“KAsih, MISa, Pelayanan Utuh dan TIrakaH”
Gereja Katolik mengenal istilah ‘Trihari suci’, yang dimulai dengan hari Kamis Putih. Kamis Putih adalah Kamis sebelum Paskah, salah satu hari terpenting dalam kalendarium liturgi Gereja. Di hari itulah, seperti layaknya kita, Yesus mengadakan perpisahan. Namun perpisahan-Nya kali ini, dibayangi dengan maut yang siap menunggu-Nya di Kalvari.
Gereja Katolik mengenal istilah ‘Trihari suci’, yang dimulai dengan hari Kamis Putih. Kamis Putih adalah Kamis sebelum Paskah, salah satu hari terpenting dalam kalendarium liturgi Gereja. Di hari itulah, seperti layaknya kita, Yesus mengadakan perpisahan. Namun perpisahan-Nya kali ini, dibayangi dengan maut yang siap menunggu-Nya di Kalvari.
Pada malam itu, terjadilah Perjamuan Terakhir, dimana terjadi Perjanjian Agung antara Tuhan dan umat manusia. Tubuh-Nya siap dikorbankan dan darah-Nya siap dicurahkan untuk menebus umat manusia.
Maka dari itu, sebenarnya Kamis Putih sendiri bisa kita singkat menjadi,
Kasih Misa Pelayanan Utuh dan Tirakatan.
Mengapa Kasih? Sebab dalam hari Kamis Putih ini, kita mengenangkan Yesus yang penuh kasih, yang memberikan perintah baru kepada para muridNya untuk saling mengasihi. “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Mengapa Misa? Sebab lewat Kamis Putihlah, Ekaristi mendapatkan bentuk awalnya. Seperti yang selalu dikatakan oleh (alm) Paus Yohanes Paulus II: Kamis Putih adalah hari Ekaristi dan Imamat. Bahkan, setiap Kamis Putih sejak 1979, Paus ini selalu membuat ensiklik (yang terakhir, Ecclesia de Eucharistia, Kamis Putih, 17 April 2003), yang disampaikan untuk para uskup, imam dan diakon, para anggota Hidup Bakti, dan segenap umat beriman. Lewat Kamis Putih, kembali dikenangkan bahwa Ekaristi dipercayakan oleh Tuhan Yesus kepada para rasul, dan telah disampaikan kepada kita oleh para rasul dan para pengganti mereka. “Justru dalam kesinambungan dengan praktek para Rasul, dalam ketaatan kepada perintah Tuhan, Gereja merayakan Ekaristi sepanjang abad” (EE 27).
Mengapa Pelayanan yang Utuh? Sebab lewat Kamis Putih, kita juga mengenangkan Kristus yang melayani, yang mau membasuh kaki para muridNya.
Kisah Perjamuan Terakhir (Yoh. 14 -17) adalah inti visi dan misi manajemen pelayanan-Nya. Lihatlah!... Sang Guru itu membasuh kaki para muridnya. Suatu perkara yang mengharukan, Ia merendahkan diri di hadapan murid-Nya sendiri. Itulah perbuatan kasih yang diajarkanNya, bahwa menjadi pemimpin, berarti rela untuk melayani dengan utuh.
Mengapa Tirakatan (tirakah)? Setelah misa Kamis Putih, umat beriman diajak untuk ikut berjaga bersama dalam misteri sengsara Yesus. Mereka berdoa sambil bermenung semalaman dan menyiapkan batin memasuki misteri Jumat Agung dan Malam Paskah. Betapa dalamnya makna Kamis Putih ini bukan? Sudahkah kita benar-benar menghayatinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar