PW. SP Maria Ratu
Yeh. 37:1-14; Mzm. 107:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 22:34-40.
Yeh. 37:1-14; Mzm. 107:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 22:34-40.
"Regna - Ratu". Inilah salah satu gelar Maria yang dikenangkan hari ini. Ia menjadi pribadi sederhana tapi kaya makna karena sepenuh hati dibentuk oleh Allah dan boleh menikmati kemuliaan Allah, tulus lurus dan kudus, penuh-utuh dan teduh.
Jelasnya, ia hadir sebagai "hukum", yang "Hadir Untuk Keselamatan Umat Manusia". Mengacu pada bacaan injil hari ini, ketika Yesus dijatuhkan dan dijebak, ia tetap tenang bahkan menjadi "hukum" yang hidup. Ia merangkum semua aturan taurat di bawah nada dasar c, yakni "cinta". Inilah kemampuan Yesus sang Raja, yang membahasakan semua ajaran secara esensial dengan sebuah nada, yakni cinta vertikal (kepada yang ilahi) dan sekaligus cinta horinsontal (kepada yang insani): "Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Mat 22:40). Dengan kata lain: hukum kasih ala Yesus menjadi sangat berarti karena sebenarnya kasih adalah kegenapan hukum Taurat, bukan? (Bdk. Roma 13:9-10).
Kita diajak terus mengasihi Allah dan sesama, karena sangatlah tepat yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, “dimana ada cinta disitu ada kehidupan -- "Where there is love there is life.” Yang pasti: Bukankah kasih itu adalah kasih yang dapat dirasakan oleh hati, kasih yang dapat dilihat oleh orang buta, dan kasih yang dapat didengar oleh orang tuli? Kalau begitu, apakah kedua jenis kasih ini, vertikal/horisontal sudah juga tumbuh mekar-berkembang dalam taman bunga keluarga kita masing-masing?
"Mba Asih makan buah kenari - Andalkan kasih setiap hari."
Salam HIKers."
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar