Yer 23:1-6; Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6 Ef 2:13-18; Mrk 6:30-34
“In
nomine Dei feliciter – Dalam nama Tuhan semoga berbuah”. Itulah salah satu
harapan yang ditampakkan Yesus yang juga saya tulis dalam buku “Mimbar Altar”
(Kanisius). Harapan yang penuh semangat inilah yang menjadi dasar dari karya dan warta Yesus
bersama para muridNya sehingga mereka selalu membawa semua warta dan karyanya dalam nama
Tuhan.
Adapun
tiga jalan supaya kita semakin berbuah dalam nama Tuhan, antara lain:
1.Reflektif:
Setelah berkarya, Yesus tak lupa mengajak mereka untuk mengadakan refleksi. Kita juga diajak untuk selalu masuk ke ruang hati: meluangkan waktu untuk berdoa, setelah sibuk dengan karya, agar tidak dihanyut-larutkan oleh afeksi, emosi, friksi dan ambisi serta terpaan/gosipan. Dalam keheningan, bukankah kita lebih mudah menggapai kedalaman? Bukankah seorang empu pembuat keris, tidak cuma membuat pisau tajam berkelak-kelok belaka, tapi harus ada pamor nya? Bukankah seorang penari tidak cuma menari dengan baik, tapi harus memiliki greget nya? Bukankah "pamor dangreget" itu bisa dicapai dalam "sabat"-perjumpaan pribadi dalam hadirat hening dengan Tuhan?
Setelah berkarya, Yesus tak lupa mengajak mereka untuk mengadakan refleksi. Kita juga diajak untuk selalu masuk ke ruang hati: meluangkan waktu untuk berdoa, setelah sibuk dengan karya, agar tidak dihanyut-larutkan oleh afeksi, emosi, friksi dan ambisi serta terpaan/gosipan. Dalam keheningan, bukankah kita lebih mudah menggapai kedalaman? Bukankah seorang empu pembuat keris, tidak cuma membuat pisau tajam berkelak-kelok belaka, tapi harus ada pamor nya? Bukankah seorang penari tidak cuma menari dengan baik, tapi harus memiliki greget nya? Bukankah "pamor dangreget" itu bisa dicapai dalam "sabat"-perjumpaan pribadi dalam hadirat hening dengan Tuhan?
2.Transformatif:
Walaupun Yesus dan para murid sedang “off track/libur”, tapi hatiNya selalu “on track/lembur”: tergerak oleh belas kasihan. Ya, kendati lelah-lapar dan haus, Yesus mengajak kita untuk selalu berani bertransfomasi/berubah haluan dari “egosentris ke kristussentris, menjadi pribadi yang beriman sekaligus berbelarasa. Bukankah seperti harapan Paulus, “kita adalah surat cinta Tuhan, yang ditulis bukan dengan tinta di atas loh batu, tapi dengan roh pada hati?
Walaupun Yesus dan para murid sedang “off track/libur”, tapi hatiNya selalu “on track/lembur”: tergerak oleh belas kasihan. Ya, kendati lelah-lapar dan haus, Yesus mengajak kita untuk selalu berani bertransfomasi/berubah haluan dari “egosentris ke kristussentris, menjadi pribadi yang beriman sekaligus berbelarasa. Bukankah seperti harapan Paulus, “kita adalah surat cinta Tuhan, yang ditulis bukan dengan tinta di atas loh batu, tapi dengan roh pada hati?
3.Integratif:
Doa tak terpisah dari karya. Inilah sebuah hidup dan iman yang ber-integritas, utuh-penuh dan menyeluruh. Dalam bahasa Bunda Teresa yang juga saya tulis dalam buku “HERSTORY” (Kanisius): “The fruit of silence is prayer, The fruit of prayer is faith, The fruit of faith is love, The fruit of love is service, The fruit of service is peace” Disinilah, doa menjadi kekuatan karya sekaligus karya menjadi buah-buah dari doa kita. Sudahkah kita juga beriman dengan utuh dan penuh?
Doa tak terpisah dari karya. Inilah sebuah hidup dan iman yang ber-integritas, utuh-penuh dan menyeluruh. Dalam bahasa Bunda Teresa yang juga saya tulis dalam buku “HERSTORY” (Kanisius): “The fruit of silence is prayer, The fruit of prayer is faith, The fruit of faith is love, The fruit of love is service, The fruit of service is peace” Disinilah, doa menjadi kekuatan karya sekaligus karya menjadi buah-buah dari doa kita. Sudahkah kita juga beriman dengan utuh dan penuh?
“Kayu
jati di Jati Asih – Milikilah hati yang selalu berbelaskasih”.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar