AGUNG, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat untuk mendoakan BAPA KAMI:
Lagu Bapa Kami Filipina dari Madah Bakti No. 144.
I : Atas petunjuk Penyelamat kita,
dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa:
Imam merentangkan tangan, dan bersama umat menyanyikan/mendoakan BAPA KAMI:
Embolisme
Kemudian, sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan Embolisme (doa sisipan) sebagai berikut dengan suara nyaring:
I : Ya Bapa,
bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu.
Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa
dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangannya. Umat melanjutkan doa tersebut dengan berseru/bernyanyi:
U : Sebab Engkaulah Raja, yang mulia dan berkuasa
untuk selama-lamanya.
Doa Damai
Kemudian imam membawakan DOA DAMAI di bawah ini:
I : Saudara-saudari, Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul,
“Damai kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu”.
Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya.
Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami,
tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu,
dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai kehendak-Mu.
Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U : AMIN.
Sambil membuka tangan, Imam mengucapkan Salam Damai.
I : Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
Pemecahan Hosti
Imam mengambil roti (besar), memecah-mecahkannya, lalu memasukkan pecahan kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati.
I : Semoga percampuran Tubuh dan Darah Tuhan Yesus Kristus ini,
memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan menyambutnya.
Anakdomba Allah
Acara Pemecahan Hosti diiringi dengan nyanyian/seruan ANAKDOMBA ALLAH: (MB no. 269)
Doa Persiapan Komuni
Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan SIKAP DOA PRIBADI:
I : Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, karena taat kepada Bapa
dan dalam kuasa Roh Kudus, Engkau telah menanggung kematian
untuk menghidupkan dunia.
Bebaskanlah aku dari segala kejahatan dan dosa berkat Tubuh dan
Darah-Mu yang mahakudus ini. Semoga aku selalu setia pada perintah-perintah-Mu, Dan janganlah Engkau biarkan aku terpisah dari-Mu.
Ajakan Menyambut Komuni
Imam berlutut, mengambil roti kudus, mengangkatnya sedikit di atas patena atau piala, lalu berkata kepada seluruh umat:
Roti (dan piala) ditunjukkan kepada umat.
I : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Umat menanggapi kata-kata Imam dengan berdoa satu kali.
U : Ya Tuhan, saya tidak pantas
Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja,
maka saya akan sembuh.
Membagi Tubuh (dan Darah) Kristus
Kemudian imam berdoa dalam hati:
I : Semoga tubuh Kristus
selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyantap tubuh Kristus.
Kemudian ia mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:
I : Semoga darah Kristus
selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyambut darah Kristus.
Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi roti kudus dan pergi ke tempat umat akan MENYAMBUT Tubuh (dan Darah) Kristus.
Kepada setiap orang yang datang menyambut, imam memperlihatkan hosti kepada umat sambil berkata:
I : Tubuh Kristus.
Umat yang bersangkutan mengamini dengan berkata:
U : AMIN.
Membersihkan Piala
Setelah komuni selesai, Imam membersihkan patena dan piala.
Sebaiknya pembersihan ini dilakukan pada kredens; atau, boleh juga ditangguhkan sampai sesudah Perayaan Ekaristi. Sambil membersihkan patena dan piala, Imam berdoa dalam hati:
I : Ya Tuhan, Semoga anugrah-Mu yang tadi kami sambut sungguh meresap dalam hati,
Dan memulihkan kekuatan iman kami.
Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk. Sebaiknya diadakan saat hening sejenak untuk berdoa dalam batin.
Madah Pujian. “Ya Hati Yesus Raja Cinta” MB No. 508.
Doa Sesudah Komuni
Kemudian imam berdiri di belakang meja perjamuan, dan berkata:
I : Marilah berdoa.
Lalu ia merentangkan tangan dan mengucapkan doa penutup yang diakhiri dengan konklusi singkat:
I : Allah Bapa yang mahapengasih,
kami mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah memberikan anugerah melalui perayaan ekaristi suci ini.
Semoga berkat perayaan ini,
Keluarga yang menghuni rumah ini dapat semakin menjadi garam dan terang
bagi masyarakat sekitar. Sampai kelak kami disatukan sebagai
satu keluarga dalam rumah abadi-Mu.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : AMIN
RITUS PENUTUP
PENGUMUMAN
Sekarang dapat dibacakan beberapa PENGUMUMAN yang perlu diketahui oleh umat.
AMANAT PENGUTUSAN
Imam dengan amat singkat dapat menandaskan amanat perayaan.
BERKAT
Imam membuka tangan.
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
Imam mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat.
I : Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa,
╬ Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin
PENGUTUSAN
Imam mengutus umat.
I : Saudara sekalian,
perayaan ekaristi sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
I : (Marilah pergi) Kita diutus.
U : Amin.
LAGU PENUTUP “Tuhan Semayam di Hatiku”, MB No. 294:
Imam meninggalkan meja perjamuan. Sementara itu bisa dinyanyikan lagu penutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar