Pekan Biasa III
PW S. Timotius dan Titus, Uskup
Markus 4:21-25
"Veritas - Kebenaran."
Inilah sebuah slogan dari kampus Harvard di Amerika Serikat.
Nah, bersamaan dengan upaya untuk menebar mutiara kebenaran, Yesuspun jelas hadir sebagai KEBENARAN.Yesus menyatakan sebuah prinsip yang berlaku dalam KerajaanNya: orang percaya harus terus-menerus mencari dan menebar mutiara kebenaran karena jikalau tidak demikian maka apa yang ada pada mereka itu akan hilang: Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil.”
Disinilah, kita diajak belajar untuk menjadi "veritas-veritas kecil" dengan hidup menurut pola Kristus sebagai sang VERITAS yang mempunyai 3 karakter, antara lain:
1.Memberkati:
Iman harus kita nyatakan dan tidak tersembunyi bagi yang lain.
Inilah yang dikehendaki oleh Yesus agar pelita itu tetap bernyala dan menyinari semua orang. Dengan memberi cahaya/pelita bagi orang lain lewat harta-talenta/sukacita, tentu kita telah hidup menurut pola Kristus yang selalu hadir untuk memberkati.
2.Rendah hati:
Kita diajak untuk selalu mau belajar mendengarNya.
Ini tentunya memerlukan semangat rendah hati untuk tidak terfokus melulu pada diri sendiri tapi mau belajar dari sesama-semesta dan dari kehadiran Yang Ilahi.
3.Hati hati:
Yesus mengajak kita untuk berhati-hati dalam berucap dan bersikap, karena ”ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu."
Dkl: Kita diajak hidup dalam refleksi/instrospeksi dan tidak mudah larut dalam rutinitas harian yang kerap membuat kita ter-alienasi (terasing) dan sok gengsi/suka eksebisi.
"Dari Tangerang ke Pondok Palma - Jadilah terang bagi sesama."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux!
NB:
1. "The measure you give"
Scripture: Mark 4:21-25
And he said to them:
"Is a lamp brought in to be put under a bushel, or under a bed, and not on a stand? For there is nothing hid, except to be made manifest; nor is anything secret, except to come to light. If any man has ears to hear, let him hear."
And he said to them:
"Take heed what you hear; the measure you give will be the measure you get, and still more will be given you. For to him who has will more be given; and from him who has not, even what he has will be taken away."
Meditation:
What does the image of light and a lamp tell us about God's kingdom? Lamps in the ancient world served a vital function, much like they do today. They enable people to see and work in the dark and to avoid stumbling.
The Jews also understood "light" as an expression of the inner beauty, truth, and goodness of God. In his light we see light (Psalm 36:9). His word is a lamp that guides our steps (Psalm 119:105).
God's grace not only illumines the darkness in our lives, but it also fills us with spiritual light, joy, and peace.
Jesus used the image of a lamp to describe how his disciples are to live in the light of his truth and love. Just as natural light illumines the darkness and enables one to see visually, so the light of Christ shines in the hearts of believers and enables us to see the heavenly reality of God's kingdom.
In fact, our mission is to be light-bearers of Christ so that others may see the truth of the gospel and be freed from the blindness of sin and deception.
Jesus remarks that nothing can remain hidden or secret. We can try to hide things from others, from ourselves, and from God.
How tempting to shut our eyes from the consequences of our sinful ways and bad habits, even when we know what those consequences are. And how tempting to hide them from others and even from God.
But, nonetheless, everything is known to God who sees all. There is great freedom and joy for those who live in God's light and who seek his truth. Those who listen to God and heed his voice will receive more from him; they will not lack what they need to live as Christ's disciples, and they will shine as lights to those who hunger for God's truth and wisdom. Do you know the joy and freedom of living in God's light?
"Lord Jesus, you guide me by the light of your saving truth. Fill my heart and mind with your light and truth and free me from the blindness of sin and deception that I may see your ways clearly and understand your will for my life. May I radiate your light and truth to others in word and deed."
Daily Quote from the Early Church Fathers
"Why does the Lord call us the light of the world? Why has he compared us to a city on a hill (Matthew 5:14)? Are we not called to shine in the midst of darkness, and stand up high for those most sunk down?
If you hide your lamp beneath a bushel (Matthew 5:15; Luke 8:26, 11:33), you will soon notice that you yourself will be in the dark. You will find others bumping into you. So what can you do to illumine the world?
Let your faith produce good works. Be a reflection of God's light. The good is not preoccupied with darkness. It rejoices in being seen (John 3:21). It exults over the very pointings which are made at it. Christian modesty not only wishes to be modest, but also it wishes to be beheld as what it actually is." (Tertullian, 160-225 A.D., excerpt from On the Apparel of Women 2.13)
2.“Haec est Domus Mea, Inde Gloria Mea - Inilah RumahKu, Darinyalah kemuliaanKu akan terpancar.”
Inilah salah satu pesan St Yoh Bosco yang juga saya tulis dalam buku “XXI” (RJK, Kanisius). Yah, sebuah pesan di Valdocco, yang didapatnya dari Bunda Maria dalam mimpi.
Jelasnya, berkat Tuhan dan restu Bunda Maria menjadi pelita yang terpancar bagi hidupnya, dan teladan hidupnya juga menjadi pelita yang terpancar bagi banyak orang.
Adapun 3 jalan sederhananya supaya bisa menjadi dan berbagi pelita, al:
A.PEka pd Tuhan:
Yohanes Bosco adalah anak bungsu dari Francesco dan Margarita. Sejak usia 9 thn, ia peka dan banyak bermimpi tentang Yesus dan Bunda Maria. Ia juga selalu berdoa rosario sebelum belajar dan berakrobat.
Sebagai seorang imam muda, ia rajin mengunjungi penjara karena ia merasa bahwa Tuhan benar-benar hadir: “Melihat begitu banyak anak usia 12-18 thn, digigiti serangga dan kurang makan, baik rohani dan jasmani, sungguh amat mengerikan. Aku harus dengan segala prasarana yang ada, mencegah hidup mereka berakhir disini.” Dengan doa dan devosi mendalam, hatinya menjadi peka pada cinta Tuhan dan terbuka pada derita sesama.
B.LIbatkan dalam iman:
Menjadi pelita kadang bisa dianggap “menyilaukan/mengusik kemapanan: stabilitas loci”. Bosco juga pernah dianggap aneh dan ”nyeleneh” oleh rekan-rekannya. Tapi ia terus berjuang dan mengamini bahwa “mengikutiMu bukan langit biru yang Kau janjikan, jug bukan bunga-bunga indah yang bertebaran, tapi jalan penuh liku, karena jalan itu pula yang pernah KAU lewati”.
Dia sadar perlu rahmat iman: Ia ajak semua anak asuhnya untuk bertemu pada hari Minggu, ikut Ekaristi dan belajar agama. Setiap malam, ia juga meminta semua anak untuk mendaraskan 3 Salam Maria, mencintai Sakramen Rekonsiliasi dan Komuni. Nasehatnya: ”Kita adal rombongan kecil. Kita akan mencari jiwa-jiwa, bukan harta/kehormatan. Biarlah dunia tahu bahwa kita miskin dalam sandang, pangan, papan, tapi kita kaya di hadapan Tuhan dan berkuasa atas jiwa-jiwa. Lakukan yang terbaik, Tuhan dan Bunda Maria akan menyempurnakannya.”
C.TAklukkan dengan cinta:
Wasiat terakhirnya “Kasihilah satu sama lain seperti saudara. Berbuatlah baik pada semua orang dan jangan berbuat jahat".
Bagaimana dengan hidup kita sendiri?
Cari tinta di Pasar Baru - Mari jadi pelita dengan hati yang baru".
Tuhan memberkati + Bunda merestui.
Fiat Lux!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar