Pekan Biasa XXXIII
PW S. Elisabet dari Hungaria, Biarawati
2 Mak 6:18-31; Mzm 3:2-7; Luk 19:1-10
2 Mak 6:18-31; Mzm 3:2-7; Luk 19:1-10
"Vidi - Lihatlah!"
Inilah sebuah ajakan dari kisah populer
di kota Yerikho tentang seorang kepala pemungut cukai yang kaya dan berbadan
pendek bernama Zakeus:
"Zakheus, segeralah turun.Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu."
"Zakheus, segeralah turun.Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu."
Perhatikanlah kata “melihat” terulang
sampai 4x dalam kisah ini.
1.“Zakeus berusaha untuk MELIHAT orang
apakah Yesus itu”
2.“Zakeus memanjat pohon ara untuk
MELIHAT Yesus"
3.“Yesus MELIHAT”
4.“Semua orang yang MELIHAT hal itu
bersungut-sungut"
Adapun dua kata “MELIHAT” pertama,
menggambarkan pergolakan dan pergulatan batiniah seseorang yang dianggap
pendosa oleh seluruh masyarakat. Disinilah tampak adanya proses perkembangan
iman Zakeus: Dari keingintahuan yang mulanya bersifat dangkal berubah menjadi
suatu tindakan nyata yg dalam, yakni perjuangan yang mengalahkan keterbatasan
diri (berlari lebih cepat supaya bisa di “depan” dan badannya yang pendek yang
menjadi penghalang, diatasi dengan naik pohon ara).
Ya, inilah cara "MELIHAT" yang
Tuhan ajarkan, yang penuh sikap mengasihi melayani dan mengampuni bagi orang
seperti Zakeus, yang "ZAkatkan harta, KEnali Tuhan, USahakan tobat"
"Cari bahan di Cipaganti - Lihatlah
Tuhan dengan rendah hati"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/ 54E255C0.
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!@RmJostKokoh
Pin HIK: 7EDF44CE/ 54E255C0.
NB:
1. SKI - Sekolah Kerahiman Ilahi
@ Gereja Sefanus Cilandak Jakarta Selatan,
Sabtu 21 Nov, 13.00 - 17.00
Dilanjutkan dengan misa konselebrasi di
Gereja Stefanus Cilandak.
Ada pembagian ratusan "Kaplet Rosario Kerahiman Ilahi" dan "Stiker Logo Tahun Kerahiman Ilahi" beserta "Naskah Doa Kerahiman Ilahi dari Paus Fransiskus plus tata cara berdoa Koronka dan Doa Jam Kerahiman Ilahi" (gratis).
Ada pembagian ratusan "Kaplet Rosario Kerahiman Ilahi" dan "Stiker Logo Tahun Kerahiman Ilahi" beserta "Naskah Doa Kerahiman Ilahi dari Paus Fransiskus plus tata cara berdoa Koronka dan Doa Jam Kerahiman Ilahi" (gratis).
2. SKI
- MOM : "Mary Our Mother"
Perbincangan tentang Bunda Maria dan Kerahiman Ilahi.
Minggu, 22 Nov, 10.00 - 14.00
@ Campus St Mary, Jl KH Hasyim Ashari No: 54 Jakarta.
Datanglah dan kamu akan melihatNya.
Perbincangan tentang Bunda Maria dan Kerahiman Ilahi.
Minggu, 22 Nov, 10.00 - 14.00
@ Campus St Mary, Jl KH Hasyim Ashari No: 54 Jakarta.
Datanglah dan kamu akan melihatNya.
3. “Panca” sila sang Zakheus
Sewaktu saya masih berseragam merah
putih, setiap senin selalu ada
pembacaan Pancasila sebagai dasar negara, dalam setiap upacara bendera. Dan, jika bangsa Indonesia punya Pancasila sebagai dasar negara, ternyata begitu
jugalah yang dimiliki Zakeus, tokoh historis kita dari kota tua Yerikho. (Lukas 19:1-10).
pembacaan Pancasila sebagai dasar negara, dalam setiap upacara bendera. Dan, jika bangsa Indonesia punya Pancasila sebagai dasar negara, ternyata begitu
jugalah yang dimiliki Zakeus, tokoh historis kita dari kota tua Yerikho. (Lukas 19:1-10).
Zakheus sendiri adalah kepala pemungut
cukai pada zamannya dan sangat kaya raya. Kalau dianalogikan dengan zaman sekarang
ini, mungkin ia seorang Dirjen Pajak, yang memiliki uang yang banyak, rumah
yang megah, mobil yang mewah, keluarga yang tercukupi, dan segala macam yang
kita inginkan dalam hidupnya. Tetapi nampaknya ia ‘jablai’, (baca: kesepian)
kata orang muda sekarang.
Dkl: Sekalipun Zakheus adalah orang yang
kaya, sebenarnya dia tidak hidup dengan tenang. Orang Latin bilang, admiranda
sed non amanda, dikagumi - karena kaya, tapi tidak dicintai). Ia kaya tapi
tidak bahagia. Kenapa? Karena banyak orang yang membenci dia. Sebagai orang
Yahudi, ia sudah ditolak. Ia memeras bangsanya sendiri. Coba saja pikir, berapa
kali orang-orang berpikir untuk memukul dia, membinasakan dia atau merajam dia
dengan batu karena dosa-dosanya. Apalagi hukum Yahudi adalah hukum yang keras. Ia
bisa saja dirajam batu sampai mati. Jelasnya, bagi banyak orang Yahudi, ia
adalah seorang pembelot. Ia adalah duri dalam daging bagi bangsanya sendiri.
Lewat profesinya inilah, dia memeras bangsanya sendiri dan mengembalikannya
pada Kerajaan Roma. Pada saat itu memang Kerajaan Romawi merupakan kerajaan
yang sangat besar dan daerah jajahannya berada di mana-mana. Salah satunya
adalah tanah Yahudi, dan kota Yerikho ini adalah kota transit pada zaman itu.
Sebagai manusia, wajar bukan jika
Zakheus, si pemungut pajak ini juga masih memiliki hati nurani (Pajak sendiri jika saya artikan adalah, “Perintah
Allah Janganlah Anda Kacaukan”). Ia capek, Ia letih memiliki hidup yang seperti
ini. Sampai suatu saat, ia disapa secara pribadi oleh Yesus karena ia sungguh memiliki
lima sila dalam hatinya, yakni:
Sila pertama, berusaha. Lihatlah Lukas
19:3 dan 19:4, “Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia
tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek, maka berlarilah ia
mendahului orang banyak”. Jelaslah, malang bagi Zakheus, ia memiliki postur
yang cukup pendek di antara orang-orang Yahudi pada umumnya. Ia berusaha
menjinjitkan telapak kakinya, namun Ia tidak dapat melihat Yesus. Ia bahkan
berusaha berdiri hanya menumpu ke jari-jari kakinya, Ia masih tidak dapat
melihat Yesus. Ia bahkan melompat-lompat kecil, dan tetap saja postur
orang-orang di depannya masih terlalu besar buat dia, lagi pula orang banyak
itu terlalu besar jumlahnya.Zakheus pun berlari agak ke depan sedikit dan
mendahului orang banyak. Dkl: Zakeus mengajak kita untuk berusaha.
Dan, ingatlah baik-baik, hampir setiap
mukjijat Yesus terjadi ketika manusia berusaha. Dalam injil Yohanes 2:1-11,
kisah perkawinan di desa Kana, mukjijat terjadi ketika Bunda Maria berusaha
meminta kepada Yesus . Dalam injil Markus 10: 46-52, kisah tentang Bartimeus,
pengemis yang buta dan miskin di pinggiran jalan, mukjijat terjadi ketika ia
mau berusaha keras untuk memanggil Yesus.
Sila kedua, bersadar diri, karena Zakeus
sadar diri bahwa badannya pendek, maka “…memanjat pohon ara untuk melihat
Yesus. (Luk 19:4). Ia mengajak kita sadar diri akan kelemahan kita
masing-masing bukan?
Sila ketiga, ber-rendah hati, Ketika
Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus,
segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." (19:5).
Dan, dijelaskan dalam Injil tersebut bahwa, “tampaklah Zakheus segera “turun”
(19:6). Apakah kita juga mau rendah hati (baca: turun) dari “pohon-pohon dosa
kita?
Sila keempat, bersukacita. Buktinya, Zakheus
menerima Yesus dengan sukacita, bukan? Terlebih saat Yesus menyebut namanya dan
bahkan mau menumpang di rumahnya. “Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus
dengan sangat bersuka cita.”
Sila kelima, berpeduli. Saat itu juga di
rumah Zakheus, Ia mendengar bisikan-bisikan tetangga. Mereka kesal sekali
karena Yesus lebih memilih tinggal di rumah orang berdosa, seperti Zakheus.
Tapi, persis ketika semua orang lain bersungut-sungut karena iri pada Zakheus,
ia berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan
kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari
seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.".
Kalau begitu, sudahkah hati kita juga
memiliki “Pancasila” seperti Zakheus ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar