“Roh Penasehat,
curahilah kami jalan kami sering tersesat,
hidup kami berakhir dalam kebuntuan
padahal dimana-mana kami mencari
dan menemukan nasehat dari orang yang kami anggap bijak
dari pengetahuan dan kebijaksanaan yang kami kagumi
dari kesaktian yang kami anggap jimat keramat.
Sejuta nasehat kami cari,
sejuta kebingungan kami jumpai,
dimanakah harus kamicari lagi nasehat yang sejati, kecuali dalam diriMu,
Oh Roh Penasehat yang abadi,
curahkanlah nasehatMu pada kami,
agar tak tersesat dan buntu lagi jalan kami.”
Salah satu elemen dalam Latihan Rohani ala Ignatius yang sangat aktual dalam dunia sekarang, adalah “Aturan Pembeda-bedaan Roh” (LR 313 – 336). Inspirasi ini membantu orang untuk membeda-bedakan berbagai kecenderungan hati, mengenali tendensi egoistik, serta mencari dan menemukan kehendak Allah. Diyakini, bahwa para pemimpin dan tokoh di dalam Kitab Suci mampu bernubuat, mewartakan sikap kenabiannya, hanya bila Roh Kudus hadir di sana. Roh Kudus mendidik mereka untuk memahami Sabda Allah dalam kehidupan yang paling nyata. Suatu saat Musa berdoa pada Tuhan karena umat yang dipimpinnya meminta makanan. Tuhan mencurahkan Roh pada Musa dan tujuh puluh tua-tua yang membuat mereka mampu berkata-kata (Bil. 11: 16 – 23).
curahilah kami jalan kami sering tersesat,
hidup kami berakhir dalam kebuntuan
padahal dimana-mana kami mencari
dan menemukan nasehat dari orang yang kami anggap bijak
dari pengetahuan dan kebijaksanaan yang kami kagumi
dari kesaktian yang kami anggap jimat keramat.
Sejuta nasehat kami cari,
sejuta kebingungan kami jumpai,
dimanakah harus kamicari lagi nasehat yang sejati, kecuali dalam diriMu,
Oh Roh Penasehat yang abadi,
curahkanlah nasehatMu pada kami,
agar tak tersesat dan buntu lagi jalan kami.”
Salah satu elemen dalam Latihan Rohani ala Ignatius yang sangat aktual dalam dunia sekarang, adalah “Aturan Pembeda-bedaan Roh” (LR 313 – 336). Inspirasi ini membantu orang untuk membeda-bedakan berbagai kecenderungan hati, mengenali tendensi egoistik, serta mencari dan menemukan kehendak Allah. Diyakini, bahwa para pemimpin dan tokoh di dalam Kitab Suci mampu bernubuat, mewartakan sikap kenabiannya, hanya bila Roh Kudus hadir di sana. Roh Kudus mendidik mereka untuk memahami Sabda Allah dalam kehidupan yang paling nyata. Suatu saat Musa berdoa pada Tuhan karena umat yang dipimpinnya meminta makanan. Tuhan mencurahkan Roh pada Musa dan tujuh puluh tua-tua yang membuat mereka mampu berkata-kata (Bil. 11: 16 – 23).
Perjanjian Baru lebih eksplisit mengungkapkan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam diri manusia. Surat Pertama Rasul Yohanes menulis banyak perkara ini (2:20, 27; 5:6, 9-10).Di sinilah kita diajak melihat sebetulnya apa itu Roh? Kata Roh itu sendiri berasal dari bahasa Ibrani, yang artinya, ruah: angin. Allah itu sendiri adalah roh" [Yohanes 4:24]. "Kemana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, kemana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat diurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. [Mazmur 139:7-8]. Angin atau Roh sendiri punya tiga gelombang yang baik, al:
- Menghibur.
Kalau kita sedang berpuasa atau sedang ada dalam suatu kondisi udara yang panas, kita tentunya terhibur jika ada angin sepoi-sepoi yang berhembus, kipas angin atau bahkan angin dari sebuah Air Conditioner bukan? Yesus juga tidak akan meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Ia menjanjikan Penghibur, tampak jelas dan lugas dalam Injil Yohanes 14:15-31. "Penghibur/Penolong" sendiri dalam bahasa Yunani ialah Parakletos. Saat ini-kita kerap melihat banyak parakletoi (jamak dari parakletos). Parakletos juga bisa berarti penghibur yang membesarkan hati. Juga berarti pemberi kekuatan. Itulah parakletos. Dalam keadaan bencana, kehadirannya lebih terasa. Tapi dalam keseharian sebenarnya parakletoi ini sebetulnya ada di sekitar kita.
- Menyembuhkan.
Ketika saya bertugas di stasi Tanjung Kait, kadang saya mampir ke pinggir laut, yang dekat dengan sebuah To Pe Kong kuno. Banyak orang awam mengatakan, angin laut itu bisa menyembuhkan orang yang sakit asma. Begitu juga dengan sebuah kisah dari dunia Perjanjian Lama, Yeremia bin Hilkia, seorang nabi belia, yang depresi berat, karena merasa masih sangat muda dan tidak pandai berbicara (Yer 1:6). Allah datang sebagai angin yang menyembuhkan. "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan..Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau." (Yer 1:7-8).
- Menghidupkan.
Pasca kematian Yesus, semua murid pilihanNya lari terkocar-kacir, terpencar sebar. Pastinya, mereka semua bersembunyi di pintu rumah yang terkunci rapat. Petrus yang biasanya keras dan penuh inisiatif, bahkan menyangkal Yesus tiga kali. Begitu pula para murid yang lainnya, Yohanes yang pandai menulis, Yakobus yang pandai juga memimpin, Thomas yang kerap kritis, sinis dan skeptis. Inilah simbol hati yang dingin, iman yang mati terkunci karena dosa dan ketakutan. Tapi Tuhan datang kembali sebagai angin yang menghidupkan (Kisah 2:1-13) dalam peristiwa Pentakosta.
Para murid menjadi penuh deng Roh Kudus dan hidup kembali. Petrus berkotbah dengan gagah berani di depan banyak orang Yahudi di Yerusalem, di serambi Salomo, bahkan ia juga menyembuhkan orang yang lumpuh, dan akhirnya berani mati disalib, bahkan disalib dengan posisi terbalik. Yohanes berkotbah di hadapan Mahkamah Agama dan semakin rajin menulis Injil, bahkan akhirnya berani mati di tangan orang-orang kafir. Thomas juga sampai menyebarkan Injil di India, dan berani mati juga ditusuk tombak oleh orang-orang kafir. Andreas saudara Petrus juga berani mati disalib silang. Yakobus, yang menjadi Uskup Agung Yerusalem pertama, akhirnya juga berani mati, menjadi martir pertama dari antara para rasul yang lainnya. Anda siap menghibur, menyembukan sekaligus menghidupkan juga setiap orang yang ada di sekitar?
”Utuslah RohMu ya Tuhan
dan jadi baru seluruh muka bumi....”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar