PW St. Martinus dari Tours
Keb. 6:1-11; Mzm. 82:3-4,6-7; Luk. 17:11-19
“In Te speravi - PadaMu aku
berharap."
Inilah yang bisa kita petik dari bacaan
Injil hari ini ketika para orang kusta terus berharap pada Yesus. Dengan penuh
harapan, kita yang sebenarnya telah banyak menerima kasih, kasih karunia,
keselamatan, dan semua berkat rohani dari Allah juga diharapkan untuk tidak
lupa menjadi saksi seperti St. Martinus dr Tours yang kita kenangkan hari ini.
Mengacu pada bacaan Injil hari ini,
adapun langkah awal yang kita buat sebagai saksi adalah datang kepadaNya dengan
sebuah keyakinan dasar: "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu
mengasihi kita" (1Yoh 4:19).
Setelah datang dan mendapat banyak
berkat dariNya, kita kadang seperti ke-9 orang kusta yang lupa berterima kasih.
Sebaliknya, orang kecil yang kerap kita singkirkan dan kucilkan ternyata
malahan "tak lupa".
Di tengah dunia kita yang cenderung
menganggap diri sebagai orang yang paling suci, kudus, ber-Tuhan dan telah
diselamatkan. Di tengah klaim bahwa kita pasti masuk surga dan mereka yang lain
kita anggap kafir-berdosa, tidak ber-Tuhan dan pasti menjadi penghuni neraka.
Di tengah aneka pernyataan yang kerap sombong, angkuh, picik dan sempit inilah,
Yesus mengajarkan harapan yang penuh kerendahan hati dari orang Samaria: Ia
kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring dan tersungkur di depan
Yesus.
Melihat kesungguhan dan ketulusan ucapan
syukur itu, maka Yesus mengatakan: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau". Sungguh, ucapan syukur yang begitu tulus dan mulia
akan menyelamatkan hidup kita, bukan? Sudahkah kita bersyukur hari ini?
Sudahkah kita juga mengucapkan
terimakasih kepada Tuhan dan sesama yang kita jumpai, yang secara langsung/tak
langsung telah banyak membantu hidup harian kita?
"Burung tekukur di Gunung Sahari -
Mari bersyukur setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/ 54E255C0
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/ 54E255C0
NB:
RIP - Requiescat in Pace.
MGR Pujasumarta
Uskup Agung Semarang.
Selasa 10 Nov 2015, 23.35, @RS Elisabeth Semarang,
RIP - Requiescat in Pace.
MGR Pujasumarta
Uskup Agung Semarang.
Selasa 10 Nov 2015, 23.35, @RS Elisabeth Semarang,
Pour Lui je vis, Pour Lui je meurs -
Untuk Dia aku hidup, dan untuk Dia aku mati.
Kematian kerap menjadi saat pelepasan,
Yah, seperti kupu kupu yang terbang.
Cinta sejati tak pernah lapuk oleh kekejaman,
atau kekerasan,
oleh tanah atau kuburan.
Yah, seperti kupu kupu yang terbang.
Cinta sejati tak pernah lapuk oleh kekejaman,
atau kekerasan,
oleh tanah atau kuburan.
Cinta sejati itu akan terbang,
seperti sepasang kupu-kupu,
hilang dan lepas ke langit tinggi,
bebas sejati dan abadi.
seperti sepasang kupu-kupu,
hilang dan lepas ke langit tinggi,
bebas sejati dan abadi.
Si Deus pro nobis, quis contra nos?
Bila Tuhan beserta kita, siapa yang berani melawan kita?
Jauh
Ku kayuh perahu
Susuri buih tiada jemu
Ku kayuh perahu
Susuri buih tiada jemu
Dalam
Aku menyelam
Mencari MutiaraMu yang karam
Aku menyelam
Mencari MutiaraMu yang karam
Tinggi
Tangan meraih
Tali-tali illahi tiada henti
Tangan meraih
Tali-tali illahi tiada henti
Lelah
Jiwa berkelana
Mengembara dalam fatamorgana
Jiwa berkelana
Mengembara dalam fatamorgana
Tabah !
Hati Mencoba
Menanti panggilan
Menunggu giliran
Hati Mencoba
Menanti panggilan
Menunggu giliran
Hidup manusia itu seperti rumput,
pagi hari tumbuh,
siang hari berkembang,
sore hari menjadi kering,
layu dan mati. (Mazmur 90: 6).
pagi hari tumbuh,
siang hari berkembang,
sore hari menjadi kering,
layu dan mati. (Mazmur 90: 6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar