Yer. 7:23-28;Mzm. 95:1-2,6-7,8-9;Luk. 11:14-23.
"Via unitiva - Jalan persatuan."
Itulah salah satu tema dalam buku saya "HERSTORY" (RJK, Kanisius) sekaligus inti pesan Yesus hari ini ketika Ia dituduh "mengusir setan dengan kuasa penghulu setan. Ia tidak terpecah/tergoyah tapi Ia semakin jost dan kokoh menyatakan persatuanNya dengan Bapa. Itulah kebahagiaan hidup yang sejati dan abadi.
Bicara soal bahagia (Yun: eudaimonia), ada macam versinya, al: "3 ta": harTA-tahTA dan waniTA; "4 at": martabat-pangkat-jimat-sehat, atau "5a": garwa/pasangan, wisma/rumah, pusaka/kerja, turangga/kuda=kendaraan, kukila/burung=hobi/hiburan.
Hari ini, Ia ajak kita untuk selalu bahagia bukan dengan "3ta/4at/5a" saja, tapi bahagia lewat persatuan mesra denganNya, bahkan ketika kita "jatuh/dijatuhkan" karena sentimen orang dan karena di-cap buruk/dituduh/difitnah.
Adapun 3 sikap dasar supaya kita semakin berbahagia dan selalu bisa ber-"unitiva cum Deo" - bersatu denganNya, al:
1. "Lectio: Membaca firman".
Dengan sering membaca Kitab Suci, kita semakin sering mendengar dan mengenal kehendakNya bukan? Dalam bahasa Yeremia: "Dengarkan suaraKu maka Aku menjadi Allahmu dan kamu menjadi umatKu serta ikuti seluruh jalan yang Kuperintahkan supaya kamu bahagia".
Dengan sering membaca Kitab Suci, kita semakin sering mendengar dan mengenal kehendakNya bukan? Dalam bahasa Yeremia: "Dengarkan suaraKu maka Aku menjadi Allahmu dan kamu menjadi umatKu serta ikuti seluruh jalan yang Kuperintahkan supaya kamu bahagia".
2. "Discretio: Pembedaan roh dalam keseharian":
Di tengah terserak maraknya budaya "HEM –Hedonisme - Egoisme dan Materialisme", ada peluang "banalitas/kedangkalan rohani" bahwa iman terpisah dari ruang batin dan hidup menjadi hal yang sekedar rutin. Bisa jadi ada banyak orang yang “munafik”, gandrung berbuat baik hanya karena mau dipuji, istilahnya "serigala berbulu domba".
Disinilah perlunya kebiasaan penegasan roh dalam hidup harian, supaya hati dan budi kita semakin peka akan aneka gerakan/bisikan roh. Dkl: Kita perlu selalu punya waktu untuk hening dan masuk dalam "teras hati" dan selalu mau untuk rendah hati mengimani bahwa hidup kita semata karena kuasa dan rencana Allah.
Di tengah terserak maraknya budaya "HEM –Hedonisme - Egoisme dan Materialisme", ada peluang "banalitas/kedangkalan rohani" bahwa iman terpisah dari ruang batin dan hidup menjadi hal yang sekedar rutin. Bisa jadi ada banyak orang yang “munafik”, gandrung berbuat baik hanya karena mau dipuji, istilahnya "serigala berbulu domba".
Disinilah perlunya kebiasaan penegasan roh dalam hidup harian, supaya hati dan budi kita semakin peka akan aneka gerakan/bisikan roh. Dkl: Kita perlu selalu punya waktu untuk hening dan masuk dalam "teras hati" dan selalu mau untuk rendah hati mengimani bahwa hidup kita semata karena kuasa dan rencana Allah.
3. "Actio: Tindakan iman".
Ketika banyak orang yang "kutu/kurang bersatu" karena terdominasi oleh gosip dan pikiran negatif tentang karya/warta orang lain, Yesus tetap ajak kita untuk selalu berbuat baik: "do the best we can do-be the best we can be". Reaksi orang, terlebih reaksi negatif/gerundelan/tuduhan buruk orang terhadap kita malahan bisa jadi semakin memurnikan motivasi karya kita, bukan? Bukankah kerasnya dunia dan pedasnya sesama membuat maklumat iman kita semakin tahan uji dan semangat hidup kita semakin berkobar kobar?
Ketika banyak orang yang "kutu/kurang bersatu" karena terdominasi oleh gosip dan pikiran negatif tentang karya/warta orang lain, Yesus tetap ajak kita untuk selalu berbuat baik: "do the best we can do-be the best we can be". Reaksi orang, terlebih reaksi negatif/gerundelan/tuduhan buruk orang terhadap kita malahan bisa jadi semakin memurnikan motivasi karya kita, bukan? Bukankah kerasnya dunia dan pedasnya sesama membuat maklumat iman kita semakin tahan uji dan semangat hidup kita semakin berkobar kobar?
"Pak Johan ikut tamasya - Bersama Tuhan hidup kita selalu bahagia."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1."Verbo ergo sum - Aku berkata kata maka aku ada."
Inilah salah satu nuansa yang muncul ketika saya menghadiri "Obrolan Tanpa Waton" bersama Butet Kertaredjasa bersama teman teman Srimulat dan para caleg DPR RI di Omah Sinten Solo beberapa waktu lalu.
Ya, hidup kita kadang penuh dengan kata-kata dan kerap kali kita lebih mudah berkata buruk dan "semper accusat-selalu menuduh".
Inilah juga yang dialami Yesus ketika menyembuhkan orang yang kerasukan setan. Ketika setan itu keluar dan orang bisu itu menjadi bisa berkata-kata, ada di antara mereka yang berkata: “Ia mengusir setan dg kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai Dia.
Dengan kata lain: Mereka yang menuduh adalah orang-orang yang pada dasarnya sudah tidak suka dengan Yesus. Akibatnya, apa pun yang dilakukan oleh Yesus selalu dilihat serba negatif.
Adapun tiga indikasi dasar orang-orang yang suka menuduh, antara lain:
A."Berpikir buruk":
Mereka tertutup pada kebaikan sesamanya tapi sebaliknya mudah men-cap buruk dan selalu melihat orang lain dari sisi negatifnya.
Mereka tertutup pada kebaikan sesamanya tapi sebaliknya mudah men-cap buruk dan selalu melihat orang lain dari sisi negatifnya.
B."Berkata buruk":
Mereka dengan mudah berkasak-kusuk, asyik berkata-kata yang penuh pergunjingan dan cenderung menghakimi orang lain tanpa pernah secara obyektif melihat konteksnya dengan utuh dan penuh, asyik bicara "tentang" dia, tapi lupa untuk bicara "dengan" dia.
Mereka dengan mudah berkasak-kusuk, asyik berkata-kata yang penuh pergunjingan dan cenderung menghakimi orang lain tanpa pernah secara obyektif melihat konteksnya dengan utuh dan penuh, asyik bicara "tentang" dia, tapi lupa untuk bicara "dengan" dia.
C."Bertindak buruk":
Mereka yang suka menuduh dan berprasangka buruk ternyata tidak hanya berpikir dan berkata buruk tapi juga bertindak buruk. Mereka membuat intrik-taktik dan konspirasi untuk menjatuhkan dan menyalibkan Yesus.
Ssst..Bagaimana dengan kata dan warta kita sendiri?
Mereka yang suka menuduh dan berprasangka buruk ternyata tidak hanya berpikir dan berkata buruk tapi juga bertindak buruk. Mereka membuat intrik-taktik dan konspirasi untuk menjatuhkan dan menyalibkan Yesus.
Ssst..Bagaimana dengan kata dan warta kita sendiri?
"Hutan jati ada di Surakarta - Mari berhati hati dalam ber-kata dan ber-warta."
2.“Via Iluminativa - Jalan Pencerahan.”
Tidak mungkin kita bersikap netral dalam konflik rohani karena kuasa Kerajaan Allah dan kuasa Beelzebul adalah dua hal yang berlawanan, yang tak pernah dapat bertemu dan berdamai. Kuasa yang menyelamatkan dan mendamaikan tak dapat berjalan seiring dengan kuasa yang menggelapkan dan membinasakan.
Jelasnya, iman bukanlah politik karena dalam dunia politik banyak kompromi, tak ada ikatan persekutuan yang langgeng, setiap saat koalisi dapat dibuat/dibubarkan/diingkari.
Sebaliknya dalam ranah iman, kuasa Allah jelas tak dapat berkompromi dengan setan: "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan" (Luk 11:23, Luk 9:50).
Sikap Yesus jelas!
Tidak ada posisi netral antara Allah dan Iblis, antara kebenaran dan kejahatan, antara kekudusan dan dosa. Dengan kata lain: Kita diajak menjadi orang beriman “sejati”, tidak ada kepalsuan di dalamnya.
Tidak ada posisi netral antara Allah dan Iblis, antara kebenaran dan kejahatan, antara kekudusan dan dosa. Dengan kata lain: Kita diajak menjadi orang beriman “sejati”, tidak ada kepalsuan di dalamnya.
Mengacu pada bacaan hari ini, karena musuh-musuh Yesus tidak mau mengakui bahwa Dia datang dari Allah, maka mereka terus sibuk ber-prasangka buruk dan mengaitkan kuasa-Nya dengan Beelzebul.
Ini merupakan terjemahan dari istilah Ibrani Baalzebul, "dewa lalat/dewa tempat tinggal," nama dari salah satu dewa orang Filistin, yang diambil alih oleh Yudaisme menjadi nama Iblis.
Iblis sendiri memang selalu menentang kedatangan Kerajaan Kristus (Luk 11:24-26; Mat 13:18-30; Why 12:12).
Disinilah, Yesus memberikan sebuah jalan pencerahan. Ia menyatakan keunggulan-Nya atas Iblis dan kemampuan-Nya untuk membebaskan orang dari Iblis karena kuasaNya sungguh datang dari kesatuannya dengan Allah. Ia mempertunjukkan kuasa ilahi dalam hal mengusir setan-setan, mengalahkan Iblis dan merampas miliknya (Luk 11:20-22) karena memang Yesuslah perwujudan kasih Allah yang esa dan kuasa.
“Cari kaktus di Laut Mati – Ikutilah Kristus sepenuh hati."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar