Pekan Biasa XXII
Kol 1:1-8; Mzm 52:10,11; Luk 4:38-44
Kol 1:1-8; Mzm 52:10,11; Luk 4:38-44
"Lumen fidei -Terang iman."
Inilah salah satu ensiklik kepausan
terbaru yang bicara banyak tentang IMAN melengkapi Deus Caritas Est (tentang
KASIH) dan Spes Salvi (tentang HARAPAN). Dalam injil Yohanes, Yesus berkata
tentang dirinya sendiri: "Aku datang sebagai TERANG, supaya setiap orang
yang percaya kepadaKu jangan tinggal dalam kegelapan" (Yoh 12:46).
Terinspirasi oleh terang Kristus, para
kudus menjadi "mitra" atau dalam bahasa Paulus pada bacaan hari ini,
menjadi "rekan sekerja Allah", yang tidak hanya sibuk dalam hidup doa
dan samadi tapi dalam karya nyata. Jelasnya, lewat kesaksian para kudus, Gereja
tidak menjadi "penguasa rahmat" tapi lebih menjadi "pelayan
rahmat", dimana setiap org, terlebih yang kecil dan tersingkir bisa
merasakan "gratia divina - rahmat ilahi" lewat perjumpaan sehari-hari
dengan gereja. Dengan kata lain: Merupakan sebuah harapan bersama bahwa aneka liturgi dan unjuk gigi,
keberpihakan dan keterlibatan gereja sungguh "nge-fect" dalam hidup
banyak orang dan suka duka dunia sekitarnya karena yang diwartakannya
benar-benar di wujudnyatakannya. Disinilah kita diingatkan untuk menjadi
"rekan sekerja Allah" bukan hanya dengan kata tapi dengan tindakan
cinta yang nyata.
"Dari Bekasi ke Tangerang-Mari
bersaksi dan menjadi terang."
Amicus certus in re incerta cernitur - Seorang kawan sejati dapat dikenali
pada saat yang penuh ketidakpastian.
Kalimat yang ditulis oleh Cicero ini
menghadirkan sosok sahabat sejati yang ditampilkan Yesus ketika menyembuhkan
banyak orang yang ada dalam “ketidakpastian” karena sakit: " Ada tiga
peranan Yesus yang dihadirkan secara real sebagai sahabat sejati, al:
1.Healer:
Yesus menjadi seorang tabib ilahi. Ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang sakit demam keras bahkan ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Bukankah tidak ada salib, besar atau kecil, dalam hidup kita yang Tuhan kita tidak turut menanggungnya?
Yesus menjadi seorang tabib ilahi. Ia menyembuhkan ibu mertua Simon yang sakit demam keras bahkan ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Bukankah tidak ada salib, besar atau kecil, dalam hidup kita yang Tuhan kita tidak turut menanggungnya?
2. Teacher:
Yesus menjadi guru kehidupan bagi banyak orang. Ia keluar masuk ke rumah ibadat untuk berdoa dan memberikan pengajaran: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus. " Ia menjadi guru yang tulus mengajarkan iman yang benar, harapan yang pasti, dan kasih yang sempurna untuk semakin mengerti, memahami dan melaksanakan semua perintahNya: "Siapa yang mengasihi pasti dikasihi, siapa yang tenang pasti selamat, siapa yang bodoh pasti kalah, siapa yang terburu-buru pasti salah."
Yesus menjadi guru kehidupan bagi banyak orang. Ia keluar masuk ke rumah ibadat untuk berdoa dan memberikan pengajaran: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus. " Ia menjadi guru yang tulus mengajarkan iman yang benar, harapan yang pasti, dan kasih yang sempurna untuk semakin mengerti, memahami dan melaksanakan semua perintahNya: "Siapa yang mengasihi pasti dikasihi, siapa yang tenang pasti selamat, siapa yang bodoh pasti kalah, siapa yang terburu-buru pasti salah."
3. Prayer:
Di tengah kesibukan hidup karya yang terus datang silih berganti, Ia tak lupa untuk “retret”, mundur sejenak dari rutinitas harian: Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Ia menyediakan waktu untuk ber-“intimitas cum Deo” dengan doa dan relasi pribadi kepada Yang Ilahi. Ia bukan hanya menjadi “man for others” tapi sekaligus juga menjadi “man of prayer”: “Yesus, datanglah ke hatiku, berdoalah denganku, berdoalah didalamku – agar aku bisa belajar dari-Mu cara untuk berdoa.” Yang pasti: manusia tidaklah diciptakan dengan main-main, ataupun secara serampangan, namun diciptakan secara mengagumkan untuk sebuah tujuan yang agung, bukan?
Di tengah kesibukan hidup karya yang terus datang silih berganti, Ia tak lupa untuk “retret”, mundur sejenak dari rutinitas harian: Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Ia menyediakan waktu untuk ber-“intimitas cum Deo” dengan doa dan relasi pribadi kepada Yang Ilahi. Ia bukan hanya menjadi “man for others” tapi sekaligus juga menjadi “man of prayer”: “Yesus, datanglah ke hatiku, berdoalah denganku, berdoalah didalamku – agar aku bisa belajar dari-Mu cara untuk berdoa.” Yang pasti: manusia tidaklah diciptakan dengan main-main, ataupun secara serampangan, namun diciptakan secara mengagumkan untuk sebuah tujuan yang agung, bukan?
“Cari louhan di Pasaraya – Ikuti Tuhan
dengan hati yang gembira.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/54E255C0.
NB:
MOM - Mary Our Mother - Maria Ibu Kita Semua.
Holy Feast "HUT" Bunda Maria.
Selasa 8 Sept 2015
18.00 - 20.00.
MOM - Mary Our Mother - Maria Ibu Kita Semua.
Holy Feast "HUT" Bunda Maria.
Selasa 8 Sept 2015
18.00 - 20.00.
MAP - Misa Adorasi Prosesi Mawar.
@Gereja St Yohanes Bosco Sunter Jakarta.
Datanglah dan kamu akan melihat NYA.
@Gereja St Yohanes Bosco Sunter Jakarta.
Datanglah dan kamu akan melihat NYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar