Air susu lambang kasih.
Air anggur lambang
sukacita.
Air mancur lambang keindahan.
Air terjun lambang keteduhan.
Air mata
lambang derita.
Air keringat lambang kerja keras.
Tapi air banjir, lambang
apakah?
Yang pasti: Terpujilah Engkau Tuhan, karena Saudara Air, dengannya
Engkau membuat kami sudi turun tegak-tergerak dan bergerak tanpa pandang rasa
dan ras, tanpa pandang suku dan budaya, bahasa dan agama.
Terpujilah Engkau Tuhan karena Saudari Air, yang besar dan kecil,
yang hitam dan putih, yang selalu turun mengalir dan merendah, yang berharga
dan murni, yang mengasih dan mengasuh, yang mbersihkan-menyegarkan dan menyadarkan
hati kami bahwa hanya Tuhanlah yang memahami teka-teki dunia.
Dialah
yang mempertautkan jalan-jalan yang tadinya terpisah jauh karena jarak dan perbedaan
yang kami buat. Dialah yang membentuk arah-arah baru yang tadinya
terkotak-petak karena ulah-alih kami. Di kota kami, banjir sedang datang dan pergi.
Ia dating dan pergi menghanyutkan harta, tubuh sesame dan sejarah sosial bersama.
Di kota kami, di banjir kami: siapa lemah-mudah dipalak, siapa kalah-mudah
disepak.
Ya
Tuhan Ya nurani kami, banjir mereka adalah banjir kami, duka mereka adalah duka
kami karena nurani mereka adalah juga nurani kami. Kami berpegang teguh pada
tanganMu, karena gelap pasti akan menjadi cahaya, banjir akan menjadi anugerah.
Bukankah ada pelangi setelah hujan: Ada makna di setiap bencana. Ada solider ketika
air meluber. Ada derma bagi sesama ketika banjir menggema. Ya ada
"kami" yang mengalami di balik bumi yang kami diami. Dengan BANJIR, sebuah
kerja bersama harus kita lakukan, seraya iman akan Tuhan sudah rapi tersimpan,
kini iman itu tidak cuma hanya diungkap/dirayakan tapi harus kita
wujudnyatakan, karena bukankah tepat katanya, “habis malam datanglah siang,
habis topan datanglah reda, habis perang datanglah menang, habis duka datanglah
suka, habis hujan datang pelangi. “Hormatilah kehidupan dan hormatilah juga
integrasi antar ciptaan. “You have to live your life in accordance with nature
as best you can!" Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar