Zef 2:3; 3:12-13; Mzm 146:1,7,8-9a,9bc-10; 1Kor 1:26-31; Mat 5:1-12a
“Fiat cor meum immaculatum - Jadikanlah hatiku murni.”
Inilah salah satu harapan orang yang ingin memperoleh kebahagiaan.
Adapun hari ini, Yesus bersabda:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, ...
"Berbahagialah orang yang berdukacita....,
"Berbahagialah orang yang lemah lembut..,
"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran...,
"Berbahagialah orang yang murah hati...,
"Berbahagialah orang yang suci hatinya...,
"Berbahagialah orang yang membawa damai...,
"Berbahagialah kalian, jika dicela dan dianiaya, difitnah... bersukacita dan bergembiralah..."
Inilah sabda yang biasanya disebut “Khotbah di Bukit”, yang berisi penyataan dari prinsip-prinsip kebenaran Allah dimana semua orang kristiani harus hidup oleh iman kepada Anak Allah (Gal 2:20) dan oleh kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam dirinya (Rom 8:2-14; Gal 5:16-25).
Adapun kata "berbahagia" menunjuk kepada kesejahteraan semua orang yang karena hubungannya dengan Kristus dan Firman-Nya, menerima Kerajaan Allah, yang meliputi kasih, perhatian, keselamatan dan kehadiran Allah hari lepas hari (Mat 14:19; Luk 24:50).
Beberapa syarat dasar yang harus dipenuhi jikalau kita ingin menerima berkat-berkat Kerajaan Allah, adalah "8 K", antara lain:
1.Kerendahan hati: "Miskin di hadapan Allah".
Kita harus sadar bahwa kita itu terbatas. Kita membutuhkan “rahmat”: kuasa dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus untuk mewarisi Kerajaan Allah.
2.Kesadaran diri: "Berdukacita"
Kita peka dan merasa sedih atas kelemahan kita sendiri karena tidak mampu memenuhi standar kebenaran Allah (Mat 5:6; 6:33). Itu juga berarti berdukacita karena hal-hal yang menyedihkan hati Allah, berbagi rasa dengan Allah dan ikut berduka bersama-Nya atas dosa, kebejatan, dan kekejaman yang tampak di dunia (Kis 20:19; Luk 19:41; 2Pet 2:8).
3.Kelemah lembutan: "Lemah lembut":
Mereka yang rendah hati, patuh dan berlindung pada-Nya. Mereka lebih memperhatikan pekerjaan Allah dan umat Allah daripada hal-hal yang mungkin terjadi pada diri mereka (Mazm 37:11).
4.Keberanian: ”Lapar dan haus akan kebenaran”
Lapar ini tampak dalam diri Musa (Kel 33:13,18), pemazmur (Maz 42:3,7; Maz 63:2) dan Rasul Paulus (Fil 3:10). Kondisi rohani kita akan tergantung pada rasa lapar dan dahaga akan
(a) kehadiran Allah (Ul 4:29),
(b) Firman Allah (Mazm 119:1-176),
(c) hubungan dengan Kristus (Fil 3:8-10),
(d) persekutuan Roh Kudus (Yoh 7:37-39; 2Kor 13:14),
(e) kebenaran (Mat 5:6),
(f) kuasa kerajaan (Mat 6:33) dan
(g) kedatangan Tuhan kembali (2Tim 4:8).
5.Kemurahan hati: "Murah hatinya".
Penuh belas kasihan dan rasa iba terhadap orang menderita, baik karena dosa maupun karena dukacita. Orang yang murah hati itu sungguh ingin mengurangi penderitaan itu dengan menuntun orang itu kepada Kristus sehingga ia dapat menerima kasih karunia dan pertolongan Allah (Mat 18:23-35; Luk 10:30-37; Ibr 2:17).
6. Kesucian: "Suci hatinya".
Kita diajak untuk terus berusaha menyenangkan hati Allah dan memuliakan Dia dan menjadi sama seperti Dia. Kita berusaha untuk memiliki sikap hati yang sama seperti Allah: mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan (Ibr 1:9). Hatinya (termasuk pikiran, kehendak, dan perasaan) adalah selaras dengan hati Allah (1Sam 13:14; Mat 22:37; 1Tim 1:5).
Pastinya, hanya orang yang suci hatinya yang "akan melihat Allah". Melihat Allah artinya menjadi anak-Nya dan tinggal di hadapan-Nya, baik sekarang maupun di masa yang akan datang (Kel 33:11; Wahy 21:7; 22:4).
7.Kedamaian: "Membawa damai".
Orang-orang yang telah diperdamaikan dengan Allah, yang berdamai dengan Allah karena salib (Rom 5:1; Ef 2:14-16) serta menuntun orang lain, termasuk musuh-musuhnya, agar berdamai dengan Allah.
8.Kerelaaan berkorban: ”Siap dianiaya”.
Penganiayaan akan menimpa semua orang yang berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Allah demi kebenaran yakni mereka yang mempertahankan standar kebenaran, keadilan, dan kesucian, yang pada saat bersamaan tidak mau berkompromi dengan masyarakat sekarang yang fasik atau gaya hidup orang percaya yang suam (Wahy 2:1-29; 3:1-4,14-22), tidak menjadi populer, ditolak, dan dikecam.
Penganiayaan dan pertentangan itu sendiri akan datang dari dunia (Mat 10:22; 24:9;Yoh 15:19) dan bahkan kadang-kadang dari orang yang mengaku diri anggota gereja (Kis 20:28-31; 2Kor 11:3-15; 2Tim 1:15; 3:8-14; 4:16). Pada saat mereka mengalami penderitaan ini, orang Kristen hendaknya bersukacita (ayat Mat 5:12), karena mereka yang paling menderita akan diberikan berkat yang terbesar oleh Allah (2Kor 1:5; 2Tim 2:12;1Pet 1:7; 4:13).
“Mgr Soegiya adalah uskup pribumi pertama di Indonesia –
Orang beriman yang bahagia itu tak akan pernah hidup sia sia.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
"Gaudium - Syukur!"
Inilah nuansa khas ketika hari ini kita mengenangkan bacaan harian, yang biasanya disebut Khotbah di Bukit, yang berisi penyataan dari aneka prinsip kebenaran Allah dengan penuh "HIK" – “Harapan Iman Kasih”, dimana kita diharapkan harus hidup di dalam kasih dan iman akan Yesus (Gal 2:20, Rom 8:2-14; Gal 5:16-25).
Dengan modal "HIK", kita diajak menjadi orang yang "silaban-siap dan rela berkorban" dengan beberapa semangat dasarnya, yakni:
* MISKIN (rendah hati),
* BERDUKACITA (tegar hati),
* LEMAH LEMBUT (baik hati),
* LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN (sejati),
* MURAH HATI,
* SUCI HATI,
* MEMBAWA DAMAI, dan
* SIAP DIANIAYA OLEH KARENA KEBENARAN.
Bagaimana dengan kita sendiri?
"Cari kardus di Lebak Bulus - Mari kita hidup kudus dan tulus."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar