Pembukaan Bulan Rosario
Pesta St. Theresia Lisieux, Pelindung Karya Misi
Yes 66:10-14b; Mzm 131:1.2.3; Luk 10:1-12
Pesta St. Theresia Lisieux, Pelindung Karya Misi
Yes 66:10-14b; Mzm 131:1.2.3; Luk 10:1-12
”Ego Mitto Vos -
Aku sekarang mengutus kamu.”
Inilah ajakan misi
Tuhan dengan menunjuk tujuh puluh murid dan mengutus mereka berdua-dua
mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Sering
jumlah 70 ini dikaitkan dengan jumlah anggota sanhedrin. Namun, lebih tepat
jika jumlah ini dikaitkan dengan Kejadian 10 tentang jumlah 70 bangsa di dunia
ini (bdk. Ul 32:8; Kel 1:5). Jadi, misi Yesus
bersifat universal kepada bangsa-bangsa di dunia, bukan hanya partial kepada
bangsa Yahudi saja. Yesus juga tidak berkarya sendirian di dalam mewartakan
Kerajaan Allah tapi Ia membutuhkan para murid sebagai “co-laborator”: mitra
karya bersama.
Nah, kalau sebelumnya saya mengangkat pola “3H - Holy Happy Healthy” dan “3S - Senyum Sapa Salam”, maka pada awal Bulan Rosario ini, adapun tiga perutusan dasar Yesus dapat dirumuskan sebagai “3M”, al:
1.Mother:
“Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu.” (Yes 66:12-13).
“Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu.” (Yes 66:12-13).
Jelaslah bahwa
Tuhan hadir seperti seorang “mother”: ibu yang berbagi kehangatan dan bukan
kejahatan, pujian dan bukan makian, kehidupan dan bukan gosipan. Ia juga
mengajak kita menjadi “ibu” yang mau berbagi kehangatan bagi sesama kita secara
real dan aktual dengan kata dan tindakan nyata setiap harinya.
2.Messenger:
Para murid yang digambarkan sebagai "domba" (pribadi yang “Damai OMongannya karena Bersama Allah”) di tengah “serigala” (dunia yang “SERakah Irihati GALAk”), diajak untuk setia menjadi messenger, pembawa pesan kasih Tuhan.
Para murid yang digambarkan sebagai "domba" (pribadi yang “Damai OMongannya karena Bersama Allah”) di tengah “serigala” (dunia yang “SERakah Irihati GALAk”), diajak untuk setia menjadi messenger, pembawa pesan kasih Tuhan.
Adapun pesannya
hari ini ialah “damai sejahtera (Ibr: Syalom). Kita jelasnya juga diajak
menjadi messenger” yang memperjuangkan persatuan dan bukan perpecahan, yang
berbagi kedamaian dan bukan kebencian, yah hidup dg nada dasar "D",
entah damai teologis (terhadap Tuhan), damai sosiologis (terhadap sesama),
damai psikologis (terhadap diri sendiri) maupun juga damai ekologis (terhadap
alam semesta).
Gambaran "domba"
sendiri sebagai binatang yang lembut, mendamaikan dan tanpa senjata mengajak
kita untuk terus maju mewartakan Injil yang penuh kedamaian, yang terwujud pula
dalam tindakan afektif/sapaan, kuratif/penyembuhan maupun karitatif/amal kasih.
3.Model:
Para murid tidak diperkenankan membawa uang, bekal dan kasut agar misi perutusan mereka bersifat lepas bebas”, tidak bergantung pada apa yang mereka punyai (mereka bawa) tetapi pada apa yang mereka lakukan dan wartakan, yakni Tuhan dan karya keselamatan-Nya (providential divina –penyelenggaraan Tuhan).
Para murid tidak diperkenankan membawa uang, bekal dan kasut agar misi perutusan mereka bersifat lepas bebas”, tidak bergantung pada apa yang mereka punyai (mereka bawa) tetapi pada apa yang mereka lakukan dan wartakan, yakni Tuhan dan karya keselamatan-Nya (providential divina –penyelenggaraan Tuhan).
Ya, Tuhan mengajak
kita menjadi saksi perutusan, bukan hanya dengan kata kata tapi dengan
tindakannyata, karena jelaslah era ini adalah era “kesaksian”, dimana orang
lebih mudah percaya pada “mata” (pada apa yang mereka lihat) daripada pada
“telinga” (pada apa yang mereka dengar).
Lebih lanjut, para
murid juga tidak diperkenankan memberi salam kepada siapapun di dalam
perjalanan. Tentu Tuhan tidak bermaksud mendidik para murid agar
sok/belagu/tidak ramah kepada siapapun, tapi bukankah memberi salam bisa
berlanjut dengan “keramah-tamahan basa-basi” berikutnya (mis: bercakap-cakap,
saling menanyakan kabar, diundang makan, dsb.). Kebiasaan semacam ini tentu
tidak jelek, tetapi tidak tepat untuk kondisi para murid yang sedang
melaksanakan tugas perutusan tersebut. Mereka akan tergoda untuk tidak fokus
dan terlena dengan waktu yang tidak produktif.
Disinilah, Tuhan
mengajak kita menjadi “model”, semacam contoh iman yang bisa berbagi
keteladanan, terlebih kepada keluarga dan sesama di sekitar kita secara nyata
setiap harinya.
“Ada gigi ada
kaktus - Mari pergi kita diutus.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
NB:
1. SKI-Sekolah Kerahiman Ilahi.
Kamis 1 Okt 2015, 05.00 - 06.00
@ 98.3 FM (ORK – Oase Rohani Katolik).
2. Pembukaan Bulan
Rosario
“MOM – Mary Our Mother”
“MOM – Mary Our Mother”
“P4” :
Pemberkatan aneka bola rosario dan penerbangan balon rosario,
Pemberian "365" kalung rosario gratis,
Prosesi mawar dan liilin beserta rosario lima bahasa,
Perayaan Ekaristi dan Adorasi .
Pemberkatan aneka bola rosario dan penerbangan balon rosario,
Pemberian "365" kalung rosario gratis,
Prosesi mawar dan liilin beserta rosario lima bahasa,
Perayaan Ekaristi dan Adorasi .
Kamis, 1 Okt 2015.
18.00 – selesai.
@ Gereja Robertus Bellarminus
Jl Kelapa Gading 3 Cililitan Jkt.
18.00 – selesai.
@ Gereja Robertus Bellarminus
Jl Kelapa Gading 3 Cililitan Jkt.
“Hendaklah kita
mencari surga itu dan marilah kita mencarinya melalui dan bersama Bunda Maria
karena ia menjadi "tanda yang kelihatan dari rahmat yang tak
kelihatan" (the visible sign of an invisible grace).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar