Ads 468x60px

Sabtu 06 September 2014

Pekan Biasa XXII
1 Kor. 4:6b-15;Luk. 6:1-5.

"Pax et bonum-Damai+kebaikan". 
Inilah y
ang selalu dibawa Yesus dalam setiap hukumNya. Ia menjadi "HUKUM" yang hidup, yang selalu "Hadir Untukk Keselamatan Umat Manusia." Adapun, tindakan para muridNya yang memetik dan memakan gandum sebenarnya bukanlah pencurian yang melanggar hukum, sebab hukum Yahudi memang mengijinkan orang yang sedang dalam perjalanan memetik gandum milik orang lain dengan tangan (Ul 23:25).

Di lain segi, orang-orang Farisi selalu menyalahgunakan hukum demi kepentingannya. Mereka sengaja mencari-cari kesalahan Yesus dan para muridNya dengan dalil hukum dimana hukum sabat mereka jadikan dasar karena tindakan itu dilakukan pada hari sabat.Menurut mereka, larangan memetik gandum ini termasuk salah satu dari 39 larangan sabat yang dimiliki orang Yahudi.
Dari sini, kita bisa belajar b
ahwa "hukum" itu membawa beberapa nilai mendasar, antara lain:

1.Kasih.
Yesus s
elalu mendasarkan hidupNya pada nada dasar C, Cinta, karena baginya hukum itu harus didasari oleh konteks kasih kepada sesama, dan bukan kebencian terhadap yang lainnya.

2.Kemanusiaan.
G
ereja mengatakan, "salus animarum suprema lex - hukum tertinggi adalah keselamatan jiwa-jiwa", jelasnya yang menjadi prioritas adalah jiwa manusianya bukan melulu berhenti pada aturan tertulis yang kadang disalahgunakan demi kepentingan pihak yang berkuasa.

3.Ketulusan.
K
ita diajak mempunyai "intentio pura", tulus, bukannya "intentio pura-pura - yang penuh akal bulus.
Ya, k
arena de facto hukum itu mudah dijadikan alat/instrumen strategis untuk maksud baik/maksud buruk, tergantung pribadinya. Disinilah, ketulusan hati menjadi salah satu dasar hukum ilahi.

"Ada Nana ada Nina
- Jadilah bijaksana dan sederhana."

Salam HIK-ers.
Tuhan
memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar