Seseorang milyoner tertarik akan suatu undangan
menghadiri suatu konvensi penyembuhan. Di keretaapi ia duduk bersebelahan
dengan seorang tua miskin berjenggot yang berpakaian agak kumal. Milyoner itu
merasa jijik dan dengan pandangan menghina ia minta tempat duduk lain pada kondektur.
Sesampai di kota tujuan, ia melihat di stasiun orang berduyun-duyun menyambut
kedatangan si penyembuh yang tak lain adalah
orangtua kumal yang dihina si milyoner tadi.
Si milyiner terpukul bukan main dan bersujud di
depan si penyembuh mohon ampun. ‘Lho, kamu jangan minta maaf padaku, Nak, tapi
mohon maaflah pada orang kumal dan miskin yang kau temukan tadi di kereta api”.Ada kecenderungan yang semakin membahayakan: orang dihormati hanya berdasarkan tingkatan mobil, rumah dan miliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar