“Lumen Fidei”.
Kel 33:7-11; 34:5b-9.28' Mat 13:36-43
"Lumen Fidei - Terang Iman”. Inilah ensiklik pertama Paus Fransiskus yang melengkapi dua tema dari ensiklik sebelumnya dari Paus Benediktus XVI, yakni tema kasih dalam “Deus Caritas Est” dan tema harapan dalam “Spe Salvi”. Adapun ensiklik tentang iman yang dikeluarkan bertepatan dengan Tahun Iman ini mengajak kita untuk semakin beriman dalam kehidupan harian karena iman bukanlah sesuatu yang terpisah dari realitas.
Mengacu pada bacaan injil hari ini, adapun tiga sikap dasar supaya kita semakin memiliki terang iman, al:
Kel 33:7-11; 34:5b-9.28' Mat 13:36-43
"Lumen Fidei - Terang Iman”. Inilah ensiklik pertama Paus Fransiskus yang melengkapi dua tema dari ensiklik sebelumnya dari Paus Benediktus XVI, yakni tema kasih dalam “Deus Caritas Est” dan tema harapan dalam “Spe Salvi”. Adapun ensiklik tentang iman yang dikeluarkan bertepatan dengan Tahun Iman ini mengajak kita untuk semakin beriman dalam kehidupan harian karena iman bukanlah sesuatu yang terpisah dari realitas.
Mengacu pada bacaan injil hari ini, adapun tiga sikap dasar supaya kita semakin memiliki terang iman, al:
1.Berhati-hati:
Tuhan menabur benih “gandum” yang baik di ladang dunia. Sebaliknya, setan juga menabur benih “lalang” yang jahat di ladang dunia kita. Yang pasti, “lalang” ini akan tetap tumbuh bersama dengan “gandum” di tengah hidup harian kita, walaupun keduanya akan berakhir di tempat yang berbeda. Disinilah, kita diajak berhati-hati dalam berkata dan bertindak sehingga kita senantiasa peka untuk membersihkan lalang dalam ladang hati kita sendiri.
2.Berjuang:
Perhatikan bahwa kedua tanaman ini, “lalang” dan “gandum” tumbuh di tempat yang sama dan kelihatannya cukup sulit untuk dipilah. Di saat gandum mulai berbulir, lalang pun mulai kelihatan juga. Keduanya jelas mempunyai karakteristik berbeda, tapi tumbuhnya berbarengan di tempat yang sama. Bahkan dalam bahasa Inggrisnya gandum dan ilalang ini pun hampir sama namanya: “Wheat” dan “Weeds”. Jelasnya, kita diajak untuk rajin berjuang menumbuhsuburkan “gandum kebaikan” sekaligus mematikan “lalang keburukan” dalam diri kita. Ya, kita dipanggil untuk menjadi “gandum yang baik”, yang setia mencintai kebenaran, memperjuangkan kebenaran dan mewartakan kebenaran.
3.Berharap:
Tuhan bukan hanya maha baik tapi sekaligus juga maha adil. Ia tidak buta. Ia melihat perjuangan iman kita dan menghargai setiap gulat geliat perjuangan kita. Inilah harapan kita, bahwa ada hidup setelah mati, ada surga setelah dunia: “Pada waktu itu, orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka.” Ya, ketika “waktu menuai” yakni akhir zaman tiba, maka “lalang” dikumpulkan untuk dibakar (masuk ke neraka) sedangkan “gandum” itu dikumpulkan untuk dimasukkan ke lumbung (masuk ke surga).
“Jangan lelah jangan mudah dahaga – Selalu carilah dahulu Kerajaan Surga”.
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar