HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 25 Maret 2019.
HARI RAYA KABAR SUKACITA
Yes. 7:10-14; 8:10;
Ibr. 10:4-10;
Luk. 1:26-38
"Magnificat anima mea Dominum - Aku mengagungkan Tuhan."
Inilah seruan syukur Maria yang juga bisa menjadi seruan kita bersama dengan perayaan Hari Raya Kabar Sukacita, yang ditempatkan persis 9 bulan sebelum Hari Raya Natal, 25 Desember.
Adapun peranan Maria yang terutama dalam hidup kita adalah memberi kita Immanuel (“Allah beserta kita”) dengan 3 sikap dasar berpola "3K", antara lain:
1.Kepasrahan:
Kita lihat bahwa malaikat Gabriel diutus oleh Tuhan, jadi yang menjadi “titik mula” atau “awal” adalah inisiatif Tuhan (Gal 4:4).
Maria saat itu tidak sepenuhnya mengetahui rencana Tuhan tapi dia membiarkan Allah memilih sendiri cara dan saat-Nya dalam merealisasikan rencana-Nya.
2.Kesederhanaan:
Nazaret hanyalah sebuah dusun kecil yang tidak dianggap penting.
Maria adalah wanita dusun.
Kesederhanaan dan ketersembunyian hidupnya mengajarkan kesederhanaan dan kerendahan hati yang berkenan pada Allah.
3.Keterbukaan:
Saat malaikat datang membawa panggilan Tuhan untuknya, Maria berada dalam situasi dan mempunyai rencana hidupnya sendiri. Tapi Maria mengajar kita untuk selalu mempunyai hati dan sikap terbuka terhadap rencana Tuhan dan menempatkannya di atas rencana kita sendiri. Keterbukaan Maria tidak hanya mendatangkan sukacita tapi juga banyak penderitaan dan kepedihan (Luk 2:35).
Dengan kata lain: panggilan Allah akan selalu meliputi berkat dan penderitaan, sukacita dan dukacita, keberhasilan dan kekecewaan, bukan?
Pastinya, Maria dipilih karena ia telah mendapat kasih karunia di mata Allah (Kej 6:8).
Hidupnya yang "pasrah-sederhana+terbuka" begitu menyenangkan hati Allah sehingga Ia telah memilihnya untuk tugas yang penting (2 Tim 2:21) bahwa Yesus telah lahir dari seorang perawan (Luk 1:27; Mat 1:18; Mat 1:23, Mat 1:18,23).
"Dari Gandaria ke Sukabumi-
Bunda Maria doakanlah kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Madah Ibadat Harian
HARI RAYA KABAR SUKACITA
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan...
MADAH IBADAT BAC
Ketahuilah dunia
Bahwa Tuhan telah tiba
Untuk menebus umatNya
Supaya sungguh bahagya
Nubuat nabi Yesaya
Akhirnya terbukti nyata
Dalam perawan Maria
Yang kini menjadi bunda
Maria mengandung putra
Karena taat setia
Kepada sabda ilahi
Yang dibawa duta suci
Terpujilah Tuhan Yesus
Yang dikandung prawan kudus
Berkat kuasa Roh suci
Utusan Bapa surgawi.
Amin.
MADAH IBADAT PAGI
Betapa menggembirakan
Berita yang diwartakan
Bahwasanya keselamatan
Sungguh dianugerahkan
Putra yang dari semula
Lahir di pangkuan Bapa
Kini memilih Maria
Untuk menjadi bundaNya
Maka sahaya sahaja
Yang merasa hina-dina
Diangkat menjadi ratu
Yang terberkati selalu
Terpujilah Tuhan Yesus
Yang dikandung perawan kudus
Berkat kuasa Roh suci
Utusan Bapa Surgawi.
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Marilah kita bernyanyi
Bagi penebus ilahi
Dengan iman dan harapan
Penuh cinta yang bertahan
Sambil mohon dibebaskan
Dari tipu daya lawan
Agar selalu setia
Dalam mengabdi sesama
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Yang memperoleh Roh suci
Pembaharu muka bumi
Amin
BACAAN PILIHAN
Benar-benar tidak sabarlah ia yang tidak mau menderita, kecuali selama menurut anggapannya itu adalah baik dan demi orang yang disenanginya.
Akan tetapi, orang yang benar-benar sabar tidak memerhatikan siapa yang mengujinya: apakah oleh pimpinannya, sesamanya atau bawahannya; oleh orang baik dan suci, atau oleh orang jahat dan hina.
Ia tidak peduli betapa besar dan sering ia mengalami penderitaan dari orang lain.
Semua itu diterimanya dari tangan Allah sambil bersyukur dan disambutnya sebagai keuntungan besar.
Karena pada Allah tidak ada sesuatu, betapa pun kecilnya, yang dapat tinggal tanpa pahal, asal saja menderita untuk Allah.
======
Bersama Gereja Katolik sedunia, kita merayakan HARI RAYA KABAR SUKACITA (Maria menerima Kabar Gembira dari Malaikat Gabriel, dimana Hari Raya Kabar Sukacita dirayakan setiap 25 Maret, tepat 9 bulan sebelum Natal (25 Desember).
Dalam sejarah Kekristenan, Hari Raya Kabar Sukacita ini sendiri mulai dirayakan sesudah Konsili Efesus pada tahun 431 Masehi, dan secara tertulis dicantumkan sebagai Perayaan Resmi pertama kali dalam "Sacramentarium" oleh Paus Gelasius pada tahun 496 Masehi.
Hari Raya Kabar Sukacita ini punya kaitan yang erat secara Biblis maupun Historis dengan Hari Raya Natal (Kelahiran Tuhan Yesus Kristus). Hari Raya Natal sendiri mulai dirayakan sejak tahun 336 Masehi, pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus Agung. Namun, secara resmi Hari Raya Natal baru mulai dirayakan oleh seluruh Gereja berdasarkan maklumat Paus Julius I pada tahun 350 Masehi.
Hari Raya ini dikenal juga di berbagai Negara lain dengan berbagai nama, seperti:
Annunciation of the Lord
Annuntiatio Christi
Annuntiatio Dominica
Annuntiatio Mariae
Annuntio Domini
Christ’s conception
Christ’s incarnation
Conceptio Christi
Feast of the Incarnation
Festum Incarnationis
Incarnation Christi
Initium Redemptionis Conceptio Christi
Mary’s Annunciation
1.
"Immaculata - Tanpa Noda Dosa."
Inilah salah satu gelar dan dogma gereja terhadap Bunda Maria yang juga menjadi salah satu judul puisi saya dalam album “TTM – Tribute To Mary.”
Adapun 3 dogma lainnya, yakni
- Mater Dei/Bunda Allah,
- Mater Virginis/Bunda Perawan,
- Maria Asumpta/Bunda yang diangkat ke surga.
Sebenarnya, bersama dengan teladan Maria, kita juga dipanggil menjadi orang yang ber-semangat "imaculata" dengan mengingat 3 pernyataan iman dalam bac injil hari ini, antara lain:
A."Jangan takut hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Tuhan":
Kita diajak mempunyai "keberanian" karena yakin bahwa Allah senantiasa menyertai lika liku hidup kita. Ia tak pernah meninggalkan kita berjuang sendirian.
B."Bagaimana mungkin itu terjadi karna aku belum bersuami":
Kita diajak memiliki "keterbukaan" terhadap Allah, juga ketika mengalami kegalauan dan kebingungan hidup.
C."Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu":
Kepasrahan sekaligus "kerendahan hati" adalah modal dasar orang yang berjuang untuk hidup suci. Inilah juga yang diwartakan Bunda Maria, yang "MAu Rendahhati Ikut Allah."
Kita diajak mengenakan semangat rendah hati dan menanggalkan iri hati & tinggi hati.
"Dari Taman Ria ke Sukabumi -Bunda Maria sertailah kami."
2.
Tulisan anonim Bapa Gereja Yunani:
“Allah menggunakan tubuh Maria untuk memuliakan manusia.”
“Untuk menyatakan kepadamu rencana sebelum keabadian, Gabriel datang dan berdiri di hadapanmu, hai perawan, dan memberikan salam, "Bersukacitalah, bumi yang belum disemai; Bersukacitalah, semak belukar terbakar yang belum digunakan; Bersukacitalah, kedalaman yang tak dapat diselami; Bersukacitalah, jembatan yang menuju surga; Bersukacitalah, jembatan yang diangkat tinggi yang dilihat oleh Yakub; Bersukacitalah, bejana ilahi untuk manna; Bersukacitalah, pembebasan dari kutuk; Bersukacitalah, pemulihan Adam, karena Allah besertamu!"
"Engkau menampakkan diri padaku dalam rupa manusia," kata perawan yang suci itu pada kepala penghuni surga. "Bagaimana mungkin engkau membicarakan hal yang di atas kemampuan manusia? Karena engkau mengatakan bahwa Allah akan besertaku dan akan mengambil rahimku sebagai tempat tinggal-Nya. Bagaimana aku menjadi tempat tinggal yang layak dan kudus bagi-Nya yang datang dengan mengandarai kerub? (Mzm 18:10). Janganlah memperdayaiku, karena aku tidak mengenal kesenangan, aku belum menikah! Bagaimana mungkin aku akan mengandung?"
Lalu malaikat itu menjawab, "Jika Allah berkehendak, tatanan alam akan dikalahkan; dan apa yang di luar kemampuan manusia, akan diatasi. Percayalah apa yang kukatakan ini benar, hai perempuan yang suci dan tak bernoda." Maka dia berseru, "Terjadilah padaku menurut perkataanmu, dan aku akan mengandung Dia yang tak berwujud manusia, yang akan menggunakan tubuhku, bahwa dengan ini Dia akan memimpin umat manusia pada kemuliaan masa lalu-Nya, karena Dia memiliki kekuatan untuk melakukannya!"”
(Stichera sull'Annunciazione)
3.
"Jesus - Allah yang menyelamatkan!"
Inilah arti dasar nama "JESUS" yang dikandung Bunda Maria, yang juga mengajak kita untuk memaknai sebuah panggilan iman penuh keselamatan yakni: "Jadilah Engkau Saksi Untuk Selamanya."
Bersama Maria yang berkata,
"Ecce ancilla Domini fiat mihi secundum Tuum- Aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanMu," kitapun diajak menjadi "saksi keselamatan" yang siap "mengandung dan melahirkan" Yesus setiap harinya dengan 3 kalimat iman penuh keselamatan yg diberikan malaikat kepada Maria di Nazareth, al:
A."Salam".
Inilah kata pertama yang diwartakan kepada Maria.
Inilah sebuah "syalom", kedamaian dengan sesama dan semesta, masa lampau-kini dan nanti.
Dkl: Kita diajak bagikan syalom/kedamaian, dan bukan zalim/kebencian.
B."Jangan takut".
Ketika Maria gamang-bimbang, takut-kecut, galau-kacau, Tuhan mengutus malaikatNya menyerukan peneguhan iman, penuh keberanian dan bukan ketakutan kepada Maria.
Bukankah diantara "B" (birth) dan "D" (death) ada "C" (Christ)?
C."Roh Kudus akan turun atasmu".
Ketika Maria maaih merasa bimbang dan tak yakin, Tuhan datang meneguhkannya dengan mengutus malaikatNya yang berkata, "Roh Tuhan akan turun atasmu."
Disinilah kita diajak untuk hidup penuh kekudusan, dan bukan kepalsuan karna sejak dibaptis dan setiap menerima ekaristi, kita diurapiNya: "mengandung" Yesus dan diajak untuk "melahirkan" Yesus lewat KUD: Karya - Ucapan dan Doa kita di tengah kerja dan rutinitas dunia harian.
"Dari Samaria ke Miami - Bunda Maria doakanlah kami."
4.
“Veritas - Kebenaran"
Inilah yang saya lihat ketika suatu ketika mengunjungi biara St Dominikus (Lat: "miliknya Tuhan") di kompleks panti asuhan "Pondok Si Boncel".
Adapun, Bunda Maria juga menghadirkan "veritas" ketika dia berkata: "Ecce ancilla Domini fiat mihi secundum verbum tuum” (Luk 1,38). Inilah kata-kata yang menutup dialog penuh kebenaran antara Maria dengan Malaikat Gabriel.
Ada 3 alasan dasar mengapa Maria bisa menghadirkan "veritas", al:
A.Maria mendapat kasih karunia Allah (Kej 6:8, Luk 1:30).
Hidupnya yang sederhana dan suci begitu menyenangkan hati Allah sehingga Ia telah memilihnya untuk tugas yang sangat penting (2Tim 2:21).
B.Maria tidak hanya mendapat sukacita yang besar tetapi juga penderitaan dan kepedihan (Luk 2:35), sebab Anaknya akan ditolak dan disalibkan.
Di dunia ini, panggilan Allah akan selalu meliputi berkat dan penderitaan, suka dan dukacita, tawa dan tangisan, keberhasilan dan kekecewaan.
C.Maria mendapatkan Roh Kudus:
Baik Lukas maupun Matius menandaskan dengan jelas bahwa Yesus telah lahir dari seorang perawan (Luk 1:27; Mat 1:18,23). Roh Kudus akan turun ke atas Maria dan anak itu akan dikandung semata-mata oleh perbuatan ajaib Allah. Akibatnya, Yesus akan menjadi "kudus".
Mariapun penuh dengan Roh Kudus karna ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Dengan sukarela, ia menerima baik kehormatan maupun celaan yang akan dialaminya karena menjadi ibu dari Anak yang kudus ini. Itulah yang membuatnya juga menjadi kudus.
"Burung Tekukur di Taman Ria - Kita bersyukur punya Bunda Maria."
5.
"Ecce ancilla Domini - Aku ini HAMBA Tuhan!"
Inilah perkataan Maria yang penuh iman dalam perayaan Kabar Sukacita yang kita kenangkan hari ini bahwa kepenuhan segala rahmat yang ada dalam Kristus datang ke dalam Maria, meski dalam suatu cara yang berbeda. Adapun tiga alasan iman mengapa kita juga harus bersukacita seperti Maria, antara lain:
A."Mengandung":
Dengan rahimnya, seorang "ibu/mother" memberikan tempat penuh kehangatan untuk calon kehidupan baru. Seperti Maria yang menyerahkan rahimnya, yakni mengandung Yesus, kitapun juga diajak untuk memberikan "rahim" kpdNya. Hal ini tampak ketika kita boleh "mengandung" Tuhan saat menyambut komuni, menjadi "tabernakel yang hidup", yang menolong yang papa-membimbing yang buta-menghibur yang berduka-menyembuhkan yang luka-membantu yang jatuh-mendampingi yang teguh-menguatkan yang rapuh dan membangunkan yang runtuh.
B."Melahirkan":
Kita diajak "melahirkan" yang ilahi lewat setiap doa-ucapan dan karya nyata. Dengan kata lain: Seperti Maria, kita diajak menjadi "messenger/pembawa pesan" yang selalu berbagi kedamaian, yang pasti hendaklah kita mencari rahmat, dan marilah kita mencarinya melalui Maria Regina Pacis, Ratu Kedamaian.
C."Memelihara":
Setelah boleh mengandung dan melahirkan Yang iIahi, kita juga diajak seperti Maria yang selalu merawat dan memelihara Yesus dengan semangat keteladanan yang nyata. Dengan kata lain: Maria ajak kita untuk menjadi "contoh/model" yang siap berbagi keteladanan dengan selalu menjaga-merawat dan memelihara smua nilai kasih dan iman yang telah dianugerahkan Tuhan lewat Maria. O clemens, o pia, o dulcis Virgo Maria. Ia menjadi Perawan yang rahim, penuh belas kasihan dan manis. Ia menjadi nama yang saat disebutkan tak mengenal akhir, de Maria numquam satis! Lebih dari dibicarakan, melainkan diteladani, diikuti, di-eja wantah-kan, dibumikan secara aktual saat ini atau sampai nanti karena ia menjadi teladan yang berpendar di tengah belukar duri kehidupan.
6.
"Praebe mihi cor Tuum, Maria - Berikan aku hatiMu ya Maria."
Inilah sepenggal harapan St. Alfonsus de Ligouri yang juga merupakan harapan kita pada masa ini. Ya, ketika masuk ke rumah Maria, malaikat berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. Jangan takut, hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau." Dengan kata lain: Maria menjadi figur yang dikasihi dan diberkatiNya. Ia menjadi figur yang "admiranda et amanda, dikagumi sekaligus dicintai dengan 3 dimensi hatinya, al:
A."Sukirman: Sukacita karena iman". Ia ber-"magnificat": "Magnificat anima mea Dominum - Aku mengagungkan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah juruselamatku" (Luk 1:46-47). Hatinya penuh syukur karena meyakini penyertaan Allah setiap hari.
B."Wagiman: Wajah giat beriman": "Ecce ancilla Domini-Aku ini HAMBA Tuhan" (Luk 1:38a). Kesadarannya sebagai hamba, membuatnya selalu terbuka untuk bergiat dalam karya dan mengikuti segala jalan Tuhan dengn bersemangat.
C."Satiman: Satu hati dalam iman": "Fiat mihi secundum verbum Tuum-Terjadilah padaku menurut perkataanMu" (Luk 1:38b). Ia satukan hati dengan hati Tuhan. Dalam pelbagai sukaduka hidup, ia serah dan pasrahkan semuanya dalam Tuhan. Ia siap dibentuk oleh Tuhan karena cintanya kepada Tuhan adalah cinta yang tanpa batas, cinta yang berkualitas, bukan cinta yang penuh kata tapi cinta yang penuh ketaatan yang nyata.
7.
“Gaudeamus igitur iuvenes dum sumus” - Bersukacitalah sewaktu kita masih muda.”
Kalimat ini merupakan baris pertama dari lagu “Gaudeamus” yang diciptakan pada abad pertengahan dan biasanya dinyanyikan pada saat para guru besar/wisudawan memasuki ruangan sidang. Adapun, Bunda Maria juga ber "gaudeamus", bersukacita bukan hanya pada masa mudanya tapi untuk selama-lamanya karena kata-kata malaikat Gabriel: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau".
Tercandra, tiga insight yang kita bisa lihat pada Hari Raya Kabar Sukacita ini, antara lain:
A. Salam:
Syalom (Ibr: damai). Maria menjadi “sukirman, sukacita karena iman”, karena mendapat salam penuh kedamaian dari malaikat. Dan salam ini sungguh menjadi berkat karena mau dibagikan, seperti kisah kehadiran Maria yang begitu membuat Elizabeth juga ikut bersukacita penuh kedamaian, sampai-sampai bayi dalam kandungannyapun melonjak kegirangan – padahal Maria belum berkata apa-apa. Jelas, bahwa Bunda Maria menjadi seorang pewarta sukacita. Tanpa kata-kata apapun, kehadirannya sudah menjadi kabar baik bagi Elizabeth dan bayi Yohanes. Kita bisa bertanya, sudahkah kehadiran kita menjadi "syalom" (damai) buat sesama? Bagaimana kita bisa bersukacita, kalau kehadiran kita sendiri tidak disukai orang lain?
B. Engkau dikaruniai:
Seperti yang saya tulis dalam buku “BBM” (Kanisius), sejak abad XII dinyatakan ada lima karunia iman yang membuat Maria bersukacita yaitu: kabar dari malaikat, kelahiran Yesus, kebangkitan Yesus, kenaikan Yesus dan pengangkatan Maria ke surga.
Yang pasti, sukacita Maria ini terjadi semata-mata karena karunia yang diimaninya. Karena karunia iman inilah, Maria banyak diagungkan di kalangan orang Kristen, khususnya di lingkungan Gereja Katolik dan Ortodoks. Umat Muslim pun sangat menghormatinya.
Di lain matra, Santo Fransiskus Asisi pernah mengatakan “Preach the Good News, with words if necessary”, jelasnya bahwa pewartaan pertama-tama bukanlah dengan kata-kata, tapi dengan sikap hidup kita masing-masing: Kalau kita menjadi orang yang penuh karunia dan sukacita Tuhan, kehadiran kita akan membawa karunia dan sukacita bagi sesama juga bukan?
C. Tuhan menyertai engkau:
Paus Benediktus XVI pernah merefleksikan 'Magnificat Maria’. Baginya, “ini adalah pernyataan penting dari iman, yang memberi kepastian dan membebaskan setiap manusia dari ketakutan, bahkan di tengah badai tragedy dan sejarah. Melampaui permukaan, Maria 'melihat' dengan mata iman, pekerjaan Tuhan dalam sejarah. Untuk alasan ini dia bersukacita, karena dia percaya bahwa Tuhan selalu menyertainya: Dengan iman, dalam kenyataan, dia menyambut sabda Tuhan dan mengandung Sang Sabda yang Menjelma”.
Yah, seperti pesan Bapa Suci, "Mari kita pulang dengan Magnificat dalam hati kita," hari ini mari kita juga belajar membawa dan membagikan “sukirman, sukacita karena iman” yang sama dengan Maria karena Tuhan selalu beserta kita:
Jiwa Maria, sucikanlah aku.
Hati Maria, nyalakanlah aku.
Tangan Maria, sanggahlah aku.
Kaki Maria, pimpinlah aku.
Bibir Maria, berkatalah padaku.
Duka cita Maria, kuatkanlah aku.
O Maria yang manis, dengarkanlah aku. Janganlah mengizinkan aku terpisah darimu. Terhadap musuh-musuhku, belalah aku. “
"Taman Ria Taman Safari - Bunda Maria bikin hati jadi berseri-seri.”
8.
Veni sponsa Christi.
Veni sponsa Christi
Accipe coronam
Quam tibi Dominus
Praeparavit in aeternum
Datanglah mempelai Kristus
Terimalah mahkota
Yang telah disiapkan Tuhan untukmu
Untuk selama-lamanya.”
Inilah antifon untuk “MAGNIFICAT” (Kidung Maria atau Nyanyian Pujian Maria) dalam ibadat sore (vesper) pada pesta para perawan. “MAGNIFICAT” inilah yang juga menjadi saripati dari perayaan hari ini, sebuah “tribute” bagi Bunda Maria bersama dengan teladan para kudus.
Nah, pertanyaaan kristisnya: mengapa Maria Menerima Kabar dari Malaikat Gabriel dan bukan dari Allah sendiri?
Dalam Luk 1:26-31, kita mengetahui bahwa pada bulan ke enam, malaikat Gabriel pergi ke Nazaret dan bertemu dengan Maria, untuk menyampaikan Kabar Gembira bahwa ia akan melahirkan seorang Anak laki-laki yang akan dinamai Yesus.
Pertanyaannya adalah, mengapa yang menyampaikan Kabar Gembira kepada Maria bukanlah Allah sendiri namun malaikat Gabriel? Dalam Summa Theology, III, q.30, a.2, St. Thomas Aquinas memberikan tiga alasan sebagai berikut:
Pertama:
Berdasarkan tingkatan yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Karena malaikat mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari manusia, maka sudah selayaknya mereka yang tahu terlebih dahulu tentang misteri Inkarnasi, dan kemudian merekalah yang kemudian diutus untuk menyampaikan Kabar Gembira kepada manusia.
Kedua:
Bagaimana Tuhan memulihkan kodrat manusia melalui Inkarnasi. Karena wanita pertama jatuh karena godaan Iblis (malaikat yang jatuh dalam dosa), maka sudah selayaknya manusia dipulihkan dengan Kabar Gembira yang dinyatakan oleh malaikat Gabriel.
Ketiga:
Karena Kabar Gembira disampaikan kepada seorang perawan dan keperawanan adalah berhubungan dengan kodrat malaikat, maka sungguh pantas kalau kabar gembira Inkarnasi disampaikan oleh malaikat.
Selanjutnya St. Thomas menuliskan keberatan-keberatan yang ada dan kemudian menyanggah keberatan tersebut sehingga diperoleh pengertian yang mendalam akan misteri ini.
Keberatan 1 dan tanggapannya.
St. Thomas memberikan keberatan pertama dengan mengatakan bahwa wahyu kepada malaikat tertinggi selayaknya diberikan oleh Tuhan secara langsung. Dan karena Maria lebih tinggi daripada semua malaikat, maka sudah seharusnya pemberitaan akan misteri Inkarnasi ini dilakukan oleh Tuhan sendiri. St. Thomas menyanggah bahwa Bunda Allah (Bunda Maria) memang lebih tinggi dari para malaikat dalam kehormatan, karena Bunda Maria dipilih oleh Allah sendiri. Namun, dalam kehidupannya di dunia, Bunda Maria berada di bawah malaikat, sama seperti Kristus yang datang ke dunia dengan kodrat manusia, yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan malaikat (lih. Ibr 2:9).
Keberatan 2 dan tanggapannya.
Mengapa bukan St. Yusuf, suami Maria yang memberitahu Bunda Maria, karena seorang wanita harus bertanya kepada suaminya? (lih. 1Kor 14:34-35)
Dalam paparannya, St. Thomas memberikan alasan bahwa karena Putera Allah lahir tanpa campur tangan manusia namun dengan kuasa Roh Kudus, maka sudah selayaknya bahwa Kabar Gembira ini disampaikan oleh malaikat dan bukan seorang manusia [St. Yusuf].
Keberatan 3 dan tanggapannya.
Di bagian ini, St. Thomas memberikan keberatan bahwa tidak mungkin malaikat yang tidak mengerti secara penuh misteri Inkarnasi dapat memberitahu kepada Bunda Maria. Mengutip Dionysius dan Maximus dari Konstantinopel, St. Thomas mengatakan bahwa para malaikat tahu tentang misteri Inkarnasi walaupun mungkin tidak tahu secara lengkap.
Keberatan 4 dan tanggapannya.
Ada pandangan yang menyatakan bahwa dalam tingkatan malaikat, malaikat Gabriel menempati tingkat yang kedua dari yang paling rendah. Pandangan ini mengatakan, bahwa seharusnya yang menyampaikan misteri yang tertinggi [Inkarnasi] harus dari tingkat malaikat yang paling tinggi.
Untuk menyanggah keberatan ini, maka St. Thomas mengutip St. Gregorius yang menyatakan “Adalah benar bahwa satu dari malaikat yang tertinggi harus datang, karena pesan yang dibawakannya adalah pesan yang tertinggi” (Hom. de Centum Ovibus [34 in Evang.), dan dengan demikian orang menyimpulkan bahwa malaikat Gabriel adalah malaikat yang tertinggi.
Namun demikian, St. Thomas juga menyatakan bahwa ini tidaklah berarti bahwa ia berada di tingkatan yang tertinggi dari semua, namun ia tertinggi di antara para malaikat, sehingga disebut penghulu malaikat. Maka Gereja menyebut Gabriel sebagai penghulu malaikat.
St. Gregorius mengatakan bahwa “mereka yang memberitakan hal-hal yang tinggi disebut penghulu malaikat.” (De Centum Ovibus 34). Karena itu ia disebut yang tertinggi dari para penghulu malaikat. Lebih lanjut, St. Gregorius memberikan arti nama dari Gabriel yang berarti ‘kekuatan Allah’. Pesan Inkarnasi layak disampaikan dengan ‘kekuatan Tuhan’, sebab Allah Tuhan yang berkuasa di surga akan datang untuk mengalahkan kuasa jahat.
9.
Totus Tuus.
Totus tuus ego sum et omnia mea Tua sunt.
Accipio Te in me omnia.
Praebe mihi cor Tuum, Maria
Aku adalah milikmu
dan segala milikku adalah milikmu.
Engkau kuterima dalam diriku seluruhnya.
Berikan aku hatimu, ya Maria.
“Totus Tuus!” Ini adalah motto kerasulan Paus Kerahiman Ilahi, St Yohanes Paulus II, yang “mempersembahkan dirinya dan kepausannya kepada Bunda Maria”. Dalam lambang kepausannya, tertera huruf “M” yang berarti “Maria”, Bunda Allah, kepada siapa ia berdevosi secara mendalam. Motto pribadinya, yang disulamkan pada sisi jubah-jubahnya adalah “Totus Tuus Sum Maria”, bahasa Latin, yang artinya “Bunda Maria, aku sepenuhnya milikmu,”
Motto Totus Tuus sendiri diinspirasikan oleh ajaran St Louis-Marie Grignion de Montfort yang mengungkapkan penyerahan diri sepenuhnya kepada Yesus melalui Maria.
Adapun Bapa Suci mempersembahkan dirinya kepada Bunda Maria dengan motto tersebut saat ia masih muda dan sedang belajar di sebuah sekolah drama. Segera sesudah penyerahan dirinya itu, suatu pemikiran terlintas dalam benaknya, “Aku ingin menjadi seorang imam” … “Tapi, aku tidak mau menjadi imam,” demikian pikirnya kemudian, “Aku ingin menjadi seorang aktor!”… tetapi pikiran tersebut datang lagi dan lagi dan lagi… dan ia menjadi seorang imam!… dan kemudian seorang uskup, dan kemudian seorang Paus, dengan tetap memilih motto yang sama, “Totus Tuus”.
Bersama dengan Perayaan Maria menerima Kabar Sukacita hari ini, kita semakin mengenal dan mencintai sosok Wanita Utama dan Bunda Mulia yang dikatakan Yesus sebagai: “Inilah Ibumu” (Yoh 19:29).
Ya, setelah Sakramen Ekaristi, tiada lain yang lebih besar yang ditinggalkan Yesus bagi kita selain Bunda-Nya, yang bagaikan Injil hidup, yang siap membantu kita dalam segala situasi dan kondisi, lebih daripada para santo dan santa karena hanya dalam Kristus dan untuk Kristuslah Maria itu hidup. Totus Tuus!
10.
Kutipan Teks Misa.
Senin, 25 Maret 2019
Hari Raya Kabar Sukacita
Yesaya (7:10-14; 8:10)
(Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11)
Ibrani (10:4-10)
Lukas (1:26-38)
Allah yang benar, dilahirkan dalam kodrat manusia benar dengan kodrat-Nya yang utuh dan sempurna ---- St. Leo Agung
Antifon Pembuka (lih. Ibr 10:5-7)
Ketika masuk ke dunia ini Kristus bersabda, "Aku datang, ya Allah, untuk melakukan kehendak-Mu."
The Lord said, as he entered the world: Behold, I come to do your will, O God.
(Hari ini ada Madah Kemuliaan, dan Syahadat. Alleluya diganti Bait Pengantar Injil 965; Untuk menghormati misteri Inkarnasi ini, maka, pada Misa Kudus tgl 25 Maret ini, mari kita berlutut saat mengucapkan kata-kata Syahadat: "Ia dikandung dari Roh Kudus ... dan menjadi manusia." atau "yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria," atau "Et incarnátus est de Spíritu Sancto ... et homo factus est." sumber: PUMR no 37)
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki agar Sabda-Mu menjelma menjadi manusia dalam rahim Perawan Maria. Semoga kami, yang dalam iman mengakui Penebus kami sebagai Allah dan manusia, layak mengambil bagian dalam kodrat ilahi-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (7:10-14; 8:10)
"Seorang perempuan muda akan mengandung."
Tuhan berfirman kepada Raja Ahas, "Mintalah suatu pertanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." Tetapi Ahas menjawab, "Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!" Lalu berkatalah Nabi Yesaya, "Baiklah! Dengarkanlah, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu, Tuhan sendirilah yang akan memberikan suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Imanuel, artinya: Allah menyertai kita."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 4/4, PS 850
Ref. Ya Tuhan, aku datang melakukan kehendak-Mu.
Ayat. (Mzm 40:7-8a.8b-9.10.11)
1. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut, lalu aku berkata, "Lihatlah, Tuhan, aku datang!"
2. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: "Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku."
3. Aku mengabarkan keadilan di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.
4. Keadilan-Mu tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan dan keselamatan-Mu kubicarakan, kasih dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan, tapi kuwartakan kepada jemaat yang besar.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:4-10)
"Lihatlah Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Saudara-saudara, tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Kristus masuk ke dunia, Ia berkata, "Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki. Sebagai gantinya Engkau telah menyediakan tubuh bagiku. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau juga tidak berkenan. Maka Aku berkata: Lihatlah, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allahku." Jadi mula-mula Ia berkata, "Engkau tidak menghendaki kurban dan persembahan; Engkau tidak berkenan akan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat. -- Dan kemudian Ia berkata, "Lihat, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Jadi yang pertama telah Ia hapuskan untuk menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 1:14ab)
Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)
"Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Maka kata Maria, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon Komuni (Yes 7:14)
Lihat, seorang perawan akan mengandung dan akan melahirkan seorang Putra. Dia akan diberi nama Imanuel.
Behold, a Virgin shall conceive and bear a son; and his name will be called Emmanuel