HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 14 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir
Yehezkiel (2:8 – 3:4)
(Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
Matius (18:1-5.10.12-14)
"Christus Regi - Kristus Raja".
Inilah nama Gereja Katedral di Ende, Flores.
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus yang hadir sebagai Raja menjelaskan tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga" (Mat 18:1-5).
Figur seorang anak kecil dipilih Yesus untuk menyatakan siapa yang terbesar dalam KerajaanNya Sebagai anak-anak Raja, kitapun juga diajak menjadi anak raja yang berhati anak-anak (child) tapi yang tidak kekanak-kanakkan (childish).
Ada banyak hal positif yang dapat kita pelajari dari anak-anak kecil, beberapa diantaranya adalah:
1."Dekat":
Kita diajak menjadi orang beriman yang dekat dengan Allah setiap hari, tidak asing tapi akrab lewat hidup doa dan karya baik yang selalu mengandalkan Tuhan karena sadar betapa kecil dan terbatasnya kita.
2."Hangat":
Karena kedekatan pada "Yang Ilahi", kita juga diajak untuk mempunyai sifat yang hangat dan bersahabat terhadap "yang insani", sesama dan semesta, lewat sikap hidup harian yang tulus terbuka dan sederhana, yang mudah berpikir positif bahkan terhadap pengalaman buruk kita masing-masing.
3."Taat":
Seperti anak kecil yang mudah taat pada orangtuanya, senakal-nakalnya kita-pasti kita tetap mudah percaya dan menaruh banyak harapan pada orangtua kita karena yakin bahwa mereka sungguh mengasihi kita. Wajarlah, kita juga mudah untuk akhirnya mentaatinya. Begitu juga dengan Allah yang bukan hanya "orangtua" tapi "raja", kita diajak untuk menjadi "anak-anak" yang taat padaNya dan selalu berlindung penuh kepadaNya.
"Ikan louhan ikan tuna - Jadilah anak Tuhan yang bijaksana."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Santo Maximilianus Maria Kolbe
Martir Cinta Kasih.
Maximilian Kolbe lahir di Zdunska-Wola, Polandia, pada tanggal 7 Januari 1894. Nama baptisnya Raymond. Saat masuk biara Fransiskan ia memakai nama Maximilianus. Kaul kebiaraannya diucapkannya tahun 1911.
Maximilianus amat mencintai panggilannya dan secara istimewa ia mencintai Santa Perawan Maria. Ia menambahkan nama “Maria” pada namanya ketika ia mengucapkan kaul agungnya pada tahun 1914, empat tahun sebelum menjadi imam.
Maximilianus meyakini bahwa dunia abad keduapuluh membutuhkan Bunda Surgawi mereka untuk membimbing serta melindunginya. Ia mempergunakan media cetak agar Maria lebih dikenal luas. Ia bersama dengan teman-teman Fransiskannya menerbitkan bulletin yang terbit dua bulan sekali yang segera saja tersebar dan dibaca orang di seluruh dunia. Ya, ia giat menyebarkan tulisan Bunda Maria dalam buletin 'Militia Maria Immaculata'.
Tahun 1917, ia mendirikan Militia Maria Immaculata di Roma demi memajukan devosi Bunda Maria yang dikandung tanpa noda. Tahun 1918, Maximilian ditahbiskan menjadi imam dan kembali berkarya di Polandia.
Bunda Allah memberkati karyanya dan Maximilianus kemudian membangun sebuah biara besar di Polandia. Biara tersebut dinamainya “Kota Immaculata”.
Pada tahun 1938, delapan ratus biarawan Fransiskan tinggal serta berkarya di sana untuk mewartakan kasih sayang Maria. Kolbe juga membangun sebuah Kota Immaculata di Nagasaki, Jepang. Dan sebuah lagi dibangunnya di India.
Kiranya benar bahwa semakin kuat dan besar iman seseorang, semakin berat juga cobaan yang harus dialami, demi memurnikan iman dan kesuciannya.
Tahun 1939 Gestapo, Jerman yang keji itu memasuki wilayah Polandia. Mereka memenjarakan dan membunuh para pemimpinnya, baik politik, maupun keagamaan dan para ahlinya, dan pers Polandia harus dihancurkan.
Maximilian Kolbe yang dikenal sebagai seorang penulis dan editor majalah, lalu ditangkap oleh Gestapo dan diasingkan ke Lamsdorf, Jerman dan dimasukkan ke kamp konsentrasi Amstitz.
Pernah ia dilepaskan, tetapi lalu ditangkap lagi tahun 1941, dan dipenjarakan ke kamp konsentrasi Auscwitz.
Di kamp konsentrasi ini, Maximilian diam-diam menjalankan tugasnya sebagai imam bagi para tahanan yang ada disana. Adapun kondisi tubuh kurus kering dan TBC yang dideritanya semakin parah karena kerja paksa di kamp itu.
Maximillianus telah berada di Kamp Konsentrasi Auschwitz selama tiga bulan ketika seorang tahanan berhasil melarikan diri. Para Nazi menghukum tahanan yang tersisa oleh karena tahanan yang melarikan diri tersebut. Mereka memilih secara acak sepuluh orang tahanan untuk dihukum mati dalam bunker kelaparan.
Seluruh tahanan berdiri tegang sementara sepuluh orang ditarik keluar dari barisan. Seorang tahanan bernama Franciszek Gajowniczek terpilih, ia adalah pria yang telah menikah dan mempunyai keluarga. Franciszek kemudian merengek serta memohon dengan sangat agar diampuni demi anak-anaknya namun para Nazi tidak peduli.
Ya, sersan Franciszek
Gajowniczek dijatuhi hukuman mati. Karena takut, ia berteriak-teriak menyebut anak-anak dan istrinya.
Mendengar teriakan sersan itu, Maximilian Kolbe maju minta menggantikan sersan itu. "Daripada sersan yang beranak-istri ini mati, lebih baiklah saya yang mati. Karena toh saya tidak beranak-istri", kata Maximilian.
Pater Kolbe dan sembilan tahanan yang lain digiring masuk ke dalam bunker kelaparan. Mereka tetap hidup tanpa makanan atau pun air selama beberapa hari.
Satu per satu, sementara mereka mati kelaparan, Pater Kolbe menolong serta menghibur mereka. Saat pintu bunker dibuka semua tahanan sudah meninggal kecuali Maximillianus Kolbe. Para Nazi kemudian memberikannya suatu suntikan carbolic acid untuk mempercepat kematiannya pada tanggal 14 Agustus 1941.
Maximillianus Maria Kolbe dinyatakan sebagai seorang kudus dan martir cinta kasih oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982. Ia menjadi martir yang "silaban - siap dan rela berkorban. Bagaimana dengan kita?
"Makan bakut di Pasar Senthir - Jangan takut menjadi martir"
Arti nama
Maximilianus adalah nama latin yang diturunkan dari kata Maximus yang berarti "The Greatest" atau "Yang Terbesar"
A.
MADAH IBADAT HARIAN
Selasa, 14 Agustus 2018.
PW St. MAKSIMILIANUS MARIA KOLBE,
Imam & Martir
Untuk Yesus Kristus, aku bersedia untuk menderita lebih lagi.
- St. Maximilianus Kolbe
-------
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan
Alleluya
MADAH IBADAT BACAAN
Allah mahkota mulia
Bagi pahlawan yang jaya
Kami memuji martirMu
Sambil mohon doa restu
Ia menumpahkan darah
Rela mati dengan tabah
Tetap teguh dalam iman
Tanpa dapat digoncangkan
Berkat doa pahlawanMu
Ya Allah yang mahatahu
Ampunilah dosa kami
Meski yang besar sekali
Dipuji dimulyakanlah
Allah Bapa mahamurah
Bersama Putra dan RohNya
Sepanjang segala masa
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Ya martir pahlawan suci
Jejak Kristus kauikuti
Musuh sudah kaukalahkan
Kini engkau dimulyakan
S’moga doamu yang sakti
Menghapuskan dosa kami
Menyingkirkan kejahatan
Yang merusak kesatuan
Terlepas sudah tubuhmu
Dari ikatan belenggu
Lepaskan belenggu kami
Agar dapat hidup suci
Dipujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Selalu tak kunjung henti
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Sungguh agung cinta Tuhan
Yang tidak takut berkurban
Mautpun tak menghalangi
Kasih setya yang sejati
Selalu siap mengabdi
Datang untuk melayani
Itulah semangat Tuhan
Yang harus kita wujudkan
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Yang memperoleh Roh suci
Pembaharu muka bumi
Amin
BACAAN SINGKAT
2 Kor 1,3-5
Terpujilah Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belaskasihan dan Allah sumber segala penghiburan.
Ia menghibur kita dalam segala penderitaan, sehingga kita sanggup menghibur semua orang yang ditimpa bermacam-macam penderitaan, dengan penghiburan yang kita terima sendiri dari Allah.
Sebab sebagaimana penderitaan Kristus melimpah dalam diri kita, demikian pula berlimpahlah penghiburan kita demi Kristus.
B.
KILAS BALIK:
Paus Fransiskus Kunjungi Kamp Konsentrasi Auschwitz
Paus Fransiskus, Jumat (29/7/2016), berjalan seorang diri melintasi gerbang besi "Arbeit Macht Frei" di Auschwich-Birkenau dalam kunjungan bersejarah di bekas kamp konsentrasi Nazi itu.
Dengan kepala tertunduk, Paus melakukan kontemplasi sebelum bertemu dengan para penyintas holocaust di depan tembok kematian, tempat pasukan Nazi mengeksekusi ribuan orang.
Di antara para penyintas itu, Paus bertemu dengan Helena Dunicz Niwinska (101), perempuan yang memainkan biola di orkestra Auschwitz, serta beberapa orang yang bekerja di rumah sakit kamp saat mereka masih anak-anak.
Paus kemudian menyalakan lilin di depan tembok kematian, lalu kembali berdoa sebelum mengunjungi sel tempat mengurung pastor Polandia Maximilian Kolbe.
Kolbe tewas setelah secara sukarela menggantikan seseorang yang akan dieksekusi. Kunjungan ini bertepatan dengan hari kematian Kolbe 75 tahun lalu.
Paus kemudian berdoa untuk 1,1 juta korban holocaust, yang sebagian besar adalah orang Yahudi, yang tewas di kamp konsentrasi itu.
Sebelum kunjungan ini, Paus sudah mengatakan dia memilih untuk berdoa untuk mengenang kengerian yang terjadi tujuh dekade lalu itu.
Keputusan Paus Fransiskus untuk memanjatkan doa bagi para korban holocaust itu disambut baik pemimpin umat Yahudi Polandia Michael Schudrich.
"Banyak orang pergi ke Auschwitz dan mereka diam selamanya. Padahal, seharusnya saat meninggalkan tempat itu kita harus berteriak dan berjuang agar hal semacam ini tak terulang," kata Schudrich.
Sebanyak 1,1 juta tahanan, 90 persennya Yahudi, tewas di kamp konsentrasi Auschwitz antara 1942 hingga akhir 1944.
Selain bangsa Yahudi, sebanyak 15.000 orang Polandia, 23.000 orang Roma, 15.000 tahanan perang Soviet, 400 anggota saski Yehovah, homoseksual dan ribuan orang lain dari berbagai bangsa juga tewas di tempat ini.
C.
TELADAN "HIK"
Bisa jadi, kami suka dengan Max yang penuh "Harapan Iman dan Kasih" ini karena:
1. Beliau sukarela mau menggantikan dirinya utk dihukum mati (itu gestapo mmg ga ada otaknya, yg penting bunuh org, lha wong dihukum mati kan hrs ada sebabnya, klo diganti org emang bisa menyelesaikan masalah)
2. Konon kabarnya beliau mau menjadi the last to be executed spy bisa memberi kekuatan kpd orang2 yg akan dieksekusi. How brave n dedicated is he .. Bandingkan dengan org yg digantikan hukuman matinya oleh Max,
Seorang spt Max ini pasti memiliki perjalanan jiwa yg sgt mendalam. Dia telah berani melewati terowongan dan perjalan jiwa nya,
Spt YK yg dgn berani menerima tantangan dr BapaNya. Aku 'ga tahu bagaimana dia, Max, mendapatkan nya tapi dgn keberaniannya ini bagi seorang pemberani seperti Max (yg menurut aku, memutuskan utk membiara saja merupakan keputusan yg sangat luar biasa berani di tengah kemewahan dan kenikmatan yg ditawarkan dunia).
Rasanya dia telah melalui wilayah pemurnian dan penyempurnaan jiwa yg sangat luar biasa sehingga rasa sakit tidak diperdulikan: Ketulusan dan keikhlasan adalah kawan dekatnya. Senyuman adalah malaikat penyelamat. Kasih sayang menjadi lentera di sepanjang peziarahan hidupnya. Ga banyak ya jiwa pemberani yang bisa melewati terowongan perjaanan kehidupan seperti ini.
Mungkin bagi Max tidak ada yg namanya musibah, bahkan tragedi pun adalah suatu berkah yang menyamar, everything, even tragedy is a gift in disguise ...
Jika jiwa dan pemahaman kita sudah sampai dengan sangat mudah akan mengalir ketulusan dan kasih sayang serta keikhlasan melayani sesama ....
=====
A POEM,
ON THE HANDS OF A PRIEST
We need them in life’s early morning,
We need them again at its close;
We feel their warm clasp of true friendship,
We seek it while tasting life’s woes.
When we come to this world we are sinful,
The greatest as well as the least.
And the hands that make us pure as angels
Are the beautiful hands of a priest.
At the altar each day we behold them,
And the hands of a king on his throne
Are not equal to them in their greatness
Their dignity stands alone.
For there in the stillness of morning
Ere the sun has emerged from the east,
There God rests between the pure fingers
Of the beautiful hands of a priest.
When we are tempted and wander
To pathways of shame and sin
‘Tis the hand of a priest that absolve us.
Not once but again and again.
And when we are taking life’s partner
Other hands may prepare us a feast
But the hands that will bless and unite us,
Are the beautiful hands of a priest.
God bless them and keep them all holy,
For the Host which their fingers caress,
What can a poor sinner do better
Than to ask Him who chose them to bless
When the death dews on our lids are falling,
May our courage and strength be increased
By seeing raised o’er us in blessing
The beautiful hands of a priest ....
Let us pray:
Dear Lord,
help me remember what a difference it makes when I make time with You a priority in my morning.
Awaken me in body and spirit each day with a desire to meet with You and to hear You speak words of affirmation, assurance and wisdom over my heart as I prepare to go into my day.
In Jesus' Name. Amen.
D.
“Introibo ad Altare Dei – Aku hendak naik ke altar Tuhan”.
Bersama bangsa Israel yang hendak memasuki tanah terjanji dan para murid yang hendak menjadi yang terbesar, kitapun juga diajak untuk masuk ke “tanah terjanji” dan menjadi yang “terbesar” dengan melayakkan diri naik ke altar Tuhan.
Adapun tiga semangat dasar supaya kita bisa menjadi yang “terbesar” dan “terberkati” untuk layak naik ke altar Tuhan, al:
1. Semangat perjuangan:
Inilah pesan Musa kepada Yosua dan seluruh bangsa Israel: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Janganlah takut dan janganlah patah hati."
Musa mengajak kita untuk terus berjuang di tengah kegalauan hidup dan masa depan kita karena yakin bahwa Tuhan menjadi Imanuel, selalu menyertai kita bahkan Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari genggaman, Dia tak menghukum kita, Dia hanya membuka tangan kita untuk menerima yg lebih baik.
Yang pasti, bukankah ada tiga hal penting yang harus diperjuangkan untuk keselamatan kita, yaitu: mengetahui apa yang harus diyakini, yang diinginkan, dan yang harus dilakukan, sudahkah kita memperjuangkannya?
2. Semangat pertobatan:
Pertobatan (Yun: metanoia, berbalik) adalah kata lain untuk berkembang dan belajar menjadi lebih baik. Dan, kita semua mampu melakukannya jika berkehendak dan bertindak. Artinya: pertobatan perlu pengejawantahan. Ketika para murid bertanya: ”Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Jelaslah bahwa Ia ajak kita untuk bertobat dan mau rendah hati ikut menderita dan memikul salib, karena penderitaan tanpa cinta adalah penderitaan, sebaliknya penderitaan dengan cinta adalah pengorbanan. Inilah buah dari semangat pertobatan, yakni berani berkorban.
3. Semangat pelayanan:
“Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.”
Yesus ajak kita untuk merendahkan hati dalam segenap karya dan warta pelayanan kita. Salah satu indikasi semangat pelayanan yang rendah hati adalah kita mau menyapa mereka yang hilang secara nyata dan sejati bukan hanya basa basi dan bukan hanya di kata-kata saja, karena Gereja jelas bukanlah pabrik kata kata, Gereja juga bukanlah melulu "museum" para kudus tapi sekaligus "rumah sakit" buat para pendosa.
Yang pasti: berikan budimu untuk mengilhami, lebarkan tanganmu untuk melayani dan bukakan hatimu untuk mencintai.
"Makan bakut di Kerajaan Kutai - Jangan takut karena Tuhan menyertai."
E.
Kutipan Teks Misa.
“Keluarga adalah tempat di mana orangtua mewariskan iman kepada anak-anak mereka.” (Paus Fransiskus)
Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
Antifon Pembuka (Mat 25: 34, 40)
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, sabda Tuhan. Amin Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Come, you blessed of my Father, says the Lord. Amen I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me.
Doa Pembuka
Ya Allah, Santo Maximilianus Maria Kolbe telah mengorbankan dirinya demi kehidupan dan kebahagiaan sesamanya. Semoga kami juga rela berkorban dan berbagi kasih bagi sesama sehingga kebahagiaan pun mewarnai hidup kami bersama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:8 – 3:4)
"Diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan, dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku."
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak,
4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku.
5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 1:29ab)
Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut
Matius (18:1-5.10.12-14)
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini."
Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Hari ini Gereja memperingati Santo Maximilianus Maria Kolbe. Lahir pada tahun 1894 dengan nama Raymond Kolbe. Ia seorang biarawan Fransiskan Conventual Polandia yang mengajukan diri untuk dihukum mati guna menggantikan seorang yang tak dikenal di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz Polandia. Dia digelari Kudus oleh Gereja pada tanggal 10 Oktober 1982 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Injil hari ini berisikan sabda Yesus kepada murid-murid-Nya tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Yang terbesar di dalam Kerajaan Surga adalah mereka yang bertobat dan menjadi seperti anak kecil. Bertobat berarti meninggalkan segala dosa dan hidup baru seturut kehendak Allah. Menjadi seperti anak kecil berarti tulus, bergantung sepenuhnya kepada Allah karena dari dalam dirinya sendiri ia tidak memiliki kemampuan apa-apa. Menjadi anak kecil di hadapan Tuhan berarti percaya sepenuhnya kepada Allah, mereka tidak berdaya dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Kita para murid Yesus dipanggil pertama-tama untuk bertobat; meninggalkan segala dosa dan kesalahan; membarui hidup dan mengikuti Tuhan. Selain itu, Yesus ingin agar kita juga berani percaya, beriman sepenuhnya kepada Allah. Firman hari ini mengajak kita untuk berani merendahkan diri di hadapan Allah, percaya sepenuhnya kepada penyelenggaraan Ilahi. Kita dipanggil untuk berani menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah.
Antifon Komuni (Yoh 15:13)
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Greater love has no one than to lay down his life for his friends, says the Lord.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 14 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir
Yehezkiel (2:8 – 3:4)
(Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
Matius (18:1-5.10.12-14)
"Christus Regi - Kristus Raja".
Inilah nama Gereja Katedral di Ende, Flores.
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus yang hadir sebagai Raja menjelaskan tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga" (Mat 18:1-5).
Figur seorang anak kecil dipilih Yesus untuk menyatakan siapa yang terbesar dalam KerajaanNya Sebagai anak-anak Raja, kitapun juga diajak menjadi anak raja yang berhati anak-anak (child) tapi yang tidak kekanak-kanakkan (childish).
Ada banyak hal positif yang dapat kita pelajari dari anak-anak kecil, beberapa diantaranya adalah:
1."Dekat":
Kita diajak menjadi orang beriman yang dekat dengan Allah setiap hari, tidak asing tapi akrab lewat hidup doa dan karya baik yang selalu mengandalkan Tuhan karena sadar betapa kecil dan terbatasnya kita.
2."Hangat":
Karena kedekatan pada "Yang Ilahi", kita juga diajak untuk mempunyai sifat yang hangat dan bersahabat terhadap "yang insani", sesama dan semesta, lewat sikap hidup harian yang tulus terbuka dan sederhana, yang mudah berpikir positif bahkan terhadap pengalaman buruk kita masing-masing.
3."Taat":
Seperti anak kecil yang mudah taat pada orangtuanya, senakal-nakalnya kita-pasti kita tetap mudah percaya dan menaruh banyak harapan pada orangtua kita karena yakin bahwa mereka sungguh mengasihi kita. Wajarlah, kita juga mudah untuk akhirnya mentaatinya. Begitu juga dengan Allah yang bukan hanya "orangtua" tapi "raja", kita diajak untuk menjadi "anak-anak" yang taat padaNya dan selalu berlindung penuh kepadaNya.
"Ikan louhan ikan tuna - Jadilah anak Tuhan yang bijaksana."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Santo Maximilianus Maria Kolbe
Martir Cinta Kasih.
Maximilian Kolbe lahir di Zdunska-Wola, Polandia, pada tanggal 7 Januari 1894. Nama baptisnya Raymond. Saat masuk biara Fransiskan ia memakai nama Maximilianus. Kaul kebiaraannya diucapkannya tahun 1911.
Maximilianus amat mencintai panggilannya dan secara istimewa ia mencintai Santa Perawan Maria. Ia menambahkan nama “Maria” pada namanya ketika ia mengucapkan kaul agungnya pada tahun 1914, empat tahun sebelum menjadi imam.
Maximilianus meyakini bahwa dunia abad keduapuluh membutuhkan Bunda Surgawi mereka untuk membimbing serta melindunginya. Ia mempergunakan media cetak agar Maria lebih dikenal luas. Ia bersama dengan teman-teman Fransiskannya menerbitkan bulletin yang terbit dua bulan sekali yang segera saja tersebar dan dibaca orang di seluruh dunia. Ya, ia giat menyebarkan tulisan Bunda Maria dalam buletin 'Militia Maria Immaculata'.
Tahun 1917, ia mendirikan Militia Maria Immaculata di Roma demi memajukan devosi Bunda Maria yang dikandung tanpa noda. Tahun 1918, Maximilian ditahbiskan menjadi imam dan kembali berkarya di Polandia.
Bunda Allah memberkati karyanya dan Maximilianus kemudian membangun sebuah biara besar di Polandia. Biara tersebut dinamainya “Kota Immaculata”.
Pada tahun 1938, delapan ratus biarawan Fransiskan tinggal serta berkarya di sana untuk mewartakan kasih sayang Maria. Kolbe juga membangun sebuah Kota Immaculata di Nagasaki, Jepang. Dan sebuah lagi dibangunnya di India.
Kiranya benar bahwa semakin kuat dan besar iman seseorang, semakin berat juga cobaan yang harus dialami, demi memurnikan iman dan kesuciannya.
Tahun 1939 Gestapo, Jerman yang keji itu memasuki wilayah Polandia. Mereka memenjarakan dan membunuh para pemimpinnya, baik politik, maupun keagamaan dan para ahlinya, dan pers Polandia harus dihancurkan.
Maximilian Kolbe yang dikenal sebagai seorang penulis dan editor majalah, lalu ditangkap oleh Gestapo dan diasingkan ke Lamsdorf, Jerman dan dimasukkan ke kamp konsentrasi Amstitz.
Pernah ia dilepaskan, tetapi lalu ditangkap lagi tahun 1941, dan dipenjarakan ke kamp konsentrasi Auscwitz.
Di kamp konsentrasi ini, Maximilian diam-diam menjalankan tugasnya sebagai imam bagi para tahanan yang ada disana. Adapun kondisi tubuh kurus kering dan TBC yang dideritanya semakin parah karena kerja paksa di kamp itu.
Maximillianus telah berada di Kamp Konsentrasi Auschwitz selama tiga bulan ketika seorang tahanan berhasil melarikan diri. Para Nazi menghukum tahanan yang tersisa oleh karena tahanan yang melarikan diri tersebut. Mereka memilih secara acak sepuluh orang tahanan untuk dihukum mati dalam bunker kelaparan.
Seluruh tahanan berdiri tegang sementara sepuluh orang ditarik keluar dari barisan. Seorang tahanan bernama Franciszek Gajowniczek terpilih, ia adalah pria yang telah menikah dan mempunyai keluarga. Franciszek kemudian merengek serta memohon dengan sangat agar diampuni demi anak-anaknya namun para Nazi tidak peduli.
Ya, sersan Franciszek
Gajowniczek dijatuhi hukuman mati. Karena takut, ia berteriak-teriak menyebut anak-anak dan istrinya.
Mendengar teriakan sersan itu, Maximilian Kolbe maju minta menggantikan sersan itu. "Daripada sersan yang beranak-istri ini mati, lebih baiklah saya yang mati. Karena toh saya tidak beranak-istri", kata Maximilian.
Pater Kolbe dan sembilan tahanan yang lain digiring masuk ke dalam bunker kelaparan. Mereka tetap hidup tanpa makanan atau pun air selama beberapa hari.
Satu per satu, sementara mereka mati kelaparan, Pater Kolbe menolong serta menghibur mereka. Saat pintu bunker dibuka semua tahanan sudah meninggal kecuali Maximillianus Kolbe. Para Nazi kemudian memberikannya suatu suntikan carbolic acid untuk mempercepat kematiannya pada tanggal 14 Agustus 1941.
Maximillianus Maria Kolbe dinyatakan sebagai seorang kudus dan martir cinta kasih oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982. Ia menjadi martir yang "silaban - siap dan rela berkorban. Bagaimana dengan kita?
"Makan bakut di Pasar Senthir - Jangan takut menjadi martir"
Arti nama
Maximilianus adalah nama latin yang diturunkan dari kata Maximus yang berarti "The Greatest" atau "Yang Terbesar"
A.
MADAH IBADAT HARIAN
Selasa, 14 Agustus 2018.
PW St. MAKSIMILIANUS MARIA KOLBE,
Imam & Martir
Untuk Yesus Kristus, aku bersedia untuk menderita lebih lagi.
- St. Maximilianus Kolbe
-------
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan
Alleluya
MADAH IBADAT BACAAN
Allah mahkota mulia
Bagi pahlawan yang jaya
Kami memuji martirMu
Sambil mohon doa restu
Ia menumpahkan darah
Rela mati dengan tabah
Tetap teguh dalam iman
Tanpa dapat digoncangkan
Berkat doa pahlawanMu
Ya Allah yang mahatahu
Ampunilah dosa kami
Meski yang besar sekali
Dipuji dimulyakanlah
Allah Bapa mahamurah
Bersama Putra dan RohNya
Sepanjang segala masa
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Ya martir pahlawan suci
Jejak Kristus kauikuti
Musuh sudah kaukalahkan
Kini engkau dimulyakan
S’moga doamu yang sakti
Menghapuskan dosa kami
Menyingkirkan kejahatan
Yang merusak kesatuan
Terlepas sudah tubuhmu
Dari ikatan belenggu
Lepaskan belenggu kami
Agar dapat hidup suci
Dipujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Selalu tak kunjung henti
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Sungguh agung cinta Tuhan
Yang tidak takut berkurban
Mautpun tak menghalangi
Kasih setya yang sejati
Selalu siap mengabdi
Datang untuk melayani
Itulah semangat Tuhan
Yang harus kita wujudkan
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Yang memperoleh Roh suci
Pembaharu muka bumi
Amin
BACAAN SINGKAT
2 Kor 1,3-5
Terpujilah Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belaskasihan dan Allah sumber segala penghiburan.
Ia menghibur kita dalam segala penderitaan, sehingga kita sanggup menghibur semua orang yang ditimpa bermacam-macam penderitaan, dengan penghiburan yang kita terima sendiri dari Allah.
Sebab sebagaimana penderitaan Kristus melimpah dalam diri kita, demikian pula berlimpahlah penghiburan kita demi Kristus.
B.
KILAS BALIK:
Paus Fransiskus Kunjungi Kamp Konsentrasi Auschwitz
Paus Fransiskus, Jumat (29/7/2016), berjalan seorang diri melintasi gerbang besi "Arbeit Macht Frei" di Auschwich-Birkenau dalam kunjungan bersejarah di bekas kamp konsentrasi Nazi itu.
Dengan kepala tertunduk, Paus melakukan kontemplasi sebelum bertemu dengan para penyintas holocaust di depan tembok kematian, tempat pasukan Nazi mengeksekusi ribuan orang.
Di antara para penyintas itu, Paus bertemu dengan Helena Dunicz Niwinska (101), perempuan yang memainkan biola di orkestra Auschwitz, serta beberapa orang yang bekerja di rumah sakit kamp saat mereka masih anak-anak.
Paus kemudian menyalakan lilin di depan tembok kematian, lalu kembali berdoa sebelum mengunjungi sel tempat mengurung pastor Polandia Maximilian Kolbe.
Kolbe tewas setelah secara sukarela menggantikan seseorang yang akan dieksekusi. Kunjungan ini bertepatan dengan hari kematian Kolbe 75 tahun lalu.
Paus kemudian berdoa untuk 1,1 juta korban holocaust, yang sebagian besar adalah orang Yahudi, yang tewas di kamp konsentrasi itu.
Sebelum kunjungan ini, Paus sudah mengatakan dia memilih untuk berdoa untuk mengenang kengerian yang terjadi tujuh dekade lalu itu.
Keputusan Paus Fransiskus untuk memanjatkan doa bagi para korban holocaust itu disambut baik pemimpin umat Yahudi Polandia Michael Schudrich.
"Banyak orang pergi ke Auschwitz dan mereka diam selamanya. Padahal, seharusnya saat meninggalkan tempat itu kita harus berteriak dan berjuang agar hal semacam ini tak terulang," kata Schudrich.
Sebanyak 1,1 juta tahanan, 90 persennya Yahudi, tewas di kamp konsentrasi Auschwitz antara 1942 hingga akhir 1944.
Selain bangsa Yahudi, sebanyak 15.000 orang Polandia, 23.000 orang Roma, 15.000 tahanan perang Soviet, 400 anggota saski Yehovah, homoseksual dan ribuan orang lain dari berbagai bangsa juga tewas di tempat ini.
C.
TELADAN "HIK"
Bisa jadi, kami suka dengan Max yang penuh "Harapan Iman dan Kasih" ini karena:
1. Beliau sukarela mau menggantikan dirinya utk dihukum mati (itu gestapo mmg ga ada otaknya, yg penting bunuh org, lha wong dihukum mati kan hrs ada sebabnya, klo diganti org emang bisa menyelesaikan masalah)
2. Konon kabarnya beliau mau menjadi the last to be executed spy bisa memberi kekuatan kpd orang2 yg akan dieksekusi. How brave n dedicated is he .. Bandingkan dengan org yg digantikan hukuman matinya oleh Max,
Seorang spt Max ini pasti memiliki perjalanan jiwa yg sgt mendalam. Dia telah berani melewati terowongan dan perjalan jiwa nya,
Spt YK yg dgn berani menerima tantangan dr BapaNya. Aku 'ga tahu bagaimana dia, Max, mendapatkan nya tapi dgn keberaniannya ini bagi seorang pemberani seperti Max (yg menurut aku, memutuskan utk membiara saja merupakan keputusan yg sangat luar biasa berani di tengah kemewahan dan kenikmatan yg ditawarkan dunia).
Rasanya dia telah melalui wilayah pemurnian dan penyempurnaan jiwa yg sangat luar biasa sehingga rasa sakit tidak diperdulikan: Ketulusan dan keikhlasan adalah kawan dekatnya. Senyuman adalah malaikat penyelamat. Kasih sayang menjadi lentera di sepanjang peziarahan hidupnya. Ga banyak ya jiwa pemberani yang bisa melewati terowongan perjaanan kehidupan seperti ini.
Mungkin bagi Max tidak ada yg namanya musibah, bahkan tragedi pun adalah suatu berkah yang menyamar, everything, even tragedy is a gift in disguise ...
Jika jiwa dan pemahaman kita sudah sampai dengan sangat mudah akan mengalir ketulusan dan kasih sayang serta keikhlasan melayani sesama ....
=====
A POEM,
ON THE HANDS OF A PRIEST
We need them in life’s early morning,
We need them again at its close;
We feel their warm clasp of true friendship,
We seek it while tasting life’s woes.
When we come to this world we are sinful,
The greatest as well as the least.
And the hands that make us pure as angels
Are the beautiful hands of a priest.
At the altar each day we behold them,
And the hands of a king on his throne
Are not equal to them in their greatness
Their dignity stands alone.
For there in the stillness of morning
Ere the sun has emerged from the east,
There God rests between the pure fingers
Of the beautiful hands of a priest.
When we are tempted and wander
To pathways of shame and sin
‘Tis the hand of a priest that absolve us.
Not once but again and again.
And when we are taking life’s partner
Other hands may prepare us a feast
But the hands that will bless and unite us,
Are the beautiful hands of a priest.
God bless them and keep them all holy,
For the Host which their fingers caress,
What can a poor sinner do better
Than to ask Him who chose them to bless
When the death dews on our lids are falling,
May our courage and strength be increased
By seeing raised o’er us in blessing
The beautiful hands of a priest ....
Let us pray:
Dear Lord,
help me remember what a difference it makes when I make time with You a priority in my morning.
Awaken me in body and spirit each day with a desire to meet with You and to hear You speak words of affirmation, assurance and wisdom over my heart as I prepare to go into my day.
In Jesus' Name. Amen.
D.
“Introibo ad Altare Dei – Aku hendak naik ke altar Tuhan”.
Bersama bangsa Israel yang hendak memasuki tanah terjanji dan para murid yang hendak menjadi yang terbesar, kitapun juga diajak untuk masuk ke “tanah terjanji” dan menjadi yang “terbesar” dengan melayakkan diri naik ke altar Tuhan.
Adapun tiga semangat dasar supaya kita bisa menjadi yang “terbesar” dan “terberkati” untuk layak naik ke altar Tuhan, al:
1. Semangat perjuangan:
Inilah pesan Musa kepada Yosua dan seluruh bangsa Israel: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Janganlah takut dan janganlah patah hati."
Musa mengajak kita untuk terus berjuang di tengah kegalauan hidup dan masa depan kita karena yakin bahwa Tuhan menjadi Imanuel, selalu menyertai kita bahkan Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari genggaman, Dia tak menghukum kita, Dia hanya membuka tangan kita untuk menerima yg lebih baik.
Yang pasti, bukankah ada tiga hal penting yang harus diperjuangkan untuk keselamatan kita, yaitu: mengetahui apa yang harus diyakini, yang diinginkan, dan yang harus dilakukan, sudahkah kita memperjuangkannya?
2. Semangat pertobatan:
Pertobatan (Yun: metanoia, berbalik) adalah kata lain untuk berkembang dan belajar menjadi lebih baik. Dan, kita semua mampu melakukannya jika berkehendak dan bertindak. Artinya: pertobatan perlu pengejawantahan. Ketika para murid bertanya: ”Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Jelaslah bahwa Ia ajak kita untuk bertobat dan mau rendah hati ikut menderita dan memikul salib, karena penderitaan tanpa cinta adalah penderitaan, sebaliknya penderitaan dengan cinta adalah pengorbanan. Inilah buah dari semangat pertobatan, yakni berani berkorban.
3. Semangat pelayanan:
“Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.”
Yesus ajak kita untuk merendahkan hati dalam segenap karya dan warta pelayanan kita. Salah satu indikasi semangat pelayanan yang rendah hati adalah kita mau menyapa mereka yang hilang secara nyata dan sejati bukan hanya basa basi dan bukan hanya di kata-kata saja, karena Gereja jelas bukanlah pabrik kata kata, Gereja juga bukanlah melulu "museum" para kudus tapi sekaligus "rumah sakit" buat para pendosa.
Yang pasti: berikan budimu untuk mengilhami, lebarkan tanganmu untuk melayani dan bukakan hatimu untuk mencintai.
"Makan bakut di Kerajaan Kutai - Jangan takut karena Tuhan menyertai."
E.
Kutipan Teks Misa.
“Keluarga adalah tempat di mana orangtua mewariskan iman kepada anak-anak mereka.” (Paus Fransiskus)
Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
Antifon Pembuka (Mat 25: 34, 40)
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, sabda Tuhan. Amin Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Come, you blessed of my Father, says the Lord. Amen I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me.
Doa Pembuka
Ya Allah, Santo Maximilianus Maria Kolbe telah mengorbankan dirinya demi kehidupan dan kebahagiaan sesamanya. Semoga kami juga rela berkorban dan berbagi kasih bagi sesama sehingga kebahagiaan pun mewarnai hidup kami bersama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:8 – 3:4)
"Diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan, dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku."
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak,
4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku.
5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 1:29ab)
Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut
Matius (18:1-5.10.12-14)
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini."
Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Hari ini Gereja memperingati Santo Maximilianus Maria Kolbe. Lahir pada tahun 1894 dengan nama Raymond Kolbe. Ia seorang biarawan Fransiskan Conventual Polandia yang mengajukan diri untuk dihukum mati guna menggantikan seorang yang tak dikenal di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz Polandia. Dia digelari Kudus oleh Gereja pada tanggal 10 Oktober 1982 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Injil hari ini berisikan sabda Yesus kepada murid-murid-Nya tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Yang terbesar di dalam Kerajaan Surga adalah mereka yang bertobat dan menjadi seperti anak kecil. Bertobat berarti meninggalkan segala dosa dan hidup baru seturut kehendak Allah. Menjadi seperti anak kecil berarti tulus, bergantung sepenuhnya kepada Allah karena dari dalam dirinya sendiri ia tidak memiliki kemampuan apa-apa. Menjadi anak kecil di hadapan Tuhan berarti percaya sepenuhnya kepada Allah, mereka tidak berdaya dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Kita para murid Yesus dipanggil pertama-tama untuk bertobat; meninggalkan segala dosa dan kesalahan; membarui hidup dan mengikuti Tuhan. Selain itu, Yesus ingin agar kita juga berani percaya, beriman sepenuhnya kepada Allah. Firman hari ini mengajak kita untuk berani merendahkan diri di hadapan Allah, percaya sepenuhnya kepada penyelenggaraan Ilahi. Kita dipanggil untuk berani menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah.
Antifon Komuni (Yoh 15:13)
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Greater love has no one than to lay down his life for his friends, says the Lord.