Ads 468x60px

Jumat 05 September 2014


Beata Teresa dari Kalkuta

1 Kor. 4:1-5; Luk. 5:33-39.

"In permanent genesis
- Dalam penciptaan yang terus menerus."

Inilah salah satu konsep teolog Karl Rahner tentang Gereja, yang kerap dilatinkan dalam kalimat "ecclesia semper reformanda - Gereja harus selalu diperbaharui!". Ya, di tengah konteks dunia yang tunggang langgang, gereja tidak boleh lari dari gelanggang tapi harus selalu tampil baru, mengerti bahasa jaman, menjadi gereja yang tanggap zaman dan bukannya gagap zaman. Disinilah, Yesus hadir membawa pembaharuan: "anggur yang baru harus disimpan dalam kantong baru." Ia tidak ingin Gereja menjadi "basi/usang/lapuk/out of date/obsolete" dari jamannya. Gereja diajak menjadi "kantong anggur yang baru" supaya terus bisa menyimpan "anggur yang baru".



Adapun dalam kultur Yahudi, kantong anggur didesain khusus, yakni diberi lapisan minyak yang menjadikannya lembut, lentur dan fleksibel sehingga ketika dituangi anggur, akan mengembang dan menyesuaikan diri. Seiring berjalannya waktu, lapisan minyak dalam kantong semakin berkurang sehingga menjadi tidak lentur lagi, tua-keras dan kaku. Disinilah, kita dan tentunya gereja perlu "minyak" dalam gulat geliat hidup ini dan bukankah "minyak" itu ada dalam aneka sakramen (baptisan-krisma-minyaksuci-imamat dll) yang selalu kita rayakan? Di lain segi, "anggur' yang berisi pelbagai keutamaan dan ajaran Yesus mengandung tiga perlambangan yang juga bisa kita terus wartakan, antara lain: Cinta, Gairah: dan Sukacita.

Jelaslah b
ahwa kita yang dalam bacaan pertama disebut sebagai "pengurus rahasia-rahasia Allah" diajak untuk menjadi pengurus dan bukan pengacau, tentunya "pengurus" yang lurus-tulus dan kudus, yang siap membagikan cinta-gairah dan sukacita kepada semua orang.

"Dari Pasar Baru ke G
unung Sahari - Jadilah manusia baru setiap hari."

Salam HIK-ers.
Tuhan
memberkati + Bunda merestui.
 Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar