Ads 468x60px

DEMI "INDONESIA HEBAT - JAKARTA BARU"

#SAVE KPU:
Jangan binal jangan banal
Jangan nakal jangan dangkal
Milikilah integritas moral dan akal (jangan “akal-akal-an”)
Noblesse oblige !!
Jabatan itu sesuatu yang mulia - jangan dibuat hina!
"KPU DKI"
Idealnya: “KPU” itu mempunyai:
K ualitas : Mutu
P rofesionalitas : On Time
U nitas : Satunya teori & praktek
"KPU DKI"
Realnya: Power tends to CORRUPT
Jadilah tulus & adil
Jangan banyak akal bulus & kerdil
Jangan suka memperalat nanti kualat
Jangan kebanyakan rekayasa nanti tau rasa
"KPU DKI"
will to affair vs will to fair
will to KINGDOM vs will to WISDOM
will to power vs will to truth
will to "FULUS" vs will to "TULUS"
will to "fulus-sophy" (pecinta kekayaan material) vs "philo-shopy
"KPU DKI"
Who are you? "agen instrumental" dengan banyak hidden agenda/'udang di balik batu'? ataukah "agen integral" untuk mencapai konsensus yang benar benar bermutu?
"KPU DKI"
Jangan ngeles jangan males
Jangan main kotor jangan jadi provokator
Jangan banyak alasan nanti jadi kebablasan
Jadilah adil & beradab
Jangan kerdil & biadab
"KPU DKI"
Pemilu haruslah jurdil dan jangan kerdil
karena “KPU” itu KOMISI
Jangan jadi ajang cari komisi dan politisasi
Audi alteram partem - Dengarkan dari lain sisi
"KPU DKI"
Hargai WAKTU biar jadi BERMUTU!
Kami memang bukan bagian yang lebih besar (pars major)
tapi kami mau menjadi bagian yang lebih baik (pars sanior)
"KPU DKI"
Ketua KPU ngaret
Etika dasar terbaret
Harusnya dicoret kalau ngga mau diseret
Tidak menghargai WAKTU salah satu indikasi orang yang kurang berMUTU! Satunya "KUDIS-KUrang DISiplin" & "KUTANG-KUrang TANGgungjawab
"KPU DKI"
Masyarakat NKRI yg komunikatif bukanlah masyarakat yang melakukan "politik rekayasa" melainkan "politik akal sehat yang punya rasa"
Wahai para wakil rakyat
Carilah "rahmat" jangan cuma "nikmat"
Cobalah bersikap & berbicara dengan
J elas
B enar
J ujur
T epat
"KPU DKI"
Jadilah "pejabat publik" yang:
JELAS: ungkapkan dengan tepat apa yang dimaksud
BENAR: yang saya katakan adalah apa yang saya ungkapkan
JUJUR: tidak bohong, "no hidden agenda"
BETUL: wajar - sesuai dengan norma politik/etika moral bersama
“Ideal role taking”:
Coba Marno (KPU) ada di posisi AHOK JAROT
Semoga dengan "mengambil-alih" peran orang lain, kita dapat merefleksikan diri dengan etis
"KPU DKI"
Semoga hukum "tidak diperalat" tapi sungguh menjadi "alat" yang menghubungkan antara "System" (negara/lembaga/pasar) & "Lebenswelt" (masyarakat) karena kerap 'oknum' di sebuah komisi sangat rentan pada pelbagai macam "kriminalisasi" : agenda politisasi & lobisasi ("udang di balik batu, hidden agenda")
"KPU DKI"
"Walk Out" adalah salah satu cara "reformasi" utk budaya demokrasi:
yg dewasa & tdk direkayasa
yg bebas & tidak bablas
yg beradab & tdk biadab
yg fair&tdk suka affair
===========
Selain kekuasaan politis & ekonomis semoga terbentuk juga kekuasaan komunikatif (kommunikative Macht) demi PILKADA yang sungguh adil & beradab.
Jelas, kita perlu kekuasaan komunikatif (kommunikative Macht) yakni jaringan komunikasi publik masyarakat sipil lewat pelbagai cara humanis
Semoga kekuasaan komunikatif (kommunikative Macht) terus dapat "mengepung" sistem politik yang kotor & kompor, yang dangkal & nakal, yang binal & banal.
Kekuasaan komunikatif masy memang tidak dapat langsung menguasai sistem politik tapi dapat mengarahkan pelbagai keputusannya secara lebih FAIR
NO CORRUPT
NO SEMRAWUT
Semoga kita terus ber-"unterbrechung" / ber-interupsi
ke pelbagai dimensi & sisi
yang banyak kongsi & disalah-urusi
karena penuh "komisi" & basa basi
Jangan tidur dan jangan mundur
Buanglah amarah
Carilah anugerah
Janganlah mudah gerah
Biarlah nanti semuanya lebih terarah dan tidak bertambah parah
Semogalah semua ini menjadi berkah
dan bekal kita sebagai homo est viator", manusia pe-ziarah
Baik untuk direnung-menungkan:
Sebenarnya buat apa kesana-kemari mengenakan "baju putih", lambang kesucian & pemihakan terhadap kebenaran kalau buta & tuli pada kebenaran itu sendiri? Bukankah itu namanya munafik?
Pastinya:
Kita Rindu Indonesia
yang bersatu dalam keberagaman
yang merdeka dalam pilihan iman
yang berbagi dalam keseharian jaman
dengan hati yang hangat
dengan akal yang sehat
dengan kultur politik yang bermartabat
dengan hidup masyarakat yang bersahabat

Kita Rindu Indonesia
yang tahu bagaimana rasanya merdeka
yang memerdekakan manusia manusia merdeka
yang menyatukan kita dengan mereka
dalam setiap gulat geliat suka & duka
MERDEKA!
Bangun jiwanya - Bangun raganya
================
Homo homini LUPUS
Manusia adalah serigala bagi sesamanya
VERSUS
Homo homini SOCIUS
Manusia adalah sahabat bagi sesamanya
ATAS NAMA AKAL SEHAT
Jika sistem demokrasi kita enggak pilih orang baik maka orang TIDAK BAIK lah yg berkuasa! Pakailah akal sehat & jangan mau jadi "akal-akalan" si jahat
Akhirnya:
Jika hidup kita selalu memiliki “HARAPAN IMAN KASIH” benarlah bahwa setiap hari hidup kita akan diberkati oleh tangan Tuhan yang tak kelihatan
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Komentar dari "Jendela Sebelah"
ADA YANG BAU AMIS DENGAN KELAKUAN KPUD DKI DAN PASANGAN ANIES-SANDIAGA YANG MENYEBABKAN AHOK-DJAROT WALKOUT
(Ade Armando)
Ahok dan Djarot akhirnya tidak menghadiri rapat pleno terbuka KPUD kemarin yang seharusnya menjadi titik awal dimulainya Putaran Kedua Pilkada DKI.
Ahok dan Djarot meninggalkan ruangan setelah acara tidak juga juga dimulai tanpa ada pemberitahuan KPUD walau sudah molor sekitar satu jam.
Layakkah tindakan Ahok Djarot?
Sangat layak.
Yang justru sekarang harus dipertanyakan adalah kelakuan KPUD dan pasangan Anies-Sandiaga.
Ada yang bau amis dengan kelakuan KPUD dan Anies-Sandiaga.
Begini kronologinya.
...
Dalam undangan, dinyatakan bahwa Rapat Pleno akan dimulai pukul 19.00
Pasangan Ahok-Djarot sudah datang sejak sebelum pukul 19.00.
Mereka ditempatkan di sebuah ruang tunggu VIP tanpa didampingi satu orang pun dari KPUD.
Pada pukul 19.00, tidak ada tanda-tanda acara akan dimulai.
Pasangan Anies-Sandi baru datang sesudah pukul 19.00.
Berita Kompas TV bahkan mengabarkan, pasangan Anies-Sandi baru datang pukul 19.30.
Rekaman CCTV kemudian menunjukkan bahwa pasangan Anies-Sandi melakukan makan malam dengan Ketua KPUD Sumarno.
Pasangan Ahok-Djarot didiamkan di ruang tunggu.
Pada pukul 20.00, karena acara tidak juga dimulai, Ahok-Djarot meninggalkan tempat. Pukul 20.30, acara dimulai tanpa kehadiran Ahok-Djarot.
Ketua KPUD Sumarno menyatakan MEREKA TIDAK TAHU bahwa pasangan Ahok-Djarot menunggu di ruang tunggu VIP.
.....
Apakah ada kesengajaan?
Kalau kita ingin berprasangka baik, jawabannya adalah: tidak ada kesengajaan. KPUD cuma bodoh saja.
KPUD bodoh karena memulai acara molor 1,5 jam.
KPUD tolol karena tidak tahu pasangan Ahok-Djarot sudah menunggu di ruang tunggu VIP.
Tidakkah panitia dari KPUD seharusnya melakukan kontak intensif dengan tim Ahok-Djarot dengan handphone, misalnya?
Tapi itu kalau kita ingin berprasangka baik.
Kalau kita ingin berprasangka buruk, jawabannya adalah: KPUD memang sengaja mempermalukan Ahok dan Djarot.
....
Jadi apa jawabannya:
KPUD bodoh atau KPUD jahat?
Atau dua duanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar