HR. Maria Diangkat ke Surga
Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab1Kor. 15:20-26Luk. 1:39-56
"Maria Asumpta-Maria yg diangkat ke surga." Inilah salah satu gelar untuk Bunda Maria yang dirayakan Gereja persis bertepatan juga dengan hari tahbisan kami. Bicara soal Maria (MAu Rendah hati Ikut Allah), kita diajak untuk rendah hati karena Allah "meninggikan orang-orang yang rendah" (Luk 1:52). Mengacu pada bacaan hari ini, Maria yang rendah hati hadir sebagai "BBM", Bulan-Bintang dan Matahari (Wahyu 12:1) dengan 3 daya cinta, antara lain:
1."Berdaya guna": Maria berguna untuk Yesus lahir. Permintaannya berguna untuk terjadinya mukjijat di Kana. Doanya berguna untuk banyak orang yang “sedang kurang anggur”: letih, lesu dan berbeban berat.
2."Berdaya makna": Bukankah Maria juga selalu bermakna karena ia hadir untuk berbagi cahaya sejak awal mula Gereja. Ia setia ada pada saat Kabar Sukacita ketika dalam kesediaannya yang bersahaja, dengan hati tulus murni, mengijinkan Putra Allah mengambil daging dalam rahimnya yang perawan. Ia juga setia ada di bawah kaki salib sementara Putranya menebus dunia sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah. Di sana ia ditunjuk untuk menjadi "Bunda Mulia" (Yoh 19:26-27). Bahkan, pada Hari Raya Pentakosta, ketika misi apostolik Gereja dimulai, ketika para murid kehilangan Yesus, Maria setia berbagi kehadiran dan doa bersama. Ia adalah gejala menakjubkan - di tengah segala budaya patriarki, Maria menjulang dan bercahaya. Ia terus hadir tanpa banyak bicara, mengiringi perjalanan Gereja dengan segala ruwet rentengnya.
3."Berdaya tahan": Meski diabaikan dan tidak diperhatikan, dilupakan dan diluputkan/dianggap menyilaukan, BBM tetap terus bersinar-pendar. Meski kadang terluka dan kecewa, bukankah Maria juga terus bersinar dan tdk tertutup hanya bagi hati orang Nazaret di kampung halamannya atau hati bangsa Israel tanah airnya? Maria terbuka hati dan tangannya bagi siapa saja.
"Dari Taman Ria ke Sukabumi- Bunda Maria doakanlah kami."
"Salam HIK-ers".
Tuhan memberkati+Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar