Pekan Biasa XIX
Yeh. 9:1-7; 10:18-22
Mat. 18:15-20.
"Fraternitas-Persaudaraan" Inilah salah satu "core values", semangat dasar yang hadir ketika tadi pagi saya mempersembahkan "holy feast", misa kudus bersama para suster dan anak-anak asrama Ursula di kota Ende. Inilah juga yang diwartakanNya pada hari ini. Ia datang sebagai "SAUDARA" dan mengajak kita untuk hidup ber-"saudara" ("se-udara"). Beberapa indikasi dasar yang bisa menambah-tingkatkan semangat persaudaraan kita, antara lain:
1."Memahami": Ia mengajak kita menjadi "conselor", penasehat yang sabar dan bijak juga terhadap orang yang sulit dipahami, yang kerap menjadi "trouble maker/batu sandungan". Jelasnya, Ia mengajak kita untuk menjadi "peace-maker" dengan tidak mudah men-cap yang lain tapi selalu belajar memahami dalam semangat "correctio fraterna", berani memberikan "nasehat/teguran" dalam semangat persaudaraan.
2."Mengimani": Ia mengajak kita untuk biasa berdoa dalam semangat kebersamaan: "Jika dua orang di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu." Dengan kata lain: Ia mengajak kita untuk terbiasa untuk bersekutu dalam hidup doa. Hal baik ini tentunya bisa dimulai dengan kebiasaan berdoa bersama di keluarga, dimana ayah-ibu dan anak-anak saling bersatu dalam doa sebagai sebuah "ecclesia domestica-gereja basis", bukan?
3."Mengilhami": Seperti Yesus yang selalu menjadi "inspirator" banyak orang, kita juga diajak meng-"inspirasi" ("In-spiritus: di dalam Roh") banyak orang lewat karya ucapan dan doa kita yang selalu dibawa dalam nama Yesus karena diyakini oleh sabdaNya sendiri: "Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, Aku ada di tengah-tengah mereka" (Mat 18:19-20).
"Ada tiga warna di Danau Kelimutu - Jadilah orang yang bijaksana dan suka bersekutu."
"Salam HIK-ers".
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar