@ St. Bernardus dari Clairvaux
Renungkan… bahwa di Betlehem di tanah Yudea, Yesus dilahirkan; dan renungkan bagaimana kamu juga dapat menjadikan dirimu suatu Betlehem di tanah Yudea, sehingga Ia tidak enggan dilahirkan di dalam engkau. Betlehem artinya “rumah roti”, Yudea artinya “pengakuan”. Sebab itu, jika kamu mengisi jiwamu dengan santapan Sabda Tuhan; jika dengan setia, walaupun tak layak, dan dengan segala sembah sujud terbaik yang mampu kamu lakukan, kamu menerima roti yang datang dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia, yaitu, tubuh Yesus Kristus, agar daging kebangkitan yang telah dimuliakan dapat memperbaharui serta memperkuat kantong anggur tua yang adalah tubuhmu, yang dengan diperbaharui akan mampu menyimpan anggur di dalamnya; jika pada akhirnya, kamu hidup menurut imanmu dan kamu tidak pernah harus mengakui dengan bercucuran air mata bahwa kamu lalai menyantap rotimu; maka kamu akan menjadi Betlehem, sungguh layak menerima Kristus dalam dirimu. Hanya saja, perhatikan juga bahwa Yudea, pengakuan, tidak engkau abaikan. Semoga Yudea, menjadi sarana yang memurnikan engkau; mempercantik dirimu dengan pengakuan dan kebenaran, inilah jubah yang paling menyenangkan Kristus dalam diri mereka yang melayani Dia. Sang Rasul menasehatkan dua hal ini kepadamu: “Dengan hati,” katanya, “kita percaya akan kebenaran; tetapi dengan mulut, pengakuan dinyatakan demi keselamatan.” Kebenaran dalam hatimu sama pentingnya dengan roti dalam rumahmu. Kebenaran sama seperti roti, karena “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”
audara-saudara terkasih, sekarang inilah saat yang tepat, yang dinyatakan oleh Roh Kudus, hari keselamatan, damai dan rekonsiliasi: Masa Adven yang agung. Inilah saat yang dengan penuh harap dinanti-nantikan oleh para bapa bangsa dan para nabi, saat yang pada akhirnya Simeon yang kudus bersukacita melihatnya. Inilah masa yang senantiasa dirayakan Gereja dengan kekhidmatan khusus. Kita pun sepantasnya senantiasa merayakannya dengan iman dan kasih, dengan melambungkan puji-pujian dan ucapan syukur kepada Bapa atas belas kasihan dan cinta yang telah dinyatakan-Nya kepada kita dalam misteri ini. Dalam kasih-Nya yang tak terbatas bagi kita, meskipun kita orang-orang berdosa, Ia mengutus Putra Tunggal-Nya untuk membebaskan kita dari kuasa setan, untuk menghantar kita ke surga, untuk menyambut kita dalam istirahat yang paling dalam, untuk menunjukkan kepada kita kebenaran itu sendiri, untuk melatih kita dalam melakukan yang benar, untuk menanamkan dalam diri kita benih-benih keutamaan, untuk memperkaya kita dengan harta pusaka rahmat-Nya dan menjadikan kita anak-anak Allah dan ahli waris kehidupan kekal.
Setiap tahun, sementara Gereja mengenangkan misteri ini, kita didorong untuk memperbaharui kenangan akan kasih luar biasa yang telah Tuhan nyatakan kepada kita. Masa yang kudus ini mengajarkan kepada kita bahwa kedatangan Kristus bukan hanya untuk kepentingan orang-orang sejamannya; kuasa-Nya masih tetap dinyatakan kepada kita semua. Kita akan ambil bagian dalam kuasa-Nya, jika, melalui iman dan sakramen-sakramen yang kudus, kita membuka diri untuk menerima rahmat yang telah Kristus perolehkan bagi kita, dan hidup oleh rahmat itu dan dalam ketaatan kepada Kristus.
Gereja meminta kita untuk memahami bahwa Kristus, yang dulu datang dalam daging, akan datang kembali. Jika kita menyingkirkan segala rintangan yang menghalangi kehadiran-Nya, maka Ia akan datang, setiap jam dan setiap saat, untuk tinggal secara rohani dalam hati kita, dan bersama kedatangan-Nya Ia membawa kekayaan rahmat-Nya.
Dalam perhatiannya atas keselamatan kita, Bunda Gereja terkasih menggunakan masa yang kudus ini untuk mengajar kita melalui puji-pujian, kidung dan bentuk-bentuk ungkapan lainnya, baik vokal ataupun ritual, yang digunakan oleh Roh Kudus. Gereja menunjukkan betapa kita patut bersyukur atas rahmat yang begitu luar biasa, dan bagaimana memperoleh manfaat darinya: pantaslah kita mempersiapkan hati kita begitu rupa bagi kedatangan Kristus, seakan-akan Ia masih akan datang ke dalam dunia ini. Pelajaran yang sama diberikan kepada kita agar kita teladani melalui kata maupun teladan para kudus dari Perjanjian Lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar