Jumat 4 September 2015
Jumat Pertama September
Pekan Biasa XXII
Kol 1:15-20; Mzm 100:2-5; Luk 5:33-39.
“In vino veritas - di dalam anggur adalah kebenaran.”
Inilah sebuah ungkapan orang Latin yang meyakini “khasiat anggur” bagi manusia. Yesus sendiri datang sebagai “pokok anggur” yang baru yang harus ditaruh dalam “bungkus” yang baru: "Tiada seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk ditambalkan pada baju yang tua. Sebab jika demikian, yang baru itu pun akan koyak. Apalagi kain penambal yang dikoyakkan dari baju baru tidak akan cocok pada baju yang tua. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula."
Adapun hari ini adalah Jumat Pertama pada bulan September. Misa Jumper (Jumat Pertama) yang mengenangkan Yesus sebagai pokok anggur sendiri menjadi misa favorit bagi banyak umat Katolik di beberapa kantor dan pabrik di Jakarta. Istilah Jumat pertama sebagai devosi kepada Hati Kudus Yesus berawal dari penampakan Yesus kepada Margaretha Alacoque (1647-1690) di Perancis.
Nah, bersama dengan penghormatan kita pada Hati Yesus yang lemah lembut dan murah hati, adapun tiga sikap dasar yang bisa kita petik hari ini, antara lain:
1. Menyegarkan:
Buah anggur termasuk dalam keluarga Vitaceae, yang bisa diolah untuk membuat jus anggur, jelly, minuman anggur, minyak biji anggur dan kismis, atau juga bisa dimakan langsung yang pastinya menyegarkan. Yesus juga datang untuk meyegarkan hidup kita asal kita juga mau “lahir baru” setiap harinya dengan bertobat dan terus berbuat kebaikan.
2. Menguatkan:
Dulu: Ada sebuah penelitian historis: Pada mummi di Mesir (yang telah berusia lebih dari 3000 tahun), ditemukan biji-biji anggur yang diduga merupakan bekal kematian. Kini: Banyak dijual suplemen ekstrak biji anggur merah, yang diklaim bisa mengerem laju penuaan, mencegah penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) termasuk mencegah stroke dan serangan jantung. Yesus juga datang untuk menguatkan kerapuhan iman kita bukan?
3. Menyembuhkan:
Anggur sebetulnya adalah tanaman tertua yang dibudidayakan manusia. Perlu diketahui, anggur adalah buah meja di lingkungan Kekaisaran Yunani dan Mesir Kuno, jelasnya anggur ini telah dikonsumsi sejak zaman pra sejarah karena diyakini berkhasiat menyembuhkan pelbagai penyakit karena terkenal kaya antioksidan dan mengandung pelbagai vitamin: C, ProVit A, B1, B2. Anggur juga memiliki serat dan kadar air yang tinggi, serta memiliki kandungan mineral besi dan gula yang berguna untuk melancarkan aliran darah dan obat bagi para penderita liver, ginjal dan sistem pencernaan. Di tengah banyak orang yang “sakit” seperti kaum Farisi dan ahli kitab suci yang suka iri, dengki, sibuk menghakimi dan men-cap buruk orang lain, Yesus slalu hadir sebagai tabib ilahi yang menyembuhkan “sakit”kita dengan utuh dan menyeluruh. Ia mengajak kita berhati terbuka dan berjalan bersama dengan Tuhan, sang pokok anggur yang benar.
Nah, dengan tiga sikap dasar anggur ini, tugas pokok kita hanyalah melekatkan diri pada Kristus lewat doa dan karya kita, sehingga dengan sendirinya hidup kita akan berbuah dan berlimpah: saling menyegarkan, menguatkan dan menyembuhkan, lewat doa, kata dan tindakan nyata kita.
“Dari Tarsus ke Taman Ria – Bersama Yesus kita pasti bersukaria”.
"In permanent genesis - Dalam penciptaan yang terus menerus."
Inilah salah satu konsep teolog Karl Rahner tentang Gereja, yang kerap dilatinkan dalam kalimat "ecclesia semper reformanda - Gereja harus selalu diperbaharui!".
Ya, di tengah konteks dunia yang tunggang langgang, gereja tidak boleh lari dari gelanggang tapi harus selalu tampil baru, mengerti bahasa jaman, menjadi gereja yang tanggap zaman dan bukannya gagap zaman. Disinilah, Yesus hadir membawa pembaharuan: "anggur yang baru harus disimpan dalam kantong baru." Ia tidak ingin Gereja menjadi "basi/usang/lapuk/out of date/obsolete" dari jamannya. Gereja diajak menjadi "kantong anggur yang baru" supaya terus bisa menyimpan "anggur yang baru".
Adapun dalam kultur Yahudi, kantong anggur didesain khusus, yakni diberi lapisan minyak yang menjadikannya lembut, lentur dan fleksibel sehingga ketika dituangi anggur, akan mengembang dan menyesuaikan diri. Seiring berjalannya waktu, lapisan minyak dalam kantong semakin berkurang sehingga menjadi tidak lentur lagi, tua-keras dan kaku. Disinilah, kita dan tentunya gereja perlu "minyak" dalam gulat geliat hidup ini dan bukankah "minyak" itu ada dalam aneka sakramen (baptisan-krisma-minyaksuci-imamat dll) yang selalu kita rayakan? Di lain segi, "anggur' yang berisi pelbagai keutamaan dan ajaran Yesus mengandung tiga perlambangan yang juga bisa kita terus wartakan, antara lain: Cinta, Gairah: dan Sukacita.
Jelaslah bahwa kita yang dalam bahasa Rasul Paulus disebut sebagai "pengurus rahasia-rahasia Allah" diajak untuk menjadi pengurus dan bukan pengacau, tentunya "pengurus" yang lurus-tulus dan kudus, yang siap membagikan cinta-gairah dan sukacita kepada semua orang.
"Dari Pasar Baru ke Gunung Sahari - Jadilah manusia baru setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
NB:
MOM - Mary Our Mother - Maria Ibu Kita Semua.
Holy Feast "HUT" Bunda Maria.
Selasa 8 Sept 2015
18.00 - 20.00.
MAP - Misa Adorasi Prosesi Mawar.
@Gereja St Yohanes Bosco Sunter Jakarta.
Datanglah dan kamu akan melihat NYA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar