Setting:
Jepang, 1873, Zaman Edo
(Setting kuno: Kaito Fudo cemas, panik menunggu Aiko yang tak kunjung pulang)
Kaito : Ke mana Aiko? Hari sudah petang! Apa
yang dilakukannya?
(Aiko masuk bawa anak ayam dalam plastik. Setelah Kaito menerikan namanya, Aiko langsung sujud)
Kaito : Aiko! Dari mana saja kamu?Apa kamu tidak bisa melihat, hari sudah petang.
Aiko : Aku.. Aku…
Kaito : Kamu kemanaa?
(bunyi anak ayam dalam kantong plastic)
Kaito : Suara apa itu? Dan kenapa kakimu terluka?
Aiko : Maaf ayah. Aiko tidak sengaja pulang terlambat.(mengeluarkan anak ayam dari dalam plastic). Tadi dalam perjalanan pulang, Aiko melihat anak ayam ini sedang dikejar anak anjing.Dia sangat kecil dibandingkan anak anjing itu, dan dia sendiri - tidak ada yang menolongnya.Maka, Aiko memutuskan untuk membantu dia. Nah, saat Aiko mencoba mengejar anak ayam mungil ini, Aiko malah ikut dikejar oleh anak anjing itu.Kemudia Aiko terjatuh, daaann Aiko terluka.
Kaito : Astaga Aiko, kamu tidak apa-apa?
Aiko : Tidak apa-apa Ayah. Ayah kumohon jangan marahi Aiko.
Kaito : Tidak Nak. Bagaimana Ayah bisa marah kepada gadis manis dan cantik yang rela berkorban untuk seekor anak ayam mungil ini. Kemari Aiko, ayo kita lihat luka di kakimu.
(Kaito ajak Aiko berdiri, kemudian membawa Aiko duduk)
Aiko : Ayah, apa kita boleh memelihara anak ayam mungil ini?
Kaito : (senyum kecil) Tentu saja Aiko.
Aiko : Asiiikkk! Terima kasih Ayah! (meluk Kaito)
Kaito : (terpana, lalu tersenyum sambil tertawa kecil) Kamu memang mirip dengan Akiko .
Aiko : Akiko? Siapa dia Ayah?
Kaito : Akiko..Ia tak kalah cantknya dengan bidadari yang sering ayah ceritakan untukmu tiap malam. Lembut seperti salju dan terlebih lagi, hatinya yang penuh dengan cinta.
Aiko : Waaaahh.. Aku ingin sekali bertemu dengannya! Ayah, di mana dia?
Kaito : (tersenyum lembut)Ia sudah pergi ke tempat di mana para bidadari tinggal, sayang.
Aiko : (duduk di pangkuan Kaito) Yaaaahhhhh..Aku tidak bisa bertemu dengannya ya?(kecewa dan sedih) Tempat bidadari itu kan jauh sekali.
Kaito : Bagaimana jika Ayah ceritakan ceritakan saja semua tentang Akiko? Tentang Akiko yang selalu tersenyum untuk kita dari kejauhan sana…
(Aiko masuk bawa anak ayam dalam plastik. Setelah Kaito menerikan namanya, Aiko langsung sujud)
Kaito : Aiko! Dari mana saja kamu?Apa kamu tidak bisa melihat, hari sudah petang.
Aiko : Aku.. Aku…
Kaito : Kamu kemanaa?
(bunyi anak ayam dalam kantong plastic)
Kaito : Suara apa itu? Dan kenapa kakimu terluka?
Aiko : Maaf ayah. Aiko tidak sengaja pulang terlambat.(mengeluarkan anak ayam dari dalam plastic). Tadi dalam perjalanan pulang, Aiko melihat anak ayam ini sedang dikejar anak anjing.Dia sangat kecil dibandingkan anak anjing itu, dan dia sendiri - tidak ada yang menolongnya.Maka, Aiko memutuskan untuk membantu dia. Nah, saat Aiko mencoba mengejar anak ayam mungil ini, Aiko malah ikut dikejar oleh anak anjing itu.Kemudia Aiko terjatuh, daaann Aiko terluka.
Kaito : Astaga Aiko, kamu tidak apa-apa?
Aiko : Tidak apa-apa Ayah. Ayah kumohon jangan marahi Aiko.
Kaito : Tidak Nak. Bagaimana Ayah bisa marah kepada gadis manis dan cantik yang rela berkorban untuk seekor anak ayam mungil ini. Kemari Aiko, ayo kita lihat luka di kakimu.
(Kaito ajak Aiko berdiri, kemudian membawa Aiko duduk)
Aiko : Ayah, apa kita boleh memelihara anak ayam mungil ini?
Kaito : (senyum kecil) Tentu saja Aiko.
Aiko : Asiiikkk! Terima kasih Ayah! (meluk Kaito)
Kaito : (terpana, lalu tersenyum sambil tertawa kecil) Kamu memang mirip dengan Akiko .
Aiko : Akiko? Siapa dia Ayah?
Kaito : Akiko..Ia tak kalah cantknya dengan bidadari yang sering ayah ceritakan untukmu tiap malam. Lembut seperti salju dan terlebih lagi, hatinya yang penuh dengan cinta.
Aiko : Waaaahh.. Aku ingin sekali bertemu dengannya! Ayah, di mana dia?
Kaito : (tersenyum lembut)Ia sudah pergi ke tempat di mana para bidadari tinggal, sayang.
Aiko : (duduk di pangkuan Kaito) Yaaaahhhhh..Aku tidak bisa bertemu dengannya ya?(kecewa dan sedih) Tempat bidadari itu kan jauh sekali.
Kaito : Bagaimana jika Ayah ceritakan ceritakan saja semua tentang Akiko? Tentang Akiko yang selalu tersenyum untuk kita dari kejauhan sana…
Scene 1
(okiya : mucikari, geisha 1, geisha 2, Onizuka, pengawal. Geisha 1 main kecapi, geisha 2 nari. Mucikari & Onizuka ngomongin bisnis) props : meja, bantal duduk, teko teh.)
Onizuka : saya dengar, okiya ini adalah rumah dari geisha-geisha dan para maiko tercantik di Kyoto.
Muci-chan : ah, tuan [cari jepangnya] bisa saja. Kami hanya mendidik mereka untuk menjadi geisha terlatih. Untuk selebihnya biar tuan yang menentukan
Onizuka : hahaha. Dari para maiko di sana sudah terlihat kepiawaian anda melatih para gadis kecil ini, Oka-san.
Muci-chan : Anda terlalu memuji, tuan. Kalau boleh saya tahu, apa maksud kedatangan tuan ke sini?
Onizuka : Baik, langsung saja. Kemarin malam saya melihat seorang geisha membawakan tarian yang sangat indah. Ia begitu anggun dan cantik. Saya ingin menjadikannya geishaku. Geisha milikku seorang.
Muci-chan : Maaf tuan, tapi geisha-geisha kami tidak ternilai harganya. Mereka tidak diperkenankan menjadi milik hanya seorang pria
Onizuka : Saya tahu okiya ini tidak menyediakan layanan semacam itu. Namun hanya untuk yang satu ini saja, saya benar-benar terpana olehnya.
Muci-chan : Geisha-geisha kami bukanlah milik siapapun tuan.
Onizuka : Oka-san. Menurutmu, siapa pelanggan yang paling banyak memberi penghasilan bagi okiya ini? Saya tidak peduli berapa harganya. Saya bisa membelinya.
Muci-chan : Maaf tuan,tapi..
Onizuka : Saya bisa memberikan berapapun yang kau mau. Bahkan untuk mendirikan okiya lain di Tokyo. Sebutkan saja nominalnya.
Muci-chan : (diam)...
Onizuka : Oka-san. Terus terang saja, saya ini pejabat tinggi pemerintahan. Saya bisa membuat okiya ini ditutup hanya dalam semalam. Saya tidak ingin melakukan hal tersebut tentunya.
Muci-chan : (diam dulu) Ada dua geisha yang membawakan tarian itu yang mana yang anda sukai tuan?
Onizuka : (senyum nakal) nah, itu yang kumaksud. Entah, saya tidak ingat. Bisa kaubawa kesinikah kedua geisha itu?
Muci-chan : panggil Sakura dan Azumi kesini
Onizuka : arigatou oka-san. Anda memang paling pengertian mengenai hal ini
Muci-chan : kembali. Bagaimanapun juga kami selalu berusaha memenuhi keinginan anda. Mata anda memang jeli tuan, keduanya belum pernah disentuh pria manapun
Onizaku : saya tahu. Itulah yang menambah nilai jualnya, bukan?
(Geisha jahat masuk, Geishat memberi salam)
Muci-chan : di mana sakura?
Pengawal :maaf oka-san, kami tidak dapat menemukan Sakura
Muci-chan : Tuan Onizuka, ini Azumi, salah satu geisha terbaik kami. Apa dia yang tuan maksud?
Onizuka : hmm.. (menilai) tidak, tidak. Bukan. saya rasa yang satunya lagi. Sakura.. ya. Aku mau dia.
Geishat : (sebel, coba ngerayu Onizuka) tuan, Sakura pasti bukanlah Geisha yang anda inginkan sebagai milik anda seorang. Ia tidak mengenal tata krama sebaik saya.
Onizuka : saya tidak peduli. Kamu memang cantik, Rosa, tetapi berbeda. Ia memiliki sesuatu yang tak terungkapkan. Aku tak sabar menjadikan ia milikku.
Muci-chan : (pengawal balik, bisik” ke mucikari) Maaf tuan, kami tidak dapat menemukan Sakura.
Onizuka : Apa?! Apa-apaan ini?
Muci : Maaf, tuan. Kami akan segera mencarinya. Pengawal! Temukan Sakura sekarang!
Scene 2
(taman : kakaknya Aiko (Ayumi) bw bayi, statis duduk di bangku taman.)
Geisha : (masuk, bawa kue dango) Ayumi!
Ayumi : onee-chan! Kakak pergi dari okiya itu lagi?
Geisha : hanya sebentar kok. Ini kakak bawakan kue dango untukmu
Ayumi : waa.. arigatou! Ayumi memang paling suka dango. Tapi apa nanti onee-chan tidak dimarahi oka-san?
Geisha : (tersenyum) tidak apa-apa. Bagaimana adikmu Ayumi? Sudah diberi susu?
Ayumi : Sudah, tadi Kaito-san datang dan membantu Ayumi memberi susu untuknya. Setelah otto-san dan oba-san meninggal memang hanya Sakura onee-chan dan Kaito-san yang perhatian kepada Ayumi..
Geisha : sudah kubilang Ayumi, jangan panggil aku Sakura, nama asliku kan Akiko. Panggilan Sakura hanya membuatku terikat terhadap okiya tersebut
Ayumi : maaf, Saku.. Akiko nee-san, aku hanya terbiasa mendengar orang lain memanggilmu Sakura terus.. (Kaito datang)
Kaito : Hai Akiko, Ayumi-chan apa yang kalian lakukan? Dan Akiko, kau meninggalkan okiya lagi ya?
Ayumi : Kaito ni-san, Akiko onee-san hanya datang untuk membawakanku ini. D
Kaito : Akiko, aku baru saja melewati okiya itu dan sepertinya mereka mencarimu
Geisha : biarlah, aku tidak pernah ingin berada di okiya tersebut. Semakin lama keadaan di sana menjadi semakin kotor dan penuh kelicikan
Kaito : Akiko..
Geisha : Ayo kita lakukan rencana kita terdahulu. Bawa aku ke kampung halamanmu Kaito
Kaito : tapi aku hanyalah pemuda desa miskin, aku tidak akan sanggup mengeluarkanmu dari okiya tersebut
Geisha : ingat apa yang pernah kita bicarakan?
Kaito : kau benar-benar ingin melakukannya? (kaget) Kau akan benar-benar berada dalam bahaya jika kita tidak berhasil dan tertangkap Oka-san
Geisha : entahlah, aku tidak lagi peduli, lebih baik aku mati dalam mepertahankan kehormatanku
Muci-chan : Sakura, sudah kubilang akan ada tamu penting berkunjung ke Okiya Dan kau malah menghabiskan waktumu di sini bersama Anak kecil dan laki-laki tak berguna ini??
Geisha : Maafkan saya Oka-san (Ayumi sembunyi di belakang Kaito)
Muci-chan : Cepat kembali ke okiya. Seorang pejabat mau membelimu selamanya(Geisha pucat marah)
Kaito : oka-san bukankah seorang Geisha tidak dapat dibeli seperti itu?
Muci-chan : tahu apa kau pemuda miskin? Kau juga tidak akan bisa membeli sakura walau hanya untuk semalam
Kaito : wanita macam apa kau ini, menjual kehormatan wanita lainnya untuk uang?
Muci-chan : aku tidak peduli terhadap kehormatan atau apapun kau menyebutnya itu. Pengawal bawa dia!
Kaito : Akiko! (ditahan pengawal)
Geisha : (sakura dipaksa) lepaskan aku!
Ayumi : Oka-san, lepaskan kak Akiko! Dia orang yang baik!
Muci-chan : tahu apa kau dasar anak kecil
Ayumi : tolong jangan bawa Akiko onee-san,
Muci-chan : dasar bedebah kecil (dorong ayumi, ayumi kebentur, teriak, berdarah kepalanya, ad suara bayi nangis)
Geisha & Kaito : Ayumi!! (Akiko lepas, lari, peluk Ayumi, Kaito mw lepas, ttp ditahan)
Akiko : (nangis) Ayumi! Kau..dasar wanita [?]! ia hanya seorang anak kecil! (ambil bayi)
Muci-chan : bah, apa peduliku? Ia HANYA seorang anak kecil!
Akiko : ayu.. Sampai kapan pun aku tidak akan membiarkan pejabat itu menyentuh ataupun memilikiku! Walaupun ia membayarku dengan berjuta-juta yen
Muci-chan : jangan mencari masalah, Sakura. Pengawal, ambil bayi itu!
Pengawal I : Haik (nahan Akiko, muci ambil bayi)
Kaito : Jangan sentuh bayi itu dengan tangan kotormu!
Muci-chan : (mendesis k arah Kaito, angkat Ayumi) Sakura, anak yang kau sayangi ini… sepertinya telah..pergi. Apa aku juga harus mengotori tanganku dengan darah bayi dan pemuda ini supaya kau mau menjadi milik pejabat itu? (agak berbisik dekat Sakura)
Akiko : … (buang muka)
Muci-chan : jadi? Apa katamu?
Akiko : Keinginan anda adalah kewajiban saya, Nyonya (menunduk)
Kaito : Akiko!
Muci-chan : gadis pintar. Pengawal! (jalan, udh aga jauh pengawal 2 lepasin Kaito, ikut keluar. kaito mau ngejar tapi liat ayumi)
Kaito : Ayumi! Ayumi, kau bisa bertahan? (Ayumi diam, kaito cek nadi, pucat) Ayumi!!!!
(taman : kakaknya Aiko (Ayumi) bw bayi, statis duduk di bangku taman.)
Geisha : (masuk, bawa kue dango) Ayumi!
Ayumi : onee-chan! Kakak pergi dari okiya itu lagi?
Geisha : hanya sebentar kok. Ini kakak bawakan kue dango untukmu
Ayumi : waa.. arigatou! Ayumi memang paling suka dango. Tapi apa nanti onee-chan tidak dimarahi oka-san?
Geisha : (tersenyum) tidak apa-apa. Bagaimana adikmu Ayumi? Sudah diberi susu?
Ayumi : Sudah, tadi Kaito-san datang dan membantu Ayumi memberi susu untuknya. Setelah otto-san dan oba-san meninggal memang hanya Sakura onee-chan dan Kaito-san yang perhatian kepada Ayumi..
Geisha : sudah kubilang Ayumi, jangan panggil aku Sakura, nama asliku kan Akiko. Panggilan Sakura hanya membuatku terikat terhadap okiya tersebut
Ayumi : maaf, Saku.. Akiko nee-san, aku hanya terbiasa mendengar orang lain memanggilmu Sakura terus.. (Kaito datang)
Kaito : Hai Akiko, Ayumi-chan apa yang kalian lakukan? Dan Akiko, kau meninggalkan okiya lagi ya?
Ayumi : Kaito ni-san, Akiko onee-san hanya datang untuk membawakanku ini. D
Kaito : Akiko, aku baru saja melewati okiya itu dan sepertinya mereka mencarimu
Geisha : biarlah, aku tidak pernah ingin berada di okiya tersebut. Semakin lama keadaan di sana menjadi semakin kotor dan penuh kelicikan
Kaito : Akiko..
Geisha : Ayo kita lakukan rencana kita terdahulu. Bawa aku ke kampung halamanmu Kaito
Kaito : tapi aku hanyalah pemuda desa miskin, aku tidak akan sanggup mengeluarkanmu dari okiya tersebut
Geisha : ingat apa yang pernah kita bicarakan?
Kaito : kau benar-benar ingin melakukannya? (kaget) Kau akan benar-benar berada dalam bahaya jika kita tidak berhasil dan tertangkap Oka-san
Geisha : entahlah, aku tidak lagi peduli, lebih baik aku mati dalam mepertahankan kehormatanku
Muci-chan : Sakura, sudah kubilang akan ada tamu penting berkunjung ke Okiya Dan kau malah menghabiskan waktumu di sini bersama Anak kecil dan laki-laki tak berguna ini??
Geisha : Maafkan saya Oka-san (Ayumi sembunyi di belakang Kaito)
Muci-chan : Cepat kembali ke okiya. Seorang pejabat mau membelimu selamanya(Geisha pucat marah)
Kaito : oka-san bukankah seorang Geisha tidak dapat dibeli seperti itu?
Muci-chan : tahu apa kau pemuda miskin? Kau juga tidak akan bisa membeli sakura walau hanya untuk semalam
Kaito : wanita macam apa kau ini, menjual kehormatan wanita lainnya untuk uang?
Muci-chan : aku tidak peduli terhadap kehormatan atau apapun kau menyebutnya itu. Pengawal bawa dia!
Kaito : Akiko! (ditahan pengawal)
Geisha : (sakura dipaksa) lepaskan aku!
Ayumi : Oka-san, lepaskan kak Akiko! Dia orang yang baik!
Muci-chan : tahu apa kau dasar anak kecil
Ayumi : tolong jangan bawa Akiko onee-san,
Muci-chan : dasar bedebah kecil (dorong ayumi, ayumi kebentur, teriak, berdarah kepalanya, ad suara bayi nangis)
Geisha & Kaito : Ayumi!! (Akiko lepas, lari, peluk Ayumi, Kaito mw lepas, ttp ditahan)
Akiko : (nangis) Ayumi! Kau..dasar wanita [?]! ia hanya seorang anak kecil! (ambil bayi)
Muci-chan : bah, apa peduliku? Ia HANYA seorang anak kecil!
Akiko : ayu.. Sampai kapan pun aku tidak akan membiarkan pejabat itu menyentuh ataupun memilikiku! Walaupun ia membayarku dengan berjuta-juta yen
Muci-chan : jangan mencari masalah, Sakura. Pengawal, ambil bayi itu!
Pengawal I : Haik (nahan Akiko, muci ambil bayi)
Kaito : Jangan sentuh bayi itu dengan tangan kotormu!
Muci-chan : (mendesis k arah Kaito, angkat Ayumi) Sakura, anak yang kau sayangi ini… sepertinya telah..pergi. Apa aku juga harus mengotori tanganku dengan darah bayi dan pemuda ini supaya kau mau menjadi milik pejabat itu? (agak berbisik dekat Sakura)
Akiko : … (buang muka)
Muci-chan : jadi? Apa katamu?
Akiko : Keinginan anda adalah kewajiban saya, Nyonya (menunduk)
Kaito : Akiko!
Muci-chan : gadis pintar. Pengawal! (jalan, udh aga jauh pengawal 2 lepasin Kaito, ikut keluar. kaito mau ngejar tapi liat ayumi)
Kaito : Ayumi! Ayumi, kau bisa bertahan? (Ayumi diam, kaito cek nadi, pucat) Ayumi!!!!
(Black out)
Scene 3
Muci-chan : Cepat, Tuan Onizuka menunggumu di dalam
Geisha : Nyonya, dimanakah bayi itu?
Muci-chan : kau terus menanyakannya, lebih baik kuhilangkan bayi itu supaya kau fokus melayani tamu-tamu ini
Geisha : apa? Tapi kau bilang.. kumohon, nyonya, jangan bunuh bayi itu. Ia tidak bersalah!
Muci-chan : apa peduliku?
Geisha : lebih baik kau ambil nyawaku, tapi jangan sakiti bayi itu. Ayumi menjaganya dengan sepenuh hati..
Muci-chan : diam dan temui saja tamu itu. Apa yang ingin kulakukan terhadap bayi ini bukan urusanmu! (jalan) maaf membuat Anda menunggu lama, Tuan. Ini Sakura yang anda cari
Onizuka : hmm.. (mengamati Geisha atas-bawah, Geisha gelisah) tepat seperti yang kucari
Muci-chan : Baiklah, biar kutinggalkan kalian berdua untuk saling mengenal lebih jauh
Onizuka : Terimakasih oka-san. Kau memang selalu memuaskan pelangganmu
Muci-chan : (menunduk) Kepuasan anda adalah kebanggaan kami (pergi)
(percakapan onizuka dan Geisha yang intelek, Geisha menang, Onizuka kalah n marah)
Onizuka : Kau..dasar wanita murahan! Oka-san! (oka-san buru-buru masuk)
Muci-chan : ada apa Oni-sama?
Onizuka : Geisha-geisha macam apa yang kau jual di sini?
Geisha : Maaf, sekali lagi tuan, kami bukanlah barang.
Onizuka : Apa-apaan ini? Kau hanya seorang wanita kotor tidak pernah diajar! Lupakan tawaranku, mulai besok, jangan harap aku sudi menginjakkan kakiku di okiya ini!
Muci-chan : tapi Oni-sama, maafkan kami, tunggu! (Onizuka pergi, g kekejar) Kau! Dasar wanita jalang! (nampar Geisha) Apa yang telah kau lakukan? Tidak bisakah kau bersikap seperti geisha lain dan menurut saja padanya?!
Geisha : Kau tidak pernah menghargai satu nyawa pun, Nyonya
Muci-chan : Kau masih memikirkan bayi itu?Ia bahkan bukan anakmu!(terus nendang n jambak Geisha)
Geisha : (teriak) pengorbanan tidak hanya terbatas akan ikatan darah, Nyonya
Muci-chan : baik, itu keinginanmu. Kau sudah tidak dibutuhkan lagi di okiya ini (tampar, pergi)
Sabrina : Sakura! Ya ampun, apa yang terjadi padamu?
Geisha : Nami.. (lemah)
Nami : aku sudah dengar semua yang Nyonya Kagume lakukan dari kekasihmu, Kaito
Geisha : ya.. apa kau tahu dimana bayi itu?
Nami : ia ada di ruangan sebelah ruang pertemuan. Aku bisa membawakannya padamu dan Kaito.
Geisha : Kaito? Di mana ia sekarang?
Nami : ia terus menunggu di dekat okiya ini. Aku bisa membantu kalian menyelamatkan bayi itu
Geisha : aku.. aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih padamu, Nami
Nami : tak perlu berterima kasih. Kalian menunjukkan padaku bahwa pengorbanan tetap ada dalam lingkungan yang kotor dan penuh kelicikan ini. Aku akan mengambikan bayi itu tengah malam. Kalian tunggulah di halaman depan. Hati-hati jangan sampai Nyonya terbangun. Kalau itu terjadi aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan pada kalian..
Geisha : (mengangguk) ya, aku mengerti. Terimakasih Nami
Scene 3
Muci-chan : Cepat, Tuan Onizuka menunggumu di dalam
Geisha : Nyonya, dimanakah bayi itu?
Muci-chan : kau terus menanyakannya, lebih baik kuhilangkan bayi itu supaya kau fokus melayani tamu-tamu ini
Geisha : apa? Tapi kau bilang.. kumohon, nyonya, jangan bunuh bayi itu. Ia tidak bersalah!
Muci-chan : apa peduliku?
Geisha : lebih baik kau ambil nyawaku, tapi jangan sakiti bayi itu. Ayumi menjaganya dengan sepenuh hati..
Muci-chan : diam dan temui saja tamu itu. Apa yang ingin kulakukan terhadap bayi ini bukan urusanmu! (jalan) maaf membuat Anda menunggu lama, Tuan. Ini Sakura yang anda cari
Onizuka : hmm.. (mengamati Geisha atas-bawah, Geisha gelisah) tepat seperti yang kucari
Muci-chan : Baiklah, biar kutinggalkan kalian berdua untuk saling mengenal lebih jauh
Onizuka : Terimakasih oka-san. Kau memang selalu memuaskan pelangganmu
Muci-chan : (menunduk) Kepuasan anda adalah kebanggaan kami (pergi)
(percakapan onizuka dan Geisha yang intelek, Geisha menang, Onizuka kalah n marah)
Onizuka : Kau..dasar wanita murahan! Oka-san! (oka-san buru-buru masuk)
Muci-chan : ada apa Oni-sama?
Onizuka : Geisha-geisha macam apa yang kau jual di sini?
Geisha : Maaf, sekali lagi tuan, kami bukanlah barang.
Onizuka : Apa-apaan ini? Kau hanya seorang wanita kotor tidak pernah diajar! Lupakan tawaranku, mulai besok, jangan harap aku sudi menginjakkan kakiku di okiya ini!
Muci-chan : tapi Oni-sama, maafkan kami, tunggu! (Onizuka pergi, g kekejar) Kau! Dasar wanita jalang! (nampar Geisha) Apa yang telah kau lakukan? Tidak bisakah kau bersikap seperti geisha lain dan menurut saja padanya?!
Geisha : Kau tidak pernah menghargai satu nyawa pun, Nyonya
Muci-chan : Kau masih memikirkan bayi itu?Ia bahkan bukan anakmu!(terus nendang n jambak Geisha)
Geisha : (teriak) pengorbanan tidak hanya terbatas akan ikatan darah, Nyonya
Muci-chan : baik, itu keinginanmu. Kau sudah tidak dibutuhkan lagi di okiya ini (tampar, pergi)
Sabrina : Sakura! Ya ampun, apa yang terjadi padamu?
Geisha : Nami.. (lemah)
Nami : aku sudah dengar semua yang Nyonya Kagume lakukan dari kekasihmu, Kaito
Geisha : ya.. apa kau tahu dimana bayi itu?
Nami : ia ada di ruangan sebelah ruang pertemuan. Aku bisa membawakannya padamu dan Kaito.
Geisha : Kaito? Di mana ia sekarang?
Nami : ia terus menunggu di dekat okiya ini. Aku bisa membantu kalian menyelamatkan bayi itu
Geisha : aku.. aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih padamu, Nami
Nami : tak perlu berterima kasih. Kalian menunjukkan padaku bahwa pengorbanan tetap ada dalam lingkungan yang kotor dan penuh kelicikan ini. Aku akan mengambikan bayi itu tengah malam. Kalian tunggulah di halaman depan. Hati-hati jangan sampai Nyonya terbangun. Kalau itu terjadi aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan pada kalian..
Geisha : (mengangguk) ya, aku mengerti. Terimakasih Nami
(black out)
SCENE 4
(setting halaman, Akiko dan Kaito)
Akiko : (datang tertatih-tatih)
Kaito : Akiko! Apa yang terjadi padamu? Apa wanita itu memukulimu?
Akiko : Aku tidak apa-apa Kaito. Yang paling penting adalah nyawa bayi itu. Nami akan membawanya kemari sebentar lagi. Ayumi telah merawatnya dengan penuh kasih sayang dan kau harus berjanji untuk merawatnya, Kaito.
Kaito : Aku? Tidak Akiko, kita akan merawatnya bersama. Kita akan pergi dari tempat ini sekarang juga. Kau akan ikut denganku Akiko.
Akiko : Kaito, aku hanya akan merepotkanmu. Lihatlah aku sekarang.Aku penuh dengan luka. Aku tidak akan mungkin bisa lari bersamamu. Lagipula, kehadiranku di sisimu hanya akan membawa masalah bagimu dan bayi itu. Nyonya Kagome tidak akan membiarkan kita hidup tentram Kaito, ia pasti..
Kaito : Ssssssttttt, jangan diteruskan Aiko. Apapun yang terjadi, kau harus ikut bersamaku.
Akiko : Maafkan aku Kaito, aku tidak bisa. Berjanjilah saja, kau akan menjaga bayi itu untukku.
Kaito : Akiko! Berhenti mengatakan hal itu.
Akiko : Kaito, kau harus mengerti. Keselamatanmu dan bayi itu lebih penting daripada keselamatanku. Aku tidak akan membiarkan wanita itu menyakiti kalian. Kalian terlalu berharga untukku.Terutama bayi itu. Kasihan ia. Ia tidak berdosa Kaito, tidak sepertiku yang sudah ternoda dalam okiya ini. Jadi, kau harus berjanji untukku Kaito.Untukku, untuk Ayumi, dan untuk bayi itu.
Kaito : Akiko..
Akiko : Sudahlah Kaito. Saat kau keluar dari gerbang ini, aku akan mengalihkan perhatian para penjaga, sehingga kamu bisa melewatinya dengan aman.
Kaito : Tidak Akiko! Kita akan keluar dari sini bersama-sama. Aku mencintaimu, Akiko.
Kaito : Aku juga mencintaimu Kaito. Tapi ingat, pengorbanan adalah bentuk cinta yang terbesar yang pernah ada.Maafkan aku, tapi kita harus berkorban untuk bayi itu dan Ayumi, dan untuk kita sendiri. Kita akan berjuang bersama menghadapi ini semua.
(Muchi-chan keluar dari stage bersama dua pengawal)
Muchi-chan : SAKURAA!!!
(Nami datang membawa bayi)
Nami : Cepat, bawa dia. Selamatan ia.
Akiko : (peluk bayi, kasih ke Kaito) Cepat bawa dia Kaito!
Kaito : (peluk Akiko HARUS SUPER SWEET YA GUGUUUUNN!!) Kita akan bersama Akiko. Suatu saat nanti.
Akiko : (mengangguk; Kaito pergi, pengawal mulai masuk bersama Muchi-chan) Selamat tinggal Kaito!
Muchi-chan : Sakura! Kau benar-benar telah membuatku kehabisan kesabaran! (pukul, jambak, diseret keluar dibunuh.)
BLACK OUT
EPILOG
(Setting di halaman rumah, Aiko dan Kaito. Aiko sedang bermain dengananak ayam, Kaito membaca buku)
Aiko : Ayah, Aiko tiba-tiba teringat sesuatu. Tentang Akiko yang ayah ceritakan kepada Aiko, apa yang terjadi padanya Ayah?
Kaito : (tersenyum kecil) hmm, kamu masih mengingat cerita itu Aiko?
Aiko : Tentu! Aiko sangat suka dengan cerita itu.Aiko sangat suka dengan Akiko yang begitu baik.Ia benar-benar seperti bidadari, Yah!
Kaito : Kamu memang benar, Aiko. Ia begitu cantik. Cantik wajahnya dan cantik hatinya.
Aiko : Iya. Aiko ingin menjadi sepertinya. Lalu, apa yang terjadi dengannya? Ceritakan Ayah!
Kaito : Hmm, Ayah kembali beberapa hari setelah kejadian itu untuk melihat keadaannya. Begitu Ayah tiba, ayah bertemu dengan Nami, salah seorang maiko yang membantu Ayah dan Akiko mengeluarkan bayi itu. Lalu ayah bertanya tentang Akiko padanya. Tetapi, Ayah hanya mendapatkan suatu luka. Luka yang membekas di hati ayah. Sebuah luka yang kemudian membuat Ayah semakin bertekad untuk memegang janji Ayah kepadanya, membesarkan bayi itu dengan penuh kasih sayang, seperti Ayah begitu menyayangi Akiko, juga seperti Akiko yang menyayangi anak itu. Akiko telah pergi, meninggalkan dunia ini karena wanita kejam itu, tapi Ia telah mengorbankan hidupnya untuk dua nyawa. Nyawa Ayah, dan nyawa bayi itu yang kemudian ayah beri nama Aiko dari nama Akiko..
Aiko : (kaget) Jadii maksud Ayah…
Kaito : Ya, sayang. Kamulah bayi yang begitu disayangi Akiko, dan Ayah.(maunya ada bunga sakura terbang-terbang bikin dari kertas crepe pasang di fan; Kaito senyum melihat bunga Sakura jatuh). Kau tahu, Aiko. Saat Ayah kembali ke okiya itu, pohon-pohon sakura sedang bermekaran, seperti sekarang ini. Melihat bunganya yang indah, ayah selalu teringat akan Akiko. Hari itu Ayah sadar, bahwa Ayah tidak kehilangan Akiko sepenuhnya, sebab Ayah mendapatkanmu. Ayah berjanji bahwa Ayah akan menyayangimu dan merawatmu supaya kamu suatu hari nanti akan menjadi seperti bunga sakura yang begitu indah. Kamu akan tumbuh, dan pada saat waktunya tiba, kau akan mekar, menampilkan kecantikanmu yang tiada hingga, seperti Akiko. Dan sejauh yang Ayah lihat, kau memang seperti Akiko, cantik wajahmu dan cantik hatimu… (memeluk Aiko)
BLACK OUT
(setting halaman, Akiko dan Kaito)
Akiko : (datang tertatih-tatih)
Kaito : Akiko! Apa yang terjadi padamu? Apa wanita itu memukulimu?
Akiko : Aku tidak apa-apa Kaito. Yang paling penting adalah nyawa bayi itu. Nami akan membawanya kemari sebentar lagi. Ayumi telah merawatnya dengan penuh kasih sayang dan kau harus berjanji untuk merawatnya, Kaito.
Kaito : Aku? Tidak Akiko, kita akan merawatnya bersama. Kita akan pergi dari tempat ini sekarang juga. Kau akan ikut denganku Akiko.
Akiko : Kaito, aku hanya akan merepotkanmu. Lihatlah aku sekarang.Aku penuh dengan luka. Aku tidak akan mungkin bisa lari bersamamu. Lagipula, kehadiranku di sisimu hanya akan membawa masalah bagimu dan bayi itu. Nyonya Kagome tidak akan membiarkan kita hidup tentram Kaito, ia pasti..
Kaito : Ssssssttttt, jangan diteruskan Aiko. Apapun yang terjadi, kau harus ikut bersamaku.
Akiko : Maafkan aku Kaito, aku tidak bisa. Berjanjilah saja, kau akan menjaga bayi itu untukku.
Kaito : Akiko! Berhenti mengatakan hal itu.
Akiko : Kaito, kau harus mengerti. Keselamatanmu dan bayi itu lebih penting daripada keselamatanku. Aku tidak akan membiarkan wanita itu menyakiti kalian. Kalian terlalu berharga untukku.Terutama bayi itu. Kasihan ia. Ia tidak berdosa Kaito, tidak sepertiku yang sudah ternoda dalam okiya ini. Jadi, kau harus berjanji untukku Kaito.Untukku, untuk Ayumi, dan untuk bayi itu.
Kaito : Akiko..
Akiko : Sudahlah Kaito. Saat kau keluar dari gerbang ini, aku akan mengalihkan perhatian para penjaga, sehingga kamu bisa melewatinya dengan aman.
Kaito : Tidak Akiko! Kita akan keluar dari sini bersama-sama. Aku mencintaimu, Akiko.
Kaito : Aku juga mencintaimu Kaito. Tapi ingat, pengorbanan adalah bentuk cinta yang terbesar yang pernah ada.Maafkan aku, tapi kita harus berkorban untuk bayi itu dan Ayumi, dan untuk kita sendiri. Kita akan berjuang bersama menghadapi ini semua.
(Muchi-chan keluar dari stage bersama dua pengawal)
Muchi-chan : SAKURAA!!!
(Nami datang membawa bayi)
Nami : Cepat, bawa dia. Selamatan ia.
Akiko : (peluk bayi, kasih ke Kaito) Cepat bawa dia Kaito!
Kaito : (peluk Akiko HARUS SUPER SWEET YA GUGUUUUNN!!) Kita akan bersama Akiko. Suatu saat nanti.
Akiko : (mengangguk; Kaito pergi, pengawal mulai masuk bersama Muchi-chan) Selamat tinggal Kaito!
Muchi-chan : Sakura! Kau benar-benar telah membuatku kehabisan kesabaran! (pukul, jambak, diseret keluar dibunuh.)
BLACK OUT
EPILOG
(Setting di halaman rumah, Aiko dan Kaito. Aiko sedang bermain dengananak ayam, Kaito membaca buku)
Aiko : Ayah, Aiko tiba-tiba teringat sesuatu. Tentang Akiko yang ayah ceritakan kepada Aiko, apa yang terjadi padanya Ayah?
Kaito : (tersenyum kecil) hmm, kamu masih mengingat cerita itu Aiko?
Aiko : Tentu! Aiko sangat suka dengan cerita itu.Aiko sangat suka dengan Akiko yang begitu baik.Ia benar-benar seperti bidadari, Yah!
Kaito : Kamu memang benar, Aiko. Ia begitu cantik. Cantik wajahnya dan cantik hatinya.
Aiko : Iya. Aiko ingin menjadi sepertinya. Lalu, apa yang terjadi dengannya? Ceritakan Ayah!
Kaito : Hmm, Ayah kembali beberapa hari setelah kejadian itu untuk melihat keadaannya. Begitu Ayah tiba, ayah bertemu dengan Nami, salah seorang maiko yang membantu Ayah dan Akiko mengeluarkan bayi itu. Lalu ayah bertanya tentang Akiko padanya. Tetapi, Ayah hanya mendapatkan suatu luka. Luka yang membekas di hati ayah. Sebuah luka yang kemudian membuat Ayah semakin bertekad untuk memegang janji Ayah kepadanya, membesarkan bayi itu dengan penuh kasih sayang, seperti Ayah begitu menyayangi Akiko, juga seperti Akiko yang menyayangi anak itu. Akiko telah pergi, meninggalkan dunia ini karena wanita kejam itu, tapi Ia telah mengorbankan hidupnya untuk dua nyawa. Nyawa Ayah, dan nyawa bayi itu yang kemudian ayah beri nama Aiko dari nama Akiko..
Aiko : (kaget) Jadii maksud Ayah…
Kaito : Ya, sayang. Kamulah bayi yang begitu disayangi Akiko, dan Ayah.(maunya ada bunga sakura terbang-terbang bikin dari kertas crepe pasang di fan; Kaito senyum melihat bunga Sakura jatuh). Kau tahu, Aiko. Saat Ayah kembali ke okiya itu, pohon-pohon sakura sedang bermekaran, seperti sekarang ini. Melihat bunganya yang indah, ayah selalu teringat akan Akiko. Hari itu Ayah sadar, bahwa Ayah tidak kehilangan Akiko sepenuhnya, sebab Ayah mendapatkanmu. Ayah berjanji bahwa Ayah akan menyayangimu dan merawatmu supaya kamu suatu hari nanti akan menjadi seperti bunga sakura yang begitu indah. Kamu akan tumbuh, dan pada saat waktunya tiba, kau akan mekar, menampilkan kecantikanmu yang tiada hingga, seperti Akiko. Dan sejauh yang Ayah lihat, kau memang seperti Akiko, cantik wajahmu dan cantik hatimu… (memeluk Aiko)
BLACK OUT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar